NovelToon NovelToon
Hilang Perawan Di Malam Pesta

Hilang Perawan Di Malam Pesta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Mafia / Lari Saat Hamil / Kehidupan di Kantor / Identitas Tersembunyi
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Beby_Rexy

Setelah pesta ulang tahunnya semalam, dia terbangun di atas ranjang kamar hotel tempatnya bekerja, dalam keadaan berantakan dan juga sendirian. Masih dalam keadaan bingung, dia menemukan bercak merah di bawah tubuhnya yang menempel di alas kasur. Menyadari bahwa dirinya telah ternoda tanpa tahu siapa pelakunya, diapun mulai menyelidiki diam-diam dan merahasiakan semuanya dari teman-temannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Beby_Rexy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dekapan Hangat

Di dalam lift, Ranti masih terus berada dalam dekapan Arion seperti seekor kucing yang butuh perlindungan. Wajahnya mendongak, menatap lelaki itu dalam jarak dekat. Jika dilihat dari dekat, tampak bulu-bulu halus di dagu Arion. Wajahnya begitu mulus dan jauh lebih glowing daripada Ranti sendiri. Pori-pori saja nyaris tidak terlihat, membuat rasa iri di hati Ranti.

Untuk sesaat Ranti sungguh memuji lelaki itu, lelaki yang selama ini telah dia cap sebagai seorang penyuka sesama jenis.

Seolah tersadar dari pikiran liarnya, Ranti pun mencoba menggelengkan kepalanya agar pikirannya bisa kembali jernih. Namun, pergerakan itu menarik perhatian Arion sehingga lelaki itu menurunkan kepalanya, dan sekali lagi hidung keduanya nyaris bersentuhan.

Ranti yang merasa canggung mulai berontak.

“Jangan bergerak, nanti kamu jatuh,” tegur Arion dengan suara baritonnya.

“Turunkan aku!” desak Ranti, yang masih menggeliat tak karuan, anehnya Arion sama sekali tidak bergerak. Apakah tenaga lelaki itu benar-benar sekuat itu?

Syukurnya Arion mau melepaskan Ranti, tetapi karena Ranti bergerak liar dia kembali terjatuh.

“Sudah kuperingatkan, sepertinya kamu memang hobi menjatuhkan diri,” sindir Arion.

Ranti lekas berdiri. “Nggak ada hobi semacam itu, Tuan,” sahutnya cepat. Saat itu, Ranti berdiri tanpa mengenakan alas kaki, sehingga tubuhnya semakin kecil di hadapan Arion, hanya sampai bahu saja lebih tepatnya.

Ranti masih kesal karena persoalan tugas lembur itu, menurutnya hal ini harusnya memberikan keuntungan untuk dirinya.

Untuk itu, Ranti merasa harus memperjelas semuanya di hadapan Arion.

Setelah membasahi tenggorokannya sejenak, Ranti akhirnya buka suara. “Tuan, pekerjaan seperti ini belum pernah terjadi sama aku selama ini. Aku juga nggak pernah lembur, karena jam kerjaku sudah di atas jam normal kerja karyawan biasa. Karena itu, tolong tambahkan bonus lembur dalam slip gaji aku bulan ini,” tegasnya.

Sebenarnya, bukan Ranti tak pernah lembur. Adalah Anya yang kerap memintanya meng-handle beberapa pekerjaan setiap kali dirinya kesulitan menangani dalam waktu bersamaan. Namun, atas dasar pertemanan baik, Ranti dengan senang hati menolong, dan Anya pun sangat pengertian sehingga wanita itu juga selalu mentransfer sejumlah uang ke rekening pribadi Ranti sebagai upahnya.

Sehingga bagi Ranti, kalau Anya saja mau membayarnya, kenapa tidak dengan Arion. Walaupun Arion menjadikan kesalahan menu kepiting alaska itu sebagai alasan untuk mengeksploitasi Ranti dengan hukuman lembur, tetap saja Ranti tidak ingin dimanfaatkan begitu saja.

Ranti yang perhitungan bertemu dengan Arion yang pelit, ini pasti akan menjadi rumit.

Arion menaikkan kedua alisnya, kemudian berkata, "Tugas ini sebagai hukumanmu karena membuat menu mahal hanya untuk seorang Walikota dan selirnya."

