NovelToon NovelToon
Antara Kau, Dia Dan Kenangan

Antara Kau, Dia Dan Kenangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Bad Boy / Trauma masa lalu / Barat / Mantan
Popularitas:656
Nilai: 5
Nama Author: Yellow Sunshine

Ketika cinta pertama kembali di waktu yang salah, ia datang membawa hangatnya kenangan sekaligus luka yang belum sembuh.
Nora tak pernah menyangka masa lalu yang sudah ia kubur dalam-dalam muncul lagi, tepat saat ia telah memulai kisah baru bersama Nick, pria yang begitu tulus mencintainya. Namun segalanya berubah ketika Christian—cinta pertamanya—kembali hadir sebagai kakak dari pria yang kini memiliki hatinya.
Terjebak di antara masa lalu dan cintanya kini, sanggupkah Nora memilih tanpa melukai keduanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yellow Sunshine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu Teman Baru

Wajah langit yang terlihat di balik jendela kamar sudah berubah warna menjadi jingga kemerahan, ketika aku membuka kedua mataku. Lalu, aku pun menatap jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kiriku. Pantas saja, ternyata waktu sudah menunjukkan lewat pukul enam sore. Perjalanan panjang dari California ke Florida hari ini tampaknya cukup melelahkan, hingga membuatku tertidur selama berjam-jam.

Aku meregangkan tubuhku yang masih terbaring di atas ranjang. Rasanya nyaman sekali. Seakan membangunkan otot-otot yang sebelumnya terasa kaku dan tegang akibat tertidur selama berjam-jam.

Dan ketika kesadaranku kembali penuh, aku bergegas menuju kamar mandi di sudut kamarku untuk membersihkan tubuhku yang cukup berkeringat dan lengket. Tidak heran, bulan Agustus di Florida tercatat sebagai puncak bulan terpanas dengan rata-rata suhu harian mencapai 33°C.

Rasanya sungguh menyegarkan, ketika air yang keluar dari pancuran di atas kepala mengguyur seluruh tubuhku, dari ujung rambut hingga ujung kaki. Ditambah aroma dari sampo dan sabun favoritku yang wanginya menyeruak keluar, ketika mengusapkannya ke seluruh permukaan kulit kepala dan tubuh. Menambah sensasi menyenangkan dan menenangkan dari aktivitas membersihkan diri yang kulakukan.

Setelah itu, aku mengambil salah satu koleksi kaos yang kupunya, juga sebuah celana jeans pendek di dalam lemari, lalu memakainya. Tidak lupa memakai riasan tipis untuk menutupi ketidaksempurnaan yang ada pada wajahku, seperti halnya yang sudah Jenny ajarkan padaku. Lalu, merapikan rambut panjangku yang kubiarkan jatuh terurai.

Aku berniat menghabiskan waktu malam ini untuk pergi ke toko buku. Mencari beberapa buku bacaan menarik yang bisa menemani waktu luangku selama menunggu perkuliahaan dimulai. Ide itu kudapatkan saat sedang melakukan kegiatan mandi beberapa saat yang lalu. Kurasa tidak buruk juga.

Ayah meminjamkanku mobilnya, setelah aku memberitahunya ingin pergi ke toko buku. Sebenarnya aku berencana pergi kesana naik taksi online, tadinya. Tapi, berhubung Ayah memaksaku untuk menggunakan mobilnya saja, jadi kenapa tidak?

Aku mengeluarkan mobil Ford hitam milik Ayah yang terparkir di garasi, lalu melajukannya dengan kecepatan sedang melintasi jalanan di sekitar rumah yang cukup sepi, namun berangsur-angsur menjadi cukup ramai saat mulai memasuki jalanan kota.

Toko buku terdekat berjarak sekitar lima belas kilometer dari rumah, yang dulu merupakan toko buku langgananku sejak masa SMP. Masih ingat dengan beberapa koleksi komik Jepang yang ada di kamar lamaku, bukan? Ya. Aku pernah menjadi seorang penggemar berat anime dan manga, dulu. Namun, lagi-lagi semua itu terpaksa harus kutinggalkan dalam rangka mengubur dalam-dalam sebuah kenangan semasa SMA yang tidak ingin kuungkit lagi. Jangan penasaran! Karena, aku tidak akan pernah membahasnya.

Beberapa menit kemudian, aku sudah tiba di toko buku yang tadi kubicarakan. Kuparkir mobil Ford hitam milik Ayahku di halaman depan bangunan toko buku yang tidak terlalu luas tersebut. Kemudian, aku keluar dari mobil dan melangkahkan kaki menuju ke dalam toko buku yang tampak tidak terlalu ramai.

