NovelToon NovelToon
TIGA AYAH SATU IBU

TIGA AYAH SATU IBU

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Hamil di luar nikah / Cinta Seiring Waktu / Kaya Raya
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Jihan Hadid, seorang EO profesional, menjadi korban kesalahan identitas di rumah sakit yang membuatnya disuntik spermatozoa dari tiga pria berbeda—Adrian, David, dan Yusuf—CEO berkuasa sekaligus mafia. Tiga bulan kemudian, Jihan pingsan saat bekerja dan diketahui tengah mengandung kembar dari tiga ayah berbeda. David dan Yusuf siap bertanggung jawab, namun Adrian menolak mentah-mentah dan memaksa Jihan untuk menggugurkan kandungannya. Di tengah intrik, tekanan, dan ancaman, Jihan harus memperjuangkan hidupnya dan ketiga anak yang ia kandung.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

Setelah perjalanan yang cukup panjang, akhirnya mereka tiba di Bandara Ngurah Rai, Bali.

"Akhirnya kita sampai juga," ucap Jihan dengan wajah berseri, matanya berbinar melihat keramaian bandara yang dipenuhi wisatawan asing dan lokal.

Adrian melirik ke arah pintu keluar, di mana seorang pria berkulit sawo matang dengan senyum ramah sudah menunggu sambil memegang papan bertuliskan nama mereka.

“Kami dari tour guide Cemara, dan perkenalkan nama saya Made,” ucap Made sambil menangkupkan kedua tangan di depan dadanya dengan salam khas Bali.

“Om swastiastu,” tambah Made ramah.

Jihan membalas senyumnya, begitu juga David dan Yusuf yang segera membantu mengangkat koper.

Adrian hanya mengangguk singkat, masih menjaga sikap protektif terhadap istrinya.

Made mempersilakan mereka semua masuk ke dalam mobil minibus mewah berwarna hitam.

Begitu pintu tertutup, aroma khas bunga kamboja dan dupa yang diletakkan di dashboard langsung menyebar ke seluruh kabin, menambah nuansa Bali yang kental.

Selama perjalanan, Jihan duduk sambil menempelkan wajahnya ke jendela, mengagumi deretan pohon kelapa, pura kecil di pinggir jalan, dan hamparan sawah yang hijau membentang.

“Cantik sekali…,” gumam Jihan lirih.

David yang duduk di sampingnya ikut tersenyum melihat ekspresi polos istrinya.

“Ini baru perjalanan ke hotel, Jihan. Kau akan lebih kagum lagi nanti.”

Mobil terus melaju melewati jalanan ramai, hingga akhirnya tiba di hotel bintang lima yang sudah dipesan oleh Adrian.

Bangunan megah dengan sentuhan arsitektur Bali berdiri anggun di tepi pantai, dikelilingi taman tropis dan kolam renang berkilauan.

“Selamat datang di Bali,” ucap Made sambil menurunkan koper mereka.

Jihan terpaku menatap pemandangan hotel itu, matanya sedikit berembun karena tak percaya bisa merasakan bulan madu impian bersama ketiga suaminya.

Adrian meraih tangan Jihan, menatapnya penuh cinta.

“Ini semua untukmu, sayang.”

Adrian sudah memesan satu kamar untuk mereka dan satu kamar lain untuk Selim.

"Selim, istirahatlah dulu. Dua jam lagi kita bertemu di lobby." ucap Adrian.

Selim mengangguk dan mengambil kunci yang ada di tangan Adrian.

Kemudian mereka berempat masuk kedalam kamar.

David membopong tubuh istrinya dan membawanya ke atas tempat tidur.

"Sekarang giliranku yang akan mencium mu sayang," ucap David yang kemudian mendekatkan bibirnya ke bibir Jihan.

Jihan membalas ciuman yang diberikan oleh suaminya.

Mereka beruda tidak mau kalah dan ikut naik ke atas tempat tidur.

"Bolehkah kami meminta hak sebagai seorang suami?" tanya mereka bertiga.

Jihan sedikit terkejut dan melihat para suami yang meminta haknya.

"Aku tidak akan memaksamu jika belum siap," ucap Yusuf.

Jihan menggenggam tangan Yusuf dan memeluknya.

Pw

"Aku sudah siap," jawab Jihan meskipun detak jantungnya berdetak kencang.

Adrian, David dan Yusuf melepaskan pakain mereka.

Setelah itu Adrian membantu melepaskannya pakaian yang dikenakan oleh Jihan.

"Sayang, jangan tegang seperti itu." ucap Yusuf.

"A-apakah kalian yakin ingin melakukannya? A-aku takut kalau kalian kecewa."

Jihan masih ingat dengan jelas dimana Arkadion memperkosanya.

"Sayang, dengarkan aku. Kita bertiga sudah menjadi suami kamu. Kami tidak peduli dengan hal itu."

Jihan menatap wajah Adrian, David dan Yusuf yang berdiri di hadapannya.

Adrian yang sudah tidak sabar langsung menarik pinggang istrinya.

Ia membelai pipi Jihan dan sesekali mencium bibir istrinya.

Suara desahan mulai terdengar di dalam kamar yang begitu besar.

Jihan tersenyum tipis saat melihat ketiga suaminya yang mengeluarkan keringat.

Setelah satu jam berlalu, mereka berempat mengatur nafasnya.

"Kalian semuanya gila, aku sampai kelelahan." ucap Jihan.

"Terima kasih sayang," ucap mereka bertiga sambil mencium kening Jihan.

Adrian menarik selimut, menutupi tubuh istrinya yang tidak memakai sehelai apapun.

“Sekarang istirahat dulu, nanti sore kita jalan-jalan menikmati Bali.”

