Cinta Arkana

Setelah kejadian hari itu, hari-hari Kinara hanya di sibukkan dengan mengurus hotel baru nya. Gadis itu tidak sempat bertemu Zava maupun Arka.Entahlah, tiba-tiba darah nya mendidih saat ia di hampiri oleh Viana langsung ke ruang kerja nya.

"Ngapain ke sini? bikin rusuh?" tanya Kinara sambil menatap Viana.

"Gara-gara kau, aku di pecat dari perusahaan om Raka!" teriak Viana emosi.

"Aku...!" tunjuk Kinara pada diri nya sendiri. "Apa hubungan nya dengan ku?"

"Kau sangat bodoh Viana! aku bahkan tidak melakukan apa pun hingga kau di pecat." tegas Kinara tidak terima. "Keluar kau! keluar dari ruangan ku!" teriak Kinara histeris.

"Kau lihat saja Kinara, aku akan terus mengganggu hidup mu." teriak Viana sebelum ia benar-benar keluar.

Asisten pribadi Kinara yang bernama Bara langsung menyeret keluar Viana. Siapa Bara? dia adalah orang kepercayaan Rastra yang di tugaskan untuk membantu dan menjaga adik nya.

"Sudah pergi bu." lapor Bara.

"Lain kali jangan biarkan siluman itu masuk ke dalam ruangan ku." perintah Kinara.

"Baik bu."

Kinara kemudian pergi, hati kemalut dan ia langsung pergi ke kantor Arka untuk meminta penjelasan. Kali ini sorot mata Kinara mengintimidasi Arka membuat pria itu penuh dengan banyak pertanyaan.

"Lain kali, jika kau memiliki masalah dengan Viana. Jangan bawa-bawa nama ku." ucap Kinara dengan sorot mata tajam nya.

"Apa maksud mu Nara? aku tidak mengerti!"

"Viana baru saja melabrak ku dan meminta pertanggung jawaban atas di pecat nya dia dari perusahaan ini." tukas Kinara.

"Bodoh! itu kesalahan nya sendiri. Kenapa dia meminta pertanggung jawaban mu?"

"Arka, awal nya Viana menantang ku untuk mengejar cinta mu. Tapi setelah aku pikir, tidak butuh tantangan itu. Terlalu menguras otak dan perasaan. Jika kau menyukai ku, aku sangat bersyukur jika kau tidak menyukai ku sebaiknya kita anggap saja kita tidak saling mengenal." tegas Kinara membuat Arka tidak percaya dengan semua ucapan gadis itu.

"Nara, apa maksud mu?" tanya Arka tidak mengerti.

"Sungguh aku lelah Arka. Selama bertahun-tahun aku dan Viana selalu bermusuhan hanya karena mengejar cinta mu. Mulai sekarang anggap saja kita tidak saling mengenal."

Kinara kemudian bangkit dari duduk nya dan langsung pergi. Arka yang hendak mengejar Kinara di cegat oleh sekretaris nya untuk pergi meeting.

Kinara langsung pulang ke rumah, gadis utu langsung mengumpulkan semua barang yang berhubungan dengan Arka. Semua barang tersebut di masukkan nya ke dalam dus besar kemudian di simpan di gudang.

Kinara melihat kesekeliling kamar nya, sudah tak ada lagi barang-barang yang berhubungan dengan Arka. Setelah merasa itu Kinara memilih berendam untuk sekedar mendinginkan otak nya.

Malam mulai menyapa, semua orang sedang makan malam. Tiba-tiba mereka kedatangan tamu yang entah siapa nama nya.

"Siapa bi?" tanya Azura.

"Mas Arka bu." jawab pembantu itu.

Kinara langsung berdiri dari kursi nya, "Bilang aja Kinara sudah tidur bun." ujar Kinara kemudian masuk ke dalam kamar nya.

Elvan, Azura dan Kean saling pandang. Mereka kemudian menemui Arka yang sudah duduk manis di ruang tamu. Arka yang sopan menyalimi tangan Elvan dan Azura.

"Tumben Arka ke sini? ada perlu apa?" tanya Elvan.

"Kinara nya ada om? Arka mau ketemu sebentar boleh?" tanya nya sopan.

Lagi-lagi, semua orang saling lirik. "Kinara sudah tidur. Mungkin dia kelelahan." bohong Elvan.

"Owh begitu! kalau begitu Arka pamit ya om tante." ujar nya dengan nada kecewa.

Arka langsung pamit, sekilas ia melirik ke arah pintu kamar Kinara yang tertutup rapat. Setelah Arka pulang, Elvan dan Zura juga Kean langsung masuk ke kamar Kinara untuk meminta penjelasan.

"Kalian ada masalah apa?" tanya Zura sambil mengusap lembut rambut anak nya.

"Malas aja ketemu Arka bun, gara-gara dia Viana selalu mengganggu ku."

"Ayah harus memberi peringatan untuk orang tua Viana." ucap Elvan.

"Tidak perlu Yah! Viana hanya terobsesi dengan Arka."

"Dan kau pun sama juga." sambung Kean.

"Sudah tidak!" jawab nya singkat.

Zura yang baru menyadari kamar anak nya sedikit berbeda langsung menanyakan hal itu. "Kemana barang-barang kamu?" tanya Zura hingga membuat Elvan dan Kean menyadari nya.

"Sudah di buang. Mulai sekarang Nara mau fokus bekerja dan menjalan bisnis." jawab nya.

"Bagus. Ayah setuju. Akhirnya kamu bisa dewasa juga." puji Elvan.

Setelah mendapat penjelasan dari Kinara, semua orang kembali ke kamar masing-masing. Nara pun langsung pergi tidur karena tubuh nya sudah sangat lelah.