(Sudah tersedia versi cetak)
Perjuangan Andreas mendapat maaf dan cinta dari wanita yang telah ia nodai.
Andreas yang Tuan Muda dan terbiasa hidup mewah dengan segala fasilitas terbaik, sampai merelakan semua itu hanya demi mengejar Marisa, yang sayangnya begitu benci padanya sejak kehormatannya direnggut Andreas secara paksa.
Marisa yang hamil, terpaksa mengubur semua impian dan cita-citanya, bahkan harus rela dibenci Ibu kandungnya sendiri karena menjadi penyebab kematian Ayahnya.
Apakah menurut kalian orang yang jahat akan selamanya menjadi jahat?
Bisakah Marisa memaafkan Andreas yang telah meluluh lantahkan hidupnya?
Konflik yang menguras emosi serta air mata bisa kalian baca di sini.
Halo... Ini novel pertama saya di Noveltoon, ayo ikut larut dalam perjalan cinta Andreas dan Marisa.
Semoga menghibur ❤
-🍀-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hijaudaun_birulangit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TARUHAN
"Ada apa..??"Rendy berjalan mendekatinya. "Tuan Besar sudah menunggu."
"Bryan menyekap Marisa." kata Andreas dengan raut wajah tegang. Di lihat kan foto Marisa yang terikat dalam keadaan pingsan kepada Rendy.
Di lihatnya foto itu sekilas. "Tidak akan terjadi apa-apa padanya. Saya yakin Tuan Bryan hanya iseng." Rendy mecoba menenangkannya.
"Iseng katamu..? Kau pikir iseng model bagaimana yang bisa dia lakukan..??" kening Andreas berkerut, tak habis pikir dengan kata-kata Rendy.
"Tuan Bryan hanya ingin Tuan Muda datang ke sana, dan setelah itu entah pembalasan bagaiman yang akan Tuan Bryan lakukan setelah anda menghajarnya tempo hari."
Andreas berdecak kesal, tak mengindahkan omongan Rendy, ia mulai berjalan pergi ketika Rendy mencegah langkahnya.
"Biar saya yang pergi, saya jamin tidak akan terjadi apa pun padanya." di tatapnya Andreas. "Tuan Muda pulang lah bersama Tuan Besar." pintanya kemudian.
Andreas mengalihkan pandangannga ke arah Mobil di mana Ayahnya telah menunggunya di dalam. Andreas tahu, Ayahnya tengah memperhatikan mereka di balik kaca mobil yang gelap itu.
"Aku tidak bisa, Ren..!" Andreas mendorong nya kesamping. Ia bergegas menuju mobil All New City, menyuruh Supirnya untuk keluar, kemudian mengantikan posisiny. Di injaknya pedal gas dalam-dalam, tak lama mobil itu telah melaju kencang ke jalan raya.
" Mau kemana anak itu...?!" Adnan membuka kaca mobilnya, wajahnya terlihat murka.
Wajah Rendy terlihat kalut, ia ingin pergi mengikuti Andreas, tapi di satu sisi ia harus tetap berada di samping Adnan.
Mobil sedan warna hitam itu melaju kencang di jalan raya, Andreas berkali-kali menelpon Bryan tapi tidak di angkatnya. Setelah lima kali menelpon baru lah Bryan mengangkatnya.
"Elu sibuk banget..." Suara Bryan yang di sertai tawa nya yang renyah terdengar dari ponsel nya.
"Di mana dia..?" tanya Andreas.
"Gue pikir elu nggak peduli." Bryan terkekeh.
"Dimana diaa..??!" bentak Andreas emosi. Begitu emosinya sampai ia memukul stir mobil dengan frustasi.
Tawa kencang Bryan terdengar dari dalam ponselnya. " Bekas Pabrik gula milik Keluarga Gue yang berada di pinggir kota, dia ada di sana." kata Bryan setelah berhenti tertawa.
Andreas langsung berbelok arah bersamaan dengan bunyi klakson mobil di belakangnya karena ia membelokkan mobilnya memdadak. Andreas tak mengubrisnya, ia segera menambah kecepatan mobilnya, melaju lurus ke arah daerah pinggir kota.
Perlahan-lahan Marisa membukanya matanya, di lihatnya Bryan yang tersenyum padanya.
"Haii Marisa..." sapanya masih dengan senyum lebar dan suaranya yang ramah.
Mata Marisa membulat, ia ingin bersuara tapi mulutnya tertutup kain. Ia tekejut mendapati tangan dan kakinya yang terikat.
Marisa mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Ia berada di sebuah gudang tua tak terawat dengan hanya sebuah cahaya lampu lima watt yang nenerangi ruangan tersebut. Kening Marisa berkerut saat di lihatnya empat orang laki-laki yang salah satunya yang menanyakan alamat padanya sedang duduk di sebuah kursi kayu, dan Bryan yang kini duduk jongkok di depannya.
