Embun adalah seorang gadis manis yang sangat tegar,dia terlahir dari keluarga yang sederhana.Embun bekerja sebagai penjual bunga ditoko milik orang tuanya.
Pada suatu ketika dia bertemu dengan pemuda dingin yang kurang kasih sayang dari kedua orang tuanya dan kehilangan cintanya.Dia sangat tampan dan kaya raya,namanya Arjuna Pramuja.Pewaris tunggal YP group,sebuah perusahaan otomotif terbesar diAsia.
Akankah Arjuna bisa merubah sifatnya yang dingin menjadi lebih hangat setelah bertemu embun?
Ayooo untuk mengetahui kisah cinta mereka ikutin terus ya kisah selanjutnya.
Cerita ini hanya fiktif dan terbit atas persetujuan pihak manga toon,dan cerita ini berkisah atas pandangan pribadi penulis.
penulis mengharapkan support dari pembaca.
Mohon untuk memberi Kritik dan Saran yang membangun.
Terima kasih
salam hangat
penulis
Siti Lestari
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S & L, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31.Hari Yang Menegangkan
Kedap kedip lampu yang berada tepat di atas pintu ruang operasi menunjukan bahwa operasi sedang berlangsung.Embun dan ayahnya tampak gelisah dan mondar mandir didepan ruang operasi.
Arjuna tampak sudah sehat yang sebenarnya dia juga tidak sakit.Dia bersiap siap ingin menemani embun bersama arsy.Sebenarnya Arjuna ingin menguji sudah bisakah dia menghilangkan rasa pobianya melihat ruangan operasi.Dia sebenarnya sangat takut melihat ruang operasi.Dia akan teringat dengan kejadian lima tahun lalu tentang adinda.
"Papa apa kita akan menemui tante cantik?"
Tanya Arsy sambil memainkan ujung rambutnya yang diikat kebelakang bagai ekor kuda.
"Iya sayang,kita akan menemani tante cantik yang sedang menunggu operasi ibunya".kata Arjuna sambil mengusap puncak kepala arsy dengan lembut.
Arsy pun menganggukan kepala tanda mengerti.
"Ayah kenapa embun merasa sangat khawatir sekali,Embun takut ibu kenapa kenapa".
Kata embun sambil menggenggam tangan ayahnya.Tampak wajah embun memancarkan ketakutan yang amat sangat.
"Jangan memikirkan hal hal yang buruk nak,kamu harus optimis dan berfikir positif,semoga operasinya berhasil".Jawab ayah embun menenangkan embun sambil mengelus punggung embun.
Arjuna berjalan menuju ruang operasi bersama dengan Arsy.Jantung Arjuna sudah mulai berdegup kencang,seketika tubuhnya merasa lemas,keringatnya mulai bercucuran.
"Kau harus bisa melawan juna,pasti kau bisa".Gumamnya dalam hati sambil berjalan pelan menuju ruang operasi.Arsy yang melihat Arjuna tampak berbeda dia pun bertanya "Papaa...kepanasan?".Tanyanya polos.
"Titidak sayang".Katanya gugup.
"Tapi kenapa papa berkeringat?"Tanya Arsy lagi.Arjuna pun memegang keningnya dan ternyata benar keningnya dibasahi keringat.
"Tuan,kenapa ada disini?"Tanya Embun terkejut melihat Arjuna sudah di depannya.
"Arsy ingin menemui kamu,iya kan sayang?".
Kata Arjuna membawa nama arsy sebagai alasan untuk bisa melihat keadaan embun.Dia takut Embun merasa cemas tanpa ada yang memberi dukungan.
"Iya tante cantik,papa juga khawatir dengan tante cantik".Kata Arsy dengan polosnya.
Arjuna yang mendengar itu pun kelimpungan dan tersenyum masam sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Embun melihat arjuna pun merona bahagia karena dikhawatirkan arjuna.Tidak tahu kenapa hatinya merasa damai dan tenang saat berada didekat arjuna.Mungkin karena dia sudah terbiasa dekat dengan arjuna disaat dia membutuhkan.Dan Arjuna selalu datang diwaktu yang tepat.
"Tuan apa tuan sudah sehat,kenapa tuan ada disini?"Kata Embun khawatir.
"Iya nak,apa kamu sudah membaik?timpah ayah embun.
"Saya sudah sehat paman,jangan khawatir".Jelas Arjuna.
"Oh ya paman bagaimana dengan tante?"
Kata arjuna penasaran.
"Sudah 1 jam operasi berjalan,tapi belum selesai juga,paman juga sedikit khawatir".Kata Ayah Embun.
"Ayah,embun juga khawatir ya".Kata embun,dan suaranya sudah mulai begetar menahan air mata.
"Tante cantik,jangan menangis,ada arsy disini".Kata arsy sambil menghapus air mata embun dengan jari mungilnya.Embun hanya mengangguk dan memeluk arsy dengan erat.
Arjuna yang sebenarnya sedikit trauma dengan ruang operasi pun melihat pintu ruang operasi itu menelan slavinanya dengan kasar.Dia berusaha untuk menguasai dirinya tapi tetap rasa takut itu masih ada.Arjuna pun tampak sedikit merasa sesak saat teringat kejadian lima tahun lalu.Keningnya mulai berkeringat,tangannya mulai dingin.Dia mulai lemas dan duduk disamping Ayah embun.
"Arjuna,kamu jangan menjadi pria pengecut,kau harus bisa melawan rasa takutmu".Gumam Arjuna sambil memejamkan matanya dengan erat.
