NovelToon NovelToon
Mengandung Benih Kekasih Sahabatku

Mengandung Benih Kekasih Sahabatku

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / One Night Stand / Persahabatan / Tamat
Popularitas:244.4k
Nilai: 5
Nama Author: Linda manik

Menjadi orang baik dan tulus tidak lantas membuat seseorang terhindar dari masalah atau cobaan seperti yang dialami oleh wanita cantik bernama Regina. Karena kebaikan untuk membantu sahabatnya. Dirinya harus kehilangan hal berharga dalam hidupnya.

Tidak ada yang percaya dengan keterangan dari mulutnya. Dia mendadak disebut sebagai pembohong dan wanita murahan oleh pacarnya sendiri. Hingga laki laki yang telah mengambil kegadisannya menyelamatkan Regina dari kata pembohong. Penyelamatan itu hanya sementara waktu. Justru penyelamatan itu adalah awal penderitaan Regina.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda manik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

Apa yang dilakukan oleh Regina malam ini atas inisiatif dari diri sendiri bukan saran dari Melati. Jika tindakan ini menjatuhkan harga dirinya. Regina tidak perduli. Regina benar benar menyadari arti pernikahan. Apa yang dia lakukan malam ini bukan dosa tapi kewajiban seorang istri. Regina tidak perduli lagi jika Kevin menganggap dirinya rendah.

Regina tersiksa menjalani pernikahan model seperti ini. Jika tubuhnya bisa mengikat Kevin dan membuat pernikahan mereka bahagia. Maka Regina siap melayani suaminya itu malam ini juga. Tapi jika tidak, Regina juga sudah siap menyudahi pernikahan itu. Karena tidak ada gunanya mempertahankan pernikahan dimana Kevin tidak ingin memandang dirinya sebagai istri.

Regina masih duduk di sofa itu menunggu Kevin selesai mandi. Begitu pintu kamar terbuka, Regina bangkit dari duduknya. Regina menuju makan dan membalikkan piring yang sebelumnya sudah tertata di meja itu.

"Apa yang kamu inginkan Regina. Mengapa kamu berpakaian menggoda seperti itu?" tanya Kevin tajam. Dia tidak langsung duduk di kursi melainkan menatap Regina dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"Tidak ada yang salah jika aku berpakaian seperti ini kak. Aku tinggal di rumah ini hanya dengan suamiku. Kecuali ada laki laki lain tinggal di rumah ini selain kita berdua baru salah. Duduk dan makan lah kak. Nanti makanannya dingin."

Kevin mengalihkan pandangannya ke meja makan. Sayuran hijau itu menggugah seleranya. Kevin akhirnya duduk dan menarik mangkok berisi sayuran itu. Tanpa memindahkan ke piring. Kevin langsung menyantap sayuran itu dari mangkok.

"Nasi dan lauknya kak?" tanya Regina. Kevin tidak menjawab. Laki laki itu terus makan. Meskipun begitu, Regina sedikit lega. Baru Kali ini Kevin bersedia memakan masakannya walaupun hanya sayuran dan dalam diam. Benar kata Melati. Kevin sangat menyukai sayuran hijau.

Regina menunggu Kevin dengan sabar. Meskipun Kevin hanya diam tapi itu lebih baik daripada mengatakan sesuatu yang menyakitkan. Sungguh, Regina ingin setiap harinya tercipta kedamaian di rumah itu. Tidak terdengar bentakan atau gebrakan meja. Dan Regina ingin lewat tubuhnya. Rumah tangganya damai dan bahagia.

"Mengapa kamu masih disitu. Kamu sengaja memamerkan tubuh mu?" tanya Kevin sinis. Regina yang tidak menduga mendapatkan pertanyaan seperti itu, Regina mendadak gugup. Apa yang ditanyakan oleh Kevin, jauh lebih dari itu yang dia inginkan. Regina ingin mempersembahkan tubuhnya untuk suaminya itu dengan tulus tanpa paksaan atau tanpa tekanan.

"Jangan salahkan aku berbuat melebihi batas jika kamu masih memakai pakaian seperti itu di hadapan ku," kata Kevin lagi. Perkataan itu membuat tanda tanya di hati Regina. Apakah melebihi batas yang dimaksudkan Kevin adalah meraih kenikmatan atas tubuhnya.

