"Mulai hari ini putri sulungku Lada Anjani Wibisono sudah mati."
Kata-kata yang pada akhirnya mampu merubah kisah hidup seorang Lada Anjani Wibisono. Hanya karena kesalah pahaman, ia harus rela terbuang dari keluarganya.
Malam yang paling berat dilalui oleh gadis introvert itu, terjebak dengan seorang mantan narapidana, yang terkenal berandalan dilingkungan tempat tinggalnya, menjadi awal dimulainya babak baru perjalanan hidupnya.
Vinder putra Abimana, mantan narapidana pembunuhan, pecinta alkohol, dicap sebagai berandalan dilingkungan tempat ia tinggal. Tapi siapa yang itu, dibalik semua gelar itu tersimpan kisah memilukan.
Hari-harinya yang tanpa warna, seketika berubah saat mengenal dan tersandung skandal bersama Lada Anjani Wibisono.
Bagaimana kisah keduanya bermulai...?
Dan bagaimana akhir dari banyaknya konflik batin yang mereka alami...?
Yuk, jadilah saksi dalam kisah hidup mereka dengan membaca karya ini.
Bijaklah dalam berkomentar juga memilah baik, buruknya cerita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Datu Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
07
"Assalamualaikum....!" ucap Lada saat memasuki rumah.
"Wa'alaikumsalam." jawab ayah, ibu juga Umbra bebarengan.
"Cepat mandi terus sholat dan bersiap. Jam tujuh pemuda itu datang." titah ibu.
"Iya bu....!" jawab Lada, kemudian menuju kamarnya.
Mandi, sholat lalu bersiap untuk menyambut pemuda yang ingin mengenal dirinya.
Dengan dibantu Umbra, Lada memoles wajahnya dan mengenakan pakaian yang adiknya itu pilihkan. Setelah selesai, kakak beradik itu turun kelantai satu bergabung dengan ayah ibu, menunggu sang tamu.
Detik berganti menit kemudian berganti jam, nyatanya tamu yang ditunggu tidak juga datang. Jam sembilan lebih tiga puluh menit, pintu rumah itu ditutup oleh Hendarto.
Lada tertunduk lesu, raut kecewa tersirat diwajah ayah. Helaan nafas penuh kesedihan ibu ciptakan dan Umbra sudah siap untuk mengomel.
"Pemuda itu tadi datang ketempat Lada berkerja, dia diam-diam memperhatikan Lada dan dia tidak ada ketertarikan pada Lada makanya memilih tidak datang." ucap ayah setelah mematikan sambungan telefon.
"Selalu begini. Mau sampai kapan sih kita menerima penghinaan seperti ini...?" ucap emosi Umbra.
"Umbra...!" tegur ibu.
"Lagian kenapa kakak tidak cari pacar sendiri..? memangnya ini tanggung jawab kami." ucap Umbra.
"Mencari atau menemukan seseorang itu hal yang berbeda, bukan berarti aku tidak pernah menyukai seseorang, tapi kalau orang itu tidak membalas perasaan aku gimana..? pilihannya cuma meminta keluargaku mencarikan lelaki yang tetap untukku" sahut Lada dengan suara bergetar.
"Makanya rubah penampilanmu kak, bergaul, jangan menutup diri. Lelaki mapan mana yang mau punya pasangan cantik tapi berpenampilan kolot juga kuper."
"Umbra....!" tegur marah ayah dan ibu.
"Terus saja ayah ibu membela kakak, lama-lama aku juga ikut jadi perawan tua karena kakakku tidak laku-laku."
Ucap Umbra sembari pergi menuju kamarnya. Diabaikan seruan sang ayah dan isak tangis sang kakak.
"Sabar ya nak...? jodohmu pasti akan datang, sebentar lagi." ucap ibu menenangkan seraya memeluk putri sulungnya itu.
"Sudah malam, waktunya istirahat. Jangan berfikir macam-macam, percaya akan ketetapan Allah, jodohmu pasti akan segera datang." ayah bersuara.
"Iya ayah." sahut Lada ditengah tangisnya.
Setibanya Lada dikamar, gadis itu kembali menumpahkan airmata, sembari memeluk boneka kesayangannya.
Tapi saat melihat pintu yang terhubung dengan balkon, tangis itu terhenti.
Dihampirinya pintu itu, disibaknya tirai yang menutupi, dibukanya lebar-lebar, melangkah hingga mencapai besi pembatas balkon, menatap langit cerah berhias bulan juga ribuan bintang.
Dibiarkan olehnya angin malam menyapa lembut wajah cantiknya dan menerbangkan beberapa helai surai hitam yang malam ini ia biarkan tergerai.
"Aku percaya akan takdirmu untukku ya Allah, kapan pun jodohku datang aku akan sabar menunggu. Tapi aku mohon, lembutkan hati ayah agar beliau memberikan izin untuk Umbra dan Abian menikah lebih dulu. Aku mohon...!"
Ucap Lada didalam hatinya dengan mata terpejam dan wajah menengadah keatas mengarah langit.
Sementara itu disebuah ruangan yang gelap tanpa cahaya, pria tampan itu berdiri disudut balkon kamarnya dengan kedua tangan masuk kedalam saku celana. Menatap kesebuah balkon rumah sang tetangga.
Wajah cantik itu terlihat semakin mempesona dibawah cahaya bulan. Rambut yang diterbangkan oleh semilir angin malam, menambah kecantikan wanita itu.
"Selalu cantik." gumamnya.
Mata beriris hitam legam sepekat malam miliknya, masih betah memandang sang objek. Walau fikirannya sudah terbagi keobrolan yang tidak sengaja ia dengar dari rumah sang tetangga, saat ia menangkap kucing peliharaannya.
Perdebatan disertai tangisan, yang mampu membuat nurani terusik. Karena tidak mau ketahuan, pria itu masuk kedalam rumah lalu menuju kamar, mematkan lampunya serta lampu balkon, lalu berdiri menatap langit.
Siapa sangka ia malah disuguhi pemandangan yang menurutnya jauh lebih indah dari bulan dan bintang malam ini, setelah sepuluh menit berdiri disana.
Hampir satu jam Lada dan Vinder berada ditempatnya masing-masing. Setelah Lada masuk kamar, pintu tertutup dan lampu padam, baru Vinder masuk kedalam kamarnya dan tertidur dengan ditemani bayangan wajah cantik Lada Anjani Wibisono.
kamu gak tau Lada mencari mu
udah nyaman sama Vinder malah nyari orang lain...
bukannya nikah sama Vinder aja.
kan kamu juga udah dibuang keluarga mu...
kesian banget kamu Vin
kamu kan tau gimana kelakuan Rey...
masa masih mau dekat dekat juga...
dia dekat juga karena ada mau nya,udah liat kamu cantik😒
memanfaatkan kepolosan Lada...😠
beda dengan kk cewek ku yang pertama ceplas ceplos orang nya 😆