Jihan mengangguk kecil, lalu terlelap di pelukan ketiga suaminya.

Mereka bertiga saling tersenyum dan mengacungkan jempolnya.

Adrian, David dan Yusuf yang kelelahan akhir ikut memejamkan matanya.

Beberapa jam kemudian, sinar matahari sore menyusup lembut melalui jendela kamar.

Jihan membuka matanya dan merasakan tubuhnya yang masih terasa lemas namun wajahnya terlihat bahagia.

Adrian yang duduk di kursi dekat ranjang langsung menoleh.

“Sayang, kamu sudah bangun? Apakah kamu baik-baik saja?" tanya Adrian

Jihan tersenyum kecil, mengangguk sambil menggenggam tangan Adrian.

"Aku baik-baik saja, hanya sedikit capek.”

David dan Yusuf yang baru keluar dari balkon langsung menghampiri, masing-masing mencium kening istrinya dengan lembut.

“Kalau begitu kita jangan lama-lama di sini. Aku ingin menunjukkan pantai Bali saat matahari terbenam,” ucap Yusuf.

Jihan menatap mereka bertiga dengan mata berbinar.

“Sunset di Bali? Aku selalu ingin melihatnya.”

Mereka segera bersiap, lalu turun menuju lobby hotel.

Disana, Selim sudah menunggu dengan pakaian kasual, tampak lebih santai dibanding biasanya.

Tatapannya sempat terhenti pada Jihan yang terlihat berseri dengan gaun putih sederhana.

Adrian refleks meraih pinggang Jihan, menegaskan bahwa perempuan itu adalah istrinya.

Selim hanya tersenyum tipis, lalu berjalan lebih dulu ke arah mobil.

Made yang sudah siap sebagai pemandu berkata ramah,

“Baik, kita akan menuju ke Pantai Jimbaran. Waktu terbaik untuk menikmati sunset adalah sekitar tiga puluh menit lagi.”

Sepanjang perjalanan, Jihan tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya.

Ia duduk diapit Adrian dan Yusuf, sementara David duduk di depan bersama Made.

Dari kaca jendela, pemandangan Bali sore hari begitu memukau dimana cahaya jingga mulai menyapu langit, deburan ombak terdengar samar, dan bau asin laut makin terasa.

“Ini indah sekali…” gumam Jihan.

Adrian mengecup pipinya, Yusuf menggenggam tangannya, sementara David menoleh dari depan dengan senyum penuh cinta.

Namun dari kursi belakang, Selim hanya bisa menatap diam-diam, hatinya bergejolak dengan perasaan yang sulit ia kendalikan.

Beberapa menit kemudian mereka telah sampai di pantai.

Setelah turun dari mobil, Jihan berlari kecil menuju ke bibir pantai.

“Jihan, jangan berlari seperti itu!” teriak Adrian yang langsung panik.

Ia takut istrinya jatuh karena kondisinya belum sepenuhnya pulih.

Namun Selim lebih dulu sampai, tangannya sigap meraih pergelangan tangan Jihan sebelum gadis itu sempat tergelincir di pasir yang agak basah.

“Hati-hati sayangku,” ucap Selim lembut sambil menatap Jihan dengan sorot mata yang begitu dalam.

Jihan terdiam sejenak saat mendengar Selim yang memanggilnya sayang.

Namun seketika, Adrian, David, dan Yusuf sudah menghampiri.

Adrian langsung menarik Jihan ke dalam pelukannya.

“Aku sudah bilang, jangan lari-lari. Kamu mau membuat kami khawatir, hah?” ucapnya dengan nada keras, meski sebenarnya penuh kekhawatiran.

"Aku minta maaf sudah membuat kalian khawatir," ucap Jihan yang merasa bersalah.

Selim menatap pemandangan itu dengan wajah menahan sesuatu, kemudian mundur beberapa langkah.

“Tenanglah, dia hanya bersemangat. Jangan terlalu keras pada Jihan.” ucap Yusuf sambil menepuk pundak Adrian.

David menambahkan sambil tersenyum menenangkan istrinya.

"Biarkan dia menikmati pantai ini, Adrian. Kita ke sini untuk membuatnya bahagia.”

Adrian menghela napas panjang, lalu mengusap lembut kepala Jihan.

“Baiklah, tapi janji jangan ulangi lagi.”

Jihan mengangguk kecil, lalu menggenggam tangan ketiga suaminya bergantian.

“Terima kasih sudah menjagaku.”

Mereka berjalan menyusuri bibir pantai, pasir putih lembut menyentuh kaki telanjang Jihan.

Langit semakin jingga, burung camar beterbangan, dan ombak memantulkan cahaya matahari yang mulai tenggelam.

Jihan menoleh ke arah belakang dimana Selim mengambil air di dalam mobil.

1
kalea rizuky
jangan ngaco deh dalam islam g boleh poliandri/Shame//Drowsy/
my name is pho: dalam hal mendesak boleh kak
saya sudah tanya ke pak penghulu langsung 😭
nikahnya di luar negeri
total 1 replies
kalea rizuky
kok bisa di perkosa
kalea rizuky
emang boleh dalam islam poliandri
kalea rizuky
jd inget novel sebelah yg nikah ma paman angkatnya yg kembar /Curse/ nganu aja gantian astaga
kalea rizuky
ngidam mu nyusain
kalea rizuky
berasa bersuami 3/Curse//Curse/
my name is pho: senangnya dalam hati
kalau bersuami tiga
total 1 replies
Rohana Omar
sedap2 baca cuma 1 bab yg di upnya.. buat aq tertanya2 apa kisah selanjutnya....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!