JANGAN LUPA DUKUNG KARYA INI YA!
🌸Setelah tiga tahun menikah, Arjuna mengomentari istrinya sangat membosankan, tapi orang yang membosankan inilah yang melemparkan perjanjian perceraian di wajahnya pada perayaan ulang tahun perusahaan di depan semua orang, yang membuatnya kehilangan muka.
tetapi siapa sangka, setelah berpisah, Arjuna malah merasa sangat menyesal karena telah menyia-nyiakan istrinya, dan memulai mengejar cinta istrinya kembali.
Mampukah Arjuna kembali memperjuangkan kepercayaan dan cinta Luna kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rafizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 Mendadak Tidak Berseleraa
Arjuna yang telah mendapatkan nomor telepon Luna tidak segera pergi setelah mendapatkannya dari Gibran. Wajahnya masih memindai wajah Gibran dengan tatapan menyelidik. Hal itu membuat Gibran menjadi heran dan kembali bertanya.
"Apa lagi? Apa ada yang masih kurang dari kartu nama itu?" Tanya Gibran kala mendapati tatapan tidak menyenangkan dari Arjuna.
"Apa kalian memilik hubungan?" Tanya Arjuna tiba-tiba. Gibran sempat syok, namun detik berikutnya ia kembali menetralkan keterkejutannya dengan terkekeh kecil. Dan hal itu pun membuat sebelah alis Arjuna terangkat ke atas.
"Aku merasa kalau kau memiliki perasaan yang tidak pantas untuk Luna. Bagaimana bisa kau begitu mudahnya menerima Luna bekerja disini dengan mudah dan kalian sangat akrab? Apakah itu pantas disebut sebagai seorang yang hanya memiliki hubungan pekerjaan saja?" Sindir Arjuna.
Setelah mendengarkan ucapan Arjuna. Gibran menyunggingkan senyuman. Sebelah Bibirnya pun juga terangkat ke atas, "Aku rasa kau tidak memperhatikan dengan jelas pak Arjuna. Bagaimana bisa kau mengatakan itu? Luna memiliki potensi yang luar biasa. Dulu, disaat Dias merekomendasikan dia untuk bekerja disini, dia mengatakan bahwa Luna sebenarnya adalah seorang penulis skenario paruh waktu. Dan itu di luar dugaan bukan? Bagaimana bisa seorang nyonya keluarga Liu dari istri Pak Arjuna yang terhormat harus bekerja keras untuk menghidupi dirinya?" Sindir Gibran balik.
Terlihat wajah Arjuna mendadak masam mendengar penuturan Gibran. Wajahnya memerah, dengan rahang bawahnya yang kian mengeras, serta tangannya yang juga sudah mengepal erat menahan amarah.
"Oh ya satu lagi. Jika pak Arjuna melihat dengan jelas, naskah yang Luna tulis adalah naskah terbaik dengan skenario yang paling menarik dari penulis baru yang ada. Jika di bandingkan dengan naskah penulis baru. Naskah Luna jauh lebih menjual dari yang lainnya. Dan naskahnya juga dilirik oleh penulis skenario medali emas dan menawarkan untuk membawa Luna bekerjasama. Bukankah itu sudah cukup jelas bahwa Luna pantas untuk bekerja disini." Lanjut Gibran lagi.
"Apakah Pak Arjuna paham sekarang kenapa saya ingin memperkerjakan Luna di perusahaan ini? Bahkan jika saya memiliki perasaan spesial kepadanya, tentu itu tidak akan mengganggu anda Pak Arjuna. Saya berhak menyukai siapapun, dan begitupun dengan Luna. Karena sekarang, Luna berhak menentukan kebahagiaannya sendiri tanpa aturan dari siapapun"
"Aku harap Pak Arjuna tidak akan mempermasalahkan itu. Biarkanlah Luna berada di jalannya, dan jangan menjadi penghalang untuk nya menggapai impiannya" sindir Gibran lagi dengan tersenyum menyeringai.
Mendengar itu. Arjuna sangat marah. Ia meremas kartu nama yang ia genggam dengan erat. Rahangnya mengeras dengan hati yang sangat marah.
