Zavier Gottardo begitu terkejut saat menghadiri pernikahan sepupunya. Bagaimana tidak, jika ternyata mempelai wanita yang dia lihat, adalah kekasihnya yang dia pacari selama 6 tahun.
Zavier yang sakit hati memutuskan meninggalkan acara, dan dirinya justru pergi ke klub malam dan mabuk-mabukan hingga mengalami sebuah insiden.
5 tahun berlalu, tanpa sengaja Zavier bertemu dengan Kakak perempuan mantan kekasihnya yang dia klaim bahwa dialah awal yang membuat hubungan dengan sang kekasih runyam. Hingga Zavier memutuskan untuk membalaskan dendamnya pada wanita yang bernama Cyara Lavenia, dengan cara yang tidak terduga yaitu justru dengan menikahi wanita itu.
Hingga suatu hari, apa yang disembunyikan wanita itu terungkap membuat Zavier tidak menyesali keputusannya.
Kebenaran apa yang terungkap?
Apa yang membuat Zavier tidak menyesali keputusannya?
Simak yuk ceritanya di Love Revenge
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 1PM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
"Sayang," Jasmine menaik turunkan telapak tangannya di depan wajah Cyara.
"Oh itu…" Cyara tampak berfikir dan menimbang-nimbang, antara mengatakannya atau tidak.
Cyara menghela nafasnya dan kemudian menceritakan semuanya pada Jasmine dari awal sampai akhir tentang dirinya, tanpa ada yang ditutup-tutupinya.
"Semua terserah Mama, Mama berhak menolak kami," ucap Cyara dengan suara yang teramat pelan, Cyara harus siap jika mungkin semua orang akan memperlakukan dirinya sama, seperti orang-orang sebelumnya.
Jasmine menatap Cyara dengan tatapan yang sulit diartikan, tanpa banyak berkata, Jasmine langsung menarik Cyara ke dalam pelukannya.
"Mana mungkin Mama menolak kalian, kamu wanita yang hebat, dan anak-anak kamu juga anak yang pintar juga menggemaskan, Mama justru senang mendapatkan kamu sebagai menantu Mama," ucap Jasmine tulus.
Mendengar itu, tanpa sadar air mata Cyara tumpah begitu saja, rasanya ada perasaannya begitu hangat mendengar kalimat itu, dari wanita yang sekarang memeluknya.
"Apa Vier sudah tahu?" Tanya Jasmine melonggarkan pelukannya dan menatap Cyara.
Cyara menggeleng,"Aku tidak tahu Ma, harus mengatakan ini sama Vier atau tidak, menurut Mama bagaimana?" Kini Cyara menatap Jasmine meminta pendapat dari ibu calon suaminya.
Jasmine menghela nafas, "Sebaiknya tidak perlu kamu katakan, masa lalu kamu milik kamu, jika Vier benar-benar mencintai kamu, dia pasti akan menerima kamu, tapi Mama yakin, Vier tidak memperdulikan itu, Vier saja menerima anak-anak kamu, kenapa tidak denganmu?"
"Vier tidak pernah menerima aku Ma, dia hanya menerima anak-anakku, sampai saat ini, aku bahkan tidak tahu alasan sebenarnya Vier mengajakku menikah, entah kenapa hati aku yakin, ada sesuatu yang Vier sembunyikan dan itu menyangkut alasan dirinya ingin menikahiku, semoga hal itu bukan hal besar hingga tidak membuatku kembali merasakan luka," ucap Cyara dalam hatinya.
"Kenapa melamun? Kamu tidak perlu khawatir ya sayang, Mama akan selalu ada di belakangmu."
"Ada apa ini?" Tanya Stevano yang baru masuk ke dalam ruangan dan suasana ruangan begitu melow.
"Hmm tidak apa-apa, biasa masalah wanita jadi kamu tidak perlu tahu," jawab Jasmine pada suaminya.
"Oh ya Cya, kamu bilang sama orang tuamu, bahwa kami akan menemui mereka untuk melamarmu secara resmi," ucap Stevano dan mendaratkan dirinya di sofa yang ada di sana.
"Oh iya sayang, Mama sampai lupa hal itu, kita perlu juga bicarain ini sama orang tua kamu," kata Jasmine yang sampai lupa hal penting itu setelah mendengar cerita Cyara tadi.
Cyara terdiam cukup lama, "Baiklah Ma, nanti aku akan beritahu ke Ibu," kata Cyara akhirnya.
"Oke berarti semuanya sudah oke, oh ya Vier mana, kok Mama tadi tidak melihatnya," tanya Jasmine karena saat Jasmine datang, Vier memang sudah ada di butik.
"Hmm Vier tadi urusan mendadak Ma," jawab Cyara dan Jasmine hanya mengangguk.
"Kamu maklumi Vier ya sayang, dari dulu dia memang gila kerja," ucap Jasmine menggenggam tangan Cyara.
"Tepatnya setelah kejadian itu, Mama juga kehilangan sosok anak Mama yang dulu, tapi berkat kehadiranmu, anak Mama itu sedikit demi sedikit sudah kembali, dan Mama harap kamu bisa mengembalikan Vier yang dulu seutuhnya," tambah Jasmine dalam hati menatap Cyara.
