Tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh
seorang Evanindhia Sashikirana..bahwa pengkhianatan yang di lakukan oleh kekasih nya bersama adiknya sendiri telah memaksa dirinya
untuk menjauh dari hingar bingar kehidupan
glamor kota metropolitan.
Dia memutuskan untuk mengisolasi dirinya ke
sebuah kota kecil yang ternyata keadaan di dalam
nya sangat lah di luar dugaan. Kehidupan liar dan
ekstrim harus dia lalui di sana yang bahkan tidak
pernah terlintas sedikitpun kalau dia akan masuk
dan mengalaminya sendiri.
Dia adalah seorang gadis kota dengan segala
pesona luar biasa yang di milikinya hingga di
setiap kemunculannya akan langsung menyihir
dan membius mata semua orang yang selama
hidupnya belum pernah melihat mahluk cantik
seperti dirinya.
Bagaimanakah Kiran akan dapat menjalani
kehidupan liar nya di kota kecil yang tidak di
kenal nya sama sekali.? Akankah dia menyesali
semua keputusan nya yang telah membawa
dirinya ke dalam kesulitan.??
** Ambilah hikmah yang terkandung di balik
setiap peristiwa **
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. Istana Hadiningrat
**********
Gedung megah berlantai 50 Bintang Group...
Hari sudah menjelang malam. Saat ini Agra
baru saja selesai melakukan meeting tahunan bersama dengan seluruh jajaran direktur
utama perusahaan yang ada di bawah
komando Bintang Group.
Ruang meeting utama di gedung berlambang
bintang itu berada di lantai 25 dengan desain
dan arsitektur yang sangat megah serta
futuristik. Semua serba berkilau di penuhi
oleh tekhnologi canggih yang sangat
menakjubkan.
Ada sekitar 20 direktur utama yang hari ini
datang menghadiri acara pertemuan besar ini.
Meeting ini biasa di lakukan menjelang ulang
tahun Bintang Group yang akan di laksanakan
5 hari ke depan. Agra menekankan pada saat
acara besar nanti semua pemimpin perusahaan
harus hadir untuk melakukan lobi-lobi bisnis
serta harus mendapatkan hasil memuaskan.
Para direktur dan direktris yang hadir selalu saja terkesima pada sosok gagah Agra yang di penuhi
oleh aura bangsawan yang sangat menyilaukan.
Dia tampak begitu berkharisma, elegan dan
sangat terhormat dengan gestur tubuh serta
attitude yang begitu mumpuni.
"Pastikan semua acara berjalan dengan lancar.
Aku tidak ingin ada masalah sekecil apapun.!"
Tegas Agra pada jajaran manajemen yang di
tugaskan untuk menangani acara besar nanti.
"Baik Tuan, semuanya sudah dalam kendali.
Kami pastikan tidak akan ada kekurangan."
Sambut orang kepercayaan Agra yang menjadi
ketua team panitia.
"Baiklah.. pertemuan selesai, kalian boleh keluar
sekarang.!"
Titah Agra di sambut anggukan kepala para
bawahannya itu.
Agra berdiri, melonggarkan dasi dan membuka kancing jas nya, sepertinya dia cukup kegerahan
mengenakkan pakaian resmi itu setelah selama
2 minggu ini terbiasa berpakaian santai.
Beberapa Direktris memberanikan diri untuk
mencuri pandang sosok gagah yang begitu
istimewa itu. Hati wanita mana yang tidak
akan bergetar melihat wajah super tampan
yang terlihat acuh dan dingin itu.
Agra keluar dari ruang meeting. Dia berjalan
gagah penuh kharisma dengan aura kehadiran
yang sangat kuat di ikuti oleh barisan orang
orang penting yang memegang berbagai
perusahaan besar dan ternama yang bergerak
dalam berbagai bidang usaha dan bisnis.
Saat ini Agra merubah tampilan nya menjadi
dia yang sejatinya. Seorang Tuan Bimantara
Agra Bintang yang terhormat. Pria muda super
tampan berusia 28 tahun dengan segala
kelebihan dan keistimewaan yang dimilikinya.