Sudah Ranti duga, dia pun segera membalas, "Menu seperti itu sudah sering aku pakai, demi tamu penting itu sudah biasa, kenapa baru sekarang Anda mengeluh? Tolong jangan mengada-ada ya, Tuan."

Arion tersenyum tipis, berkata dalam hati, "kucing kecil ini berani juga, menarik."

"Baiklah, aku akan bayar, dasar matre."

"Apa?"

Tepat pada saat itu pintu lift terbuka sehingga Arion langsung keluar. Akan tetapi Ranti merasa pembicaraan mereka masih belum selesai, meski permintaannya untuk minta dibayar telah disetujui, tapi dia masih harus membuat validasi.

"Tunggu dulu, Tuan." Dia menarik kuat lengan Arion, entah apa karena Arion sengaja melemahkan tubuhnya atau karena tidak siap, Ranti berhasil membuatnya tersudut hingga punggungnya rapat dengan dinding di sebelah lift. Tak berhenti sampai di situ, Ranti bahkan menarik kasar kerah baju Arion, mirip seperti seorang preman, tak sadar pada ukuran tubuhnya. Arion bahkan susah payah menahan tawa.

"Satu hal lagi, aku harus tekankan, setelah malam ini anggap kita nggak pernah berhubungan secara pribadi, dan jangan sampai ada yang tahu kalau aku pernah pakai gaun seperti ini,"

Arion melirik bagian paha Ranti yang putih mulus, lalu berkata, "Apa yang salah dengan gaunnya? Itu seksi," ucapnya dengan begitu saja.

Ranti tercekat, semakin kesal dengan pernyataan Arion. "Berjanjilah, Tuan, aku nggak mau menanggung malu karena teman-temanku pasti bakal ngeledekin aku kalau sampai mereka tahu!" Rasanya Ranti telah menghabiskan seluruh energinya, tubuhnya pun menjadi lemas. Ketika Arion mengangguk, baru dia melepas kerah lelaki itu. Ranti akhirnya puas.

Tanpa banyak kata, mereka berdua berpisah ke tujuan masing-masing.

---

Ranti akhirnya tiba di lorong kamarnya, tanpa disangka di sana dia malah bertemu dengan Noah. Terkejut, Ranti yang berharap tidak ada temannya yang boleh melihatnya dalam keadaan seperti itu, kini sudah tak bisa lagi mengelak.

Bibirnya terkatup, kedua matanya membola, sedangkan Noah langsung saja tak mampu menutupi sorot mata yang terpukau.

"Ranti? Gila, kamu cakep banget!"

"Huh?" Ranti masih kebingungan.

"Ayo kita selfie dulu." Noah bergegas menyiapkan ponselnya, mendekati Ranti, tapi Ranti segera menghindar.

"Stop, tolong jangan, Kak. A-aku beneran capek, kalau ada yang mau ditanyakan besok aja, ya, bye!"

Masih dengan bertelanjang kaki, Ranti berlari kecil ke arah pintu kamarnya lalu membukanya dan menghilang dari pandangan Noah.

Di tempatnya berdiri itu Noah masih tertegun. “Itu tadi beneran Ranti, kan?” tanyanya pada diri sendiri.

Kamar Noah tidak berada di lantai yang sama dengan Ranti, baru saja dia pergi ke sana untuk mengecek kamera pengawas di salah satu kamar yang sedang terjadi gangguan. Pekerjaan Noah memang berat, sehingga jam tidurnya pun lebih sedikit dari manusia normal.

Saat itu sudah pukul satu malam, Noah jadi agak resah, menggaruk kepalanya yang terasa gatal. "Ranti abis dari mana, sih? Nggak biasa banget jam segini dia ada acara. Coba aja pas kemarin dia pakai gaun juga, pasti lebih hot lagi." Dia terkekeh membayangkan tubuh Ranti.

"Ah, harusnya tadi aku ambil fotonya," sambungnya.

Saat masih sibuk berperang batin seorang diri, tiba-tiba dia teringat sesuatu. "Aku mau lihat sama siapa dia tadi."

