NovelToon NovelToon
Kubalas Kesombongan Keluarga Suamiku

Kubalas Kesombongan Keluarga Suamiku

Status: tamat
Genre:Tamat / nikahmuda / Balas Dendam / Berbaikan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Mengubah Takdir / Penyesalan Suami
Popularitas:30.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ika Dw

"Kau hanyalah sampah yang dipungut dan dijadikan ratu oleh putraku. Bagiku sampah tetaplah sampah! Sampai dunia kiamat pun, aku tidak akan pernah merestui hubungan kalian!"

Cacian begitu menyakitkan telah dilontarkan oleh wanita tua, membuat gadis muda yang bernama Diana Prameswari hanya bisa menangis merutuki nasibnya yang begitu buruk.

Semenjak masih bayi dia sudah terpisah dari orang tua kandungnya, dia ditemukan di semak-semak dan dipungut oleh seorang wanita tua yang tidak memiliki keturunan.

Bertemu dengan seorang pria tampan yang begitu terobsesi oleh kecantikannya dan mengajaknya untuk membina rumah tangga, membuatnya bahagia. Diana berpikir keluarga dari suaminya akan merestui hubungannya, tapi sebaliknya, keluarga suaminya sangat membencinya karena ia hanyalah wanita miskin yang tidak memiliki apa-apa.

Mampukah Diana bertahan hidup bersama keluarga suaminya yang tidak pernah menghargainya?

Penderitaan seperti apa yang dirasakan Diana ketika tinggal bersama mertuanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Dw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31. Jangan Memintaku Untuk Mendekati Alka

Untuk mengurangi kegalauan Diva, Indira berniat untuk mengajaknya keluar rumah.

Sudah sangat lama dia tidak pernah keluar rumah untuk jalan-jalan atau sekedar shopping.

Sangat jarang sekali suaminya mengajaknya keluar rumah, kalau  tidak sedang ada acara dengan rekan kerjanya di rumah sakit, dia tidak pernah menghirup udara segar di luar. Begitupun juga dengan Diva, sekali keluar langsung mendapatkan hujatan buruk dari warga sekitar.

"Diva, ayo ikut Mama keluar. Kita jalan-jalan di luar biar kamu bisa menghirup udara segar, nggak selalu ada di dalam rumah terus. Memangnya kamu nggak jenuh tiap hari menghabiskan waktu di dalam kamar terus? Emangnya nggak engap, Mama aja jenuh ada di dalam terus."

Yuda menyarankan istrinya untuk membujuk Diva agar mau diajaknya keluar, apapun caranya.

Yuda merasa kasihan padanya, selalu stress memikirkan nasibnya yang tidak bisa mengingat masa lalunya.

"Nggak usah lah Ma, enakan di rumah aja, nanti kalau ada orang yang kembali usil bagaimana? Aku malas mendengar cacian mereka Ma, yang ada hanyalah sakit hati."

Gara-gara ocehan warga kompleks Diva jadi malas untuk menampakkan batang hidungnya, walaupun sebenarnya ia ingin sekali menghirup udara segar di luar.

Untuk menjaga perasaannya agar tidak tertekan, lebih baik ia mengurung diri di dalam rumah, baginya yang penting nyaman tanpa mendengar hujatan orang luar.

Indira yang sudah tau alasan Diva menolak untuk diajaknya keluar, dia berusaha untuk membuatnya tenang, ia yakin kalau dirinya ada menemaninya, tidak akan ada lagi mulut jaim yang menyerang putrinya.

"Diva, kamu nggak usah takut sama siapapun. Tidak akan ada lagi orang yang berani mencaci makimu. Mama akan temani kamu, Mama tidak akan membiarkan kamu direndahkan oleh orang lain. Mereka nggak punya hak untuk merendahkan, karena mereka bukan siapa-siapa bagimu."

Indira meyakinkan keraguan Diva yang menolak ajakannya.

Dia ingin Diva tetap ceria seperti sebelumnya, melihat kesedihan Diva, hatinya juga tak bisa tenang.

Indira tak lagi mempedulikan status Diva yang belum diketahui identitasnya, tapi ia begitu yakin, kalau Diva memang anaknya yang hilang.

"Tapi aku malas keluar, Ma. Aku lebih nyaman di rumah saja. Kalau Mama mau keluar, sebaiknya Mama nunggu Papa pulang, biar nanti dianterin sama Papa. Untuk sementara waktu Aku nggak mau ketemu sama siapapun, di luar orangnya sangat jahat nggak kenal saja tiba-tiba menjudgeku begitu buruk."

Indira yang berniat ingin menghiburnya malah dia sendiri yang diminta untuk keluar, sungguh membuatnya terheran-heran dengan sikap Diva.

Jika itu terjadi pada wanita lain, mungkin akan sangat senang jika ditawari untuk keluar rumah jalan-jalan ke mall, dan menghabiskan uang untuk berbelanja kebutuhan, tapi tidak dengan Diva, dikasih uang segebok pun nggak bakalan ngaruh.

