Cinta Sejati Buaya Berkumis

Tiba-tiba seekor anjing jantan berwarna hitam keluar dari balik semak-semak yang tumbuh liar di samping tembok yang mengelilingi rumah besar itu.

Mereka ketakutan setengah mati,mana sudah masuk ke dalam gerbang lagi.

"Njir,mati kita Mat,ada anjing galak!" seru Edi gemetar.

Jojo langsung kabur dari sana,berusaha memanjat ke atas pohon yang ada di depan halaman rumah,yang mereka kira adalah rumahnya Lili.

"Huss...!" Rahmat berusaha mengusir anjing itu.

"Huss... Tenang! Tenang ya,kita bukan pencuri kok,kita teman pemilik rumah ini." Rahmat mulai mengajak anjing itu bicara,berharap si anjing mengerti.

"Guk..."

"Guk!!!"

Si anjing nyatanya terus menggonggong,tapi kemudian dia duduk dengan patuh di depan Rahmat,sedangkan Edi dan Jojo sudah lebih dulu naik ke atas pohon.

Rahmat tersenyum mengejek seraya melihat ke atas pohon dimana Jojo dan Edi berada,tuh cowok ngerasa keren banget karena sudah berhasil menenangkan anjing penjaga rumah itu.

"Eh kalian berdua,ngapain naik setinggi itu? Ayo turun cepat! Anjingnya udah gue jinakin," Rahmat tersenyum bangga. Dia dengan santainya menyuruh kedua temannya untuk turun.

"Ogah kita turun,yang ada entar digigit lagi sama anjing gila itu!" Edi berkata sembarangan.

"Nggak usah Mat,kita disini aja!" seru Jojo,masih enggan untuk turun.

"Nih anjing nggak gila,sembarang kalian kalau ngomong," ucap Rahmat sambil berkacak pinggang,dia mulai mengajak anjing itu bicara lagi.

"Eh anjing,lo nggak gila kan?" tanya Rahmat.

Si anjing sepertinya paham,dia mulai menatap Rahmat,sekarang terlihat sangat menakutkan.

Rahmat tidak memperhatikannya, "Lo lihat sendiri kan,anjingnya nurut banget. Enak aja lo bilang anjing ini gila." Omel cowok itu.

Seketika si anjing langsung kembali menggonggong Rahmat,dan kali ini dia seperti ingin menggigit.

"Lho! Kok anjingnya galak lagi sih?" Rahmat langsung kabur dari hadapan anjing itu,si anjing terus mengejarnya tanpa ampun.

"Sana! Sana pergi! Gue bukan maling." Jerit Rahmat.

Dari atas pohon Edi dan Jojo tertawa beriringan.

"Rasain lo,tadi kita bilang itu anjing gila kagak percaya." Ucap Edi tertawa.

"Di,Jojo! Bantuin gue!" Jerit Rahmat memelas.

"Hahaha..." bukannya ngebantuin,mereka malah ngetawain.

"Apes benar nasib gue." Batin Rahmat,dia terus berputar-putar di halaman yang luas itu.

Baju dan celananya sudah koyak sana sini karena digigit anjing,puluhan menit dia berputar-putar di halaman tersebut udah kayak pesawat enggak tahu bandara aja. Pintu rumah tiba-tiba terbuka,mungkin si pemilik rumah merasa terganggu karena kegaduhan yang mereka buat.

Seorang wanita paruh baya keluar,beliau tercengang melihat Rahmat yang bajunya sudah compang camping,dan kedua temannya yang bertengger di atas pohon kayak kelelawar.

"Blacky,berhenti!"

"Blacky,Hentikan!" perintah pemilik anjing,yang dipanggil Blacky pun langsung berhenti mengejar Rahmat,dan sekarang dia berlari menuju tuannya.

Dengan patuh dia duduk dihadapan wanita paruh baya itu,sambil menjulurkan lidahnya.

Wanita itu menghampiri Rahmat yang masih ngos-ngosan,dia sangat kelelahan karena dikejar anjing.

"Kalian ini siapa?" si ibu bertanya lembut.

"Kami temannya Lili bu,apa benar ini rumahnya Lili?" tanya Rahmat dengan sopan.

Wanita itu mengerutkan keningnya,sedikit merasa aneh dengan omongan Rahmat.

Edi dan Jojo buru-buru turun dari pohon,dan mereka mulai ikut bergabung dengan Rahmat.

"Kenapa malah bengong?" bisik Edi

"Budeg kali." Jawab Jojo.