Marisa tak mengerti kenapa Bryan menyekap nya seperti ini, Ia merasa tak pernah berbuat salah padanya. Bahkan Marisa hanya 2 kali bertemu dengannya.
"Elu takut yaa...??" Bryan tersenyum saat di lihatnya Marisa yang panik berusah melepas ikatannya. Matanya yang berair menatatapnya tak mengerti, ia berteriak tapi yang keluar hanya gumaman tidak jelas karena mulutnya yang terikat kain.
"Ayo kita taruhan Marisa..." lagi-lagi Bryan tersenyum lebar padanya.
Setelah mencari-cari dengan mengitari seluruh ruangan di bekas Pabrik Gula yang luas itu. Akhirnya Andreas masuk ke ruangan yang benar.
Ia lega saat menemukan Marisa walaupun nafasnya sudah seperti mau putus karena berlarian kesana kemari. Dengan tergesa ia berlari ke arah Marisa untuk melepaskan ikatannya. Tapi baru beberapa langkah ia berlari dari belakang seseorang memukulnya dengan kayu, Andreas langsung jatuh tersungkur. Mata Marisa membeliak melihatnya, ia berteriak-teriak tidak jelas di balik mulutnya yang tertutup rapat.
Andreas bangkit berdiri, di lihatnya Bryan yang duduk di kursi kayu tidak jauh dari tempat Marisa terduduk di lantai tanah dengan kondisi terikat. Di belakangnya terdapat 3 orang yang salah satunya membawa pentungan kasti.
"Elu cuma ngeliat dia sih, sampai-sampai elu nggak ngelihat kalo ada kita di sini." Bryan terkekeh.
"Dia tidak ada hubungannya dengan kita, lepaskan dia!" Andreas berteriak.
"Sabar Bro.." kata Bryan santai. Di hisapnya rokoknya sambil melirik ke arah nya. "Gue lepasin dia, tapi gue pingin elu babak belur seperti elu yang ngehajar gue dulu." ia tersenyum sumringah.
Mata Andreas membulat, pandangannya beralih ke Marisa yang dalam kondisi terikat, yang juga sedang melihat ke arah nya dengan mata berkaca-kaca.
Andreas mengigit bibir bawahnya dengan kening yang berkerut. Hatinya bimbang, mana mungkin dia membiarkan orang lain menghajarnya sedangkan ia bisa membela diri..??
"Atau kalo elu nggak menyetujuinya, elu bisa langsung pergi dari sini. " Bryan berkata lagi masih dengan nada santai. "Tapi gue nggak bisa jamin, apa yang bakal di lakuin empat orang gue ke wanita itu. " Bryan tersenyum. Andreas langsung mendesis marah yang membuat Bryan terkekeh.
"Santai Bro, gue nggak mungkin nyentuh "bekas" elu.." kata Bryan sambil tertawa terbahak-bahak.
Marisa merasa malu dan terhina mendengarnya, ternyata Bryan tahu kalau Andreas pernah menidurinya. Di tatapnya Andres dengan benci." Gara-gara dia, semua gara-gara dia!! Aku mengalami hal buruk seperti ini pun karena dia!" tangis Marisa.
Andreas menyadari arti tatapan dan air mata yang di keluarkan Marisa. Ia mengusap wajahnya , ia yang ber ego dan berharga diri tinggi mana bisa membolehkan orang lain dengan seenaknya memukulinya...
"Kau gila jika menurutinya Ndre..!Wanita itu bahkan membenci mu!" Ia mengigit bibir bawahnya dengan gelisah, di sisirnya rambutnya berkali-kali ke belakang.
"Gue hitung sampek tiga, jika elu diam. Artinya elu bebas, dan dia jadi milik gue. " kata Bryan yang membuat pikiran Andreas makin tidak karuan. " Satu...."
Seorang laki-laki yang berdiri di belakang Bryan berjalan ke arah Marisa.
"....Dua..."
Di lihatnya Marisa yang mulai panik ketika laki-laki itu mulai menjamahnya, Ia berguman-guman tidak jelas di balik mulutnya yang tertutup kain.
"Tii...." Mata Bryan membulat. Sebelum ia sempat menyelesaikan kalimatnya, Andreas telah berlutut di hadapannya.
Mulanya Bryan terkejut sampai tidak bisa bicara, tapi selanjutnya ia tertawa terbahak-bahak sampai terbungkuk-bungkuk dan memegangi perutnya yang kram.
"Andre...hahahahahaaa...." Bryan masih tertawa, ia begitu geli sampai tidak bisa menghentikan tawanya.
Sebaliknya seperti orang yang kalah, Andreas hanya diam tertunduk dengan kedua tangan yang terkepal. Marisa memandangi nanar ke arahnya.
"Kalau ini mau elu ,Bro." kata Bryan setelah berhenti tertawa. Sambil tersenyum lebar, ia memberikan kode kepada anak buahnya untuk memukul Andreas.