Noah berniat untuk mengecek kamera cctv, maka dia pun berbalik menuju lift. Namun, terdengar suara ponselnya berdenting satu kali, nama Arion terpampang sebagai pengirim pesan, Noah langsung membukanya.

"Hilangkan rekaman dari dua jam yang lalu, area lounge sampai ke lift lantai 80. Kirim file-nya ke email-ku."

"Sial! Hapus lagi," umpat Noah. Tapi tak masalah, sebelum dihapus tentu dirinyalah yang paling berhak untuk melihat isi rekamannya.

Ini adalah kesekian kalinya Arion memerintahkan Noah untuk menghapus video rekaman. Namun, jika itu hanya menyangkut soal Arion dan wanita. Sehingga kali ini Noah yakin, pasti Arion sedang terekam bersama dengan seorang wanita lagi. Sebagai seorang lelaki muda kaya dan sukses, tentu ada banyak sekali wanita-wanita muda yang penuh energi serta terkenal, berbondong-bondong mencari celah untuk mendekatinya. Seperti semut yang mengerubungi gula. Mulai dari selebriti sampai selebgram, serta putri-putri dari para pebisnis ternama. Arion memang meladeni pertemuan dengan mereka, tetapi anehnya setiap satu wanita hanya berkesempatan bertemu satu kali dengannya. Seperti merasa trauma, mereka menjauh tiba-tiba. Tak jarang banyak yang berspekulasi bahwa Arion adalah ‘gay’.

Pernah beberapa kali ketika Arion sedang melakukan pertemuan di tempat lain, para bos-bos dengan sengaja menyediakan tempat pribadi demi menyerahkan putri mereka pada Arion. Tebak saja, itu tak pernah berakhir baik. Dan di ujung cerita, Noah selalu diberi perintah untuk membereskan bukti rekaman cctv yang merekam Arion, meski bukan di wilayah Hotel Phoenix sekalipun, dan Arion tak pernah gagal mengandalkan Noah.

Semua itu Arion lakukan demi menjaga nama baiknya, karena kesuksesannya di usia muda seperti sekarang akan memunculkan banyaknya pesaing. Agar rekaman dirinya bersama wanita-wanita tidak disalahgunakan oleh pesaingnya, maka tindakan itu sangat lah dibutuhkan.

---

Di dalam kamarnya, Ranti sudah berganti piyama. Dia merangkak naik ke atas ranjang kemudian duduk termenung.

"Tadi Kak Noah ngapain ya ada di lantai ini? Apa dia lagi nyari aku?"

Ranti menggigit ujung kukunya, jelas dia sedang gelisah. Sebenarnya dia sangat malu untuk bertemu Noah dan Rico hari ini. Sebab kejadian kemarin malam masih belum diketahui dengan pasti dan bukti yang jelas siapa pelakunya. Namun, Ranti sangat yakin pada apa yang telah terjadi pada dirinya, karena kondisinya saat itu yang terbangun tanpa busana, serta bercak noda merah yang menjadi bukti bahwa kesuciannya telah hilang.

Menghela napas panjang, Ranti mengusap wajahnya yang lelah. Hatinya sedih, tega sekali temannya sendiri berbuat seperti itu padanya. Namun, jika langsung bertanya pada Noah atau Rico, tentu saja Ranti tidak punya muka. Itu sangat lah memalukan baginya. Lebih baik diam dan mencari tahu kebenarannya, atau menunggu salah satu dari mereka mengakuinya.

Akhirnya, Ranti tertidur membawa nasib buruknya.

Pukul lima pagi Ranti sudah terbangun, ada rasa rindu pada sang ibu yang membuatnya tak nyenyak tidur. Selama dua tahun bekerja di sana, Ranti terbilang sangat jarang sekali menginap di kamar hotelnya, paling kamar itu hanya dia pakai untuk mandi, membersihkan diri atau sejenak merebahkan diri disela pekerjaannya yang cukup melelahkan.

"Masih jam 6."

Akhirnya setelah mandi pagi, Ranti memutuskan untuk pulang dulu dan akan kembali ke hotel di jam sembilan nanti.

Mengendarai mobilnya sendiri, Ranti mencoba menikmati udara pagi. Saat itu matahari masih muncul sedikit sehingga hawa dingin masih terasa menyegarkan.