"Kalian kesini cari siapa?" Ibu itu bertanya lagi.

"Kita teman Lili,mau cari LILI!!!" Rahmat mengeraskan suaranya.

"Owh,kalian teman anak saya rupanya." Wanita itu tampak senang,wajahnya berseri-seri.

"Silahkan masuk dulu!" perintah ibu itu.

Mereka bertiga saling pandang,mulai menaruh curiga.

"Setahu gue ini bukan mamanya Lili." Bisik Rahmat.

"Mungkin itu omanya kali," ucap Edi menebak.

"Ah,kebanyakan mikir kalian,mending kita masuk aja!" ajak jojo tanpa pikir panjang.

"Ayo masuk dulu,biar saya panggil Lili!" Ibu itu langsung masuk duluan,Rahmat dan teman-temannya mengikuti dari belakang.

\_\_\_\_\_

"Kalian tunggu disini dulu ya!" si Ibu langsung pergi untuk memanggil anaknya.

Rahmat mulai mengedarkan pandangannya keseluruhan sudut ruangan.

"Jo,sepi banget. Lo yakin kita enggak ditipu sama Aleta?" Rahmat mulai ragu-ragu.

" Nggak tahu ni Mat,gue juga mulai ragu. Eh Edi, lo nggak curiga sama Aleta kalau dia sedang mempermainkan kita?" tanya Jojo pada Edi.

"Mungkin mereka di kamarnya kali," Edi menepiskan pikiran buruknya.

Setelah lima belas menit menunggu,tiba-tiba si Ibu datang lagi,kini dia datang bersama orang yang dibilang anaknya.

"Nah! Ini Lili anak saya!" wanita itu memperkenalkan anaknya.

"Astaghfirullah!" Edi berjingkrak kaget,dia ingin sekali langsung lari keluar dari rumah itu,begitu juga Rahmat dan Jojo,mereka sangat tidak menyangka kalau Lili yang dimaksud Ibu itu tidak sesuai dengan yang mereka katakan.

Wanita yang sekarang berdiri di depan mereka bertubuh gemuk dan berdandan menor banget,persis kayak badut ancol,ondel-ondel mungkin,hi... serem deh!

"Wah,ini teman-teman baru Lili ya,ma? Duh,tampan-tampan banget!" dia berdecak kagum melihat ketiga pemuda di depannya.

Langsung saja si cewek gendut itu berlari ke arah mereka bertiga dengan merentangkan kedua tangannya seperti ingin memeluk.

"Tunggu apa lagi? Ayo kita kabur dari sini!" ajak Rahmat dia langsung bangkit dan berlari keluar.

"Yah,kita salah orang,kita pergi dulu ya!" seru Edi,dia juga lari keluar dengan kencangnya.

"Loh,kok pada kabur sih? Kalian mau kemana? Sini balik lagi!" panggil gadis gendut itu sambil melambaikan tangannya.

Dia menghela nafas kecewa melihat ketiga cowok itu lari kocar-kacir saat melihat dirinya.

"Ah,benar-benar sial!" umpat Rahmat kesal,dia menendang ban mobilnya dengan perasaan kecewa.

Mereka sama-sama kesal karena berhasil ditipu oleh Aleta dan Lili,bisa dibayangkan betapa senangnya Lili sekarang.

\_\_\_\_\_

...

Malam begitu sunyi,Rahmat terduduk lesu ditepian kolam renangnya,pak Willi datang mendekatinya seraya membawa dua cangkir kopi hangat.

Melihat putranya yang tengah melamun itu,pak Willi berdehem untuk membuyarkan lamunan Rahmat.

"Lagi ngelamunin Lili,ya?" tanya pak Willi dengan wajah sumringahnya.

"Eh papa! Em,enggak kok. Aku lagi menyendiri aja." Rahmat menggeser sedikit duduknya,memberikan tempat untuk papanya.

"Kamu sudah tahu belum kalau mama sedang berusaha untuk mendekatkan kamu sama Lili?"

"Enggak perlu lagi pa,aku sudah tidak ingin mendekati Lili lagi!" ungkap Rahmat jujur.

"Ya ampun,jagoan papa kok segitunya sih,kamu ini cowok loh,kalau cinta ya dikejar! Jangan dibiarin gitu aja!"

Pak William memberi semangat,dia tahu saat ini yang dibutuhkan Rahmat adalah dukungan dari keluarganya.

"Lili memang nggak pantas untuk aku pa,dia itu gadis yang terlalu baik untuk dijadikan pendamping Rahmat." Ucapnya lesu.