Bagaimana jadinya jika kamu harus menanggung dendam dari masalah yang tidak pernah kau perbuat sama sekali.
Amanda Monata, terpaksa menjadi tawanan bos ayahnya karena sang kakak yang pergi melarikan diri saat pesta pertunangannya dengan pria tersebut hingga membuat dirinya lah yang menanggung semua beban dan hutang milik ayahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31. Marmer Cake
Dari posisinya saat ini, Amanda bisa melihat Arthur tang terus saja mengomel sejak tadi. Bahkan Amanda melihat jika Arthur sudah seperti orang gila' yang mencoba makanan itu dan memuntahkannya lagi.
"Jika kalian tidak bisa membuat cake itu dengan baik, maka aku akan menghancurkan karir memasak kalian!" ancam Arthur hingga membuat Amanda kasihan dengan mereka yang bekerja sejak tadi tapi tidak membuahkan hasil apa pun.
"Biar aku yang membuatnya," ucap Amanda hingga membuat Arthur yang masih mengomel langsung melihat ke tah sumbersari dan ternyata yang di sana memang wanita itu.
"Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Arthur ketika melihat Amanda yang sudah berada di sini bersamanya. Bukankah dia mengatakan bahwa aman dan tidak boleh turun dari tempat tidur, lalu apa ini? kenapa wanita itu malah turun dari tangga.
"Biar aku yang membuatkan marmer cake untuk kamu. Bukankah kamu menginginkan buatanku dengan rasa yang sama persis?"
"Untuk apa ada mereka juga masih kau juga yang harus memasaknya."
"Tapi mereka sudah bekerja sejak tadi tapi tidak ada yang sama persis ataupun dengan apa yang kamu inginkan. Lihat, sudah berapa banyak yang mereka buat aku tidak satupun sesuai dengan selera kamu, jadi biarkan aku yang membuatnya." Amanda terus saja memasangnya hingga membuat Arthur akhirnya mengalah. Untuk pertama kalinya Arthur mengalah pada seorang wanita dan itu adalah Amanda.
Saat Amanda hendak memulai kegiatannya, tiba-tiba saja Arthur mengatakan sesuatu hingga membuat Amanda langsung terdiam.
"Kau katakan saja pada mereka apa yang harus mereka lakukan. Kaun tidak perlu melakukan apapun dan biarkan mereka melakukannya!"
"Hah? Maksudnya bagaimana?" tanya Amanda yang tidak mengerti maksud Arthur.
"Sudah sangat jelas maksud ku Amanda! Kau tidak perlu bekerja dan biarkan mereka yang bekerja. Kau hanya harus mengatakan step by step apa saja yang harus di lakukan untuk membuatnya. Duduk di sini dan jangan banyak bicara!" titah Arthur yang mendudukkan Amanda di kursi meja bar.
"Diam!" titah Arthur lagi hingga membuat Amanda hanya bisa pasrah mengikuti apa yang Arthur katakan.
Dia mulai mengatakan step by step apa yang harus mereka lakukan hingga menjadi marmer cake yang sering Amanda buat dan ternyata ada hal yang tidak mereka lakukan tapi Amanda melakukannya.
Saat mereka menyajikannya, Arthur langsung mencobanya dan ternyata sama. Rasanya sangat sama hingga membuat pria itu terus memakannya sampai habis setengah loyang tadi.
"Apa enak?" tanya Amanda dengan wajah menggemaskannya tapi membuat Arthur yang sejak tadi memakan cake dengan semangat langsung berhenti begitu saja karena mendengar perkataan Amanda yang seolah menyindirnya.
"Tidak!" jawab Arthur yang meninggalkan cake tadi begitu saja.
Sedangkan Amanda yang melihat hal itu hanya bisa menatap tak percaya dengan Arthur yang meninggalkannya begitu saja.
"Astaga, dia labil sekali," ucap Amanda melihat kepergian Arthur yang membuat mereka juga menatap seperti itu.
"Sepertinya dia malu," gumam Amanda melihat tingkah Arthur yang merajuk seperti itu.
"Mungkin saja, Nona." jawab Lia yang juga melihat bagaimana Arthur berlalu begitu saja.
"Entahlah Lia, aku bingung melihatnya. Seharusnya jika memang enak, dia cukup mengatakan iya saja bukan?" tanya Amanda hingga membuat Lia menganggukkan kepalanya.
"Hah, sudahlah. Aku ingin ke kamar saja sebelum dia marah lagi. Semenjak aku mengandung anaknya, dia terlihat sangat berbeda. Seperti apa ya, aku bingung mengatakannya."
"Posesif bukan?"
"Nah, iya benar. Tuan mu semakin hari, semakin posesif saja." jelas Amanda.
***