Naya harus menerima sebuah kenyataan bahwa sang kekasih menjalin hubungan dengan orang terdekatnya
Naya yang bertekad ingin menikmati hidupnya harus terjebak dan menghabiskan malam dengan seorang pria yang selalu bersikap dingin kepada para wanita
Bagaimana bila pria tersebut ingin memiliki Naya untuk selamanya?
Apakah Naya dapat meraih kebahagiaan bersama pria tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triana mutia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengisi Kekosongan Hati
"Apa papa dan mama masih ingat saat SMA aku pernah memukul teman satu kelas aku sampai dia harus di rawat di rumah sakit?" tanya Rendi
Semua orang yang berada di tempat itu hanya bisa terdiam sambil menatap ke arah Rendi dengan lekat
"Saat itu kejadiannya hampir sama dengan saat ini, hanya bedanya orang yang di hina oleh anak itu adalah kak Laura. Apa papa lebih suka aku berdiam diri saat ada orang lain menghina salah satu anggota keluarga aku?" tanya Rendi dengan serius
Saat itu semua orang menunjukkan sikap yang berbeda-beda, mama Airin langsung menampilkan ekspresi wajah bersalah dan papa Tomi tampak tidak terlalu memperdulikan hal tersebut. Sedangkan Laura menunjukkan dengan jelas bahwa dia tidak mempercayai ucapan Rendi saat itu
"Kenapa dulu kamu ga mau memberikan penjelasan apapun sayang?" tanya mama Airin lirih
"Karena aku yakin mama dan papa ga akan percaya walaupun aku menjelaskan yang sebenarnya, satu-satunya orang yang percaya kalau aku ga melakukan kesalahan saat itu cuma kak Naya. Jadi apa aku salah memukul Farhan karena dia berani menghina kak Naya? karena bagi aku kak Naya adalah salah satu orang terpenting di dalam hidup aku," jelas Rendi dengan tegas
"Yang sudah terjadi ga perlu kita bahas lagi tapi papa minta kamu untuk mulai merubah sikap kamu, ga semua permasalahan harus di selesaikan dengan cara kekerasan. Gimana kalau Farhan tadi menuntut kamu?"
"Aku ga akan merasa menyesal walaupun aku harus di penjara, asal aku bisa memukul orang yang sudah menghina kak Naya." jawab Rendi dengan yakin
"Kamu memang anak yang keras kepala!! satu hal lagi yang harus papa sampaikan sama kamu, kalau kamu sudah memutuskan untuk pulang ke kota ini kamu cuma bisa tinggal di rumah ini." ucap pap Tomi dengan tegas
Sontak saja Rendi pun langsung memasang keberatan
"Bagaimana pun juga kurang pantas kalau kamu tinggal di rumah itu cuma berduaan dengan Naya," lanjut papa Tomi
"Tapi pah..."
"Yang papa kamu bilang itu benar sayang, kalian berdua sudah sama-sama sudah dewasa dan gimana juga kalian bukan kakak adik kandung. Apa kamu mau kakak kamu mendapatkan penilaian buruk oleh orang lain?" jelas mama Airin dengan lembut
Dengan sedikit berat hati Rendi terpaksa mengikuti keinginan orang tuanya, dia merasa penjelasan mama Airin benar-benar masuk akal. Rendi hanya tidak ingin Naya mendapatkan penilaian buruk dari orang lain dengan dia tinggal di sana
Merasa cukup papa Tomi pun memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya, sudah pasti mama Airin mengikuti langkah kaki sang suami. Sedangkan Laura saat itu menatap Rendi dengan tatapan mata yang tajam dan senyuman yang terlihat sinis
"Selain hebat dalam membuat keributan, sekarang kamu juga hebat dalam berbohong ya." ucap Laura dengan sinis
"Maksud kamu apa kak?"
"Aku ga perduli kamu mau berbohong sebanyak apapun, tapi kenapa kamu harus membawa nama aku di dalam kebohongan kamu itu?"
Rendi pun tersenyum penuh arti, dia merasa inilah saat yang tepat untuk memberikan balasan
"Jadi kamu anggap ucapan aku tadi sebuah kebohongan kak?"
