Janda Bengsrat Vs Perjaka Tua

Pagi harinya Shelo terbangun dengan wajah yang kesal, pasalnya dia mendapati Juki memasukkan tangannya ke dalam baju tidur dan memegang buah kebanggaannya sebagai seorang wanita. Shelo langsung melepaskan tangan Juki dan hendak pergi dari tempat tidur. Namun, secepat kilat Juki menariknya kembali.

"Juki, apa-apaan sih?" sentak Shelo saat dia terjerembab jatuh ke tubuh suaminya.

"Shelo, aku masih ngantuk."

"Tapi aku sudah tidak ngantuk lagi. Tangan kamu itu sepertinya harus sekolah lagi Juki. Dia harus diajari sopan santun agar tidak asal memegang saja," sengit Shelo.

Cup!

Bukannya membalas ucapan istrinya, Juki lebih memilih untuk membungkam mulut Shelo dengan mulutnya. Hingga akhirnya olah raga pagi yang tidak pernah Shelo duga sebelumnya, dia lakukan bersama dengan Juki di atas tempat tidur.

Berbeda dengan Shelo yang terus cemberut karena Juki terus menerus meminta tambah dan tambah lagi, laki-laki itu terlihat sangat bahagia dengan wajah yang berseri.

Pantas saja kalau pagi-pagi kamar Mama dan Papa selalu terkunci rapat, ternyata melakukannya saat bangun tidur itu sungguh menyenangkan. Sepertinya, ini akan menjadi agenda harian ku sebelum memulai aktivitas, batin Juki.

"Senang benar bahagia penderitaan orang," sindir Shelo saat mereka sedang sarapan bersama.

"Siapa yang menderita?"

"Nyamuk, baru juga kenyang minum darah sudah keburu dipukul orang sampai mati," jawab Shelo asal.

"Shelo, kamu mau aku beri hadiah gak?" tanya Juki sebelum dia memasukkan makanannya.

"Nggak!"

"Kenapa?"

"Karena aku bukan pacar kamu yang suka sekali memamerkan semua pemberian kamu. Sudahlah Juki! Lebih baik kita udahan saja. Biar jelas ke akunya. Kamu minta jatah ke aku tapi kamu kasih hati kamu ke gadis lain. Kenapa kamu tidak sekalian saja minta jatah ke dia," sarkas Shelo.

"Apa maksud kamu? Aku tidak mengerti," tanya Juki bingung.

"Cape ngomong sama kamu," sungut Shelo seraya berdiri dari duduknya.

"Apa kamu cemburu dengan Renata?"

"Bukan masalah cemburu atau nggak-nya. Tapi kamu pikir saja, cewek mana yang gak akan sakit hati kalau tubuhnya diacak-acak tapi perasaannya tidak pernah dijaga. Aku kasih kamu kesempatan untuk menyelesaikan urusan kamu dengan Renata. Tapi mana buktinya, kamu malah semakin mesra dengan dia. Kalau kamu mencintainya, kenapa kamu tidak mau menikahinya. Aku tidak akan pernah keberatan jika kita berpisah."

Shelo langsung pergi dari apartemen Juki. Bagaimana dia tidak marah, kalau saat mereka selesai saling menyatukan diri, Shelo harus melihat foto-foto Renata dan Juki yang Renata unggah di media sosialnya. Sejujurnya Shelo merasa benar-benar di permainkan oleh laki-laki itu.

Malas sekali kerja, apalagi jika sampai bertemu dengan Renata. Dia pasti bercerita soal Juki JUki dan Juki. Lebih baik aku mencari kerja lagi, batin Shelo.

Dia meminta taksi yang dinaikinya agar menuju ke daerah sunter. Shelo baru mendapatkan kabar dari Audy kalau dia dan suaminya sekarang tinggal di sana. Tapi karena Audy sekarang sedang hamil, maka suaminya melarang dia bekerja.

Sesampainya Shelo di rumah Audy, dia disambut hangat oleh ibu hamil itu. Karena memang hanya Audy satu-satunya sahabat yang paling dekat dengannya,. Mungkin hanya Audy yang tahu semua masalah Shelo dibandingkan dengan kedua orang tuanya.

"Apa pernikahan kamu baik-baik saja?" tanya Audy saat keduanya sedang asyik menikmati cemilan yang Shelo bawa.

"Pernikahanku baik, tapi orang-orangnya yang gak baik," jawab Shelo sekenanya.

"Maksud kamu?" tanya Audy penasaran.