Dengan kaca pintu mobil yang terbuka, Ranti menghirup udara pagi itu dalam-dalam dan itu cukup membantu memperbaiki suasana hatinya yang sedang resah.

35 menit kemudian, mobil Ranti sudah sampai di halaman rumah orang tuanya. Di saat yang bersamaan sang ibu tampak membuka pintu dan melihat ke arahnya.

Ranti yang sudah rindu bergegas keluar dari mobil, dan menyapa ibunya.

"Ibu kok tahu aku sudah sampai?" tanyanya tersenyum cerah.

Alya, sang ibu menjawab dengan tertawa kecil, "Bukan, sebenarnya ibu tadi keluar buat buang sampah, eh kebeneran ada kamu, hahaha."

Ranti langsung tersenyum masam. "Ih Ibu mah gitu, nggak kangen gitu sama anaknya," rengeknya. Namun, tangannya dengan cepat mengambil alih sebuah kresek hitam besar di tangan Alya kemudian membuangnya ke bak sampah. Nantinya akan ada truk sampah langganan yang akan datang untuk mengangkut sampah itu, termasuk juga sampah dari seluruh penghuni kompleks.

Rumah orang tua Ranti berada di lingkungan perumahan yang cukup mewah, dulu mendiang ayah Ranti adalah seorang dosen kondang di sebuah universitas terkemuka di kota Jakarta. Dia sering diundang untuk menjadi pembicara pada event-event penting yang menyangkut pendidikan di negara ini. Dan setiap materi yang dia sampaikan selalu akan menjadi motivasi tinggi yang mampu membangun pola pikir cerdas serta wawasan baru bagi setiap mahasiswanya.

Kondisi ekonomi keluarga mereka juga sangat baik, karena itu ayah Ranti mampu membeli hunian dua tingkat itu dengan hasil kerjanya sendiri. Sayangnya, umur adalah rahasia. Tujuh tahun yang lalu, sosok pelindung keluarga itu berpulang ke pemiliknya.

Sejak kecil Ranti sangat dekat dengan sang ayah, sehingga kepergian Enggar juga sangat membuatnya terpukul. Namun, sang ibu selalu berusaha keras mengisi kekosongan di hati putri semata wayangnya tersebut. Hingga akhirnya Ranti bangkit, selepas satu tahun berlalu, dia bertekad mewujudkan cita-cita untuk berkuliah dan kini berhasil bekerja di sebuah perusahaan perhotelan internasional.

Meski begitu, Enggar pernah pergi selama hampir enam bulan lamanya, tak jelas ke mana dan tak ada satu pun kabar, bahkan Alya juga tidak tahu. Banyak orang terdekat yang mengatakan bahwa pria hebat itu telah menikah lagi di luar kota. Ketika itu, Ranti masih sangat remaja, dengan pikiran labil semudah itu percaya. Begitulah awal mula pikiran buruk tentang laki-laki terpatri dalam otaknya. Hingga sekarang dia masih belum menemukan siapa istri muda ayahnya, jika memang rumor itu benar.

Yang jelas, tak lama setelah Enggar kembali pulang, pria itu jadi sakit-sakitan kemudian wafat.

“Kamu kenapa pulang, Ran?” tanya Alya sambil berjalan beriringan dengan Ranti memasuki rumah mereka.

“Kok Ibu nanya begitu? Kayak nggak senang aku pulang,” keluh Ranti.

Alya terkekeh pelan dan menjawab, “Bukan gitu, bukannya kamu masih kerja? Kenapa nggak pulangnya malam nanti saja.”

“Aku kangen masakan Ibu, sudah dua hari nggak makan di rumah itu rasanya hampa,” jawab Ranti penuh drama.

“Dih, gombal.”

Alya dan Ranti langsung menuju dapur, ternyata sang ibu yang sangat rajin itu memang sudah memasak sejak pagi.

“Wah, sup iga! Hmmm, harum…” Ranti menghidu aroma sup iga panas dari mangkuknya, setelah Alya meletakkannya di atas meja makan Ranti. Asap yang mengepul langsung masuk ke hidungnya.

Keduanya pun segera sarapan bersama, diiringi dengan obrolan yang menyenangkan.

