Setelah Kakak kembarnya menikah dan mempunyai anak. Kaira seperti di kejar deadline untuk segera menikah. Rasanya ia jengah padahal umur masih belum tua.
Namun siapa sangka, saat dia pasrah lamaran datang tiba-tiba. Tetapi yang menjadi masalah, dia di lamar oleh Regantara.
"Kenapa harus dia?"
"Memangnya kenapa?"
"Astaghfirullah kak...mana mungkin aku menerima pria yang jelas-jelas menyamakan wajahku dengan boneka babi!"
cuzz squele "Menikah Janda"
Dan jangan lupa follow igku weni0192
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon weni3, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Setelah berbulan-bulan menikah sikap Regan tak pernah berubah. Bahkan kini hampir satu tahun pernikahan Kaira tak kekurangan kasih sayang. Perhatian yang tulus terus tercurah tanpa merengek meminta. Bahkan rasa sayang Regan semakin bertambah menciptakan rasa kehangatan pada hubungan keduanya.
Malam ini Kaira tengah berkumpul dengan keluarga besar di acara pertunangan Haidar. Sempat gagal menikah tetapi setelah beberapa bulan tak berjumpa karena Haidar yang kembali ke kota kembang kini tiba-tiba ingin melamar seorang gadis bahkan hanya dalam jangka tiga hari harus segera di nikahi. Entah apa yang terjadi...
Acara di laksanakan di kediaman calon mempelai perempuan, dengan wanitanya berpakaian syar'i dan bercadar. Kaira dan Naira duduk berdampingan, menyimak prosesi acara dengan khidmat.
"Kenapa bisa?" tanya Kaira heran. Setau dia Haidar belum mau kembali menjalani hubungan setelah sempat gagal karena terlalu lama menunggu Kaira menikah. Alhasil calon istrinya tak sabar dan menikah dengan pria yang lebih memberi kepastian.
"Mana aku tau!"
"Tapi bagus ia mendapat yang insyaAllah Sholehah, semoga kelak menjadi keluarga sakinah, mawadah, warohmah. Kakak sudah lihat belum wajahnya?" tanya Kaira lagi.
"Kata Bunda MasyaAllah...Mungkin secantik itu, mudah-mudahan cepat memberi aku keponakan yang lucu-lucu. Eh ngomong-ngomong kamu belum?"
Pertanyaan Naira membuat Kaira bungkam, setiap mendapat pertanyaan tentang momongan selalu membuat Kaira sensitif. Rasa was-was kembali mendera terlebih hasil dari pemeriksaan yang dokter berikan tentang dirinya. Kaira di nyatakan sulit hamil karena menderita PCOS, ketidakseimbangan hormon yang akhirnya mengganggu masa subur dan proses ovulasi. Ada yang mengatakan penderita ini akan memiliki anak setelah satu tahun atau lebih. Dan sudah tiga bulan terakhir Kaira mengikuti saran dokter hingga tak lagi mengajar.
Namun semua hasil yang dokter berikan tersimpan rapat tanpa ada keluarga yang tau kecuali Regan yang begitu sabar menguatkan Kaira di awal kabar yang membuat mentalnya anjlok drastis. Meski kini sudah tak ada stres seperti beberapa bulan lalu, tetapi tetap saja Kaira kepikiran.
"Doain aja Kak, biar cepat kasih Bunda dan Ayah cucu lagi. Kak Naira aja nambah dulu. Biar si Nana dan Nunu dapat teman baru!" ucap Kaira dengan berusaha melempar senyum. Kaira berusaha tenang karena tak ingin ada yang curiga.
Bukan ingin menutupi, tapi Regan yang tak ingin ada yang tau. Karena suaminya tak ingin Kaira semakin merasa bersalah pada keluarga saat orang tua menanyakan cucu. Terlebih keluarga Regan yang belum memiliki cucu dan kehamilan Kaira sangat di tunggu-tunggu.
"Kamu dulu lah, aku mah kalo mau tinggal lepas kb langsung jadi. Tapi aku masih mau nimang mereka dulu biar pada puas baru nanti sekiranya besar nambah lagi. Badan aku aja baru mau otw turun berat badannya, kamu malah mau aku semakin melebar."
"Biar Kak Wawan makin cinta kak, jadi nggak perlu pake guling karena badan Kakak sudah empuk mengalahkan kasur!"
"Re, istri kamu nich! minta di lakban mulutnya!" seru Naira mengundang tatapan para keluarga dan tamu yang datang.
"Kak!"
"Lagian kamu!" Naira menatap satu persatu tamu yang ada dan tersenyum menganggukkan kepala dengan sopan sambil minta maaf. "Gara-gara kamu nich! malu kan aku jadinya. Makanya cepet hamil biar tau gimana rasanya badan melar!"
Lagi-lagi menyinggung kehamilan, Kaira mengusap perutnya yang belum menghasilkan buah cinta. Berharap Allah segera mengabulkan doanya.
Regan yang melihat gerakan tangan Kaira dan wajah sendu sang istri, tak tahan ingin mendekat dan mendekap. Ia paham betul apa yang sedang mengganggu pikiran Kaira. Andai acara sudah selesai pasti Regan segera melangkah menuju Kaira.
"Sabar sayang...Mungkin ini ujian untuk rumah tangga kita. Setelah kita mampu melewati dan lulus dengan hati yang lebih kuat lagi, insyaAllah Allah akan ijabah doa kita. Aku akan setia sekalipun tanpa anak."
Produksi kalii
..
Di kasih monongan ketika menginjak 10 thn usia perkawinan
Dan ternyata stlh punya anak Baru sy sadar knp Mgkn Tuhan ngasih lama krn faktor istri adik saya.. Yg mgk secara kesiapan mental blm siap di kasih momongan mgk secara umur Iya tp mental blm krn msh Sak karepe dhewe..
Tapi kok kyk bego Dari peran istri gimana
Haruse ga boleh menolak apapun jatah suami
Mlh bahkan sunahnya menawarkan diri, Kan Dah hatam ilmunya seorang guru pula..
Klo kesannya menghindari Dr kewajiban gitu kok kyk org ga pernah punya ilmu