Shelo pun langsung menceritakan semua yang terjadi antara dia dan Juki dengan gamblang. Tidak dikurang atau dilebihkan. Sampai tidak terasa, keripik singkong balado habis satu bungkus besar. Apalagi saat Shelo menceritakan apa yang terjadi tadi pagi. Dia melampiaskan kekesalannya pada keripik singkong itu.

"Kurang ajar banget, Juki! Udah Shelo, kamu nginap saja di sini. Gak usah pulang ke apartemen lagi. Kamu pindah saja kerjanya ke tempat suami aku. Katanya sedang ada lowongan buat administrasi," seru Audy ikut tersulut dengan apa yang shelo ceritakan.

"Tapi baju aku gimana?"

"Kamu ambil saja saat Juki kerja," suruh Audy seraya memakan salad buah yang Shelo bawa.

"Benar juga ya! Tapi kata orang, dalam sebuah pernikahan, tidak boleh ada wanita lain dalam rumah kita. Itu kurang bagus," ucap Shelo.

"Terus maunya gimana? Udah kalau hanya semalam gak apa, besok aku bantu cari rumah kontrakan daerah sini."

"Ya sudah deh! Aku mau buat surat pengunduran diri dulu ke sekolah." Akhirnya Shelo mengikuti saran sahabatnya. Dia sudah benar-benar muak mendengar cerita tentang kedekatan Renata dan Juki. Meskipun Juki selalu menyangkalnya. Tapi laki-laki itu tidak bisa membuktikan kalau dia memang tidak memiliki hubungan apapun dengan Renata.

Sementara Juki terlihat tidak tenang di tempat kerjanya. Dia terus saja memikirkan ucapan Shelo tadi pagi. Dia jadi berpikir untuk berterus terang pada Regan tentang statusnya yang sudah menikah. Akhirnya dia pun memberanikan diri untuk berterus terang pada Regan.

"Regan ada hal yang ingin aku katakan padamu," ucap Juki dengan sangat hati-hati saat mereka sedang menikmati makan siangnya.

"Bicara saja. Ada apa memangnya?" tanya Regan dengan menyuapkan makanan ke mulutnya.

"Regan, sebelumnya aku mau minta maaf sama kamu. Aku tidak bisa menikahi Renata."

Byyuurr!!!

REgan langsung menyemburkan jus alpukat yang baru saja diminumnya hingga Beno yang sedang asyik makan terkena semburan lumpur alpukat dari mulut Regan. Jelas saja laki-laki itu langsung kesal dan tidak melanjutkan makannya.

"Sialan kamu Regan! Kenapa bukan Jupiter yang kamu sembur, tapi malah aku." Beno terus saja bersungut-sungut sambil berlalu pergi menuju ke toilet.

"Kamu sih, kenapa bicara yang bikin aku terkejut saat sedang minum?" sewot Regan pada Juki yang malah cengengesan.

"Sorry, Bro. Tapi aku serius dengan apa yang aku katakan," sesal Juki.

"Kalau aku tidak menerima permintaan maaf kamu bagaimana? Renata cinta mati sama kamu, kenapa kamu tidak bisa menikahi dia? Apa yang kurang dari Renata? Sampai kamu tidak ingin menikah dengannya. Kalau kamu mau menikah dengan Renata, aku akan berikan aplikassi biru sebagai kado pernikahan kalian."

"Sayangnya aku tidak bisa menerimanya, karena aku sudah menikah dengan gadis lain," ucap Juki pelan.

"Maksud kamu?"

"Akun sudah menikah karena dijodohkan oleh orang tuaku."

"Kenapa tidak kamu ceraikan saja," suruh REgan dengan entengnya.

"Mana mau Jupiter menceraikan istrinya. Orangnya cantik. Kamu saja suka," celetuk Beno yang sudah kembali dari toilet.

"Apa kamu tahu Beno?"

"Tahu, tapi kamu harus pesankan lagi makananku. Enak saja kamu menyembur aku tapi tidak kasih ganti rugi."

"Sudah sana pesan. Sekarang cepat katakan, apa kamu tahu istrinya Jupiter?"

"Tentu saja, karena aku sudah bertemu. Kamu pasti kenal kan dengan Shelo, sahabat adik kamu. Dia istrinya Juki," jelas Beno.

"Apa???!!! Jadi dia menikah dengan kamu? Keterlaluan kamu Juki. Mulai besok, kamu tidak usah lagi datang ke kantor!"

...~Bersambung~...

...Jangan lupa dukungannya ya kawan! Klik like, comment, rate, vote, gift dan favorite....

...Terima kasih....

Sambil nunggu update Juki-Shelo, yuk kepoin juga karya keren yang satu ini.