Nazeera, seorang wanita cantik dan pintar, hidup dalam kesendirian setelah di khianati dan tinggalkan oleh suaminya. Namun, kehidupannya berubah drastis setelah di pertemukan dengan pria tampan yang merupakan seorang Presdir sebuah perusahaan besar.
Devan, yang selalu memprioritaskan perusahaan nya di desak untuk segera menikah oleh ibu nya mengingat dengan usianya yang sudah hampir menginjak kepala tiga. Akhirnya ia memutuskan untuk menikahi Nazeera dan menjadikannya sebagai istri rahasia yang di sembunyikan dari publik.
Namun walau begitu, tetap saja Intan menjodohkan Devan dengan banyak wanita lain karena tidak pernah setuju dengan pernikahannya bersama Zeera.
Lalu bagaimana dengan Zeera? akankan ia bertahan pada pernikahan ke-dua nya? atau justru memilih untuk meninggalkan Devan karena selalu di benci oleh ibu mertuanya?
Yuk simak ceritanya . . .
jangan lupa untuk selalu tinggalkan jejak berupa like, komen dan gift ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chiechi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Ragil memang sudah di amankan untuk saat ini, namun bukan berarti semua sudah selesai. Masih ada Celine bersama ibu nya yang masih menyimpan dendam terhadap Zeera. Karena bagaimanapun pertunangan nya gagal karena kehadiran gadis itu.
Karena dia juga, Celine dan ibu nya di usir oleh Broto. Saat ini kedua wanita itu hanya bisa tinggal di rumah sewa yang begitu kecil dan kumuh. Tak jarang Celine merengek pada ibunya meminta untuk mencari tempat tinggal yang lebih layak dari itu, namun karena keterbatasan biaya, wanita itu tidak bisa mengabulkan permintaan putrinya.
"Jika memang aku ini bukan anaknya pak Broto. Lalu dimana papa aku? Kenapa kita gak mencari dia aja dan meminta bantuannya?" Tanya Celine.
Revi hanya terdiam, mengingat di masalalu nya ia memang sudah melakukan kesalahan pada suatu malam dengan seorang pria asing. Namun setelah melewati malam itu, Revi tidak bisa menemukan pria itu lagi sampai akhirnya kedua orangtuanya menjodohkan Revi dengan Broto disaat Broto juga sudah memiliki kekasih.
Karena tidak di restui oleh orangtuanya, Broto nekat untuk melakukan hal itu dengan kekasihnya hingga gadis itu hamil. Namun, walau begitu tetap saja, Broto tidak berhasil menikahi kekasihnya dan tetap di paksa untuk menikah dengan Revi.
"Jadi maksudnya, mama sendiri gak tau siapa papa aku? Dan aku benar-benar anak haram?"
"Enggak, kamu bukan anak haram. Mama masih ingat wajah pria itu dan mama yakin, semua ini ada sangkut pautnya dengan pernikahan mama dan Broto waktu itu."
"Kalau gitu ayo cari dia! aku udah gak betah hidup kayak gini."
"Kamu pikir mama mau hidup kayak gini? Daripada ngomel-ngomel gak jelas, mending kamu cari kerja sana!"
Dengan perasaan yang kesal, Celine bergegas pergi dari rumah itu.
Tepat di depan gedung perusahaan yang salah satunya di huni oleh Vania beauty care sebagai kantor pusat, Celine berdiri di seberang jalan menatap gedung tersebut. Selama pembangunan untuk kantor pusat nya belum selesai, Zeera hanya bisa menyewa satu lantai gedung itu untuk dijadikan sebagai kantornya.
Sementara di toko utama, ia sudah memiliki seorang manager yang akan mengatur segalanya, dan juga merupakan orang kepercayaan nya, yaitu Kanya yang baru saja resign dari pekerjaan sebelumnya dan lebih memilih untuk bekerja di tempat Zeera.
"Nazeera, akan ku buat kamu lebih menderita daripada aku!" Gumam Celine yang kemudian pergi dari tempat itu.
Walau sudah tidak punya apa-apa, namun Celine masih punya seribu cara untuk menjatuhkan Zeera.
*
["Kau sudah makan siang?"] Pesan yang di kirimkan oleh Devan pada istrinya.
["Belum, masih ada beberapa hal yang harus aku selesaikan."]
["Kau di kantor?"]
["Hm."]
["Aku kesana, ku temani kamu bekerja."]
["Biar aku aja yang ke tempat mu, tunggu sebentar lagi."] Balas Zeera.
Ia kembali menaruh ponselnya dan melanjutkan pekerjaan nya. Selesai dengan itu, Zeera bergegas keluar dari ruangannya.
"Bu Zeera, kau mau makan siang dimana?" Tanya Aldi.
"Kita ke restoran biasa, habis itu ke kantornya Devan."
"Baiklah." Sahut Aldi yang segera membukakan pintu mobil untuk Zeera.
Selagi menunggu makanan nya selesai, Zeera duduk di salah satu meja dalam restoran tersebut. Dengan kebetulan seorang pria datang menghampirinya.