Begitu memasuki toko buku tersebut, kedua mataku langsung tertuju pada beberapa rak buku di sebelah kanan meja kasir yang di atasnya terdapat tulisan 'FIKSI'. Aku langsung berjalan menghampiri rak-rak tersebut, karena disanalah aku akan mencari satu atau dua buku yang menarik. Rak-rak buku tersebut berisi beberapa karya fiksi, seperti komik, cerita pendek, novel, cerita bergambar, roman, fiksi ilmiah dan karya fiksi lainnya.

Aku menghampiri rak buku berisi puluhan judul novel. Pikirku, memiliki beberapa judul novel yang menarik untuk dibaca sepertinya akan menyenangkan. Karena aku tidak memiliki satupun rekomendasi novel untuk dibeli, jadi aku membaca blurb beberapa novel yang kuambil secara acak, untuk mendapatkan gambaran cerita.

Setelah menghabiskan hampir tiga puluh menit waktuku untuk membaca blurb beberapa novel acak, akhirnya, aku menjatuhkan pilihanku pada tiga novel yang berjudul, 'Ugly Love' karya Colleen Hoover, 'Things We Never Got Over' karya Lucy Score dan 'Broken Like You' karya Luna Pierce. Aku membawa ketiga novel tersebut menuju kasir untuk melakukan pembayaran, lalu bergegas pulang.

Aku tidak memiliki rencana lain selain pergi ke toko buku, tadinya. Namun, saat mobil yang kukendarai melaju di jalanan sekitar rumah, aku melihat sebuah taman yang tampak asri, nyaman dan cukup sepi. Sebuah ide mendadak muncul di benakku, menyuruhku berhenti dan singgah di sana untuk membaca novel yang baru kubeli beberapa saat tadi.

Dalam ingatanku, sepertinya saat berangkat tadi, aku tidak menjumpai adanya taman di sekitar sini. Atau mungkin aku terlalu fokus menatap jalan di depan dan mengemudikan mobil milik Ayahku, sehingga tidak menyadari keberadaannya. Sepertinya begitu.

Di antara tiga novel yang baru kubeli, aku belum tahu novel mana yang akan kubaca terlebih dahulu. Jadi, aku membawa ketiganya bersamaku, menyusuri jalan setapak menuju ke arah bangku taman di depan sana.

Di atas bangku taman, aku membaca ulang blurb dari ketiga novel yang kubawa, untuk membantuku memutuskan satu diantara ketiganya yang akan lebih dulu kubaca. Dan aku menjatuhkan pilihanku pada novel berjudul 'Ugly Love' karya Colleen Hoover.

Pada blurb di sampul bagian belakang novel tersebut memuat sebuah kalimat yang menarik perhatianku. 'Jangan bertanya tentang masa lalu. Jangan berharap akan masa depan'. Sepertinya novel ini akan menceritakan sebuah kisah percintaan di antara dua tokoh, dimana salah satunya mengharapkan tentang cinta, sementara yang lainnya memiliki trauma percintaan yang membuatnya merasa belum siap untuk menerima cinta yang baru. Menarik.

Di bawah lampu taman yang tidak terlalu terang, aku mulai membaca halaman demi halaman novel tersebut. Mencoba masuk ke dalam cerita dan merasakan emosi yang ada di dalamnya. Dan, berhasil. Aku berhasil melakukannya, hingga tanpa sadar sudah menghabiskan waktu selama berjam-jam untuk membacanya.

Lalu, ponsel di dalam saku celanaku tiba-tiba berdering, menandakan ada panggilan masuk yang kemungkinan itu dari Ayah atau Ibu. Dan, benar. Aku melihat nama Ibu tertera pada layar ponselku. Buru-buru aku mengangkatnya.

"Halo, Nora!", seru Ibu dengan nada cemasnya.

"Halo, Bu!", balasku.

"Kamu dimana, Sayang? Ini sudah hampir jam sepuluh malam. Apa kamu baik-baik saja?"

Aku merutuki diri sendiri. Bisa-bisanya aku keasyikan membaca novel, sampai-sampai lupa waktu begini. Ibu dan Ayah pasti sedang mengkhawatirkanku.

"Aku sedang membaca buku di taman dekat rumah, Bu. Maaf, karena tidak memberi kabar dan sudah membuat Ibu khawatir.", kataku, benar-benar menyesali perbuatanku.

Ibu menghela nafas panjang. "Syukurlah kalau begitu, Sayang!"