"Jangan bicara seperti itu Diva, nggak baik. Kamu nggak harus menghukum dirimu sendiri dengan cara seperti ini. Mama ingin kamu terlihat ceria seperti biasanya, kemarin-kemarin kamu ceria tidak pernah mengeluh, tapi sekarang kamu berubah seperti ini. Justru dengan sikap kamu seperti ini, Mama jadi sedih. Papa juga sedih banget lihat kamu murung terus di dalam kamar. Tadinya Papa sebelum berangkat kerja mau menemui kamu, tapi dia urungkan karena takut mengganggu ketenanganmu. Papa minta Mama untuk menemuimu dan bertanya apa yang sudah terjadi padamu hingga membuatmu mengurung diri di dalam kamar dan sekarang Mama sudah mengetahui alasannya, Mama rasa permasalahannya sudah selesai, dan Mama tidak pernah meragukan kamu, sekalipun kamu bukan lahir dari rahim Mama, Mama tidak pernah mempermasalahkannya."

Indira ingin belajar ikhlas menerima kenyataan.

Sebenarnya dalam hati ia berharap bisa berkumpul kembali dengan anak kandungnya dan meyakini Diva sebagai putrinya yang hilang, tapi jika takdir berkehendak lain dan Diva ternyata bukanlah anaknya yang hilang, ia akan tetap menyayanginya seperti anak sendiri.

Merasa kasihan dengan ibu yang sudah sangat menyayanginya, Diva putuskan untuk mengalah, ia mau diajak keluar rumah untuk menyenangkan hati Ibunya.

"Baiklah, kalau itu keinginan mama, aku mau diajak keluar, tapi janji ya nggak usah jauh-jauh dan juga nggak usah lama-lama. Aku masih belum siap bertemu dengan orang-orang rese di sekitar sini. Aku malu Ma, masa iya aku dikatain sebagai istri simpanannya Papa, jahat banget mereka sampai mengataiku sebagai istrinya Papa. Masa iya aku menikah dengan om-om?"

Indira terkekeh kecil dengan menepuk pundak Diva. "Sudah, abaikan saja mereka, anggap saja ocehan  mereka seperti angin lewat. Mama rasa itu tidak terlalu penting."

Indira yakin, Yuda ataupun Arya kalau mendengar cerita dari Diva pasti bakalan menertawakannya.

Hanya karena alasan sepele membuat Diva mengurung dirinya di dalam kamar, tanpa membuka jendela ataupun gorden kamarnya.

Begitu polosnya Diva sampai tak bernyali menghadapi warga +62

"Mama yakin kalau Papamu tau ceritamu ini, dia pasti bakalan ketawa Div. Jangan terlalu serius menanggapi omongan tetangga, yang paling penting sekarang adalah keluarga, orang lain itu nggak peduli dengan kehidupan kita, mau kita susah, mau kita punya masalah, bukannya iba malah menghujatnya. Bisa jadi mereka juga hujat mama buruk, karena sudah belasan tahun Mama nggak pernah keluar rumah. Bisa jadi mereka mengira kalau Mama ini gila, tapi ya biarlah, Mama nggak peduli mereka mau bilang apa, yang paling penting itu Papa kamu masih merawat Mama, menerima kekurangan Mama, itu sudah membuat Mama bersyukur.

Indira tidak pernah menghiraukan apapun ocehan orang walaupun itu datang dari keluarganya sendiri.

Sudah bertahun-tahun lamanya ia bahkan putus kontak dengan keluarga besarnya karena dianggap gila, tapi ia bersyukur karena memiliki suami yang pengertian dan tidak pernah meninggalkannya.

Diva kagum akan ketabahan hati ibunya, walaupun dihujat begitu buruk oleh orang lain dia tetap tegar dan tidak pernah marah.

"Sekali lagi Mama tegaskan padamu, jangan terlalu berkecil hati karena mendengarkan cacian orang dari luar. Sekarang yang paling penting itu keluargamu di sini selalu menyayangimu tanpa alasan. Mama doakan kamu mendapatkan jodoh yang baik dan pengertian seperti Papa. Mama harap kamu mau membuka hati buat dokter Alka karena dia sangat baik dan pengertian padamu."

Lagi dan lagi nama Alka disebut dan itu membuatnya insecure.

Bukan tanpa sebab, ia merasa tidak tenang setelah banyak mengobrol dengan Alka, namun ia cukup sadar diri karena Alka maupun dirinya sudah bukan lajang lagi.

"Mama jangan selalu mengharapkanku untuk bisa dekat dengan dokter Alka. Dia  itu sudah memiliki istri ma, dia tidak mungkin jatuh cinta pada perempuan lain. Aku juga sadar diri, aku hampir memiliki anak, walaupun aku tidak tahu bayi siapa yang akan kulahirkan nanti. Jadi kita sama-sama harus menjaga sikap, jangan sampai ada orang yang tersakiti karena keegoisan. Memangnya Mama mau, punya anak dihujat buruk dan dianggap sebagai perebutan suami orang?"

1
Ipoen She Mandja
lanjut lagi donggg
Sumar Sutinah
hadeh alka suami macam apa istri g d belikan hp dn g d kasih nafkah uang katanya orang kaya apa d rmh g ada cctpnya
Ma Em
Diana atau Diva mungkin itu orangtua kandungnya semoga kamu cepat kembali pulih ingatanmu kalau benar dr Yuda orang tuamu cepat balas Malena dan Karin agar dia merasakan sakit seperti yg kamu rasakan.
Ma Em
Luar biasa
Ma Em
Semoga saja Diana selamat dari kekejaman mertua dan Karin dan segera ditemukan oleh orang tua kandungnya untuk balas dendam pada kedua orang biadab yg tdk punya hati
Ika Dw
Halo semuanya 🤗, ini novel ke 3 ku, siap ramaikan 👍😁, jangan lupa like komen ya? Buat penyemangat author 🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!