Pesona Ayra Khairunnisa

Pesona Ayra Khairunnisa

1. MELAMAR CEO

Sebuah mobil Lexus hitam dikendarai oleh seorang CEO begitu cepat, bahkan kecepatannya di atas rata-rata saat melaju di jalan tol yang terlihat cukup sepi karena jalan ini biasa ramai ketika hari libur.

Seorang wanita paruh baya berpenampilan modis duduk di kursi belakang memeluk suami nya dengan erat. Sang suami berusaha menenangkan istrinya yang ketakutan karena putra sulung dari pasangan suami istri itu mengendarai kendaraan dengan sangat cepat. Membuat tubuh mereka ikut bergerak ke kiri dan ke kanan di setiap tikungan yang dilewati.

Sang supir yang sedang menahan emosi, tak sadar jika ia sedang melajukan kendaraannya dalam kecepatan di atas rata-rata.

Namun di tengah sebuah jalan yang cukup terjal dan banyak jurang tampak 3 mobil berhenti dan beberapa orang melihat ke arah jurang. Mobil Lexus hitam itu ikut menepi dikarenakan jalanan sedikit macet lalu penumpang dari mobil itu ikut turun.

Ternyata baru saja terjadi kecelakaan tunggal. Sebuah mobil masuk ke jurang, namun terdapat satu orang yang sedang berusaha menyelamatkan dirinya dengan bergantung disebuah akar. Lelaki itu tampak penuh dengan keringat di wajahnya. Lelaki itu mengenakan pakaian pengantin berwarna putih. Namun jas putih yang dikenakan pun telah kotor karena tanah yang berada di tebing jurang itu.

Beberapa lelaki di sana hanya melihat ke arah lelaki berpakaian pengantin itu tanpa ada yang berusaha membantu nya. Lebih miris lagi beberapa dari mereka hanya sibuk merekam kejadian.

Pengemudi mobil Lexus tadi dengan cepat membuka Jas hitam yang ia kenakan dan ikat pinggang yang melilit di pinggang nya lalu turun ke tepi jurang. Lelaki bertubuh atletis itu mengulurkan ikat pinggang tadi ke arah lelaki berbaju pengantin putih itu.

“Pegang ikat pinggang ini, aku akan mengangkat mu.”

Lelaki yang bernama Bram melemparkan ikat pinggang ke lelaki yang masih bergelayut di tepi jurang dengan kedua tangannya berpegangan pada ujung sebuah akar pohon yang cukup besar.

“Cepat, pegang ikat pinggang ini dengan satu tangan mu. Aku akan mengangkat mu.”

Kembali Bram memberi arahan kepada pria berbaju pengantin. Setelah satu tangan pria itu mampu menggapai ikat pinggang dengan tangan kanan seketika tubuhnya terasa sedikit tertarik ke atas.

Naas sebuah pijakan Bram membuat lelaki yang berhidung mancung itu sedikit terperosok dari pijakan dan pegangannya.

“Braaaammm!”

Suara wanita paruh baya yang dari tadi melihat sang putra sulung hampir ikut terperosok kedalam jurang berteriak histeris.

Tampak satu lelaki muda berkacamata mengikat pinggang Bram dengan jaketnya dan menahan tubuh Bram dari tepi jurang dan berpegang pada sebuah pohon beringin.

Bram kembali menarik lelaki berbaju pengantin melalui ikat pinggang nya, hampir sampai lelaki itu ke arah Bram namun lelaki yang berbaju pengantin putih itu berhenti menggerakkan tangannya ke atas ikat pinggang.

Lelaki berbaju pengantin putih malah menangis tersedu-sedu. Hal yang memicu kemarahan Bram yang sedari tadi berusaha menyelamatkan lelaki itu. Bahkan tangan nya terlihat lecet karena menggenggam erat ikat pinggang.

“Hei! Berhenti menangis. Cepat naik, jika tidak kami juga akan terperosok bersama mu ke bawah sana!”

Suara Bram terdengar sangat kesal dan menggema di tepi jurang.

Lelaki yang tadi menangis mendongakkan kepala melihat ke arah Bram, lalu satu tangan yang ia masukan ke dalam jas putihnya ia ulurkan pada Bram. Sebuah kotak merah ia berikan pada Bram.