"Kalau begitu aku pulang dulu, Bu. Sampai bertemu di rumah."

"Iya, Sayang. Hati-hati!"

Dengan terburu-buru aku merapikan ketiga novel yang tergeletak di atas bangku taman, lalu membawanya kembali bersamaku, melangkahkan kaki, setengah berlari menuju mobil.

Brukkkk....

Tanpa sengaja aku tersandung sesuatu yang keras di bawah sana, dan terjatuh, terjerembap di atas tanah. Sementara ketiga novelku terlempar cukup jauh di depanku.

"Aargh!", erangku. Merasakan perih pada kedua lututku yang sepertinya terluka.

"Hei! Kamu tidak apa-apa?", tanya seorang perempuan yang tengah berlari ke arahku. Ia memungut ketiga novelku yang terjatuh, lalu membantuku berdiri.

Aku membersihkan tanah yang menempel di kedua lengan, pakaian dan kakiku, sambil menahan malu. Kenapa aku bisa seceroboh ini? "Aku baik-baik saja. Terimakasih.", ucapku.

Perempuan itu tersenyum kepadaku. Ia memiliki wajah cantik dan manis, rambut keriting sebahu , juga kulit berwarna kecokelatan yang tampak menawan. Sepertinya kami seusia.

"Sama-sama. Kamu tinggal di sekitar sini? Kurasa aku belum pernah melihatmu."

"Ehm, ya. Dulu keluargaku pernah tinggal disini, lalu pindah ke California, dan sekarang kembali tinggal di sini lagi. Kurang lebih begitu.", jelasku.

"Hmm, sepertinya aku dan keluargaku datang dan mulai tinggal disini, saat kamu dan keluargamu pindah ke California."

"Sepertinya begitu.", balasku. "Ehm, Aku Nora!", kataku lagi, mengulurkan tangan kananku ke depan.

"Hai, Nora! Aku Nina!", sahutnya, menjabat tangan kananku.

"Apa yang membuatmu terburu-buru hingga terjatuh begitu?"

"Ehm, kurasa aku terlalu fokus dengan novel baruku. Aku jadi lupa waktu dan membuat orang rumah khawatir."

"Hmm, novel yang menarik. 'Ugly Love', kebetulan aku juga memilikinya dan baru saja selesei membacanya."

"Ya. Aku baru mulai membacanya beberapa jam yang lalu. Dan, aku sudah sangat menyukainya."

"Kamu akan semakin menyukainya saat sudah membacanya lebih jauh. Hmm, tenang! Aku tidak akan memberimu spoiler sedikitpun."

"Haha. Trims, Nina!", seruku. Ternyata seru juga mengobrol dengan Nina. Dia orang yang baik, ramah dan menarik.

"Kamu suka membaca novel?"

"Ehm, sebenarnya ini novel pertama yang kubaca. Aku membeli beberapa novel, agar bisa mengisi waktu luangku untuk membacanya. Aku sedang menunggu perkuliahan yang akan dimulai pertengahan Agustus nanti."

"Jadi, kamu pergi kuliah? Dimana?"

"Ya, ini tahun keduaku. Aku baru saja mengurus kepindahanku di University of Florida."

"Sungguh? Jurusan apa?"

"Bisnis."

"Wah, seprtinya kedepannya kita akan sering bertemu, Nora! Kebetulan sekali, aku juga berkuliah disana dan mengambil jurusan yang sama denganmu."

"Benarkah? Wah, ini berita baik untukku, Nina!"

"Kamu berencana untuk tinggal di asrama kampus? Atau mungkin lebih suka melakukan perjalanan dari Tampa ke Gainesville?"

"Tentu saja tinggal di asrama. Aku tidak ingin menyusahkan diri sendiri, karena kelelahan."

"Hmm, kurasa aku bisa membantumu mengurus pembagian kamar. Kebetulan aku mengenal salah satu pengurusnya. Aku bisa memintanya untuk memasukkanmu ke kamar yang aku tempati. Karena, lagi-lagi kebetulan teman sekamarku memutuskan untuk tidak tinggal di asrama lagi. Hanya jika kamu mau."

"Tentu saja aku mau! Terimakasih banyak, Nina. Kita baru berkenalan, tapi kamu sudah memberiku banyak bantuan. Senang berkenalan denganmu."

"Sama-sama, Nora. Senang juga berkenalan denganmu."

