NovelToon NovelToon
TERJEBAK DI DALAM PELUKAN MANIPULASI By NADA

TERJEBAK DI DALAM PELUKAN MANIPULASI By NADA

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Trauma masa lalu / Kekasih misterius
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: nandra 999

Sebuah kisah tentang cinta yang berubah menjadi jeruji. Tentang perempuan yang harus memilih: tetap dalam pelukan yang menyakitkan, atau berjuang pulang ke dirinya sendiri.
Terjebak di Pelukan Manipulasi menceritakan kisah Aira, seorang perempuan yang awalnya hanya ingin bermitra bisnis dengan Gibran, pria karismatik .

Namun, di balik kata-kata manis dan janji yang terdengar sempurna, tersembunyi perangkap manipulasi halus yang perlahan menghapus jati dirinya.

Ia kehilangan kontrol, dijauhkan dari dunia luar, bahkan diputus dari akses kesehatannya sendiri.

Ini bukan kisah cinta. Ini kisah bagaimana seseorang bisa dikendalikan, dikurung secara emosional, dan dibuat merasa bersalah karena ingin bebas.

Akankah Aira menemukan kekuatannya kembali sebelum segalanya terlambat?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nandra 999, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab-31 Bayangan yang Masih Mengintai

Malam itu, Di balik senyum para penghuni yang mulai belajar tertawa lagi, Aira duduk sendiri di ruang tengah, menatap potongan kertas ancaman yang tadi siang ia terima.

"Kalau kamu menang .. kamu akan kehilangan lebih dari yang kamu kira"

Ancaman itu bukan sekadar gertakan.

Aira tahu. seseorang sedang mengawasinya pada. Tapi siapa?

Ia menarik napas dalam. Rumah Cahaya Aira sudah seperti benteng kecil yang melindungi banyak luka.

 Tapi kini, rasanya dindingnya mulai retak perlahan.

Pagi harinya, salah satu penghuni rumah, Santi datang dengan wajah pucat.

“Kak Aira… semalam ada orang ngintip dari jendela dapur. Aku lihat bayangannya, tapi dia langsung kabur waktu aku sorot lampu.”

Aira langsung mengecek CCTV sederhana yang dipasang sejak awal rumah ini berdiri. Tapi anehnya , Rekaman semalam hilang.

File-nya tidak ditemukan, seolah ada yang menghapusnya dari sistem.

“Nggak mungkin ada yang tahu password kamera ini… kecuali…”

Aira tak menyelesaikan kalimatnya. Tapi pikirannya langsung melayang ke satu nama: Gibran

Meski pria itu sedang diproses hukum, bukan tidak mungkin ada tangan-tangan lain yang masih bekerja di belakang layar.

Di luar dugaan, seorang perempuan tak dikenal datang sore itu ke Rumah Cahaya. Ia membawa map, mengaku sebagai perwakilan dari lembaga bantuan hukum.

“Kami dapat laporan bahwa Rumah Cahaya menyembunyikan seorang anak di bawah umur korban kekerasan tanpa izin resmi. Itu pelanggaran undang-undang.”

Aira terkejut.

“Kami tidak menyembunyikan siapa pun. Semua data penghuni lengkap, dan dilindungi hukum perlindungan perempuan dan anak.”

Perempuan itu tak menunjukkan identitas resmi. Ia pergi dengan senyum aneh.

“Kalau Kakak pikir bisa terus main aman… selamat mencoba.”

Aira langsung merasa ada yang tak beres. Ia mengumpulkan semua penghuni malam itu, menguatkan mereka.

“Kalau kalian merasa takut, kalian boleh pergi. Tapi aku nggak akan berhenti. Rumah Cahaya Aira ini bukan tempat lari, tapi tempat berdiri.”

Tak ada yang pergi. Justru mereka saling menggenggam tangan.

Tengah malam. Aira masih belum bisa tidur.

Ia membuka ponsel, menelusuri pesan-pesan lama. Lalu ia membuka satu folder tersembunyi:

rekamam rekaman kekerasan yang sempat ia simpan diam diam dulu. Ia ragu untuk membuka semuanya, tapi kali ini… ia tahu, bukti bisa menyelamatkan nyawa.

Saat ia putar salah satu file… tiba-tiba ponselnya mati tanpa peringatan.

Layar gelap.

Aira mencoba menyalakan ulang, tapi tak berhasil.

Tiba-tiba terdengar ketukan di jendela.

Tok.. tok... tok..

Aira menahan napas. Perlahan ia dekati jendela dan mengintip dari celah tirai. Tak ada siapa-siapa.

Tapi saat ia menoleh ke lantai dekat pintu, ada amplop berwarna merah tergeletak. Entah kapan dan bagaimana bisa sampai ada di sana.

Aira dengan tangan gemetar, ia membukanya.

