Di jebak oleh sahabat nya sendiri tepat di malam pertunangan nya, membuat Anastasya di tinggalkan oleh calon tunangan nya kerena terpergok di dalam kamar hotel bersama seorang pria yang ternyata adalah Housekeeping di hotel tempat nya menggelar pesta pertunangan.
Pria miskin yang bekerja di bawah suruhan orang, harus menjadi suami nya karena kejadian tersebut.
Seperti apa kisah mereka? Dan bagaimana kelanjutan nya?
Ayo ikuti hanya di sini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riri_923, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mulai Mencintai
Brugh..
Ana menjatuhkan tubuh nya pada kasur kecil di kamar nya dengan mata yang terpejam dan sesekali tubuh nya berguling menguasai kasur itu.
"Aaaa seru nya pergi ke karnaval!!" Pekik heboh Ana yang bahkan saat ini tubuh nya sudah terbungkus selimut.
"Ayo bangun, gosok gigi sama cuci muka dulu" Ajak Luca menggeleng kecil melihat tingkah Ana.
Mendengar itu seketika kelopak mata Ana terbuka, kedua sudut bibir nya terangkat membentuk sebuah senyum manis yang berhasil menambah kecantikan wanita itu.
"Makasih Luca!" Nada bahagia itu mampu membuat sang pemilik nama tersenyum yang kemudian duduk di samping tubuh Ana.
"Senang banget ya?"
Ana mengangguk cepat. "Banget banget!" Seru nya.
"Ya udah kalau gitu bangun dan bersihkan dulu wajah mu"
Ana kembali mengangguk dan melepas selimut di tubuh nya lalu mendudukkan tubuh nya di samping Luca.
"Kenapa lagi hum?" Tanya Luca saat Ana tak kunjung berdiri dan malah menatap wajah nya. "Ada sesuatu di wajah ku?" Tanya nya lagi seraya meraba wajah nya.
"Hum, ada sesuatu!"
"Dimana?" Luca terus meraba wajah nya, sesekali ia melihat telapak tangan nya takut-takut ada noda di wajah nya.
"Di sini nih" Jawab Ana menunjuk pipi Luca.
Pria itu pun menggerakkan tangan nya ke arah yang di tunjuk Ana, namun ia tidak mendapati apapun dan telapak tangan nya bersih.
"Ada apa? Bersih kok"
"Ada sesuatu Luca" Gemas Ana menahan tawa.
"Haish awas saja jika kamu membohongi ku!" Ancam Luca hendak bangun.
Namun baru saja bergerak tangan nya sudah di tahan oleh Ana yang sedetik kemudian ia merasakan sesuatu kenyal dan hangat menyentuh pipi nya.
Cup!
"Terima kasih sudah menambah kebahagiaan ku" Bisik Ana yang baru saja mengecup pipi Luca.
Di detik berikut nya setelah mengucapkan kata-kata tersebut Ana pun langsung berdiri dan berlari kecil ke arah kamar mandi, meninggalkan Luca yang mematung di tempat nya.
"Astaga apa yang aku lakukan?!!" Ana bersandar pada pintu kamar mandi dengan kedua tangan yang memegang dada nya.
"Sadar Ana" Wanita itu menepuk-nepuk pipi nya yang terasa panas, kemudian berjalan ke arah wastafel kecil itu dan membasuh wajah nya.
"Aaa tidak bisa, kenapa jantung ku berdebar begitu cepat" Pekik nya tertahan, pipi nya begitu memerah padahal sebelum nya ia dengan berani mengecup pipi Luca.
Terdiam sesaat memperhatikan wajah nya lewat cermin di hadapan nya, Ana pun mengigit bibir nya saat mengingat sesuatu.
"Rasa nya sama seperti saat pertama kali aku jatuh cinta pada Gio, apa sekarang aku sudah mulai mencintai Luca?"
Lagi-lagi Ana terdiam, tidak melakukan apapun dan hanya menatap wajah nya. "Tidak apa jika aku mencintai dia?"
Ana masih ragu pada diri nya sendiri dan hubungan rumah tangga mereka. Pasalnya mereka belum mendapatkan restu dari kedua orang tua Ana dan bagaimana dengan orang tua Luca? Bahkan Ana tidak mengetahui apapun.
Sedangkan di dalam kamar sana, Luca berbaring dengan sebelah tangan yang berada di bawah kepala nya. Senyum di bibir nya terus terukir menambah ketampanan dan karisma pria gagah itu.
"Sudah mulai berani ya?.." Gumam gemas Luca mengingat kejadian yang baru saja terjadi.
Untuk pertama kali nya Ana berani bertindak, karena selama ini Luca lah yang selalu menggoda wanita itu bahkan mencuri kecupan pada wajah cantik itu.
"Apa dia sudah mulai mencintai ku?"