Obrolan kami berlangsung menarik, sampai akhirnya aku kembali teringat bahwa Ibu dan Ayah pasti sudah menungguku di rumah sejak tadi. Jadi, aku berpamitan pada Nina, teman satu kampus, satu jurusan bahkan kelak akan menjadi teman satu kamar di asrama kampus. Dengan terburu-buru namun lebih berhati-hati, aku melangkahkan kaki menuju tempat mobil milik ayah terparkir. Namun, baru sekitar lima langkah, aku tersadar bahwa aku dan Nina belum sempat bertukar nomor telepon. Jadi, aku menghentikan langkah kaki dan memutar badan.

"Nina!", seruku pada Nina yang tampak hendak pergi. "Tunggu!", seruku lagi, berlari ke arahnya.

"Ada apa, Nora! Apa ada yang tertinggal?", Nina tampak bingung karena aku kembali dan menghampirinya lagi

"Kita belum sempat bertukar nomor telepon tadi. Boleh?", tanyaku, sembari mengulurkan ponselku ke arahnya.

"Ah iya, benar. Kita belum sempat melakukannya.", Nina mengambil ponsel di tanganku, lalu memberikan ponsel miliknya padaku. Kami saling bertukar nomor telepon.

"Trims, Nina! Kalau begitu aku pergi dulu! Sampai jumpa!", seruku, berlari ke arah mobil milik Ayahku sambil menyimpan ponsel yang sudah berisi nomor Nina di dalam kontaknya.

Aku duduk di balik kemudi, melajukan mobil dengan kecepatan penuh menuju rumah yang hanya berjarak sekitar tiga kilometer dari taman. Kumasukkan kembali mobil milik Ayahku ke dalam bagasi rumah lamaku. Lalu, bergegas masuk ke dalam rumah.

Di dalam sana tampak Ibu dan Ayah sedang menungguku dengan perasaan cemas di ruang tengah. Mereka langsung menghela nafas panjang, begitu aku muncul dari balik pintu utama.

"Kami mengkhawatirkanmu, Sayang!", seru Ibu dengan wajah cemasnya.

"Maaf, Yah, Bu. Sepertinya ini salahku."

"Lain kali beritahu kami kalau kamu masih ingin bermain di luar, Nora. Setidaknya kami tahu kamu sedang berada dimana."

"Iya, Yah. Maaf!"

"Kami hanya khawatir kamu kenapa-kenapa, Nora. Ibu tahu kamu sudah dewasa. Tapi, berkendara sendirian malam-malam begini, di sebuah kota dengan tingkat kejahatan tertinggi ketiga di AS, rasanya cukup berbahaya. Apalagi kamu perempuan.", jelas Ibu, membelai rambut panjangku.

"Iya, Bu. Aku mengerti.", jawabku, menyesali perbuatanku. "Oh ya, tadi aku bertemu seorang perempuan bernama Nina. Dan, kebetulan sekali, kami akan menjadi teman satu kampus, satu jurusan dan satu kamar di asrama kampus.", sambungku. Memberitahu Ibu dan Ayah tentang Nina.

"Wah, beruntung sekali kalian bisa bertemu, Sayang!", komentar Ibu. "Akhirnya, kamu menemukan teman baru."

"Iya, Bu. Malam ini aku benar-benar beruntung.", balasku sambil tersenyum. "Baiklah, aku pergi ke kamar dulu, Yah, Bu. Rasanya aku sudah mulai mengantuk.", kataku, mencium kedua pipi Ibu dan Ayah, lalu menaiki tangga dan masuk ke dalam kamar untuk membersihkan diri dan bergegas tidur.

1
Yellow Sunshine
Halo, Readers? Siapa disini yang kesel sama Alice? Angkat tangan 🙋‍♂️🙋‍♀️. Author juga kesel nih sama Alice. Kira-kira rencana Alice untuk menggoda dan mengejar Nick akan berlanjut atau berhenti sampai sini ya? Coba tebak 😄
Arass
Lanjutt thorr🤩
Yellow Sunshine: Siap. Semangat 💪🫶
total 1 replies
Yellow Sunshine
Hai, Readers? Siapa nih yang nggak sabar liat Nora sama Nick jadian? Kira-kira mereka jadian di bab berapa ya?
Aimé Lihuen Moreno
Wih, seruu banget nih ceritanya! Jangan lupa update ya thor!
Yellow Sunshine: Thanks, Reader. Author jadi makin semangat nih buat update 😍
total 1 replies
Melanie
Yowes, gak usah ragu untuk baca cerita ini guys, janji deh mantap. 😍
Yellow Sunshine: Thanks, Reader. It means a lot 😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!