NovelToon NovelToon
49 Days

49 Days

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Mata Batin / Angst / Penyeberangan Dunia Lain / Hantu
Popularitas:18k
Nilai: 5
Nama Author: nowitsrain

Suri baru menyadari ada banyak hantu di rumahnya setelah terbangun dari koma. Dan di antaranya, ada Si Tampan yang selalu tampak tidak bahagia.

Suatu hari, Suri mencoba mengajak Si Tampan bicara. Tanpa tahu bahwa keputusannya itu akan menyeretnya dalam sebuah misi berbahaya. Waktunya hanya 49 hari untuk menyelesaikan misi. Jika gagal, Suri harus siap menghadapi konsekuensi.

Apakah Suri akan berhasil membantu Si Tampan... atau mereka keburu kehabisan waktu sebelum mencapai titik terang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nowitsrain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lyra

Empat puluh hari tersisa, usaha yang dikerahkan masih belum menunjukkan hasil juga. Suri malah lebih sering memimpikan hal-hal aneh. Bukan lagi mimpi buruk seperti terjebak di suatu tempat asing, melainkan mimpi berisi potongan-potongan kejadian acak, yang Suri rasa berasal dari satu ingatan penuh yang berserak. Terasa aneh sebab potongan-potongan kejadian itu terasa begitu dekat, seolah Suri pernah ada di dalamnya.

Sejauh ini, Dean belum tahu. Suri sengaja tidak menceritakan apa pun. Saat bangun dari mimpi-mimpi aneh itu, dia hanya akan memandang mata biru Paw, seakan sedang mentransfer segala ingatan tentang mimpi itu kepada si kucing manis. Paw biasanya hanya akan menggesekkan kepala ke lengannya, seolah sedang berusaha menenangkan.

Sementara Dean yang selalu berada di ambang pintu, menyambutnya setiap pagi, hanya akan Suri suguhi senyuman dan kalimat selamat pagi. Hantu tampan itu akan membalas senyumannya, bertanya ingin sarapan apa, lalu pergi menyiapkan semuanya selagi membiarkan Suri mandi. Suri berhasil mengendalikan situasi. Untuk sementara, sukses menyembunyikan kebingungannya.

Hujan turun lagi hari ini. Empat unit kipas angin di setiap sudut kelas tidak dinyalakan. Penyejuk alami datang dari embusan angin yang menyelinap melalui celah-celah ventilasi udara. Bau khas tanah basah menyeruak, bercampur dengan aroma tinta spidol yang berputar samar. Suasana kelas lebih redup dari biasanya. Lampu-lampu yang dinyalakan tidak terlalu berpengaruh banyak. Kesan gloomy mendominasi sejak buliran hujan pertama kali menetes.

Suri memandang ke arah jendela di sampingnya. Cipratan air hujan membentuk embun tipis, memburamkan pemandangan di mana pepohonan bergoyang seirama tiupan angin.

"Yah..." Suri mendesah pelan, kemudian bertopang dagu. Jendela itu bukan hanya buram sekarang, tapi juga terasa kosong. Karena tidak ada Dean yang duduk bergelantung kaki di sana.

Sudah dua hari hantu tampan itu absen ikut ke sekolah. Suri yang minta. Dia berasalan agar bisa lebih berkonsentrasi dengan pelajaran, sementara Dean bisa memanfaatkan waktu luangnya untuk mengajak Paw main. Saat pulang sekolah, barulah Dean akan datang. Mereka selalu bertemu di gerbang sekolah, untuk kemudian pergi ke rumah sakit. Rutinitasnya masih selalu sama: datang, mengajak ngobrol, lalu pulang dengan tangan kosong. Terasa membosankan, juga mulai terselip rasa putus asa.

Namun Suri tidak diberi pilihan untuk berhenti di tengah jalan. Selain karena janjinya untuk membantu, hatinya juga mulai sering dirundung gusar saat mendapati Dean murung.

Apalagi, Dean tidak lagi murung secara terang-terangan di depannya. Hantu tampan itu akan selalu tampil cerita, berceloteh riang bak mereka telah bertukar kepribadian, dan tak jarang mulai membagikan sedikit kisah dari masa hidupnya yang singkat. Kisah yang dibagikan cenderung lebih sederhana. Tentang kali pertama Dean belajar naik sepeda, tentang satu sore di musim panas yang ia habiskan bermain bola dengan teman-teman, atau tentang percobaan pertamanya membuat kue yang berakhir berantakan.

Suri mendengarkan semua cerita itu dengan perasaan antusias. Hingga lupa pada satu poin penting yang biasanya tidak pernah luput dari fokusnya. Suri tidak sadar bahwa dari sekian hal yang Dean ceritakan, tidak ada satu pun yang berkaitan dengan kekasihnya. Dean cenderung membagikan kisah-kisah yang terjadi jauh sebelum asmaranya terjalin. Kisah-kisah dari masa remaja, saat Dean berada pada usia Suri kini.

Dan ketika mereka berpisah, ketika Suri mengendap keluar kamar, lalu turun untuk menenggak air dari kulkas di dapur, barulah Suri melihat Dean merenung sendirian di ruang tamu. Dalam gelap, pria itu menatap nanar tembok di depannya. Bermenit-menit tidak bergerak, tidak bersuara, tidak pula berkedip atau mengembuskan napas berat seperti biasa. Saat itulah Suri tahu Dean jauh lebih putus asa.

"Kau."