Isinya hanya satu foto:

Foto dirinya…

Sedang tidur, dengan posisi yang sama seperti semalam.

Seseorang masuk ke kamar Aira. Seseorang tahu setiap geraknya.

Siapa yang masih membayangi hidup Aira? Apakah ini lebih dari sekadar ancaman? Apakah seseorang dari masa lalunya belum benar-benar pergi?

Aira menatap foto itu lama, bahkan setelah tangannya mulai gemetar.

Waktu pengambilan foto menunjukkan pukul 02.14 dini hari.

Itu artinya, seseorang telah masuk ke kamarnya saat ia tertidur.

menatapnya dari jarak yang cukup dekat untuk mengambil foto tanpa membangunkannya. Pintu dan jendela tidak rusak.

Tak ada suara, tak ada tanda tanda lainnya.

Semua seolah terjadi… dalam diam yang sempurna.

Dan itu membuatnya lebih menakutkan.

Aira meremas amplop merah itu, lalu berdiri dan langsung menuju ruang CCTV untuk memeriksa ulang semua rekaman.

“Ini bukan hacker sembarangan,” ucapnyaa.

“Ini orang yang tahu bagaimana sistem rumah ini bekerja.”

Dan yang lebih mengerikan… berarti orang itu mengenalnya.

Pagi harinya, Aira memanggil salah satu relawan keamanan di Rumah Cahaya. Ia mempercayai karena Reza pria itu dulunya juga pernah menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga dan sudah bergabung sejak awal rumah itu berdiri.

Reza memeriksa seluruh sistem kamera.

“Ada celah. Tapi yang bisa akses ini cuma tiga orang: aku, kamu, dan satu lagi...

yang dulu pernah bantu pasang sistem ini. Si Fajar, ingat?”

Aira terdiam.

Fajar Nama itu langsung membangkitkan ingatan masa lalu. Ia adalah mantan sahabat Gibran yang dulu sempat membantu renovasi dan jaringan sistem keamanan Rumah Cahaya.

Ia sempat menghilang setelah Aira melaporkan Gibran ke polisi.

“Kau yakin dia tidak terlibat?” tanya Reza.

Aira menggigit bibir.

“Aku pikir dia netral. Tapi sekarang aku nggak yakin.”

Siang itu, Aira pergi sendiri ke toko tempat Fajar dulu bekerja. Tapi ternyata, toko itu sudah tutup permanen sejak dua minggu lalu. Pemilik toko mengatakan Fajar berhenti secara tiba-tiba bahkan sempat mengganti nomor dan akun sosial media.

Pulang ke Rumah Cahaya, Aira merasa ada yang mengikutinya. Langkahnya cepat, tapi suara di belakang tetap ada. Saat ia menoleh kosong.

Namun di pagar rumah, seseorang menempelkan stiker bertuliskan “penghasut rumah tangga” dengan tanda silang besar dan bercak merah menyerupai darah.

Warga sekitar mulai resah. Beberapa ibu-ibu memandangi Rumah Cahaya dengan pandangan curiga. Isu-isu mulai tersebar, seolah rumah itu membawa pengaruh buruk.

“Bu Aira, tadi siang ada dua orang tanya-tanya soal rumah ini. Katanya mau survei karena ada dugaan kegiatan ilegal,” lapor Dira salah satu penghuni.

Aira mengangguk sambil menghela napas. “Mereka mulai menyebar ketakutan lewat gosip.”

Tapi Aira tahu, ini bukan sekadar tekanan psikologis biasa. Ini teror terencana.

Dan bisa saja lebih berbahaya dari apa pun yang pernah ia hadapi.

Malamnya, Aira mengunci semua pintu dan jendela. Ia menyimpan pemukul kayu di dekat kasurnya. Matanya tak kunjung terpejam. Setiap bunyi kecil membuat tubuhnya menegang.

Jam menunjukkan pukul 01.23 ketika suara langkah pelan terdengar dari luar kamarnya.

Langkah itu berhenti tepat di depan pintu.

1
gaby
Jgn2 Gibran pasien RSJ yg melarikan diri.
gaby
Di awal bab Gibran selalu mengatakan cm Gibran yg mau menerima Aira yg rusak. Dan kata2 Aira rusak berkali2 di sebutkan di bab pertama. Maksud Rusak itu gmn y thor?? Apa Aira korban pelecehan atau korban pergaulan bebas??
gaby
Smangat thor nulisnya. Ternyata ini novel pertamamu di NT y. Tp keren loh utk ukuran pemula, ga ada typo. Dr awal bab aja dah menarik, Gibran si pria manipulatif
Robert
Suka banget sama cerita ini, thor!
nandra 999: Thks yeah 🥰
total 1 replies
Gấu bông
Terinspirasi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!