Tanpa terasa dari dapur hingga ke ruang tamu, obrolan ibu dan anak itu sampai melewatkan waktu hampir dua jam lamanya. Seperti sudah tidak bertemu selama satu tahun, ada saja yang mereka bahas. Mulai dari keluarga, tetangga, hingga gosip seputar artis. Namanya juga wanita.

“Ran, anaknya Jeng Gadis minggu depan acara nikahan,” ujar Alya. Saat itu mereka berjalan bergandengan tangan menuju teras rumah.

Karena Alya menyebut tetangga mereka, Ranti jadi menengok ke arah rumah besar di seberang. “Siapa, Bu? Si Noni?”

“Hu’um,” angguk Alya. “Acaranya di hotel kamu, lho, undangannya sudah ada tuh di dalam,” sambungnya.

Ranti cukup terkejut, menikah di gedung hotel Phoenix sangatlah mahal, kecuali calon suami Noni itu seorang pebisnis kaya raya tentu tidak masalah. Tapi kalau hanya karyawan biasa seperti Ranti, menyewa aula di sana tentu adalah pemborosan.

“Apa nggak kemahalan sewa gedung di hotel aku, Bu?” tanya Ranti.

“Ck, calon laki dia juragan ikan ekspor, Ran. Dia punya pelabuhan, tapi sudah tua, ppfff,” Alya mulai bergosip lagi. Ranti sampai memukul pelan lengan sang ibu, takut didengar tetangganya.

“Tapi kan Noni masih 20 tahun, Bu. Bukannya kata Tante Gadis dia mau kuliah dulu ke luar negeri?”

Jeng Gadis adalah tetangga di seberang rumah Ranti dan juga merupakan penghuni paling lama di kompleks perumahan tersebut. Suaminya adalah pengacara, tapi tidak terlalu laris juga, sedangkan Jeng Gadis memiliki usaha katering yang sudah bertahun-tahun dijalankan. Mereka memiliki dua anak perempuan, yang pertama adalah Nina, bekerja di luar negeri yang katanya kerja di Kedubes Singapura, tetapi gosip beredar bahwa Nina ternyata menjadi tkw. Lalu ada Noni, gadis polos yang masih muda tetapi malah sudah mau menikah melangkahi kakaknya.

Alya dan para penghuni kompleks tergabung dalam sebuah arisan yang sudah sejak lama sekali tak pernah putus. Jika sudah selesai maka akan disambung lagi. Dalam pertemuan arisan tersebut, berkumpullah seluruh informasi serta gosip seputar tetangga sekitar, dan dulu gosip tentang ayah Ranti yang telah mendua juga bermuara dari katanya mereka.

“Yah, gimana nggak mau kawin sih, Ran. Orang anaknya sudah tekdung duluan,” terang Alya sambil berbisik.

Entah kenapa pernyataan dari Alya itu membuat Ranti tertohok. Hamil duluan? Tiba-tiba dia jadi membayangkan kalau dirinya juga bernasib sama seperti Noni, bagaimana reaksi ibunya nanti. Namun, dalam hati kecilnya, Ranti malah merasa kalau Noni lebih beruntung darinya, meskipun hamil duluan setidaknya dia tahu siapa lelaki yang menghamilinya, dan menikah dengan lelaki itu. Walau tetap saja itu adalah dosa besar, tetapi Noni dihargai oleh lelaki itu.

Saat itu wajah Ranti jadi tidak enak dipandang karena merasa malu sendiri.

“Oh ya, nanti Jeng Gadis juga mau kasih kita baju seragam, katanya khusus buat anggota arisan kompleks,” lanjut Alya.

“Aku kan bukan anggota arisan, Bu. Nggak mau ah pakai seragam, pasti warnanya ngejreng gitu,” tolak Ranti.

“Nggak, kok. Warna pastel gitu, kainnya ibu sudah lihat, nanti kamu wa ibu ya, kasih tahu ukuranmu. Ditunggu lho sama Jeng Gadis.”

Ranti berdecak malas mendengarnya, dia paling tidak suka tampil mencolok apalagi harus mengenakan seragam segala. “Bu, kenapa sih Tante Gadis itu dipanggil Gadis, kan dia sudah mau punya mantu, namanya kan Gadis Mutiara, panggil Mutiara aja gitu?”

