NovelToon NovelToon
Menjadi Ratu Di Tangan Kakak Ipar

Menjadi Ratu Di Tangan Kakak Ipar

Status: tamat
Genre:Romantis / Perjodohan / Nikahmuda / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Tamat
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: Dhessy

follow Ig : dhee.author

Mungkin ini tidak sepantasnya. Tapi apa daya kalau Mika terlanjur dibuat nyaman oleh kakak iparnya sendiri.

Sedangkan lelaki yang dia sebut suami, dia lebih mementingkan wanita lain ketimbang dirinya.

Nalurinya sebagai perempuan yang haus akan perhatian sudah terpenuhi oleh kakak iparnya, Gavin.

Hingga perlahan cinta itu tumbuh dan tak bisa dicegah lagi. Rasa ingin memiliki itu begitu kuat. Sekuat rintangan yang harus mereka lalui agar bisa bersama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhessy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 32

Semakin hari, baik Gavin maupun Mikha semakin disibukkan dengan kegiatan mereka masing-masing. Mikha dengan skripsinya yang hampir rampung, Gavin disibukkan dengan pekerjaannya yang setiap hari dia rasa semakin bertambah banyak.

Hal tersebut membuat keduanya jarang bertemu, jarang menghabiskan waktu bersama.

Di hari minggu, Mikha sering mengajak Gavin untuk bertemu. Tapi Gavin selalu mengatakan kalau dia sangat sibuk. Bahkan di hari libur sekalipun.

Mikha mulai merasa ada yang berbeda dengan Gavin. Tak biasanya dia selalu menolak ajakan Mikha untuk bertemu.

Kecurigaan Mikha membuat Mikha memberi jarak antara dirinya dan Gavin. Dia tak lagi menunggu Gavin mengabari dirinya yang bahkan sudah jarang Gavin lakukan beberapa Minggu terakhir.

Hubungan di antara keduanya Mikha rasa semakin rumit. Mikha tak tahu apakan Gavin sudah menemui orangtua Mikha atau belum. Mikha tak pernah tau sejauh apa usaha Gavin untuk mempertahankan dirinya dan hubungan mereka.

Niat hati ingin merefresh pikirannya sejenak setelah berhasil menyelesaikan bab terakhir dari skripsinya, yang Mikha dapati justru kekasihnya yang tengah berjalan-jalan dengan wanita lain di sebuah pusat perbelanjaan.

"Oh, jadi sibuk dengan wanita lain?"

"Mikha?" Baik Gavin maupun wanita yang berdiri di samping Gavin tampak terkejut melihat Mikha ada di hadapan mereka.

"Katanya sibuk meeting. Ada klien dari luar negeri yang nggak bisa dibatalkan meetingnya. Kok, malah di sini? Sama wanita lain pula. Ada apa, kak? Jangan buat aku berpikir kalau kakak dan Gilang itu sama aja. Nggak ada bedanya."

"Ini nggak seperti yang kamu lihat, kok, Mikha." Gavin berusaha menenangkan Mikha. Meyakinkan Mikha bahwa yang dia lihat adalah sebuah kesalahpahaman.

"Apa? Kak Gavin mau bilang kalau aku salah paham?" Mikha tertawa sinis. "Udah basi, kak. Makasih udah nunjukin siapa kakak yang sebenarnya."

Tanpa menunggu Gavin bicara lagi, Mikha segera berjalan cepat untuk meninggalkan Gavin.

Gavin pun langsung mengejar Mikha dan berusaha menghentikan langkah Mikha. Bukannya berhenti, Mikha justru semakin mempercepat langkahnya.

"Tunggu, Mikha. Kamu beneran salah paham soal ini."

Keduanya sudah menjadi pemandangan gratis bagi orang-orang di sana. Tapi Mikha tak peduli akan hal itu.

Gavin berhasil mencekal tangan Mikha dan membawa Mikha ke tempat yang lebih sepi. Tak peduli dengan Mikha yang terus memberontak meminta untuk dilepaskan tangannya.

"Kak Gavin, sakit! Kasar banget, sih, kamu!" Tangan Mikha yang sudah terlepas dari genggaman Gavin terlihat memerah dan terasa sedikit panas. Mikha tak mengerti kenapa Gavin bisa sekasar ini memperlakukan dirinya.

"Maaf."

Mikha beringsut menghindari Gavin yang berusaha untuk menyentuhnya.

