Delia menikahi pria yang juga mencintainya. Danur adalah pacarnya saat dirinya menginjak kelas 3 SMA. Danur adalah pindahan dari Kota lain.
Setelah menikah Delia harus menahan pil pahit, karena sang suami memutuskan untuk menikah lagi dengan masa lalu nya.
Sebagai wanita tentu saja Delia tidak terima jika di madu. Dan yang lebih menyakitkan lagi, orang yang menjadi duri dalam rumah tangganya adalah sepupunya sendiri.
Semenjak hari itu, kehidupan Delia di penuhi pemandangan suami dan madu nya.
Istri mana yang sanggup di madu dan melihat suami bermesraan dengan wanita lain...
Namun di tengah kebimbangan hati untuk tetap bertahan atau menyerah, Seseorang malah memendam perasaan pada Delia.
Bagaimanakah kisahnya? akan kah Delia bertahan dalam rumah tangga yang di masuki orang ketiga atau melanjutkan hidup sendiri?
Jangan lupa mampir🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juniar Yasir, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Curhat
Delia sudah hampir sebulan tidak pulang kerumah orang tuanya. Biasanya Dirinya dan Danur akan berkunjung setiap Minggu, terkadang juga menginap. Itu memang sudah menjadi keharusan bagi pasangan suami istri ini. Karena Danur juga setuju dengan rutinitas ini mingguan ini. Delia merasa beruntung sekali saat itu, karena tidak semua suami akan mau sering kerumah mertua apalagi menginap segala. Tapi kini Delia tidak kagum lagi, karena di balik sikap hangat suami nya itu mengandung kelakuan bejat.
....
Keluarga Delia baru saja menyelesaikan makan siang nya. Papa Delia langsung keruang keluarga, Mama Desi membuat minuman untuk sang suami. Sedangkan Delia mencuci piring kotor.
"Non, biar bibi saja yang mengerjakan semua ini. Non sebaiknya ke depan saja ngumpul sama Tuan dan Nyonya" ucap Bi inem merasa tak enak hati.
"Bi, Delia kan dari dulu memang sering bantu bibi, jadi nggak perlu sungkan dan nggak enakan begini" balas Delia masih lanjut membilas cucian piringnya.
"Mendingan bibi tolong masukin kue di box itu ke dalam wadah" Delia menunjuk dengan dagunya ke box kue.
Bi inem mengangguk, lalu mengambil wadah. Setelahnya langsung memasukkan cake ke dalam tempat bolu.
"Ini kok kayak cake ulang tahun. Kan non nggak ulang tahun to?" Bi inem heran juga karena Dia memang ingat tanggal lahir nona nya ini.
Sementara Delia hanya diam saja, Dirinya mengelap tangan dan menuju Bi inem.
"Ayo bi kita keruang keluarga." Delia membawa cake.
"Non duluan saja, bibi mau nyetrika dulu." pamit bi inem. Delia hanya mengangguk dan meninggalkan dapur menuju ruang keluarga.
Di ruang keluarga tampak Mama dan papa nya sedang menonton televisi sambil meminum teh. Delia langsung duduk di sebelah mama nya.
"Mama nggak ke toko hari ini?" tanya Delia, lalu meminum teh dari gelas mamanya.
"Dasar anak nakal!" Mama Desi mencubit gemas pipi anaknya, Delia terkekeh.
"Rencananya setelah makan siang, tapi karena anak kesayangan mama datang mama of aja deh" ucap mama Desi senang, Delia mencebikkan bibirnya.
"Oh iya, biasanya jika kamu ke sini pasti Mila ikut ngumpul juga. Kemana anak itu?" Heran Mama Desi.
Wajah Delia yang tadinya ceria lansung pias, tapi langsung di ubah ke setelah ceria kembali karena tak ingin mama nya curiga dan bertanya.
"Mungkin lagi sibuk di Boutique nya ma" jawab Delia.
"Kok mungkin sih? kayak nggak komunikasi aja kalian ini. Lagi berantem?" Mama Desi menatap menyelidik.
"Nggak lah ma. Tadi aku sempat ketemu di apartemen" Delia berusaha tersenyum, mama Desi hanya beroh-ria saja.
"Kamu nggak lagi berantem sama suami kamu kan sayang?" tanya mama Desi lagi, karena wanita paruh baya ini belum puas dengan anaknya.
"Ya enggak lah ma" jawab Delia.
"Ya siapa tau, kan tumben tumbenan kamu kesini di hari Danur kerja begini, sendiri lagi. Biasanya kamu kesini saat weekend dan berdua juga" mama Desi memang cerewet jika menyangkut anak mantunya.
