Kirani Anastasia adalah gadis yang bisa di bilang kaya di kota itu, tapi nasib buruk menimpah nya di usianya menginjak 18 tahun. Perusahaan keluarganya di ambang kebangkrutan, hingga membuatnya terpaksa harus menikah dengan seorang CEO perusahaan ternama yang akan menyelamatkan perusahaan keluarganya, yang bernama Marvin Jensen.
Marvin Jensen adalah seorang pria dewasa yang berusia 33 tahun, yang tidak pernah percaya cinta, dia selalu bergonta-ganti teman ranjang setiap saat, dia bahkan tidak pernah menghargai wanita karena di matanya semua wanita itu murahan. Apalagi termasuk Kirani Anastasia yang rela menikah dengannya demi uang, untuk menyelamatkan perusahaan keluarganya.
Jadi bagaimana nasib Kirani Anastasia selanjutnya???....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ita sweet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
FLASHBACK OFF
Flashback lanjut....
Bram kemudian bertanya pada Marvin kecil, "Nak nama kamu siapa" tanya Bram berjongkok di hadapan Marvin.
"Saya Marvin jansen om" jawab Marvin.
"Sekarang kamu istirahat sekarang sudah malam, besok kamu cerita sama om apa yang terjadi padamu" sambung Bram dan Marvin hanya mengangguk.
Keesokan harinya Marvin sudah merasa lebih tenang, dan menceritakan semua masalahnya pada Bram, kemudian Bram memutuskan untuk menjadikannya anak angkat, agar Zara bisa punya teman, karena ibu Zara sudah meninggal jadi Zara selalu kesepian selama di tinggal mati mamahnya.
Beberapa hari telah berlalu, Marvin dan Zara sudah terlihat akrab dan main bersama, meski sikap dingin Marvin sudah melekat pada karakternya saat ini.
Pada suatu hati Bram mengajak Marvin jalan-jalan di malam hari, saat itu mereka tidak bersama Zara.
Saat itu mereka sudah mau pulang dan Marvin menunggu Bram di samping mobil, tapi ternyata Paman Marvin mengintainya dan ingin menabraknya.
Paman Marvin menginjak gasnya dan siap menabrak keponakannya tersebut, tapi dia saat yang tepat Bram menolongnya dan akhirnya Bram lah yang terluka parah.
Marvin kemudian menatap tajam mobil yang hendak menabrak dirinya, dan melihat wajah pamannya di kaca spion mobil, membuat kebencian Marvin semakin besar.
Karena kecelakaan tersebut Bram harus mengalami cacat seumur hidup, kakinya harus di amputasi membuatnya harus memakai tongkat seumur hidupnya.
Setelah kejadian itu, Marvin berjanji akan selalu mengabulkan permintaan Bram Wijaya, dan setelah kejadian itu juga Bram melakukan pengawalan ketat pada Marvin kecil.
Hingga Marvin menginjak usia 17 tahun, Bram mengirim Marvin kuliah di luar negri, hingga 5 tahun kemudian Marvin kembali dan Bram membantunya membangun perusahaan sendiri.
Marvin dan Bram kemudian membuat perjanjian, bahwa Bram akan membantunya untuk balas dendam Marvin pada pamannya dan mengambil kembali perusahaan orang tuanya, sebaliknya Marvin akan membantu Bram jika membutuhkan bantuannya.
Pada akhirnya Marvin berhasil merebut perusahaan orang tuanya yang sudah menjadi haknya, tapi Marvin tidak biasa memenjarakan pamannya karena kasusnya sudah sangat lama.
Flashback off
Marvin kemudian berdiri dan memasang kembali kacamata hitamnya dan meninggal pemakaman tersebut.
Mobil Marvin melesat menuju apartemen untuk menenangkan diri nya dan memikirkan apa yang akan dia lakukan selanjutnya.
********
Saat ini Elena sedang berada di apartemen nya, baru saja selesai mandi dan masi memakai jubah mandi, jam menunjukkan pukul 08:00.
Tiba-tiba HPnya berdering lalu Elmira membaca pesan yang masuk.
"Ra gue mau ke tempat loh" isi pesan Kirani.
Baru saja Elmira ingin membalasnya, tiba-tiba bel apartemen nya berbunyi, "Cepat sekali dia datang" gumam Elmira sambil berjalan membuka pintu.
"Kak Ryan" ucap Elmira, ternyata Ryan yang datang.
"Kenapa Ra, kamu menunggu orang lain" tanya Ryan sambil berjalan masuk.
"Iya gue nungguin Kirani" jawab Elmira lalu menutup apartemen nya.
Ryan melihat sekeliling dan duduk di atas ranjang Elmira, "Di sini tidak ada sofa" protes Ryan.