Dia adalah sosok yang sangat di hormati dan
di segani oleh kalangan pengusaha besar
terlebih bagi para pengusaha yang berada
di bawah naungan nama besar Bintang Group.
Agra adalah keturunan asli bangsawan terhormat
klan Hadiningrat yang sangat kesohor karena
kedermawanan dan kekayaannya yang tidak
akan habis tujuh keturunan. Walaupun usianya
masih terbilang muda namun kemampuan nya
dalam hal berbisnis mampu membawa dirinya
ke puncak kesuksesan di usianya sekarang.
Bara mengangkat telepon masih mensejajari
langkah Tuan nya yang terlihat tidak sabar
ingin segera keluar dari gedung ini. saat ini
dia baru saja tiba di lobby utama gedung
megah berasitektur Eropa klasik modern itu.
"Tuan..ada masalah serius dengan Nona.."
Bara tampak ragu dan gemetar. Agra langsung
menghentikan langkahnya, melirik sekilas
kearah Bara yang menunduk cemas.
"Apa yang terjadi.?"
Wajah Agra langsung berubah sangat dingin.
Bara memberikan tablet kecil canggih ke tangan
Agra. Tatapan Agra tampak menyala melihat isi
rekaman CCTV yang ada di tablet itu. Rahangnya mengeras seketika membuat semua orang yang berdiri menunduk di belakang nya langsung
menciut nyalinya, lutut mereka gemetar.
"Bagaimana keadaan Kiran sekarang.?"
Suara Agra terdengar sangat dingin namun
ada kecemasan luar biasa di matanya walau
raut wajahnya di penuhi oleh kemarahan.
"Dia sudah ada di tempat yang seharusnya
Tuan. Untung saja lukanya tidak terlalu serius."
"Aku yang salah, membiarkan nya sendiri.!"
Desis Agra seraya melempar kembali tablet
itu ke tangan Bara.
"Sepertinya Zack terlambat mengirim pengawal
Tuan..!"
"Laki-laki itu harus membayar semua ini. Aku
tidak akan mengampuni nya.! nyawa Kiran ku
hampir saja melayang !"
Geram Agra dengan wajah yang semakin dingin.
Bara hanya bisa menunduk resah mengingat
Kiran adalah sosok paling penting dalam
hidup Tuan nya itu.
"Aku akan pulang sekarang.!"
"Baik Tuan, mobil nya sudah ada di depan."
Agra kembali melanjutkan langkah nya di ikuti
oleh Bara dan orang-orang nya. Semua pegawai
yang ada di lobby yang kelihatan nya bersiap
untuk pulang langsung serempak berdiri seraya
membungkuk dalam di sisi ruangan saat melihat kemunculan Bos besar mereka, membiarkan
Tuan mereka lewat tanpa gangguan.
"Hubungi Zack untuk mengatur ulang semua
sistem pengawalan terhadap Kiran.! Jangan
sampai hal seperti tadi terulang lagi.!"
Titah Agra sambil membuka jas dan dasi nya
di lempar ke tangan Bara. Dia melakukan
semua itu di depan para bawahannya tanpa
ragu. Dan orang-orang itu hanya bisa terdiam
sedikit bingung melihat yang di lakukan oleh
Tuan nya itu.
"Baik Tuan segera laksanakan.!"
Agra mendekati mobil sport mewah nya yang
kini sudah siap di depan lobby utama.
"Dan kau.. jangan muncul dulu di rumah
sebelum Kiran tahu jati diriku !"
Bara tampak terdiam menatap bingung kearah
Tuan nya yang kini sudah masuk kedalam mobil
nya. Agra memakai kembali topi dan kacamata
nya. Bara hanya bisa menarik napas berat saat
Tuannya itu mulai menyalakan mesin mobilnya.
Selama ini Agra memang lebih suka memakai
jalan utama untuk keluar masuk gedung megah
ini agar dia bisa mengontrol lingkungan kerja
para bawahannya karena dirinya tidak selalu
standby di kantor. Sangat berbeda dengan para
petinggi perusahaan besar lainnya yang lebih
suka menggunakan privat lift untuk keluar
masuk ruangan kerja mereka.