"Ma, Delia itu anak kita. Masa harus nunggu saat weekend dan berdua suami nya saja baru main kesini." timpal papa Delia setelah lama diam. Mama Delia hanya memutar malas matanya.
"Sayang, mama ke belakang dulu ya. Mama mau minta ajarin pada inem bikin nastar jadul." mama Desi beranjak meninggalkan ruang keluarga.
...----------------...
💔
"Kamu ada masalah apa sama suami mu?" tanya papa Delia langsung.
Delia yang sejak tadi melihat buku-buku yang tersusun di rak ruangan kerja papa nya membeku mendengar serangan mendadak papa nya. Delia merasa tertangkap basah, dirinya memang tidak bisa bersembunyi dari sang papa. Yang jelas dirinya tidak akan bisa lagi berkelit dengan alasan lain, karena sang papa langsung menjurus pertanyaan ke masalah.
"Maaf pa. Mas Danur telah berkhianat" jawab Delia akhirnya, karena percuma berbohong papa nya tidak akan bisa di tipu.
Papa Delia terkejut mendengar menantunya berselingkuh, tapi dirinya tak semudah itu mempercayai ucapan sang anak. Dirinya tak ingin langsung gegabah juga.
"Apakah kamu punya bukti?" tanya Papanya.
"Pa, apa papa nggak percaya anak papa sendiri?" Delia memelas,.kali ini memang dirinya tidak ada.
"Baiklah. Siapa selingkuhannya?" tanya papa nya lagi.
"Mila" tegas Delia,.meski jijik Dirinya terpaksa menyebut nama rubah betina itu.
"Apa?! Maksudmu Mila sepupu mu?!" Papa Delia terkejut dan shock bukan main.
"Aku akan menggugatnya pa. Aku nggak bisa hidup dimadu, apa lagi saat ini wanita itu hamil" Delia tidak bisa lagi menyembunyikan kebenaran.
"Ha?!" Papa nya jadi melongo karena shock luar biasa.
Baru saja mendengar menantu selingkuh dengan keponakannya, malah selingkuhannya itu atau keponakannya itu hamil dari suami anaknya. Orang tua mana yang akan menerima anaknya di perlakukan begini, apa lagi yang menusuk rumah tangga anaknya adalah keluarga sendiri. Tentu ada rasa geram dihati. Lama mereka berdua terdiam sampai akhirnya papanya kembali angkat bicara.
"Sebaiknya kamu pikirkan dengan matang. Kalau kamu terburu-buru menggugatnya mereka akan menang. Papa juga akan memperingati Mila, supaya meninggalkan suamimu" ucap Papa Delia akhirnya.
"Nggak ada yang perlu di pikirkan lagi pa. Wanita itu hamil, tentu mereka akan menikah. Dan aku nggak Sudi punya madu!" Delia sudah membulatkan tekadnya.
"Hufffttt... Jika itu memang keputusan mu papa tidak bisa memaksamu. Maaf ya nak, karena hubungan persahabatan papa, kamu kena imbasnya" sesal papa Delia.
"Papa nggak salah, jadi nggak perlu minta maaf. Aku keluar dulu ya pa mau lihat mama bikin kue" Delia pamit keluar, Sinatria hanya mengangguk saja.
"Kurang ajar kamu Mila. Orang tua dan anak sama saja! Sudah di rawat tidak tau balas Budi, malah menikam dari belakang!" batin Sinatria mengepalkan erat tangannya.
💔
"Ma, aku pamit dulu ya" Delia memeluk mama nya dari belakang.
"Kamu ngagetin mama aja nak" Desi memasukkan kue ke toples.
"Kok kamu buru-buru pulangnya."
"Maaf ma, Delia lupa ada janji sama mama mertua. Jadi dari sini nanti Delia akan mampir kerumah mama Sinta dulu." Delia menyalami mamanya.
"Oh ya udah, kamu hati-hati. Titip salam pada besan" ujarnya. "Bi tolong kue saya yang di panggang di keluarkan ya" Pesan mama Desi pada Bi inem, yang dijawab dengan anggukan.
"Aku pamit dulu ya bi. Kapan-kapan bibi main ya ke rumah ku" ucap Delia.
"Iya non, hati-hati." jawab Bi inem.
Kedua anak dan ibu itu menuju ke keluar rumah. Delia langsung masuk mobil dan menjalankan mobil meninggalkan kediaman orang tuanya. Delia melajukan kendaraannya ke arah Jakarta Utara menuju kediaman sang mertua.
Jangan lupa like dan komentarnya 🙏
,, semoga mereka berdua segera dpt karmanya 😔
mksh sudah sering baca🙏🤗