NovelToon NovelToon
Ayudia Putri Dari Istriku

Ayudia Putri Dari Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Anak Haram Sang Istri / Romansa
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Hania

Karena cinta kah seseorang akan memasuki gerbang pernikahan? Ah, itu hanya sebuah dongeng yang indah untuk diriku yang telah memendam rasa cinta padamu. Ketulusan ku untuk menikahi mu telah engkau balas dengan sebuah pengkhianatan.

Aku yang telah lama mengenalmu, melindungi mu, menjagamu dengan ketulusanku harus menerima kenyataan pahit ini.

Kamu yang lama aku sayangi telah menjadikan ketulusanku untuk menutupi sebuah aib yang tak mampu aku terima. Dan mengapa aku baru tahu setelah kata SAH di hadapan penghulu.

"Sudah berapa bulan?"

"Tiga bulan."

Dada ini terasa dihantam beban yang sangat berat. Mengapa engkau begitu tega.

"Kakak, Kalau engkau berat menerimaku, baiklah aku akan pulang."

"Tunggulah sampai anak itu lahir."

"Terima kasih, Kak."

Namun mengapa dirimu harus pergi di saat aku telah memaafkan mu. Dan engkau meninggalkanku dengan seorang bayi mungil nan cantik, Ayudia Wardhana.

Apa yang mesti ku perbuat, aku bukan manusia sempurna....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10: Papaku

Ayudia kini telah beranjak 4 tahun. Dia sudah tumbuh menjadi gadis kecil yang cantik, ceria dan energik dalam segala aktifitas. Yang membuatnya selalu kangen untuk segera bertemu.

 “Papa.”

Suara siapa lagi kalau buan putri semata wayangnya yang terlahir dari rahim Lea. Dia yang memiliki akses khusus masuk ke dalam ruangan di manapun ia berada, tanpa ada seorang pun dapat menghalanginya. Baik di rumah maupun di kantornya.

Ruang direktur, ruang kantin, ruang ob atau pun ruang satpam, bahkan ruang meeting saat ia rapat. Dia bebas-bebas saja karena dia kan anak pemilik perusahaan. Hehehe….

Ia berjalan cepat ke arah Dika.  Mata coklat yang selalu bersinar, menatap Dika penuh harap. Kedua tangannya yang mungil merentang, ingin memeluk lelaki dewasa yang kini duduk gagah di kursi kebesarannya.

Dika segera mengangkat tubuh kecilnya kedalam pangkuan. Ia mencondongkan pipi ke arahnya, menantikan sebuah kecupan kecil di pipi, seperti yang biasa diterima ketika pulang sekolah. 

“Bagaimana tadi sekolahmu. Menyenangkan?” pertanyaan yang sama selalu ia lontarkan saat putrinya pulang sekolah.

“Buruk, Pa. Si gendut itu selalu saja mengganggu Ayu. Pensil warnaku dipinjam, tapi tak dikembalikan.”

“Lalu?”

“Aku ambil buku gambarnya lah. Dia ambil punyaku, ganti aku ambil punyanya,” ucapnya dengan senyum kemenangan.

“Lha,” ucap Dika. 

”Biar impas. Hehehe…”

Tawa cerianya seketika mengusir lelah yang Dika rasakan saat ini. Ia pun makin erat memeluknya.

“Cuci muka biar segar. Lalu ganti baju dulu ya.” Dika pun melepaskan pelukannya.

Ayu pun mengangguk. Ia segera turun dari pangkuannya. Ia segera menuju kamar mandi khusus, mencuci mukanya dan mengeringkannya denga handuk kecil yang ia bawa. Lalu mengambil baju ganti yang telah disiapkan mbok Sari sebelumnya. Ia pun menghampiri Dika, menyerahkan bajunya.

“Bantuin pakai, Pa,” pintanya.

“Ayu…Ayu sekarang kan sudah besar, sudah sekolah lagi. Masak harus selalu dibantu Papa. Apa Ayu tak malu?...”

“Ayu kan minta bantuan ke Papa, bukan orang lain?”

“Tapi Papa kan laki-laki, sedangkan Ayu perempuan. Malu dong….”

Ayu tampak kecewa, tapi kalau Papanya sudah berkata seperti itu apa boleh buat. Sekeras apapun Ayu ngambek, Papa Dika tak akan pernah menurutinya. Bisa-bisa ia tak boleh ikut ke kantor. Sedangkan di kantor banyak cewek-cewek cantik yang selalu ingin dekat dengan Papa Dika, itu tak boleh terjadi. Tak ada yang boleh dekat Papa Dika kecuali mama Lea dan dirinya.

“Tapi nanti Ayu minta dibelikan es cream.”  

“Baiklah.” Dika segera menelpon sekretaris pribadinya untuk membelikan apa yang diminta Ayu. Ia tak ingin menunda-nunda memberikan reward untuk keistimewaan yang sudah dilakukan oleh putrinya, meski sesuatu yang remeh sekalipun.

“Sini-sini, Papa bantu.” Dika pun memasangkan resleting serta mengikat tali baju yang dipakai Ayu.  Meskipun Dika harus sudah mulai melepas Ayu untuk melakukan sesuatu yang bersifat pribadi secara mandiri, namun semua masih dalam pengawasannya.  Barangkali Ayu mengalami kesulitan atau apalah yang membuatnya tak sempurna dalam menyelesaikan pekerjaannya.