Tidak lama mobil sport mewah itu pun melesat
meninggalkan halaman gedung megah dan
mewah Bintang Group yang merupakan gedung
paling canggih yang ada di kota ini. Setelah
memastikan mobil Tuanya tidak terlihat lagi
Bara segera menghubungi Zack.
------- -------
Mobil sport mewah Agra baru saja tiba di depan
pintu utama istana megah yang berada di tengah
kawasan pribadi yang di kelilingi oleh taman dan
hutan lindung buatan. Kepala pelayan bersama
barisan pelayan berseragam hitam putih tampak
sudah bersiaga di depan pintu menyambut
kedatangan nya. Seorang pengawal dengan
sigap membukakan pintu mobil.
Semua orang langsung membungkuk hormat
begitu Agra keluar dari mobil. Dia langsung
melangkah terburu-buru masuk kedalam
bangunan utama istana megah ini.
"Selamat malam Tuan Muda.."
Sambut Pak Hans sang kepala pelayan seraya
menerima topi yang baru saja di berikan oleh
Agra dengan sorot mata sedikit heran melihat
apa yang di kenakkan Tuan Muda nya itu.Agra
berjalan acuh melewati barisan pelayan yang
rata-rata wanita dan masih sangat muda. Pak
Hans setia mendampingi langkah Tuan nya itu.
"Dimana kalian menempatkan gadis yang tadi
siang terluka dan di bawa ke rumah ini.?"
Tanya Agra masih berjalan masuk ke dalam
rumah utama istana ini. Pak Hans menautkan
alisnya semakin bingung.
"Masih ada di ruang perawatan Tuan Muda..
dia masih dalam masa pemulihan.!"
"Apa Rey sudah mengeceknya lagi ?"
"Dokter Rey baru saja tiba beberapa saat yang
lalu, sekarang sedang memeriksa nya."
"Hemm.. baiklah..!"
Agra segera melangkah cepat menuju ruang
perawatan yang ada di paviliun samping di
ikuti oleh Pak Hans yang semakin bingung.
Istana ini terdiri dari beberapa bangunan utama.
Ada istana utama yang terletak paling depan
dan merupakan tempat tinggal sang Tuan Muda.
Istana utama ini mengusung konsep modern
futuristik yang di desain sedemikian canggih,
mewah dan megah dengan arsitektur kekinian berteknologi tinggi hingga bisa membuat orang
berdecak takjub saat berada di dalam nya.
Lalu ada paviliun samping yang berisi tempat kesehatan, arena olahraga yang sangat lengkap
dan modern serta ruang hiburan yang sangat
komplit dan canggih. Dan ada kolam renang
besar yang dapat menyerap sinar matahari
langsung dari atap yang terletak di tengah
bangunan megah paviliun samping ini yang
terlihat begitu mengagumkan karena pantulan
cahaya dari kaca-kaca mozaik yang berada di sekeliling kolam besar itu langsung mengarah
ke tengah kolam.
Kemudian ada paviliun tengah, biasa di pakai
untuk mengadakan acara besar di istana ini.
Tentu saja dengan keindahan dan kemegahan
nya yang berasitektur Eropa klasik.
Dan terakhir adalah paviliun belakang tempat
tinggal Nyonya Besar istana ini yang mengusung konsep klasik natural asli negara ini. Bangunan belakang ini benar-benar membuktikan kecintaan
dari si empunya tempat terhadap warisan budaya leluhur negara ini, sangat kental akan aura
moderat dan kebangsawanan nya.
Bangunan klasik itu di huni oleh Nyonya Besar
Ambarwati Hadiningrat, Nenek tercinta Tuan
Muda Bimantara Agra Bintang.
Ternyata..Kiran berada di istana Hadiningrat
saat ini. Dia berada di rumah suaminya sendiri
tanpa di sadari nya, dan mobil yang menabrak
nya tadi siang adalah mobil yang membawa
Nyonya Ambar saat dia di perjalanan pulang
menuju ke istana ini sehabis menghadiri acara
amal di salah satu yayasan nya.