Sudah lama Ranti jengah dengan nama itu, menurutnya Jeng Gadis itu termasuk tipe pick me, sebab di keluarga besar Jeng Gadis saja mereka semuanya memanggilnya dengan nama Mutia. Dia saja yang minta dipanggil Gadis ke para tetangga.

“Ibu juga nggak tahu, lagian sudah dari dulu manggilnya gitu, Ran. Mungkin dia maunya jadi gadis terus kali, hahaha!” kelakar Alya.

Tawanya menular pada Ranti, untuk sejenak membuatnya lupa pada masalah pribadinya. Setelahnya, Ranti berpamitan untuk kembali bekerja dan berjanji akan pulang malam nanti.

---

Tiba di hotel, Ranti segera melakukan absensi kemudian langsung menuju ruang kerjanya. Ketika itu ada sesuatu yang tidak biasa ada di meja kerjanya. Ranti mengerutkan kedua alisnya saat melihat ada sebuket bunga mawar merah tergeletak di tengah meja. Melirik ke kiri dan ke kanan, tak ada siapa pun yang dilihatnya. Mungkin para asistennya sedang pergi mengumpulkan data. Satu tangan mungilnya lantas bergerak mengambil buket bunga tersebut dan langsung mencium aromanya.

Wangi. Hanya satu kata itu yang terucap dalam hati Ranti, tanpa sadar bibir mungilnya pun melengkung ke atas, merasa diperhatikan oleh seseorang padahal sadar bahwa dirinya tidak mempunya seseorang yang spesial.

Ranti mengamati bunga cantik itu dengan seksama, ada sebuah kartu yang terselip di sela-sela bunganya. Dia mengambil kartu kecil itu dan membaca tulisannya. "Kamu cantik tadi malam."

Seketika itu Ranti langsung terbayang wajah Noah, "Sial! Ini pasti dari dia!" Ranti pun bangkit dari duduknya, dan tanpa tedeng aling dia membuang bunga itu ke tong sampah dengan perasaan kesal yang membara.

1
aleena
Ranti diem kataa Arion jangan bikin suasana jadi keru

huh emang plot twist
aleena
ya memang rumiit
jika sekeluarga demanding harta dan martabat
aleena
gugup rasanya mau menghilang saja
aleena
Susah menaklukan Ranti
sampai harus merekrut semua Teman
😃😃 semangaat bang Arion semoga ranti cepet jinak
nonoyy
cuma kekasih pura2 👍😁
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
aleena
begitu banyak prduga
aleena
Arion kamu masi saja mengelak
sampai kapan
aleena
/Curse//Curse//Curse/kamu kena jebak
/Determined/
semangat ranti
pasti ada Alasan dibalik semua itu,, hemm
mungkkn Arion Akan terus memintamu sebagai kekasih sungguhan
aleena
hemm
kenapa gak di iklanin aja di novel sebelah yg sudah banyak pengikutnya
Kan Makin seruu ni
Beby_Rexy: Hehe, makasih ya Kak, sarannya.. Aku masih belum sempat promosi /Grin/
total 1 replies
aleena
masih binging ya
sebentar lgi pasti tau siapa pelakunya
semangaat Ranti
aleena
seru seru
alur cerita yg bagus
aleena
semoga keluarga Ranti selamat dari kejaaran psicopat kaya sofia
aleena
keluarga kejam, bukan terbaik untk anak justru hanya mementingkan efonya sendiri
aleena
ahahaha jedag jedug tuh jantung
berarti pelakunya adalah Arion fix
aleena
klo Hamil gak ada bpk
berarti anak genderuwo/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
aleena
ahhaha
Jadi bener Arion yg bermalam sama Ranti, pasti manusia kutub itu tersinggung sebab dikatai Gay,
makanya dia langsung membuktikan pada ranti klo dia bukan Gay/Joyful//Joyful/
aleena
nah mau bilang ketemen temen malu karna itu aib,
gak bilang juga binging, semanga Ranti semoga segera hamil agar tau siapa pelakunya
aleena
nah siapa pelakunyaq
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!