"Kayaknya aku minta waktu kakak sebentar aja sekarang sebuah kesalahan, ya? Dari dua puluh empat jam yang kakak punya, aku cuma minta nggak lebih dari seperempat jam untuk ketemu. Itupun nggak setiap hari. Tapi kakak selalu bilang kalau kakak sibuk ini itu. Lalu sekarang apa? Kak Gavin justru asyik dengan wanita lain di saat aku mencoba mengalihkan rasa rinduku yang nggak punya tempat untuk menuntaskannya."

"Mikha Sayang, ini nggak seperti yang kamu pikirkan. Dia sekertaris aku. Dan tadi kami memang baru saja selesai meeting."

"Lanjut menghabiskan waktu bersama?" Mikha menyela ucapan Gavin.

"Kenapa mikirnya gitu, sih?"

"Lalu aku harus tetap berpikir positif di saat satupun pesanku nggak ada yang kamu balas? Lihat ini!" Mikha menunjukkan handphonenya yang menampakkan room chatnya bersama Gavin. Di sana tertulis bahwa terakhir Gavin membuka aplikasi chat tersebut sekitar setengah jam yang lalu. "Baru setengah jam yang lalu kamu online. Tapi nggak ada sedikitpun niat kamu buat buka pesan dariku yang aku kirimkan sejak pagi tadi."

"Kakak buka handphone untuk pekerjaan, Sayang. Bukan buat berbalas pesan."

"Oh, apa itu artinya aku nggak penting lagi? Iya?" Mikha mengusap air matanya dengan kasar. Mencoba mengukir sebuah senyuman meskipun terlihat sangat dipaksakan. "Cukup tau, kak. Aku cukup tau gimana posisi aku sekarang. Sekarang aku tanya sama kamu. Mau dibawa kemana hubungan kita?"

"Apa maksud kamu, mikha? Berhenti berprasangka buruk! Berhenti berasumsi sendiri yang membuat kakak semakin tersudutkan di sini. Apa kurang jelas penjelasan kakak tadi? Dia sekertaris baru kakak. Kami baru selesai meeting dan akan segera pulang. Tapi kamu datang tiba-tiba dan membuat semuanya semakin rumit. Ayolah, Mikha! Jangan kayak anak kecil begini. Masa hal seperti ini aja kamu salah paham?"

Mikha tertawa kosong. "Jadi semua salah aku? Fine! Aku memang anak kecil. Nggak ada yang nyuruh kamu menjalin hubungan dengan sama anak kecil kayak aku. Kamu juga belum menemui kedua orangtua aku buat meminta restu, kan?"

Gavin diam. Dan diamnya Gavin, Mikha anggap sebagai jawaban bahwa memang Gavin belum menemui kedua orangtua Mikha.

"Udah hampir tiga bulan semenjak kamu menjanjikan akan bertemu kedua orangtua aku. Tapi ternyata kamu belum melakukannya. Aku berhak tanya mau dibawa kemana hubungan ini, kan?"

"Kamu bisa sabar sedikit kan, Sayang? Kamu tau beberapa bulan ini kakak sangat sibuk."

"Jadi yang aku lakukan selama berbulan-bulan ini bukan sebuah kesabaran?"

"Terus apa mau kamu!?"

Mikha tersentak mendengar Gavin membentaknya, meninggikan suaranya. Selama menjalin hubungan, tak pernah sekalipun Gavin meninggikan suaranya di hadapan Mikha.

"Kamu bentak aku, kak?" tanya Mikha dengan suara bergetar.

"Lalu aku harus gimana? Kamu dijelasin pelan nggak percaya. Dibentak sedikit nangis. Aku capek sama kamu, Mikha! Kamu udah nggak sabar nunggu? Oke! Kamu bisa pergi dan cari lelaki yang bisa kasih kamu kepastian!" Setelah bicara sekasar itu, Gavin pergi begitu saja meninggalkan Mikha yang masih merasa tak percaya dengan apa yang Gavin lakukan dan Gavin ucapkan.

Dadanya terasa sakit seperti dihantam benda keras. Air matanya berjatuhan menangisi apa yang baru saja terjadi.

Gavinnya sudah berubah.

Dia bukan lagi Gavin yang selalu penuh cinta ketika bersama dengan dirinya.

Jika seperti ini, salahkah Mikha jika dia berpikir kalau semua lelaki itu sama saja?

Mereka hanya bisa menyakiti hati Mikha tanpa sedikitpun memahami perasaannya.

🌹🌹🌹

Mikha memandang langit yang mulai berubah warna menjadi jingga. Cahaya itu juga terpantul di atas air laut. Angin berhembus pelan menerpa helaian rambut Mikha yang tergerai.