Saat ini Kiran sedang di periksa kembali oleh
Dokter yang tadi siang menanganinya.Tangan
Kiran bergerak halus, Dokter dan para perawat
tampak menatap gadis cantik itu yang kini
mulai membuka matanya perlahan. Dia terlihat
memicingkan matanya mencoba menyesuaikan
cahaya yang masuk lewat retina matanya.
"Nona..anda sudah sadar, apakah anda bisa mendengar suara saya ?"
Dokter mencoba berinteraksi dengan Kiran
untuk mengetes tingkat kesadaran nya.Kiran
menatap Dokter dan perawat serta wakil
kepala pelayan yang setia menungguinya itu
secara bergantian.
"Dokter.. dimana saya, apa yang terjadi.?"
Lirih Kiran dengan suara yang sangat pelan.
Wajah orang-orang yang ada di tempat itu
tampak berubah lega.
"Anda ada di istana Hadiningrat Nona..Nyonya
Besar yang membawa anda kemari.."
Jawab Dokter itu, alis Kiran tampak bertaut.
Dia memandang ke sekitar ruangan asing itu.
"Istana Hadiningrat..? kenapa saya bisa ada
di tempat ini.?"
Kiran tampaknya masih dalam mode bingung.
Dia kembali memejamkan matanya karena rasa
pusing masih di rasakan nya saat ini.
"Tadi siang anda tidak sengaja tertabrak mobil
yang membawa Nyonya Besar Nona.."
Kiran terdiam, dia baru mengingat semua nya
saat ini. Tangannya bergerak meraba pelipis
nya yang terbalut perban tipis.
"Kepala anda mengalami luka ringan Nona..
Tapi akan segera pulih dalam waktu dua hari.!"
Dokter Rey kembali memberi penjelasan. Kiran
tampak terkejut, tidak ! dia harus segera kembali
ke kantor saat ini juga. Bagaimana kalau Agra mencarinya.?
"Tidak.! Saya harus keluar dari tempat ini
Dokter..suami saya pasti sedang menunggu
saya saat ini."
Dia mencoba bangkit, dokter dan perawat tampak panik, wakil kepala pelayan maju mendekat lalu
menahan tubuh Kiran yang mencoba turun.
"Nona..anda tidak boleh banyak bergerak dulu.
Kondisi anda belum pulih sepenuhnya."
Ucap Wakil kepala pelayan seraya mengusap
lembut kening Kiran yang masih menyisakan
demam dengan suhu tubuh yang cukup tinggi.
Kiran kembali merebahkan tubuhnya karena
ternyata dia tidak bertenaga sama sekali.
"Dokter.. demamnya masih ada.!"
"Sepertinya dia memerlukan kehadiran orang
yang ada di dalam igauan nya.!"
"Gadis ini selalu menyebut nama seseorang
selama dia tidak sadarkan diri."
Ucap salah seorang perawat. Dokter dan wakil
kepala pelayan saling pandang.
"Mungkin dia adalah orang yang cukup penting
bagi gadis ini."
Sahut Dokter itu sambil kembali mengecek
tekanan darah Kiran. Dalam keadaan itu tiba-
tiba saja semua pelayan yang ada di ruangan
itu serempak membungkuk dalam saat melihat kemunculan Agra kedalam ruangan dengan
raut wajah yang sudah tidak terbaca seperti
apa saat ini.
Agra segera menghampiri Kiran yang sedang
terbaring lemah seraya memejamkan matanya.
"Kiran sayang.. Maafkan aku sudah membiarkan
semua ini terjadi..!"
Agra langsung merengkuh tubuh lemah Kiran
kedalam dekapannya, memeluknya erat seraya
menciumi puncak kepalanya. Kiran yang masih
terkejut dengan kemunculan Agra di tempat
ini tampak hanya bisa terdiam bengong .
"A- Agraa...kenapa kamu bisa ada di tempat ini.?"