Jika iya, itu artinya. Regina berhasil menggoda Kevin saat ini. Dan sejujurnya itu yang diharapkan oleh Regina.

Regina masih berdiri mematung di hadapan Kevin. Dia tidak tahu harus menjawab apa dengan pertanyaan Kevin. Jika dia mengatakan iya, Regina merasa malu untuk mengatakan itu. Dan jika tidak, maka kesempatan untuk memperbaiki hubungan pernikahan mereka tidak ada. Kevin memang sudah menyantap masakan malam ini. Tapi itu tidak menjamin jika besok besok, Kevin bersedia lagi menyantap masakan.

Kevin beranjak dari duduknya sedangkan Regina membereskan meja makan itu. Regina berpikir jika Kevin akan duduk di sofa ternyata tidak. Laki laki itu masuk ke dalam kamarnya. Sejenak, Regina tertegun kemudian wanita itu duduk di sofa. Dia berpikir jika sebentar lagi. Kevin akan keluar dari kamar itu dengan membawa bantal dan selimut. Hingga beberapa menit, Kevin tidak kunjung keluar dari kamar.

Regina menegakkan kepalanya ketika mendengar pintu kamar Kevin terbuka. Ternyata benar dugaannya. Kevin membawa selimut dan bantal di tangannya. Itu artinya Kevin memang tidak tertarik kepada dirinya meskipun berpakaian seperti itu. Perkataan melampaui batas dari mulut Kevin hanya untuk mengancam dirinya supaya berganti pakaian.

Regina menghembuskan nafasnya dengan kasar ketika melihat Kevin berjalan ke arah sofa. Laki laki itu melemparkan selimut dan bantal ke sofa panjang dengan kasar. Kemudian kedua tangannya diletakkan di pinggangnya.

"Apa kamu mau mengusai sofa ini juga setelah mengusai kamarku?" tanya Kevin sinis. Perkataannya jelas mengusir Regina dari ruang tamu itu.

Regina menundukkan kepalanya. Hatinya sungguh sangat sakit mendapatkan penolakan ini. Untung saja dirinya hanya berpakaian seperti itu. Seandainya dirinya sangat agresif menggoda dan mendapatkan penolakan. Entah bagaimana dirinya harus menanggung malu. Dirinya pasti tidak mempunyai muka lagi di hadapan Kevin.

Regina beranjak dari duduknya. Mendadak Regina merasa tidak nyaman dengan pakaian minim nya itu. Dengan menarik ujung gaun, Regina meninggalkan ruang tamu itu. Bukan lagi kamar Kevin yang menjadi tujuannya melainkan kamarnya sendiri yang telah dia tinggalkan selama satu minggu ini.

Regina berusaha menahan air matanya, sepertinya memang janinnya itu harus terlahir tanpa seorang ayah di sisinya. Membayangkan menjalani pernikahan seperti neraka tujuh bulan lagi. Sungguh, Regina tidak sanggup.

Perlahan tangan Regina mengusap perutnya. Perjuangan untuk meluluhkan hati Kevin telah gagal dan Regina memilih menyerah. Dia tidak ingin hanya karena memikirkan sikap Kevin kehamilannya terabaikan. Regina ingin janinnya itu lahir ke dunia tepat waktu.

Di luar kamar, Kevin mengerutkan keningnya melihat Regina yang tidak masuk ke dalam kamarnya. Kevin berdecak kesal dan terus mengamati dua pintu kamar itu. Jika Regina kembali ke kamar miliknya. Maka Kevin akan tetap tidur di sofa. Jika tidak, Kevin akan tidur di kamarnya sendiri.

Cukup lama Kevin menunggu, sekitar satu jam. Regina tidak kunjung keluar dari kamarnya. Itu artinya wanita itu akan tidur di kamarnya sendiri. Kevin tersenyum sinis, benar dugaannya. Regina menyerah.

Kevin menghentikan tangannya yang hendak membuka pintu kamarnya. Kevin menatap pintu kamar Regina. Entah mengapa dirinya penasaran apakah Regina sudah tidur atau tidak. Perlahan Kevin mengarahkan tangannya untuk membuka pintu kamar Regina.