......................
"Selamat pagi tuan.." Sapa seorang pria dengan pakaian formal nya menunduk hormat saat sang bos baru saja sampai menggunakan sepeda Cannondale nya.
"Hmm, selamat pagi Alex!" Sapa balik pria itu dengan wajah riang nya.
Alex, pria yang menjabat sebagai asisten seorang pemilik hotel pencakar langit di London itu terhenyak kala mendapat balasan yang begitu ramah.
"Dimana pakaian ku? Apa sudah di siapkan?" Tanya pria dengan wajah ramah nya.
"Su-sudah tuan, ada di ruang ganti"
"Baik, terima kasih Alex" Pria itu pun langsung berjalan dengan langsung santai, bahkan membalas beberapa sapaan para staff hotel milik nya.
"Kedua kali nya keramahan langkah ini terjadi sejak tuan Luca menikah dengan nona Ana" Batin Alex.
Tuan Luca? Benar kalian tidak salah baca!.
Luca Alfred Bezos seorang pebisnis muda yang berhasil mencapai puncak kejayaan nya sejak pria itu berumur dua puluh dua tahun.
Dan kini, bukan hanya hotel pencakar langit di ibu kota London saja. Melainkan Luca seorang pewaris keluarga Bezos.
Siapa yang tidak kenal keluarga dengan marga tersebut? Pasti semua mengenal nya. Selain karena kedermawanan dan pencapaian yang keluarga itu dapatkan. Bezos juga merupakan marga tertinggi di dunia yang terjamin segala aset kekayaan nya.
Lalu bagaimana Luca bisa menjadi housekeeper di hotel nya sendiri? Dan bagaimana Ana tidak mengetahui Luca yang sebenarnya?
Simpan pertanyaan ini untuk bab selanjut nya. Mari kita kembali lagi pada tuan muda keluarga Bezos yang sudah rapih menggunakan tuxedo hitam nya.
"Apa saja jadwal ku hari ini, Alex?" Tanya Luca seraya menggenakan jam Graff Diamonds Hallucination di tangan nya. Jam tangan yang di bandrol dengan harga sekitar lima puluh lima juta dolar AS.
"Seperti yang kita bahas tiga bulan yang lalu, hari ini anda akan terbang ke Beijing untuk menemui presdir dari Zhou Grup terkait investasi yang telah di sepakati sebelum nya"
Gerakan Luca terhenti begitu mendengar penjelasan asisten nya. "Kapan kita membahas ini"
"Anda lupa tuan?" Tanya sopan Alex yang mendapat gelengan dari Luca. "Rencana ini sudah di bahas bersama tuan besar sebulan yang lalu, lebih tepat nya sebelum anda menjalankan rencana bersama keluarga Gates" Jelas nya.
Luca terdiam, raut bahagia nya sirna begitu saja ketika mendengar penjelasan Alex terkait jadwal nya.
"Penerbangan dari London ke Beijing memakan waktu sekitar sepuluh jam lebih, belum lagi ketika sampai di sana kita harus beristirahat terlebih dahulu. Jadi berapa hari aku tidak pulang ke rumah?" Tutur Luca yang terlihat lemas.
"Kemungkinan tiga atau empat hari kita kembali lagi ke sini, tuan" Jawab Alex.
"Bagaimana dengan istri ku?.."
Alex terdiam tidak bisa berkata-kata mendengar pertanyaan lirih sang bos. "Ada apa dengan tuan? Apa benar dia sudah mencintai nona Ana? Bukan kah sebelum nya kesepakatan ini hanya untuk bisnis mereka dan tuan Luca juga tidak semudah itu untuk di dekati"
"Jawab Alex! Bagaimana dengan istri ku? Dan alasan apa yang harus aku gunakan?!"
Alex menggaruk kepala belakang nya yang tidak gatal. "Saya juga tidak tau tuan" Jawab jujur Alex.
"Haishh, kapan jadwal penerbangan nya?" Desis kesal Luca.
"Pukul sepuluh nanti tuan"
Sontak Luca melihat jam yang melingkar di tangan nya. "Baru jam setengah sembilan, masih ada sisa waktu" Gumam nya yang dapat di dengar oleh Alex.
"Apa anda berniat untuk pulang terlebih dahulu, tuan?"
Luca mengangguk. "Aku harus bilang dulu pada istri ku"
"Ukhuk.." Alex tersedak saliva nya sendiri mendengar ucapan Luca.
"Ada apa?" Tanya tajam Luca.
"Ah tidak apa-apa tuan, hanya saja jika anda menggunakan sepeda seperti nya waktu kita akan habis"
"Haishh siall!" Umpat Luca kesal. "Siapkan mobil sekarang, aku ganti baju dulu!" Titah nya yang langsung memasuki kamar ganti.
...****************...