"Zeera." Panggil pria itu.
Zeera menoleh dan kemudian menatap pemuda itu, "loh, Riko." Sahutnya tersenyum.
"Boleh aku duduk disini?" Tanya pria itu yang langsung di angguki oleh Zeera.
"Kau menunggu seseorang?" Tanya Riko kembali.
Zeera menggelengkan kepalanya, "aku hanya menunggu makanan."
Riko mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Sudah lama sepertinya kita gak bertemu, kau makin sukses aja ya."
Zeera kembali tersenyum, "semua berkat dukungan suami aku yang selalu menjadi support sistem terbaik." Jelas Zeera dengan bangga.
"Dan sampai saat ini aku masih penasaran pria mana yang beruntung mendapatkan kamu selain si brengsek Ragil."
"Kenapa harus penasaran? Sebaiknya kau fokus mencari pasangan, bukan begitu pak Riko yang terhormat?" Ucap Zeera tersenyum.
Keduanya memang suka bercanda jika sudah bertemu. Sampai dimana, pesanan Zeera sudah selesai, ia segera beranjak dari duduknya dan pamit meninggalkan Riko yang masih terdiam disana.
"Aahhh.." Riko menghela nafasnya, "kenapa dari dulu kau sungguh mempesona, Nazeera. Andai waktu itu aku lebih dulu bertemu dengan mu setelah di campakkan Ragil, mungkin saat ini kau sudah menjadi milik ku." Gumam Riko tersenyum miring.
Asterion group. . .
Zeera bersama dengan Aldi segera masuk, kedalam gedung tersebut, keduanya masuk kedalam lift menuju ruangan Devan yang berada di lantai atas. Setiap Zeera datang ke perusahaan itu, selalu saja menjadi topik pembicaraan para karyawan disana. Selain karena paras nya yang cantik, mereka juga cukup penasaran dengan seorang pria yang sudah berhasil meratukan nya.
Tok tok tok ...
"Masuk!" Sahut Devan dari dalam ruangannya.
Zeera mendorong kenop pintu dan bergegas menghampiri suaminya yang masih berkutat pada layar laptopnya.
"Sepertinya tadi ada yang bilang mau menemui ku di kantor, kenapa sekarang terlihat begitu sibuk?" Ucap Zeera berdiri di depan suaminya setelah menaruh makanan di meja.
Devan melihat ke arah Aldi dan menyuruhnya untuk keluar. Setelah berhasil mengusir asistennya, Devan segera menarik lengan Zeera dan mendudukkan di pangkuannya.
"Ini bukan di rumah, Devan."
"Lalu kenapa? Ini ruangan ku."
"Bagaimana jika tiba-tiba ada yang masuk dan..."
"Aku akan mengatakan kebenaran nya." Sahut Devan memotong ucapan Zeera.
"Mereka akan tau tentang masalalu aku, dan akan mempermalukan kamu."
"Siapa bilang, hm? Aku tidak pernah merasa malu memilki mu dan aku tidak akan pernah menyesal karena telah menikahi mu. Kau tau karena apa?"
"Apa?"
"Karena bagiku, kamu wanita yang sempurna."
"Kamu salah, aku tidak sesempurna itu. Buktinya aku pernah di campakkan seseorang."
"Itu karena dia bodoh. Sudahlah gak usah memikirkan hal lain, ayo makan!"
Ditengah makan siang nya, pintu ruangan itu tiba-tiba terbuka menampakkan wanita paruh baya namun terlihat awet muda berdiri disana. Zeera tangan melihat itu segera menarih alat makan nya dan beranjak dari duduknya. Ia berdiri dengan kepala yang sedikit menunduk. Tangan nya sedikit gemetar disaat wanita tua itu menghampiri nya bersama Devan.
"Kau... Ceraikan dia sekarang juga!" Ucap Intan menatap tajam ke arah Zeera.
Zeera yang mendengar itu segera mengangkat kepalanya dan melihat Intan yang nampaknya memang tidak menyukai Zeera sejak awal.
"Sudah ku bilang jangan ikut campur urusan ku!" Tegas Devan.
"Beraninya kau membentak mama hanya demi janda murahan sepertinya!" Ucap Intan menunjuk Zeera, "Dia hanya numpang hidup padamu, Devan! Mama bisa mencarikan wanita lain yang lebih baik dari keluarga terpandang."
"Ma!" Bentak Devan yang benar-benar sudah muak dengan ibu nya itu.
"Soal dengan siapa aku menikah, hanya aku yang bisa menentukan nya! Kalau sampai aku dengar mama merendahkannya lagi, maaf, jika aku kurang ajar sama mama." Sambungnya menggenggam tangan Zeera.
"Lebih baik sekarang mama keluar dari ruangan aku!" Ucap Devan kembali.
"Beraninya kamu mengusir mama hanya demi wanita seperti dia! Mama pastikan suatu saat kamu akan menyesal dan tau seperti apa dia sebenarnya!" Intan bergegas keluar dari ruangan itu yang di ikuti oleh asistennya.
***
TBC. . .