Pintu kamar terbuka. Kevin kembali mengerutkan keningnya melihat apa yang dilakukan oleh Regina di dalam kamar itu.

"Apa yang kamu lakukan Regina?" bentak Kevin. Regina sedang menyusun semua pakaiannya ke dalam tas.

"Apa perduli mu kak. Aku menyerah. Aku tidak sanggup menunggu sampai janin ini lahir. Aku ingin kita berpisah secepatnya. Malam ini juga."

Regina sibuk memasukkan barang barangnya ke dalam tas. Sedangkan Kevin terdiam. Bukan terdiam karena perkataan Regina itu. Tapi Kevin terdiam menikmati pemandangan indah di hadapannya. Regina sedang mengambil pakaian di lemari paling atas. Tubuhnya yang mungil memaksa Regina harus berjinjit. Regina tidak menyadari dengan posisi seperti itu. Gaunnya semakin naik ke atas mempertunjukkan p*ha yang putih dan mulus miliknya.

Kevin terdiam sambil mengusap kepala bagian belakang miliknya. Kevin adalah laki laki normal. Melihat pemandangan seperti itu tentu saja hormon hormon di tubuhnya bekerja dengan aktif.

Bukan, bukan hanya melihat pemandangan itu. Hormonnya bekerja. Bahkan ketika melihat pertama kali Regina seperti itu. Darahnya sudah berdesir. Bahkan di kamar mandi, Kevin sengaja berlama lama mengguyur tubuhnya dengan air dingin supaya hormon tubuhnya berhenti bekerja.

Laki laki mana yang tidak tergiur melihat wanita muda berpenampilan menggoda. Penampilan Regina didukung dengan riasan tipis di wajahnya dengan aroma yang lembut. Perut Regina masih terlihat rata di usia kandungnya saat ini.

Kevin juga sengaja memakan sayuran hijau itu. Berharap dengan nikmatnya memakan sayuran hijau itu. Hormonnya berhenti bekerja. Kevin merasa lega ketika Regina tidak kunjung keluar dari kamarnya. Hormon itu perlahan padam. Tapi rasa ingin tahu akan Regina, membuat Kevin kembali merasakan hormon hormonnya bekerja.

Regina terkejut dan menjerit ketika membalikkan tubuhnya. Kevin sudah berdiri di belakangnya dengan tatapan hendak menerkam dirinya. Bagai secepat kilat, Tangan Kevin bergerak cepat meraih pinggang Regina. Kini mereka saling berdekatan tanpa jarak dan saling menatap.

Kevin bergerak cepat mendaratkan bibirnya di bibir Regina. Benar seperti ini yang diinginkan Regina tapi gerakan tiba tiba Kevin membuat Regina mendorong tubuh suaminya.

Regina tidak berhasil mendorong tubuh suaminya. Kevin terlalu kuat memegang pinggang sehingga Regina tidak bisa berkutik.

Perlahan tapi pasti Regina membalas serangan Kevin. Kegiatan itu berlangsung lumayan lama hingga Kevin menginginkan lebih dari sekedar berciuman.

Kevin menyakinkan dirinya jika apa yang mereka lakukan itu halal. Dengan percaya diri, Kevin mendorong tubuh Regina menuju ranjang tanpa melepaskan tautan bibirnya.

Kegiatan halal bagi suami istri itu pun terjadi. Tidak ada rasa menyesal di hati Regina karena membiarkan Kevin mendapatkan haknya. Justru Regina merasakan seperti istri yang sesungguhnya. Dia tidak perduli Kevin melakukan itu tanpa cinta karena dirinya juga belum mencintai laki laki itu. Hanya satu harapan Regina. Dia berharap dengan kegiatan malam mereka malam ini, Kevin bisa memandangnya sebagai istri dan bertanggung jawab kepada dirinya dan janin itu.

"Kak, ingat aku sedang hamil," bisik Regina ketika Kevin seperti hilang kendali mengguncang dirinya. Rasa sakit itu masih ada sesekali.

Kevin menurut. Gerakannya berubah lembut. Wajahnya terlihat menikmati kegiatan itu meskipun Regina tidak membalas gerakan Kevin. Regina memang seperti patung menerima serangan Kevin.