Bram memegang tangan lelaki itu dengan kedua tangannya. Bram berusaha menarik lelaki itu keatas. Peluh di keningnya mengalir begitu deras dan otot-otot di lengan nya pun mengeras ketika Bram hampir berhasil menarik lelaki itu ke atas namun karena tepi jurang itu yang sedikit basah kembali tanah yang dipijak Bram terperosok.

“Aaaaaa.....”

Suara orang-orang dari atas yang sedang menyaksikan penyelamatan itu. Namun sayang hanya Bram dan satu lelaki berkacamata yang mau membantu lelaki malang yang berbaju pengantin itu untuk naik ke atas.

Semua menangis melihat lelaki itu makin pucat. Satu tangan nya terlepas dari genggaman Bram.

Mata Bram dan lelaki itu saling menatap. Lelaki itu seolah tahu bahwa dirinya telah lelah berjuang untuk naik ke atas. Tenaga yang ia miliki telah habis terkuras karena hampir satu jam bergelayut diujung akar kayu, kini ia mulai menyerah dan melemah.

“Sampaikan cincin ini pada Guruku. Katakan pada Guruku untuk mencari lelaki untuk calon istri ku dan pantas menggantikan aku untuknya. Semoga aku bertemu bidadari secantik hatinya.”

Lelaki itu kini menggenggam tangan Bram dan terdapat kotak merah diantara genggaman tangan nya. Bram baru akan menggapai tangan lelaki itu kembali namun genggaman lelaki berbaju pengantin berwarna putih terlepas dari dirinya.

Hanya sebuah kotak merah berukuran kecil masih tersisa di genggaman tangan Bram. Tatapan Bram tertuju pada lelaki yang berbaju pengantin itu. Jika tadi ada rasa takut yang Bram lihat di wajah lelaki itu namun tidak ketika lelaki itu terlepas dari tangan nya usai ia ucapkan kata-kata terakhirnya.

Senyuman yang sangat tenang, wajah yang teduh terlihat dari wajah pria itu. Dan telinga Bram dapat mendengar sayup-sayup kalimat yang lelaki itu ucapkan setelah ia terlepas dari genggaman Bram, seolah ia sedang terjun bebas.

“Laa Ilaha Illallahu Muhammadur Rasullulah.....”

Suara histeris dari orang-orang yang melihat dari atas pun terdengar. Isak tangis pun terdengar, Bram yang berpeluh keringat pun terduduk lesu menatap ke arah jurang yang telah tak terlihat lelaki itu. Baru saja di depan matanya, Bram melihat orang meninggal dengan begitu bahagianya. Bukankah pertama ia menggenggam tangan lelaki itu terlihat jelas rona takut lelaki yang ia coba selamat kan. Namun kemana raut takut itu ketika tangan lelaki itu terlepas dari genggamannya.

"Sebahagia itu kah ia akan menemui kematiannya? Bahkan ketika ia menitipkan cincin ini pun terlihat wajahnya masih penuh ketakutan."

Cukup lama Bram istirahat di rest area yang berada dijalan tol itu. Seorang lelaki yang mengenakan sarung datang menggunakan mobil silver bersama dua orang lelaki lainnya. Ia mengatakan bahwa ia adalah teman dari lelaki yang Bram tolong tadi. Lelaki berbaju pengantin itu harusnya sedang melangsungkan pernikahan karena hari ini ia akan menikah dengan salah satu santri yang ada di pondok pesantrennya yang jarak tempuhnya kurang lebih 30 menit lagi dari jalan tol ini.

Bram menceritakan kepada mama dan papa nya bahwa ada amanah dari lelaki tadi untuk menyerahkan cincin yang ada di tangannya kepada guru dari lelaki itu. Orang tua Bram tidak keberatan. Hingga akhirnya mereka bertiga mengikuti lelaki yang menggunakan mobil silver tadi ke pondok pesantren yang dituju.

Sesampai di sebuah gedung yang cukup bernuansa tua. Terdapat banyak motor dan mobil di area lapangan yang cukup luas. Beberapa orang menyambut lelaki bersarung yang datang bersama Bram. Tampak dari orang-orang itu merasa cemas dan khawatir lalu kaget ketika mendengar peristiwa yang terjadi.

“Innalilahi wa innailaihi rojiun.”

Suara orang-orang itu secara bersamaan setelah mendengar cerita lelaki itu.

“Satu keluarga cak, dan ketika kami kemari pihak kepolisian sedang melakukan evakuasi kendaraan.”

"Acara ijab masih ditunda Bur, masih menunggu kang Amir dan keluarga. Kalau mempelai yang lain sudah siap."