Dan seperti adegan di film yang pernah Marisa lihat, ia melihat Andreas yang di pukuli secara bergantian oleh empat laki-laki itu.
"Kalian boleh mukul bagian manapun, kecuali wajahnya!" perintahnya saat melihat salah satu anak buahnya memukul pipi kanan Andreas.
"Sayang sekali, padahal gue pengen bgt mukul wajah nya yang kayak cewe ini Bos." kata salah satu anak buahnya yang di sambut tawa Bryan.
Marisa terlihat panik saat melihat Andreas jatuh tersungkur ke tanah saat punggungnya di pukul oleh tongkat kasti. Ia berteriak-teriak di balik kain yang menutup mulutnya agar Bryan menghentikannya.
"Elu diem aja sambil nonton, dia nggak bakal mati kok." Bryan terkekeh.
Marisa mengkerutkan kening mendengar kata-kata Bryan. Di pandang nya lagi Andreas yang berkali-kali jatuh tersungkur ke tanah, tapi berkali-kali pula Andreas bangkit lalu kembali berlutut, ia tidak melakukan perlawanan sama sekali.Jas hitam yang ia kenakan tampak berdebu dengan kemeja putih di dalamnya yang sekarang sudah berubah warna menjadi coklat karena Andreas yang berkali-kali tersungkur mencium tanah.
Air mata Marisa menetes, ia tidak tega melihatnya. Ia memang membenci nya tapi bukan berarti ia senang memlihat Andreas seperti itu.
Marisa sedang berusaha melepaskan ikatan di tangannya ketika tiba-tiba Rendy datang dengan nafas yang memburu.
"Tuan Muda!" Rendy langsung berlari ke arahnya, dengan gesit di pukulnya satu persatu tengkuk dari empat laki-laki itu, yang keempat nya langsung mengaduh dan berjatuhan.
"Belum ada 10 menit si Anjing udah datang aja." Bryan terlihat kecewa.
semua bab berkesan, aku pilih yg bisa buat aku terharu ini bab yg judulnya KEINGINANMU TERKABUL bab penuh bawang , POV Rendi yg bikin terenyuh siapa aja yg baca dan kebesaran hatinya Andre menerima Dave secara hukum sebagai anaknya
kak author mengalir deras ya rejekimu.
yang bilang novelmu membosankan, hempaskan... dia maunya sat set Marisa dan Andre ketemu, tragedi p3m3rk*saan , terus nikah paksa , bahagia selama² nya.
abaikan kak abaikan...buatlah novel sesuai maumu bukan mau pembaca. karena novel yg bagus gk akan ditinggalkan pembaca justru banyak pembaca baru yg langsung jatuh cinta sama karya mu... sama kayak aku baca di tahun 2025 langsung terlope lope sama novel ini
semangat🥰
GK kuat😭😭😭😭😭tapi penasaran
galau
poor Rendi semasa hidup hanya ingin sama terlihat sempurna seperti Andreas tapi selalu dihina Eva...
untung disini Spil tipis²
tentang kamu yg mendesak Marisa segera menikah dg Andreas karena kamu cemburu dg Erwin agar melupakan Marisa itu juga benar , kamu berusaha mempertahankan pernikahanmu ... tapi sekali kali teflon di rumah diberdayakan ... kalau Erwin sok sok ingat Marisa lagi geplak aja pake teflon
KENAPA KALIAN HARUS BACA NOVEL INI⁉️
1. Banyak novel dg genre yg sama , tentang p3m3rk*saan dan berakhir nikah dg pelaku. disini beda , banyak pertimbangan sampai akhirnya Marisa mau menikah dg Andreas... gak mudah gaeesss perjuangan Andreas untuk mendapatkan hati Marisa , menguras emosi pembaca.
2. jempol buat author nya , keren banget dia buat karakter tokoh . di novel ini dijelaskan sifat baik buruk nya setiap tokoh... jadi pembaca gk akan jomplang dukung satu tokoh aja.
3. ceritanya bikin nagih, sekali baca gk akan bosen . aku nyesel baru ketemu novel ini dan semoga semakin banyak yg baca meskipun novel ini udah lama tamat nya
ya ini lah namanya TRAUMA
bisa pulih tapi perlahan, bisa kambuh jika ada pemicunya dan Erwin disaat Marisa berdamai dengan traumanya kamu mengungkitnya kembali
semua manusia ada sifat baik dan jelek nya.
di novel ini juga sama dijelaskan detail lewat cerita yg epic karakter tiap tokohnya baik sifat baik dan jeleknya
ibunya andreass
mau jadi karyawan biasa??? yg biasanya nyuruh² terus disuruh... anakmu mau dikasih makan apa Andre
seberapa gilanya
sek Yo Andreas, aku melipir ke kisahnya Johan dulu 🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️
lebih baik move on dan lupakan Andreas, aku dukung kamu sama Rendi aja
kamu berlagak jadi bapak nya Andre kah ren🤔