"Ini bukan dosa, kami sudah menikah," batin Kevin sambil terus melakukan gerakan nikmat.

Seperti malam pertama pengantin baru. Kevin juga melakukan kegiatan itu tidak hanya satu kali. Mulutnya tidak mengeluarkan suara tapi tangan dan bekerja dengan aktif satu jam kemudian setelah ronde pertama usai.

Regina lagi lagi tidak menolak. Dia menunjukkan kepatuhannya sebagai istri. Ronde kedua tidak kalah panas dengan ronde ketiga. Kevin benar benar menikmati tubuh istrinya.

Kini Kevin terkapar lelah disebelah Regina dengan tubuh polosnya. Regina pun demikian tetapi dengan cepat dia menarik selimut menutupi tubuhnya. Dia berencana akan ke kamar mandi jika Kevin sudah keluar dari kamarnya.

"Kak, aku lelah," kata Regina ketika tangan Kevin mulai bergerak menjelajah tubuhnya. Kevin tertawa dan menghentikan tangannya. Melihat Kevin tertawa, Regina seperti melihat keajaiban. Baru kali ini, sepanjang mengenal Kevin. Regina melihat Kevin tertawa.

Regina berpikir dengan penolakannya. Kevin akan keluar dari kamar itu. Ternyata tidak. Dibalik selimut yang sama Kevin sudah tertidur tanpa membersihkan diri terlebih dahulu ke kamar mandi.

Regina memandang langit langit kamarnya. Akan setelah malam ini, kehidupan rumah tangga mereka akan membaik. Akankah di malam malam selanjutnya, Kevin akan melakukan kegiatan itu lagi demi kepuasan semata bukan karena hak dan memberikan kewajiban kepada istrinya?.

Tanpa sepengetahuan Regina. Ternyata Kevin belum benar benar tertidur. Dia sengaja memejamkan matanya karena rasa nikmat yang dia raih dari tubuh Regina masih terasa. Untuk pertama kalinya, Kevin melakukan hubungan suami istri itu dengan sadar. Dia tidak menyangka jika rasanya sangat nikmat. Kevin membenarkan dalam hatinya jika apa yang dia lakukan bersama Regina tadi adalah surga dunia.

Rasanya Kevin ingin mengulang dan mengulang kegiatan itu lagi. Hal yang wajar karena malam ini bisa dikatakan malam pertama bagi dirinya dan Regina melakukan kegiatan suami istri. Sebagai laki laki yang sehat dan normal. Kevin tidak akan melepaskan tubuhnya istrinya itu lagi. Keinginan itu kembali muncul ketika dirinya membuka mata dan melihat Regina beranjak dari tempat tidur menuju kamar Mandi.

1
fiyol jelek
g dilanjutin
Wahyu Indriani
gak jelas endingnya
Ayuimuet
lanjuttt
Ayuimuet
lsnjutt5
Ayuimuet
lanjutttttt
Ayuimuet
lanjutttt
Sopiati Sopiati
lanjut
Sopiati Sopiati
nex 55
Sopiati Sopiati
kpn kelanjutan ny bab 27nya
Sopiati Sopiati
regina, km hrs kuat dan tegas
Dlaaa FM B
Lanjutannnnnn
Hasrie Bakrie
Dikit amat, update lama pas dah update cm 1 bab doank
Rapika Manurung
ee babilh ini orang
semoga ni orang mati
momnaz
nyesekkkk yg nanam benih gk ngerasa bersalah sama sekali
momnaz
Masih nyimak...tapi aku suka karya kak othorrr yang lain..
Agustin Indah Setiyaningsih
bukannya Kevin minggat gara² mulut regina ya!!duh mbulet banget..makanya tho,kalau hamil jangan ngomong aneh²,apalagi kalau masih cinta.
Nur Nuy
lama banget kemana aja thor double up lah kalau gini😃salah paham dah ini ujungnya hadeh
Mariana Hasibuan Riana Hasibuan
lanjut tour.
Sky Blue
Samngt berjuang🥰
Sky Blue
Samnt berjuang buaf Regina, jgan pntang mnuyerah. Kmu pntas mndaptkan kbahagiaan🥺🥺🥺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!