*
*
*
"Mama bilang kamu mau menikah? Dengan Kak Cyara? Wanita yang kamu bawa waktu itu?" Tanya Vira kepada kembarannya itu. Rupanya Vier pergi meninggalkan Cyara untuk pergi ke tempat kakaknya.
"Hmm," jawab Vier hanya dengan gumaman.
"Kenapa?" Tanya Vira menatap Vier, tatapan yang mengisyaratkan meminta penjelasan dari pria itu.
"Kenapa? ucap Vier mengulang pertanyaan Vira. "Tidak apa-apa, hanya ingin menikahinya saja," jawab Vier yang kemudian merebahkan tubuhnya di sofa.
"Lihat aku Vier, aku tahu ini seperti bukan kamu, aku tahu bagaimana cintanya kamu ke Sheira, oke aku akan sangat senang jika kamu memang mau menikahi Kak Cyara karena kamu benar cinta sama dia, tapi aku tidak bisa biarkan jika kamu menikahinya karena alasan yang kamu sembunyikan," ucap Vira dengan serius.
"Aku tidak menyembunyikan apapun," jawab Vier dengan matanya yang terpejam.
"Oh ya, kamu lupa aku siapa? Aku saudara kembarmu. Kita sejak di dalam rahim Mama sudah berbagi tempat, kita tumbuh sama-sama, kamu pikir aku tidak bisa mengerti kamu? Aku mengerti Vier, tapi entah kenapa aku merasa ada kejanggalan saat kamu tiba-tiba memutuskan untuk menikahi Kak Cya. Sekarang katakan apa alasan kamu sebenarnya, kenapa Kak Cya yang kau pilih? Apa kau sudah mengenal Kak Cya sebelum dia bekerja denganmu?"
Vier bangun dan berdiri, "Kamu tidak perlu khawatir atas keputusanku, aku tahu apa yang aku lakukan, kamu jaga saja keponakanku baik-baik," ucapnya mengacak rambut Vira dan pergi meninggalkan wanita itu.
Vira hanya bisa menghela nafasnya, Vier yang sekarang benar-benar berubah, Vier lebih menutup diri, tepatnya semenjak kejadian itu.
*
*
*
"Cya, ayo ikut Mama saja, sepertinya Vier tidak akan kembali kesini,"bujuk Jasmine kepada calon menantunya yang sedari tadi menunggu Vier, tapi sampai sore hari seperti ini Vier tidak kunjung kembali, dan untungnya, Stevano tadi yang menawarkan diri untuk menjemput Rey dan Rain sekalian menjemput cucunya Aira, setidaknya Cyara merasa lega karena kedua anaknya sudah berada di tempat yang aman.
"Tapi Ma…"
"Sudah ayo tidak apa-apa," Jasmine kemudian menarik tangan Cyara untuk ikut dengannya.
"Kak Olive mau pulang sekarang?" Tanya Liora yang masih sibuk dengan pekerjaannya.
"Iya, Kakak duluan ya, kasihan Cya," ucap Jasmine berpamitan kepada adik iparnya.
"Oh iya Kak hati-hati, sering main kesini ya Cya" jawab Liora lalu kembali sibuk dengan pekerjaannya.
"Oh ya sayang, kamu berapa bersaudara?" Tanya Jasmine ingin mengenal lebih jauh calon menantunya.
"Dua Ma, Cya punya satu adik," jawab Cyara menoleh ke arah Jasmine yang kini sudah masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi belakang, dan Cyara duduk di sampingnya.
"Oh kamu punya adik, cewek atau cowok? Sekarang dia dimana?"
"Cewek Ma, sekarang dia ikut suaminya."
"Jadi adikmu sudah menikah?"
Cyara mengangguk, "Sudah 6 tahun yang lalu.
Jasmine manggut-manggut mengerti.
"Oh ya, jangan lupa ya, kabari Mama, kapan Ibu kamu ada waktu," kata Jasmine mengingatkan.
"Iya Ma," jawab Cyara ragu.
Dan Jasmine menoleh menyadari keraguan dari jawaban Cyara. Jasmine hendak bertanya, tapi berakhir dengan mengurungkan niatnya.
Mobil yang Jasmine kendarai kini sudah sampai di rumahnya.
"Ini mobil Vier," ucap Jasmine begitu keluar dari mobil dan memegang mobil putranya.
Cyara terdiam, benar apa yang Jasmine katakan bahwa mobil yang dipegang wanita itu adalah mobil yang paling sering Vier bawa ke kantornya.
"Oh ya Cya, ayo masuk, Vier sepertinya ada di dalam," Jasmine menggamit tangan Cyara agar mengikuti dirinya masuk.
Cya yang hendak menolak akhirnya hanya bisa pasrah dan mengikuti Jasmine.
"Vier apa yang kau lakukan? Kau malah asyik-asyikan tidur, sementara Cyara menunggumu begitu lama," ucap Jasmine menjewer telinga Vier yang saat ini justru sedang tiduran di sofa, bukannya menjemput Cyara, seperti apa yang tadi pagi dikatakannya.