NovelToon NovelToon
Athena

Athena

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Isekai / Balas dendam. / Perubahan Hidup / Peningkatan diri-Perubahan dan Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita
Popularitas:956k
Nilai: 5
Nama Author: Quin

MISI KEPENULISAN NOVELTOON

Terbangun karena cekikan yang membuatnya susah bernapas. Athena mendapati dirinya ternyata masuk ke dalam novel yang dia baca sebelum dia tidur. Ternyata dia menjadi seorang pemeran antagonis yang lemah dan manja yang kebetulan memiliki nama yang sama dengan dirinya.

Bisakah Athena bertahan di dunia yang asing itu baginya? bagaimana caranya dia kembali? apa saja dia temui di sana? adakah cinta yang mengubah dirinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Quin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32. Adik kecil

Namun, tiba-tiba Edward mengurungkan niatnya ketika tiba-tiba dia mendengar permainan Arabella selanjutnya. Dari permainan yang tidak memilki perasaan perlahan saja mulai berubah. Arabella yang awalnya memang memainkan piano dengan menghapal nada di buku tersebut perlahan mulai masuk ke dalam ingatan yang muncul di otaknya.

Pikiran Arabella membawanya kepada sebuah ingatan tetang pertama kali dia bertemu dengan seorang anak laki-laki. Anak laki-laki yang cepat dia sebut dengan kakak itu mengajarkan Arabella bermain piano.  Kakak itu juga yang mengajarkan Arabella betapa menyenangkannya dalam memainkan piano.

Semakin dia memainkan lagu ini, dia semakin  terbuai dengan ingatannya tentang bocah laki-laki hingga akhirnya dia tersadar setelah dia selesai memainkan lagu itu.  Edward yang ada di tempat persembunyiannya pun hanya bisa diam mendengarkan permainan penuh penghayatan dari Arabella tadi. Hal itu yang menahannya hingga masih tetap berdiri si samping jendela ruangan itu.

Para juri yang memberikan nilai  setuju bahwa lagu yang dimainkan oleh Arabella adalah lagu yang paling bagus dari pada yang dimainkan oleh mahasiswa lainnya. Tapi, saat mereka menunggu beberapa saat. Mereka tidak mendapatkan pesan apapun dari Edward hingga mereka merasa Edward juga tidak memilih Arabella. Para juri langsung saling pandang. Mungkin sudah saatnya mereka menutup pengambilan nilai piano ini.

“Baiklah, pengambilan nilai saat ini sudah selesai,” ujar salah satu juri. Semua orang bisa mendengar itu dan langsung bersiap-siap untuk keluar dari aula.

Arabella mengerutkan dahinya. Kenapa tidak ada pengumuman apa pun dari juri itu tentang siapa yang akhirnya dipilih oleh Edward. Apakah pengumuman hasilnya harus menunggu lagi? pikir Arabella sambil mengerutkan dahi.

Arabella mengedarkan matanya ke seluruh aula yang ada di sana. Dia melihat para juri dan juga para mahasiswa yang lain mulai keluar dari aula itu hingga membuat aula itu perlahan-lahan kosong. Arabella masih mengerutkan dahinya mencoba mencari sosok Edward yang mungkin saja akan menunjukkan batang hidungnya. Tapi yang dia temukan malah ayahnya yang mendekat ke arahnya.

“Arabella, permainanmu begitu bagus,” ujar Jullian yang merasa sangat bangga dengan putri kandungnya itu. Memang seharusnya putrinya ini seperti Arabella. Bukan seperti Athena yang sangat manja hingga tidak bisa apa-apa.

“Terima kasih Ayah, tapi kenapa tidak ada pengumumannya?” tanya Arabella sambil tersenyum lalu berganti sedikit khawatir. Tapi dia kembali mencari sosok Edward di sekitarnya.

“Ayah yakin mereka akan memilihmu, kau jangan khawatir. Mungkin akan diumumkan esok hari,” ujar Jullian menghibur putrinya.

“Ya, baiklah.”

“Ayah sekarang harus kembali lagi ke kantor, ada sebuah rapat yang harus ayah datangi sekarang, apa kau ingin pulang sekarang?” tanya Jullian menatap wajah cantik anak gadisnya.

“Ehm, sepertinya aku akan pulang sebentar lagi. Ayah pulang saja duluan,” ujar Arabella yang hatinya masih berharap dia akan bertemu dengan Edward.

“Baiklah, hati-hati jika pulang nanti,” ujar Jullian.

“Iya, aku akan hati-hati,” jawab Arabella memberikan senyumannya pada ayahnya.

Jullian membalas senyuman anaknya sebelum dia akhirnya melangkah keluar meninggalkan anak kesayangannya itu.

Arabella tetap menunggu di aula itu hingga aula itu benar-benar kosong. Entah kenapa dia masih berharap bahwa dia akan menemui Edward di sana. Perasaannya mengatakan untuk terus menunggu. Dia juga tahu bahwa Edward tentunya masih ada di sana.

Tiba-tiba saja dalam otak Arabella muncul sebuah ide. Dia merasa ide itu akan bisa membuat Edward keluar dari persembunyiannya. Arabelle langsung segera kembali duduk di kursi piano itu. Dia membuka penutup tuts dan segera meletakan jari-jemarinya di atas tuts itu. Kalau pria ini adalah orang yang dia kira, pastilah dia akan keluar dari persembunyiannya.