“Cantik,” ucap Dika setelah selesai merapikan baju Ayu.

 “Mana es creamnya?” tanya Ayu sambil tangannya menengadah. Beginilah kalau berjanji pada anak kecil. Bealum juga sedetik sudah ditagihnya. Untung Sekretarisnya segera datang dengan membawa apa yang Dika pesan.

“Ini,” jawab Ameena, sekretaris Dika. Ia menunjukkan satu box kecil es cream pada Ayu. Seketika membuat senyum mengembang sempurna, menampakkan giginya berjajar jarang-jarang.

“Yeeaa…makasih, Kakak.” Ayu menerimanya dengan gembira. Kemudian ia pun asyik sendiri menikmati es creamnya. Ia baru terusik ketika Ameena tak juga keluar ruangan, ia malah asyik mengobrol  dengan Papa Dika. Tanpa permisi ia lansung duduk di antara mereka sambil menikmati es creamnya.

“Apakah Ayu ingin dipangku Papa?”

“Tak, Ayu hanya tak mau tante Ameena dekat-dekat dengan Papa. Papa hanya punya Ayu saja, taka da boleh yang lain,” ucap Ayu dengan wajah agak dilipat. Lalu Ia pun kembali menikmati es creamnya. 

Bukannya Dika marah, justru ia merasa terhibur dengan apa yang diperbuat oleh putrinya. Semuanya tampak lucu di matanya. Dia pun membiarkan Ayu melakukan apa yang dikendakinya, asalkan tidak mengganggunya dalam bekerja. Karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak. 

Ameena yang memang sudah hafal benar dengan tingkah putri bosnya itu hanya tersenyum. Bahkan ia mengambil tissue dan diberikan pada Ayu, agar es creamnya tidak belepotan dan jatuh ke dalam dokumen yang sedang mereka bahas.

“Sebentar ya, Dek. Kakak tak lama kok. Boleh ya?” kata Ameena sambil tersenyum simpul.

Ayu mengangguk meski dengan wajah tak suka. Ia melirik Ameena sekilas lalu melanjutkan menikmati es yang masih separuh ia habiskan.

Ameena pun melanjutkan presentasi di depan bos dan Ayu yang terkadang memandangnya dengan mata melotot.

“Bagus. Nanti bisa kita jadikan pilihan ketika negosiasi dengan klien.”

“Berarti ini juga kita bawa?”

Dika mengangguk dan berkata, “Ayo kita berangkat!”

“Baiklah, Mr.”

“Aku ikut,” kata Ayu tiba-tiba. Ia segera berlari mengejar Papa Dika. Tangannya yang mungil segera meraih lengan Dika, memandang Dika dengan sorot mata memohon.

Dika yang memang tak ingin berdebat dengan si kecil, Ia pun mengangguk. Tak hanya kali ini saja Ayu ingin ikut dirinya bertemu klien. Selama ini Ayu tak pernah membuat masalah. Andaikan ada, bukan masalah yang serius.

Justru kehadirannya menjadikan Dika merasa terjaga dengan rayuan-rayuan wanita-wanita yang kadang disodorkan oleh klien untuk memuluskan kerjasama mereka. Atau menghindarkan dirinya dari minuman-minuman keras yang biasa dihidangkan ketika pesta bersama klien. Atau malah jadi pengikat yang erat jika kliennya membawa istrinya.

“Boleh. Tapi Ayu tak boleh nakal ya,” ucap Dika.

“Makasih, Papa.”

Ayu senang sekali, ia segera meminta Ameena untuk menyisirkan rambutnya dan memerahkan sedikit pipinya dan bibirnya.

“Ayu mau kencan?” tanya Ameena sambil melakukan apa yang diminta putri bosnya. Dia tak hanya menjadi sekretaris Papanya tapi juga pengasuh untuk putri untuk bosnya. Sudah begitu, jadi sasaran cemburunya juga, seolah-olah ia akan merebut Papa Dika dari sisinya.

“Ya. Kencan dengan Papa. Awas kalau Tante dekat-dekat sama Papa. Nanti Ayu akan pecat Tante,” kata Ayu dengan berapi-api.

“Kalau Papa Dika sendiri yang mau dekat, gimana?”

“Nggak boleh, tetap nggak boleh,” jawab Ayu setengah marah. Ia pun berlari ke Papa Dika, menggenggam tangan Dika dengan erat.

“Papa tak akan tinggalkan Ayu, kan?” tanya Ayu dengan wajah memerah. Dia sedih, tak sanggup apabila hal itu sampai terjadi.

 “Nggak akan Sayang. Yuk, kita berangkat,” kata Dika kemudian. Ia pun meraih tubuh Ayu ke dalam gendongannya. Dan memberinya sebuah kecupan kecil di pipinya sebelum melangkah pergi menuju mobil yang telah siap terparkir di depan lobi.

 

1
Mike Shrye❀∂я
mampir akak.
mampir juga di karya aku ya🤭
partini
lanjut Thor,aku berharap perjodohan ayu ga ada Thor di ganti yg lain
partini
good story 👍👍👍👍
Hania
iya kakak.
cuman akan aku persingkat.

sayang kalau tak ku teruskan tulisan ini.

biar deh, walaupun tak lulus review.
yang penting selesai dulu.
Hania: terima kasih kk🙏
total 3 replies
partini
Thor ini dari awal lagi yah,,kemarin kan ayu udah di jodohin biarpun sama ayah dika saling mencintai
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!