Mata Ryan tertuju pada Elmira dan baru menyadari kalau Elmira hanya memakai jubah mandi, yang jelas terlihat buah dada Elmira yang menonjol di balik jubah mandinya
Ryan secepatnya mengalihkan pandangannya, "Elmira bisa kan secepatnya kamu mengganti pakaian mu" suruh Ryan.
"Sudah lah kak Ryan santai saja, sedikit banyak kamu sudah tau gaya hidup gue" balas Elmira sambil berjalan duduk di samping Ryan.
"Tapi Elmira aku ini pria dewasa yang bisa khilaf" timpal Ryan.
"Khilaf atau memang suka" goda Elmira.
Ryan langsung menatap Elmira dan menggenggam tangannya, "Elmira menikah lah dengan ku, aku tidak akan mempermasalahkan masa lalu mu" pinta Ryan.
Elmira langsung mendekati Ryan dan memegang bahunya, "Aku belum percaya pernikahan kak Ryan, tapi kalau mau pacaran oke lah" ungkap Elmira dengan gaya yang dewasa.
"Elmira lepaskan, ini bukan dirimu" ucap Ryan.
Elmira langsung berdiri, "Ha... ha... ha... semudah itu kamu percaya dengan caver seseorang" balas Elmira sambil berjalan mengambil Wine di atas meja.
"Hentikan Elmira, kalau kamu tidak ingin menikah, aku tidak akan memaksamu tapi jangan bersikap seperti ini, karena aku yakin kamu tidak seperti ini" ungkap Ryan.
Elmira yang membelakangi Ryan sedang menuang wine di gelas, terlihat matanya berkaca-kaca, "Maafkan aku kak Ryan, aku sengaja melakukan ini agar kamu ilfil padaku, karena kamu berhak mendapatkan wanita yang lebih baik dari ku" batin Elmira kemudian menoleh melihat Ryan.
"Aku kira pengusaha seperti kalian IQ-nya tinggi dan tidak akan tertipu dengan sikap seorang wanita" balas Elmira lalu berjalan ke arah Ryan dan memberikannya segelas wine.
"Entah lah apa yang kamu katakan fakta atau tidak, tapi yang jelas sikap mu ini palsu" timpal Ryan dan mengambil gelas yang di berikan Elmira.
Ryan langsung menarik tangan Elmira untuk duduk di pangkuannya, "Oke kalau pacaran yang kamu mau, mulai sekarang kita pacaran" ucap Ryan untuk memancing reaksi Elmira selanjutnya.
Elmira terlihat panik, karena bukan ini yang dia inginkan nya, dengan sikapnya yang seperti ini, dia berharap Ryan akan menjauhinya.
Ryan menahan tawanya melihat sikap panik Elmira, Ryan kemudian memberikan segelas wine yang dia pegang, agar Elmira meminumnya.
Elmira terjebak dengan permainan nya, terpaksa dia meminum wine yang di berikan Elmira, secepatnya Ryan melempar gelasnya di atas kasur dan menangkap leher Elmira lalu mencium bibinya sambil mengisap semua wine yang ada di mulut Elmira.
ciuman itu berlangsung sangat panas, membuat Ryan tidak bisa mengendalikan sendiri pancingannya, dia pria normal yang tidak bisa mengendalikan dirinya dan tangannya sudah mulai masuk di dalam jubah mandi Elmira.
Tiba-tiba bel apartemen Elmira kembali berbunyi, membuat dua insan manusia itu yang sedang bercumbu mesra, terkaget dan segera mundur.
"Sepertinya Kirani yang datang" ucap Elmir lalu berdiri sambil mengikat jubah mandinya.
Ryan langsung berbaring terlentang di atas ranjang, "Apa yang aku lakukan" ucap Ryan dan segera berdiri merapikan bajunya.
Elmira berjalan membuka pintu dan benar Kirani sedang berdiri di ambang pintu, "Lama banget buka pintunya, lagi ngapain sih" omel Kirani sambil berjalan masuk.
Kirani terkejut melihat Ryan sedang berada di apartemen Elmira dan beralih melihat penampilan sahabatnya lalu melihat gelas wine yang ada di atas kasur, membuat Kirani merasa canggung berada di antara mereka.
"Sepertinya gue gak tepat waktu, sebaiknya gue pulang sekarang" ucap Kirani pelan.
"Jangan Ran, elo di sini saja" balas Elmira sambil mengusap lehernya.
"Gue gak lama kok, gue kesini untuk minta nunjukin apartemen kak Ryan, tapi orangnya sudah ada di sini jadi ngomong di sini aja" timpal Kirani.
"Kamu ingin menanyakan tentang Marvin kan?" tebak Ryan.