Seorang CEO yang tak sengaja mendapatkan amanah dari korban kecelakaan yang ditolongnya, untuk menyerahkan cincin pada calon pengantin wanita.
Namun Ia malah diminta Guru dari kedua mempelai tersebut untuk menikah dengan mempelai wanita, yang ditinggal meninggal Dunia oleh calon mempelai pria. Akankah sang CEO menikah dengan mempelai wanita itu? Akankah sang mempelai wanita setuju Menikah dengan sang CEO?
Dan sebuah masalalu yang mempelai wanita itu miliki selalu mengganggu pikirannya. Kekhawatiran yang ia rasakan selalu menghantui pikirannya. Apakah masalalu yang menghantui pikiran mempelai wanita itu?
Cerita ini hanya khayalan Author, jika ada kesamaan tokoh, kejadian itu hanya kebetulan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sebutir Debu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31 Onani dan Masturbasi
Malam ini tidak tampak bintang di langit. Beberapa waktu, cukup lama Ayra habiskan waktunya di tepi balkon menatap langit malam ini tanpa bintang dan bulan. Seolah langit mengerti tentang kegundahan hati satu orang anak manusia yang sedari tadi menangis seorang diri diruang kerja suaminya. Suasana tenang dan sunyi, cuaca pun tidak dingin.
Ayra yang melirik ke arah jam dinding berbentuk bundar yang menempel di dinding ruang kerja Bram menunjukkan pukul 11 malam. Ia ingin menunaikan shalat isya yang sempat tertunda karena kejadian yang berhasil membuat dinding pertahanan Ayra sebagai seorang istri runtuh hingga matanya berkahir dengan sembab sampai saat ini.
Ayra bangkit menuju kamar mandi. Ayra berhenti ketika memegang gagang pintu. Ada kekuatan yang ia kumpulkan untuk menghadapi suaminya di balik pintu itu.
"Ceklek."
Ketika pintu terbuka separuh Ayra keluar dari balik pintu itu. Ayra melihat suaminya telah tidur dengan posisi tengkurap. Dengan kepala yang dimiringkan dan satu tangan memeluk guling.
Ayra mendekati Bram. ia menarik selimut menutupi tubuh suaminya. Nafas Brama yang naik turun cukup tenang, ketampanan Bram pun membuat Ayra sedikit memandang wajah suami nya untuk sesaat.
"Wajahmu sangat tampan mas, dan perempuan tadi juga cantik. Aku akan Memantaskan diri untuk bersanding disisi mu dan berusaha untuk hadir di hati mu. Bantu hamba mu Rabb."
Tangan lembut Ayra terhenti ketika akan menyentuh wajah Bram. Ia hanya tersenyum lalu bangkit dari tempat nya menuju kamar mandi.
Dikamar ganti yang berada di depan, Ayra mengambil satu stel pakaian tidur yang tadi dibelikan oleh mertuanya. Ayra menyiapkan nya lalu pergi ke kamar mandi. Ayra baru ingin menghidupkan shower namun kakinya seperti memijak sesuatu yang licin. Namun netranya membulat melihat sesuatu cairan yang ia pijak.
Ayra menunduk seperti posisi orang rukuk dalam shalat dan melihat cairan itu. Ayra memegang cairan itu dengan tangan kirinya. Ia dekatkan ujung telunjuknya ke arah hidungnya. Matanya terbelalak, Ayra menekan Saliva nya dengan kasar. Ayra bangkit dari posisinya dan keluar menuju ruang ganti.
Ayra duduk terpaku di atas sebuah bangku yang terlihat seperti meja.
"Ya Allah, ampuni suamiku, hingga ia melakukan sesuatu yang engkau haramkan. Maafkan hamba yang sebagai ladang bagi nya namun malah membuat suami hamba terjerumus dalam satu dosa untuk memuaskan hasratnya. Sungguh hamba hanya makhluk yang tak luput dari dosa.Hiks.Hiks....."
Ayra Kembali menangis, jika tadi ia menangis karena hati yang teriris oleh lidah tak bertulang suaminya, kini ia kembali menjatuhkan air mata di kedua pipinya. Satu rasa bersalah karena membuat suami nya harus melakukan onani untuk memuaskan naf-su nya hingga keluar satu cairan.
Ayra yang memahami jika menurut para ulama, setidaknya ada tiga macam cairan. Mani, madzi dan wadi.
Dimana, Mani baunya ketika basah seperti bau adonan roti dan tepung, sedang ketika sudah mengering seperti bau telor. Kedua, keluarnya memuncrat. Ketiga, berasa nikmat ketika keluar dan setelah itu melemahlah dzakar dan syahwat.
Keluarnya air madzi ini disebabkan syahwat yang muncul ketika seseorang memikirkan atau membayangkan jima’ (hubungan s*ksual) atau ketika pasangan suami dan istri bercumbu rayu (biasa diistilahkan dengan foreplay atau pemanasan).
Sedangkan Wadi adalah cairan putih-kental-keruh yang tidak berbau. Wadi dari sisi kekentalannya mirip mani, tapi dari sisi kekeruhannya berbeda dengan mani. Biasanya wadi keluar setelah kencing atau setelah mengangkat beban yang berat. Dan keluarnya bisa setetes atau dua tetes, bahkan bisa saja lebih.
Jika yang keluar dari *********** adalah mani maka hukumnya adalah wajib mandi. Sedangkan jika yang keluar adalah madzi atau wadi maka menurut ijma` para ulama tidak mengharuskan mandi, tetapi harus dibersihkan karena keduanya adalah najis, baru kemudian melakukan wudhu jika ingin mengerjakan shalat
Ayra ketika melihat cairan itu ada dikamar mandi maka ia mengingat kembali ketika mengaji dengan umi Laila. Ada pembahasan tentang onani.
Onani adalah tindakan pemuasan syahwat dengan merangsang alat kelamin sendiri yang dilakukan oleh laki-laki (masturbasi bagi perempuan) bisa menggunakan tangan dan lainnya. Sesuatu yang bila dilakukan oleh seorang muslim masuk kedalam dosa besar.
Dimana dalam Islam onani atau masturbasi adalah termasuk dosa besar. Karena akan berdampak pada penyakit-penyakit tubuh sang pelaku. Bahkan Madzhab Imam Syafi’i tidak boleh melakukan onani meskipun khawatir terjadi perbuatan zina.
"Maaf Ayra mas, Ayra tidak ingin egois hingga mas terjerumus melakukan satu dosa karena satu hasrat yang kamu salurkan dengan cara yang salah. Maafkan aku yang membuat mu melakukan sesuatu yang haram. Sedangkan dirimu bisa menyalurkan nya lewat diriku yang halal kamu gauli."
Ayra menghapus air matanya dan beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri karena merasa lengket. Ia membersihkan Bathub yang masih penuh terisi air. Ayra menggeleng kepalanya.
"Ada banyak PR untuk mu Ayra. Maka simpan air mata mu. Jadikanlah salah satu nikmat yang Allah berikan menjadi keberkahan bagi rumah tangga mu."
soalnya saya banyak kenal orang dari berbagai daerah meskipun pernah mondok, tp tidak sedetail itu tau tentang najis
mau komen keseeell.. ternyata udah ada yg mewakili😆