Sapaan tidak ramah datang di tengah lamunan. Suri menoleh dan mendongak. Teman sekelasnya yang tempo hari menatap dirinya dengan sorot mata aneh, berdiri di sisi meja. Raut wajahnya tidak ramah, seakan menegaskan bahwa ia memang memiliki masalah personal dengan Suri.

Si gadis tidak mengatakan hal lain selama beberapa detik kemudian. Suri menggunakan jeda waktu itu untuk menelisik. Tatapannya turun dari mata sang gadis, berpindah ke bagian dada, lebih tepatnya ke bagian name tag yang terpasang di seragam.

Lyra.

Suri mengernyit. Namanya asing. Suri tahu gadis itu ada di kelasnya, tidak sekali dua kali bersinggungan mata, tapi kenapa namanya terasa tidak familier?

"Kenapa kau bisa ada di sini?"

Suri kembali menatap sang gadis. Dahinya makin berkerut. "Apa maksudnya?"

"Kau tidak seharusnya ada di sini," kata Lyra, "apa yang membawamu ke sini?"

"Kau ini bicara apa?" balas Suri, mulai merasa tidak nyaman.

"Kau tidak seharusnya di sini." Lyra menegaskan. Nada suaranya dingin dan mengintimidasi. Seolah-olah Suri adalah penyusup, dan Lyra adalah penjaga keamanan yang baru saja menangkap basah dirinya.

Suri kehabisan kesabaran. Tentu tidak mau diperlakukan seperti itu, ketika dirinya yakin tidak bersalah. Dia hendak bangkit untuk mengonfrontasi Lyra lebih jauh, namun gerakannya kalah cepat dengan teman sekelasnya yang lain.

Seorang gadis berambut pirang dan diblow, berlari cepat dari arah pintu seraya memanggil nama Lyra. Napasnya terengah, namun sorot matanya tampak berbinar antusias.

"Sedang apa? Kita harus bergegas sebelum kehabisan! Kau ingat menu hari ini adalah tumis ayam pedas, kan? Ayo, cepat!"

Tatapan Suri dan Lyra masih saling mengunci, ketika gadis berambut pirang tadi menyeret tubuh Lyra pergi. Keduanya bahkan masih berkontak mata ketika Lyra sudah berada di luar kelas, sorot mata mereka berperang menembus kaca jendela yang berhadapan dengan koridor. Tatapan Lyra berisi peringatan keras, sedangkan Suri membalasnya dengan ketegasan bahwa ia tidak takut. Bahwa ia tidak bersalah.

Saat tubuh Lyra akhirnya tidak tampak lagi, Suri menarik pandangan sambil menggerutu. "Apa maksudnya? Kenapa dia mempertanyakan keberadaanku? Jelas-jelas aku murid di kelas ini, kenapa harus bertanya mengapa aku ada di sini? Dasar gadis aneh."

Sambil mengoceh, pandangannya berpendar menyapu seisi ruang kelas. Ingatan terakhir Suri menangkap dengan jelas bahwa kegiatan belajar mengajar masih berlangsung. Guru Sastra sedang membacakan penggalan naskah Macbeth karya William Shakespeare.

Suri mengingat penggalan terakhir yang diucapkan oleh sang guru adalah: "Hidup manusia tidak bisa dipercayakan pada orang lain." Karena saat itulah Suri teringat pada Dean, lalu mencuri kesempatan untuk melamun, dan tenggelam dalam kekalutan pikiran.

Tapi kini, ruang kelas itu kosong. Bangku-bangku sunyi ditinggalkan para penghuni. Papan tulis di depan kelas penuh dengan coretan rumus, alih-alih tulisan sambung berbunyi: Menyelami Macbeth; Antara Takdir, Ramalan, dan Pertumpahan Darah.

Ke mana hilangnya semua murid, guru Sastra, dan tulisan di papan tulis, tanpa Suri sadari?

Bersambung....

1
Zenun
Hayo Dean, kau mau bohong apalagi?
Muliana
Dingin kah? Atau kesetrum?
Muliana
Bahkan pasien tak tahu menahu tentang fasilitas yang tersedia /Drowsy/
Muliana
Maki aja, makii
Muliana
masih mending, dari pada jelek, eh tau-taunya menyusahkan /Sob/
nowitsrain: Udah jelek, menyusahkan pula, ihhhh mending dibuang aja
total 1 replies
Muliana
Heh /Facepalm/
Muliana
aku juga mau, 🤭
nowitsrain: Kak... tapi hantu 👻👻
total 1 replies
Muliana
Sejenis orang yang gak mau repot 🤣
nowitsrain: Kalau ada yang mudah kenapa cari yang susah 😁😁
total 1 replies
Muliana
Cerita horor kah?
nowitsrain: Horor-misteri hihi
total 1 replies
Marta Rahayu
GK hati hati suri,,, jatuh kan,,,
Marta Rahayu
anak nie bsa liat hantu jha y pasti,,,
Marta Rahayu
ap suri,,,
Marta Rahayu
kluarga dean bneran baik GK nie,,,
Marta Rahayu
mgkin mereka tkut krna kamu bsa liat hantu suri,,,
Marta Rahayu
curcol suri,,,
Marta Rahayu
suri sumbu pendek x,,, marah trs,,,
Marta Rahayu
iy jga y,,, clare GK bsa d lempar bantal tp dean bsa d pegang,,,
Marta Rahayu
menyadari ap suri,,, menyadari klu dean GK perlu sembunyi y,,,
Marta Rahayu
pantas dean syang skali dg kekasih na,,, ad rsa iba jga pasti na,,,
Marta Rahayu
kkk suri centil,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!