"Nak,kamu kenapa,kamu baik2 saja kan?"
Ayo paman antar saja ke kamar kamu,kamu pasti belum sehat betul".Kata Ayah embun khawatir.Embun pun melihat Arjuna yang tampak pucat mendekatinya.
"Tuan jangan keras kepala,kamu tampak pusat sekali,dan kamu berkeringat seperti ini,ayo saya antar ke kamar tuan".
"Ayo arsy kita antar papa kekamar".Kata embun.
"Tidak Arsy mau disini saja nemeni kakek".Jawab Arsy.
Arjuna hanya bisa pasrah saat Embun memaksa akan mengantarnya kekamar.
"Arjuna,dasar kau tidak bisa diandalkan".Gumam Arjuna penuh sesal.Mereka pun berjalan menyusuri koridor rumah sakit menuju kamar Arjuna.Tak lama mereka sampai dikamar dan Arjuna pun duduk di tempat tidur dibantu oleh Embun.Saat embun membantu Arjuna untuk duduk tiba tiba rambutnya tersangkut di kancing baju arjuna.Dan itu membuat mereka sangat dekat hanya berjarak sepuluh senti saja.Arjuna pun memandang wajah embun yang putih bersih tanpa pori.Embun pun merona merasakan desah napas arjuna yang begitu dekat hingga menerpa pipinya.Membuat jantungnya berdebar kencang.Embun tampak sangat kesulitan untuk melepaskan rambutnya karena tangannya gemetar pun dibantu Arjuna untuk melepaskan ramputnya.
Arjuna tampak tersenyum melihat wajah embun yang panik.Arjuna merasa ingin sekali membelai pipinya yang mulus itu tapi dia hanya bisa berangan saja.
"Biar aku bantu".Kata Arjuna dengan suaranya yang tenang.Embun merasa sangat tegang dan jantungnya pun untuk kesekian kalinya berdebar kencang.Embun hanya bisa menganggukkan kepalanya.Karena dia tidak berkuasa menahan rasa canggungnya.
Saat mereka sibuk melepaskan rambut Embun yang tersangkut di kancing baju Arjuna.Tiba tiba Endro dan Larisa membuka pintu akan memberi kejutan pada Arjuna.
"Tadaaaahhh kami daaat.......!!!"
"Whaaaat....."
Mata mereka pun membukat sempurna melihat Arjuna dan Embun yang posisinya kalau dilihat dari belakang seperti orang yang sedang berciuman.
Alih alih memberi kerjutan tapi mala mereka yang terkejut dengan situasi yang ada dikamar itu.
Arjuna dan Embun pun sama sama terkejut dengan kedatangan Endro dan Larisa.Tapi mereka belum berhasil melepaskan rambut embun.Mereka berdua pun menoleh ke arah endro dan Larisa.Embun sangat malu dengan kejadian itu.
"Wooi Juna,katanya kamu sakit,ternyata.hahahaha..."!Kata Endro meledek sambil menaik naikan kedua alisnya.
"Brisiki kamu,lihat dulu ini,jangan suuzon".Kata Arjuna kesal.
"ckckckc.kenapa kalian berdua?"Tanya Endro
"Gak lihat apa kamu,Rambutnya tersangut dikancing kemejaku".Kata Arjuna kesal sambil memandang endro.
"Hahaha,mungkin kalian jodoh".Kata Larisa bercanda sambil tersenyum penuh ledekan.Mendengar kata kata larisa Arjuna dan embun pun merona.
"Sini aku bantu".Kata larisa lagi.
"Tapi kenapa susah sekali ya,atau kita gunting saja rambutnya sedikit?"Kata larisa lagi meminta persetujuan embun.
"Boleh,asal bisa cepat terlepas".Kata Embun setuju.Arjuna pun bertanya untuk memastikan lagi.
"Benar kamu tidak keberatan?"Tanya Arjuna
Embun mengangguk sambil mengedipkan kedua matanya.
"Okay baiklah,sayang tolong ambilkan gunting didalam tas itu".Kata Larisa kepada Endro menunjukan kearah meja.Endro pun segera mencari gunting milik larisa didalam tasnya.
Dan akhirnya rambut embun pun digunting sedikit.
Saat sudah selesai menggunting rambut embun.Larisa pun memastikam kembali wajah embun.Sepertinya dia perna melihat embun sebelumnya.Tapi dia mencoba mengingat ingat dimana.Dan akhirnya dia pun ingat.Kalau embun penjual bunga di kota Y.
"Tunggu sebentar,sepertinya kita perna bertemu nona,apa nona penjual bunga yang ada dikota Y ?".Tanya Larisa pada Embun.
"Iya benar non,saya penjual bunga dikota Y,Nona perna membeli bunga ditoko saya?"Tanya embun lagi.
"Iya saya selalu membeli bunga disana kalau saya akan mengunjungi makam nenek saya?"jawab larisa sambil tersenyum.
"Kalau begitu kenalkan nama saya Embun,".Kata Embun sambil mengulurkan tangannya kearah larisa.
"Larisa".Balas Larisa menjabat tangan embun.
Mereka pun tersenyum ramah.
Arjuna dan Endro pun saling tatap dan saling tanya menggunakan bahasa isyarat.Setelah itu Embun pun mengucapkan terima kasih pada larisa yang sudah membantu melepaskan rambutnya.Embun pun berpamitan untuk kembali menemui ayahnya yang sedang menunggu ibunya operasi.
Bawang di iris ini Mak Thor.....