Tidak ingin tersulut emosi lebih lama. Arjuna menatap tajam kearah Gibran, lalu pergi begitu saja tanpa memberikan sepatah katapun kepada Gibran.
Sementara itu, Gibran juga menatap kepergian Arjuna dari ruangannya dengan tersenyum tipis.
"Kalaupun kau mencintainya, kenapa kau harus menyakiti hatinya Arjuna?" Gumam Gibran.
Ya, sebenarnya Arjuna tidak tahu kalau sebenarnya mantan istrinya itu memiliki hati yang sangat baik. Bahkan orang disekitar bisa merasakan bagaimana Luna bersikap kepada orang-orang. Dan hal itu pun juga Gibran rasakan saat bersama Luna. Sementara Arjuna sendiri terlihat masih buta akan kebaikan Luna selama ini. Sikapnya yang arogan dan mau menang sendiri membuatnya tidak bisa melihat hati Luna yang sebenarnya kepadanya.
Arjuna pun keluar dari ruangan dengan hati yang sangat kesal. Ia menganggap bahwa Luna sebenarnya memang telah menggoda bos nya itu. Ia masih tidak percaya akan ucapan Gibran kepadanya tadi.
Bahkan Arjuna juga merasa Luna sama saja seperti ayahnya yang sangat licik. Demi untuk melancarkan rencananya, mereka mampu berbuat apapun untuk mendapatkan. Dan hal itu pun membuat Arjuna sangat jijik dan membenci Luna.
Setelah keluar dari kantor Milik Gibran. Arjuna tiba-tiba terkejut ketika Natasha yang tiba-tiba merangkul lengannya.
"Kenapa kau meninggalkan aku Mas?" Rengek Natasha yang sengaja menampilkan wajahnya yang cemberut.
Arjuna menghela nafas berat, "Kenapa menyusul?" Tanya Arjuna.
Natasha tersenyum dan semakin mengeratkan pelukannya di lengan Arjuna, "Kau harus membawaku makan Mas! Itu adalah hukuman karena kamu meninggalkan aku di kantormu tadi. Pokoknya jangan menolak dan harus menemani aku makan malam ini" Jawab Natasha sedikit memaksa.
Tidak ingin berdebat. Arjuna pun menuruti, "Ayo jalan! Mau makan apa?" Tanya Arjuna yang sudah berjalan menuju parkiran mobil.
Natasha kegirangan, karena saking senangnya, "Aku dengar ada sebuah restoran mewah disekitar sini. Dan steaknya sangat enak. Aku ingin mencoba steak disana. Pasti sangat enak" Jelas Natasha.
Arjuna seketika menghentikan langkahnya, hatinya mendadak kembali teringat kepada Luna.
Dia ingat bahwa Luna memiliki alergi kepada daging sapi dan kambing. Dan hal itu pun juga mengingatkan Arjuna kembali, disaat Luna menolak mentah-mentah Steak pemberiannya dan mengatakan bahwa dirinya adalah orang asing yang tidak seharusnya ia terima pemberian nya tersebut.
"Maaf mbak. Saya tidak ingin menerima makanan dari orang asing. Saya juga tidak mengenalnya dan aku tidak akrab dengannya. Lagi pula, saya alergi dengan daging sapi atau kambing. Sebaiknya bawakan saja makanan ini dan antar ke meja pria yang memesannya"
Itulah kata-kata yang di ucapkan Luna waktu itu. Dan Arjuna masih mengingatnya dengan jelas.
Mengingat itu, Arjuna pun mendadak menjadi tidak menyukai Steak. Ia merasa bahwa Steak kesukaannya itu menjadi tidak enak lagi. Dan dia tidak berselera untuk makan Steak.
.
.
.
.
Bersambung.
Jangan lupa untuk memberikan like dan komen ya 🙏🥰
terus lah berkarya dan sehat selalu 😘😘
iyalah bknnya Luna udah sepantasnya gt krn klian udah bercerai Juna
😀😀😀😀😀😀😀