Lirih Kiran setelah dia yakin bahwa laki-laki
yang saat ini sedang mendekapnya erat adalah
suaminya. Dia balik memeluk erat tubuh
Agra yang semakin mempererat pelukannya.
"Sudah aku bilang.. dimana pun kamu berada
aku akan bisa menemukan mu sayang.."
Bisik Agra. Air mata Kiran mulai berjatuhan
saat dia mengingat apa yang terjadi tadi siang.
"Maafkan aku Agra..aku sangat tidak layak ada
di dekatmu saat ini. Aku tidak bisa menjaga
kehormatan ku untukmu..hiks hiks..!"
Lirih Kiran dengan nada penyesalan yang sangat
dalam membuat rahang Agra kembali mengeras. Namun pelukannya kini malah semakin erat.
"Kau masih tetap suci di mataku sayang.."
Bisik Agra seraya kembali menciumi puncak
kepala Kiran tanpa melepas pelukan nya.Mereka berdua seakan tidak sadar saat ini sedang berada
di ruangan yang penuh dengan makhluk lain.
Saat ini Dokter Rey, para perawat, Pak Hans,
wakil kepala pelayan serta para pelayan yang
ada di tempat itu hanya bisa melongo tidak
percaya dengan apa yang mereka lihat saat ini.
Tuan Muda Agra Bintang yang sangat mereka
dewakan memeluk seorang gadis tanpa ragu ?
bahkan sangat jelas terlihat raut wajah nya di
penuhi oleh kecemasan. Ini seperti sebuah
keajaiban bagi mereka !
Pak Hans tersadar duluan dari keterkejutan
nya.Tapi ada satu pertanyaan penting yang
kini bersarang di kepalanya, apakah gadis itu
yang selama ini di cari oleh Tuan Mudanya.?
"Kalian keluar sekarang..!"
Perintah Pak Hans kepada para pelayan yang
tampak tersentak dari kekagetannya. Mereka
segera mengangguk kemudian berlalu keluar
dari ruangan itu. Semua orang berusaha untuk
menguasai diri mereka dari keterkejutan nya.
Agra melonggarkan pelukannya, mencium
kening Kiran dengan alis terangkat kuat.
"Rey..apa saja yang kau lakukan dari siang.?"
Geram Agra seraya meraba kening Kiran yang
terdiam bingung melihat sikap berani Agra
pada dokter yang tadi menangani nya.
"Ma-maaf Tuan.. saya akan segera memberi
obat pereda demam pada Nona."
Sahut Dokter Rey seraya menundukkan kepala
dengan lutut gemetar. Agra menatap tajam
Dokter itu dengan raut wajah tidak puas.
"Pastikan besok dia sudah harus pulih lagi.!"
"Agra.. aku tidak apa-apa..! aku sudah merasa
lebih baik sekarang !"
Lirih Kiran seraya menggengam tangan Agra
yang langsung menatapnya lembut.
"Badanmu masih panas Kiran..dia tidak bisa
menangani mu dengan baik.!"
"Agra..aku tidak butuh Dokter saat ini, yang
aku butuhkan adalah dirimu.."
Hati Agra rontok seketika, tatapannya kini
semakin dalam, mengunci wajah cantik Kiran
yang terlihat mulai berdarah kembali.
"Baiklah..kalau begitu, mulai malam ini kita
akan menghabiskan waktu bersama.!"
Bisik Agra dengan senyum tipis penuh arti
sambil kemudian mengangkat tubuh Kiran ke
dalam pangkuan nya dengan sangat hati-hati.
Tangan Kiran melingkar kuat di leher kokoh
Agra dengan wajah bersemu merah.
"Ikuti aku ke kamar, kau harus memberinya
suntikan pemulihan.!"
Titah Agra pada dokter Rey sebelum akhirnya
dia melangkah keluar dari ruangan itu sambil menggendong Kiran yang menyandarkan kepala
nya dalam rengkuhan dada bidang Agra. Rasa
sakit yang tadi di rasakannya kini terasa hilang
begitu saja tergantikan oleh rasa nyaman dan
aman yang menyejukkan jiwanya..
***********
TBC....