Laura pun tersenyum sinis
"Aku yakin kalau itu semua bohong, aku adalah salah satu siswi yang berprestasi saat di bangku SMA. Jadi aku rasa ga ada satupun dari diri aku yang bisa membuat orang lain menghina aku," ucap Laura dengan nada sedikit sombong
Rendi pun bangkit dari duduknya dengan senyuman yang penuh arti dan mulai melangkahkan kakinya ke arah Laura yang duduk di hadapannya, tapi saat tepat di samping Laura dia menghentikan langkah kakinya lalu mendekatkan bibirnya ke telinga sang kakak
"Semua ucapan aku tadi benar adanya kak, anak itu memperlihatkan ke aku sebuah foto di mana kamu sedang berciuman dengan seorang laki-laki. Yang menjadi pacar kamu saat itu adalah sepupunya kak, dan apa kamu tau apa yang membuat aku sampai lepas kontrol pada saat itu kak?" bisik Rendi
Laura pun langsung menatap ke arah Rendi dengan tatapan mata yang tajam
"Karena dia bilang kamu adalah perempuan murahan, dia bilang laki-laki itu bisa mendapatkan bibir kamu dengan mudah dan ga lama lagi pasti laki-laki itu akan mendapatkan tubuh kamu juga." ucap Rendi dengan suara pelan lalu tersenyum sinis
Laura pun hanya bisa terdiam dan semakin tajam menatap ke arah Rendi, dia tidak bisa memungkiri bahwa saat itu dia memang sempat menjalin sebuah hubungan dengan teman satu kelasnya. Untuk pertama kalinya Rendi mengungkapkan alasan dia memukuli teman sekelasnya saat itu, Rendi juga tidak bisa memungkiri bahwa dengan kejadian tersebut dia benar-benar merasa kecewa kepada Laura
"Kamu tenang aja kak, karena sampai saat ini cuma kamu satu-satunya orang yang tau alasan aku memukul anak itu." ucap Rendi dengan senyuman sedikit meremehkan
Laura pun mulai mengeraskan rahangnya pada saat itu, eskpresi wajahnya saat itu terlihat bahwa dia sedang menahan amarahnya
"Apa kamu masih ingat kak? dulu kamu selalu bilang kalau kamu malu punya adik seperti aku, tapi sekarang aku yang malu punya kakak seperti kamu." lanjut Rendi dengan tegas
Rendi pun langsung melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Laura tanpa mau memperdulikan perasaan Laura saat itu, yang pasti hatinya terasa puas setelah mengeluarkan semua yang dia pendam saat itu
"Kurang ajar!! dasar laki-laki kurang ajar!! kalau bukan karena perbuatan laki-laki itu, aku yakin Rendi ga akan berani bersikap kurang ajar seperti ini di hadapan aku!!" maki Laura di dalam hatinya
Malam itu Rendi pun mengabarkan kepada Naya bahwa dia tidak bisa lagi tinggal di rumah Naya seperti itu keinginan sang papa, Naya pun mengerti pemikiran om Tomi dan mencoba memberikan pandangan yang positif kepada Rendi
Cukup lama juga Naya dan Rendi saling berbincang ini dan itu, setelah merasa puas berbincang mereka pun memutuskan sambungan teleponnya. Baru saja Naya meletakkan ponselnya tetapi ponselnya kembali berdering, saat itu raja neraka yang sedang menghubungi Naya
"Ya tuan muda"
Naya pun merasa sedikit bingung karena di seberang sana tak terdengar suara apapun, dia bahkan sampai memeriksa ponselnya dan ternyata mereka masih tetap terhubung
"Halo"
"Gunakan bahasa yang benar saat kita sedang berbicara dan jangan panggil saya dengan sebutan tuan muda, atau saya akan memaksa kamu untuk menggunakan pakaian terseksi saat nanti kita bertemu"
"Oke," jawab Naya dengan cepat
Naya tak bisa membayangkan bila seorang Ardiansyah Herlambang sampai melakukan hal tersebut kepada dirinya
"Ada perlu apa anda menghubungi saya?"
"Saya hanya ingin mendengar suara kamu"
Naya merasakan sesuatu yang berbeda di dalam hatinya pada saat itu, tapi dia sendiri belum menyadari hal tersebut. Yang pasti Naya yakin bahwa laki-laki tersebut berhasil mengisi kekosongan di dalam hatinya
Padahal Ardi sudah belajar berubah untuk lebih baik.
Ardi lebih mengutamakan Kamu.
Hubungan yang langgeng harus ada timbal balik nya.