Mata Mikha memerah dan sembab. Sejak kejadian siang tadi bertengkar dengan Gavin, Mikha belum juga berhenti menangis.

Hatinya teramat sakit mendengar ucapan demi ucapan yang keluar dari bibir Gavin.

"Ada apa dengan kamu, Kak?" tanya Mikha pelan. Tak ada jawaban selain deburan ombak yang terdengar.

Mikha mencoba melihat pada dirinya sendiri. Mungkin dia yang bersalah. Atau memang benar kata Gavin, dia terlalu kekanak-kanakan. Berasumsi sendiri dan ujung-ujungnya sakit hati dengan pemikirannya sendiri.

Tapi bukankah hal yang wajar jika apa yang terjadi membuat Mikha marah?

Kesibukan Gavin yang Mikha anggap tak wajar. Gavin tengah berjalan haha hihi dengan wanita lain padahal Mikha menunggu balasan pesan dari Gavin dan menunggu Gavin memiliki waktu luang untuk bersama dirinya.

Dan apa tadi? Mikha seperti anak kecil, Gavin sudah capek dengan Mikha, bahkan sampai menyuruh Mikha mencari lelaki lain agar bisa mendapatkan kepastian.

Lagi pula, perempuan meminta kepastian, itu adalah sebuah hal yang wajar.

Mikha hanya butuh kepastian. Bukan yang lain. Tapi ternyata Gavin belum juga menyanggupi hal tersebut setelah sekian lama Mikha menunggu.

Dengan pelan, Mikha melangkahkan kakinya sampai menyentuh air laut. Mikha terus melangkahkan kakinya, tak peduli sebagian besar dari tubuhnya telah terendam air laut.

Matanya terpejam menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya. Hidungnya berkali-kali menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya dengan perlahan.

Hatinya terasa sedikit tenang.

Bayangan-bayangan ketika Mikha dan Gavin saat melewati hari yang bahagia pun melintas di kepala Mikha.

Mikha tak ingin kehilangan semuanya.

Mikha ingin tetap bersama dengan Gavin.

🌹🌹🌹

Gavin kenapa mendadak berubah, sih, Mak? Mau dia apa sebenarnya 😌😌

1
Ana Susana
❤️
Katherina Ajawaila
sepertinya seru nih ceritanya, sukses ourhour
Pembenci Author bego
seru lumayan
Kembae e Kucir
Luar biasa
Anonymous
/Good//Good//Good/
Ulil Baba
coba baca
Yundari Gayosa
sigavin plin plan.....pergi aja mika tambayong yang jauhh...bawa cowok lebih dr Gavin ,😀
Yundari Gayosa
Luar biasa
Mei Saroha
kasian Mikha, yg deketin cowo2 pengecut 😞😭
ayu eka2169
Luar biasa
Nur Harfiati
Lumayan
Safa Almira
seruuu
Misel Livita Kundimang
ku bomm yahhh lama lama rumahmu thorr aku udah nangis nangis sampe habisin tissu eehhh malah cmn mimpi si Gavin ajaa huuuu/Right Bah!//Right Bah!/
Tjutju Haryati
Luar biasa
Misel Livita Kundimang
huaaaa sedih bangat bacanyaaaa😭😭dari mulai pernikahan yang tidak bahagia, kisah cinta yang putus di tengah jalan, sampai harus di tinggal matii. gue yakin nggak akn ada wanita yang sekuat Mikha di dunia nyata kalaupun ada pasti hanya ada beberapa yg mampu bertahan dan tidak menjadi gilaaa😭😭😭😭semangat author🥰🥰
Misel Livita Kundimang
Gavin kurang ajar bangat sihhh nggak ada perjuangannya sama sekali aaaaaaa kecewa bangat samaaa gavinnnnn sekecewanya sama gilangg lebih kecewa sama gavinnn
Misel Livita Kundimang
kok muter muter sih ceritanya nggak bisa langsung aja Thor🥹author terlalu mempermainkan perasaan pembaca huuuaaaa😭
Maria Mahdalena Manalu
pengen tertawa sampek mau keluar ni air mata
Alvia Nora
tau rasa Gilang punya berlian mah milih emas palsu secara viona juga pergi tinggal gigit jari kan emang enak....
martina melati
bw hp yg ada video gilang dg viona berhubungan intim (sekretaris) k mertua mikha (ortu gilang) ajukn perceraian...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!