Arabella mencoba untuk mengingat apa kembali lagu yang pernah dimainkan oleh anak laki-laki itu. Perlahan dia mulai menekan tuts-tuts itu menjadi melodi yang sangat indah. Mencoba memainkannya sebaik mungkin agar Edward di ruang sebelah bisa mendengarkannya.

Edward yang tadinya ingin melanjutkan jalannya untuk pergi dari sana, kembali menghentikan langkahnya. Dia langsung tertegun mendengar melodi yang dimainkan oleh Arabella. Melodi itu memunculkan sebuah ingatan yang tergiang di kepalanya sekarang hingga membuat tubuhnya tiba-tiba gemetar. Lagu itu pernah dia mainkan di depan seorang gadis kecil yang dia temui semasa kecilnya dulu. Bagaimana lagu itu bisa kembali dia dengarkan?

Edward langsung keluar dari ruang persembunyiannya dan segera masuk ke dalam aula. Dia kaget melihat seorang wanita yang sedang memainkan piano itu. Dia berjalan dengan cepat mendekati Arabella yang masih berusaha konsentrasi dengan melodi yang dia buat. Dengan cepat Edward langsung menarik tangan Arabella. Membuat wanita itu berhenti seketika. Arabella tentu kaget dengan tingkah Edward yang tiba-tiba melakukan hal itu padanya.

“Kau ini siapa sebenarnya?” tanya Edward dengan emosi yang terpancar di wajahnya. Matanya tajam memandang Arabella dan tampak sangat terkejut dengan apa yang baru dia dengarkan.  “Bagaimana bisa kau tahu dan memainkan lagu itu?”

Dari luar wajah Arabella menunjukkan seolah-olah dia ketakutan dengan apa yang dilakukan oleh Edward, ketakutan dengan tatapan tajam yang ditunjukan oleh Edward. Tentu saja ini untuk menarik simpati dari Edward. Tapi sebenarnya di dalam hatinya Arabella sangat senang karena tebakannya benar bahwa Edward adalah anak laki-laki yang ada dalam ingatannya itu.

“Eh? lagu ini- lagu ini- pernah dimainkan oleh seorang kakak laki-laki saat aku masih kecil dulu,” ucap Arabella sedikit terbata-bata. Tentu saja semua itu hanya pura-pura. “Dia yang mengajariku dan membuatku menyukai piano. Karena itu aku selalu ingat tentang lagu ini.”

Edward cukup terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Arabella. “Apakah saat kecil dulu kau pernah tersesat?” tanya Edward yang mengerutkan dahi dan juga memiringkan kepalanya sedikit. Memasang wajah tidak percayanya sambil mengamati wajah Arabella. Benarkah dia …?

“Ya! Iya, benar! Aku pernah tersesat dulu saat aku kecil! Bagaimana Anda bisa tahu? Apakah Anda kakak kecil itu?” ujar pekik senang. Dalam hati dia  lebih senang lagi karena pemikirannya tentang pria ini benar adanya. Edward benar-benar adalah kakak laki-laki itu.

Edward yang awalanya ragu langsung tampak senang mendengar apa yang terlontar dari mulut Arabella. Dia tak menyangka adik kecil yang selama ini dia cari sekarang sudah dia temukan dan ada di depannya. Edward sudah begitu lama mencari-cari adik kecilnya, tapi hingga saat ini dia belum menemukannya. Tak menyangka, adik kecilnya malah dia temukan secara tidak sengaja.

Tapi, kebahagian yang terpancar dari wajah Edward langsung pudar ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Arabella selanjutnya.

1
Wangintowe Tundugi
quin jgn terlalu lama ya nyimpan kelicikan arabela
Santi.can
wah gak ada lanjutannya
Santi.can
baca ulang
Kecek Cuy
mana nih,ga ada lanjutannya lagi pada hal udah lama sekali
Umi Umi
Luar biasa
Dewi Rima
👍
Susilawati
nih cerita masih ada lanjutannya apa nggak ya 🤔🤔🤔
Nur Kediri
kak author kemana ini
Nur Kediri
up kak
Nur Kediri
cerita bagus pasti buatnya lama.
ada apakah dengan kak author kok lama up nya
Ima Ika WarsidiKiki
kapan up lagi, udah lama banget nggak ada lanjutannya
Patrish
di dunia nyata.. banyak loh yang seperti Arabella... 😀
Patrish
bohong kan... simulut ular banyak dramanya.. 😠😠
S R I WAHYUNI
wahhh baru baca langsung tertarik, tapi sayang bgt ceritanya harus berhenti nggak dilanjut
Patrish
waaaa... jadi kaya' cenayang ya... bisa tahu mada depan.. 👍🏻👍🏻👍🏻😀😀😀
Rambu Amy
kak ceritanya dilanjutin donggg
Siti Salamah
semangat, baru buka ternyata ad novel baru ka Quin, auto favorit 💪
Wong Urip
membagong kan
Wong Urip: insya alloh
total 1 replies
Anna Nur Yanti
kk di tunggu up nya...
Waslia Wasliana
kok sampai sekarang gak ada kabar sih😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!