"Bukan kah diaa.....si gadis Hello Kitty?" Batin Rey, memperhatikan Alice dengan gerak mata saja.
“Waah! Mulai ribut nih!!” Seru Alice dalam hati.
“Harus cari tempat yang PEWE untuk nonton.” Batinnya sambil melemparkan pandangannya ke segala arah di dalam ruangan itu,mencari kursi yang dapat ia gunakan untuk nonton. Karena tidak mungkin dia nonton di area sofa secara semua para pemain sedang berada disana.
“Nah itu dia!” Seru Alice saat melihat kursi nganggur di depan meja kerja Rey. Alice berpikir untuk menarik kursi itu di pojokan untuk nontonin perang besar para wanita pemuja Reyfaldi Arthur. Mana tahu ini bisa menjadi inspirasi untuk novel nya di NovelToon.
“Seru nih!!!” gumam nya sambil pelan-pelan berjalan menuju kursi yang dia tuju di tengah kegaduhan itu, persis seperti seorang maling.
Alice masih tidak tahu kalau Rey tengah memperhatikan nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kak UPe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#32
Rey menghela nafas nya dengan wajah tidak suka. “Apa yang sebenarnya ingin kakek bicarakan dengan ku? Apa ini berkaitan dengan pernikahan ku dan Lusy?” gas Rey, menduga kalau kakek nya berniat untuk membujuk nya melepaskan Lusy dan menyerahkan Lusy pada Bram. Padahal tanpa kakek nya perlu repot-repot untuk meminta hal ini secara pribadi dengannya, Rey pun memang tidak berniat sama sekali menikah dengan Lusy. Dan Bram? Ya, setelah ini Rey akan pastikan Bram untuk menikahi Lusy sesuai dengan harapan kakek nya.
“kenapa kau melihat ku seperti itu? Aku tidak berada disini untuk mengusik pernikahan mu dengan Lusy.” Ucap Robert, lalu menggigit roti selai kacang milik nya. “Aku ingin membicarakan hal yang lain dengan mu.” lanjut nya.
“Kalau begitu cepat katakan kek, aku buru-buru. Aku ada janji dengan Benjamin untuk proyek di Miami.” Ujar Rey tanpa basa basi. Terlihat sekali dia ingin mengusir Robert secepat mungkin.
“Dasar cucu lucnut! Andaikan aku tidak sayang pada mu, sudah pasti sudah lama ke ketok kepala mu dengan tongkat ku ini.” seru Robert dalam hati.
“Aku ingin kau memperkerjakan seseorang sebagai sekretaris pribadi mu.” ujar Robert dengan suara datar nya.
“Aku sudah memiliki sekretaris pribadi sekaligus asisten pribadi. Lexi!” Jawab Bram kemudian melipat tangannya di dada.
“Karena sekretaris pribadi sekaligus asisten pribadi mu adalah Lexi maka nya ada banyak gosip yang bertebaran di luar sana. Yang mengatakan kalau kau dan Lexi memiliki hubungan spesial di luar hubungan kerja. Tapi kalau aku pikir-pikir, mungkin saja hal itu benar. Coba.. jelaskan pada ku, bagaimana orang tidak akan curiga kalau kalian selalu bersama-sama berdua. Ke kantor berdua. Pergi meeting berdua. Makan pagi, siang dan malam berdua. Bahkan kalian tinggal dalam rumah yang sama. Jadi aku pikir wajar orang-orang bergosip tentang kalian berdua!” Ujar Robert memandangi Rey dan Lexi bergantian.
“Wajah tampan tapi belok.. sungguh sangat di sayangkan!” Ejek nya terang-terangan.
Rey dan Lexi tentu saja tidak terima mereka dikatakan penyuka sesama oleh pria yang sudah sepuh ini. Mereka pun serentak ingin memberikan klarifikasi nya.
“Kami tidak-“ ucap Rey dan Lexi bersamaan dan karena sadar mereka bicara serentak, mereka pun sama-sama diam akhir nya.
“Ck.. lihat lah itu! Bahkan isi pikiran kalian juga sama.” Ejek Robert lagi. “Sudah! Aku sudah putuskan, mulai hari ini kau akan mendapatkan satu orang lagi yang bertugas sama seperti Lexi, yakni sebagai sekretaris pribadi sekaligus asisten pribadi mu! Kau harus membawa nya kemana pun kau dan Lexi pergi. Kalau perlu dia juga di tinggal di rumah ini. Disini masih ada kamar kosong kan?” ucap Robert tanpa memberi celah bagi Rey untuk membantah. “Aku akan minta dia ke datang menemui mu hari ini. Dan kau Lexi, siapkan satu meja di dalam ruangan Rey untuk nya.” Perintah Robert pada Lexi.
“Kek, kenapa dia harus duduk di dalam ruangan yang sama dengan ku? Lexi saja duduk di ruangannya sendiri!” Protes Rey.
“Itu supaya dia bisa menetralisir semua gosip-gosip yang tidak sedap selama ini.” Jawab Robert dengan santai lalu berdiri dan merapikan jas nya.
“Baiklah. Aku hanya ingin mengabari hal ini saja.” Sebut nya dengan wajah tanpa ekspresi.
“Lexi! Tolong antarkan aku ke suatu tempat.” Perintah Robert pada Lexi.
“Kek, Lexi itu adalah sekretaris pribadi sekaligus asisten pribadi ku. Kau tidak bisa memerintah nya sesuka hati mu.” Protes Rey lagi.
“Apa benar begitu Lexi?” tanya Robert langsung pada Lexi. Robert sangat tahu apa yang akan Lexi katakan.
“Tentu saja anda boleh memerintah ku seperti tuan Rey memerintah ku tuan besar.” Jawab Lexi melirik pada Rey sekilas. Lexi tahu Rey pasti akan mengamuk pada nya nanti. Tapi itu tidak lah sebanding jika tuan Robert memberhentikannya. Huff, seorang Reyfaldi Arthur pun pasti tidak akan bisa membantu nya bila hal buruk itu sampai terjadi.
“Jawaban yang tepat Lexi. Ayoo antarkan aku ke suatu tempat.” Ujar Robert yang kemudian pergi dari hadapan Rey.
Lexi pun ikut berlalu bersama Robert.
“Awas kau nanti Lexi!” Gumam Rey dalam hati, kesal pada si pembelot Lexi.
karena dia melihat kesedihan yg dalem dari anaknnya, penghianatan dan kematian cucu nya yg tragis
dia ga mau cucu nya ngalamin lagi... karenanya sakitnya sakit bgt.
mungkin caranya salah
tapi salah satu dia ngelindungi cucu nya
tapi dia lupa,,kepala walaupun semua warnanya hitam tapi ttp kan isi pasti beda beda
yg pasti kak upe lah yg menang
apa si yg gak buat kamu 🤣🤣
tidur doank
hei..kata nenek ku
tidur bareng itu ga bahaya,yg bahaya kl ga tidur di tempat tidur🤣🤣
konsep..itu
cuman sebuah konsep sandiwara cinta 🤣
wkwkwkwk
kan ga salah sentuh disitu🤣🤣
repot cari jaminan sosial nya
kecuali babang itu yg mau jaminin,sekalian masa depan kita
eaaaaa, 🤣😘