Seorang lelaki yang mengenakan jas krem dan mengenakan sarung hitam menepuk pundak Burhan. Lelaki yang mengantar Bram ke pondok pesantren ini.

Suara lelaki yang datang bersama Bram terdengar seperti logat Madura. Lalu lelaki itu mengajak Bram menemui pimpinan ponpes yang tidak lain lelaki yang dimaksud Amir. Amir adalah lelaki yang ditolong oleh Bram tadi. Ternyata Amir adalah santri yang baru saja pulang dari Kairo dan akan menikah dengan salah satu santri terbaik di pondok ini.

Amir datang bersama Paman dan bibinya karena ia tidak memiliki lagi orang tua kandung. Naas ketika mobil akan melewati tikungan maut yang biasa para sopir menyebut tikungan itu, sang sopir terlalu kepinggir hingga mobil terperosok ke jurang. Karena pintu Amir yang tak terkunci membuat Amir terlempar keluar hingga bergelayut di ujung akar pohon.

Setelah Bram dan kedua orang tuanya tiba disebuah ruangan yang terlihat ada seperti kursi namun berbentuk lesehan seperti kursi-kursi di Arab. Bram dan Kedua orang tuanya duduk di sana menunggu seseorang yang dimaksud Amir.

Tina-tiba masuk seorang lelaki berkopiah hitam dan berbaju Koko putih serta sarung coklat mengucapkan salam ke pada Bram dan kedua orang tuanya.

“Assalammualaikum.”

“Waalaikumsalam warahmatullahi wa barokatuh Yai”

Burhan menjawab salam dengan lengkap berbeda dengan ketiga orang yang tampak melongo mendengar jawaban dari Burhan yang begitu panjang bagi mereka. Belum lagi ketika Burhan mencium tangan lelaki tua itu dengan hormat lalu kembali ke tempat duduknya dengan posisi berjongkok dan menjinjit kebelakang tanpa membelakangi sang lelaki tua itu. Hal yang aneh bagi keluarga Pak Erlangga.

Bahkan ketika lelaki tua itu menyalami pak Erlangga, Nyonya Erlangga dibuat malu dengan rona wajahnya merah ketika uluran tangan nya tak diterima oleh lelaki tua itu. Lelaki tua itu lebih memilih menangkupkan kedua tangannya di depan dada.

“Silahkan duduk.”

Burhan menjelaskan maksud dan tujuan pak Erlangga dan Bram menemui pimpinan pondok pesantren itu.

“Ini pak, cincin yang diberikan oleh almarhum tadi.”

“Coba kemari berikan padaku.”

Suara khas lelaki tua yang cukup serak terdengar dari pria berkopiah hitam itu.

Baru saja Burhan akan mengambil cincin yang diserahkan oleh Bram namun di dicegah oleh Kyai Rohim dengan sebuah lirikan yang tak dipahami oleh pak Erlangga sekeluarga.

“Pak kyai ingin anda menyerahkan sendiri ke beliau.”

Burhan menjelaskan kepada Bram yang masih duduk tak bergerak setelah meletakkan cincin itu di meja. Bram pun mengambil kotak cincin lalu berjalan ke arah sang ustad. Burhan melirik ke arah Bram, santri laki-laki itu masih menunduk namun menggerutu.

“Dasar orang tidak punya sopan santun, seenaknya dia berjalan begitu tanpa rasa hormat pada kyai.”

Gerutu Burhan dalam hati.

Bram menyerahkan langsung kotak yang terdapat cincin emas didalam nya langsung ke tangan kyai Rohim. Dia juga menceritakan perihal amanat dari Almarhum Amir agar bisa mencarikan pengganti untuk calon pengantin pengganti untuk mempelai perempuan yang ditinggal oleh Amir.

Saat menyerahkan kotak cincin tersebut. Tangan Bram ditahan oleh pak Kyai beberapa waktu hingga Bram hanya dapat mengerutkan keningnya.

“Masyaallah.... "

"Sungguh Indah cara Engkau memberikan hamba makna dari Jodoh Ya Rabb.Inikah jawaban dari musibah meninggalnya Amir?"

Mata kyai Rohim terpejam ketika ia menerima cincin itu dari Bram. Tangan Bram sedikit ditahan oleh genggaman kyai Rohim. Dan Kyai Rohim menatap wajah Bram Lekat. Beberapa detik kyai Rohim melepaskan tangan Bram. Dan menatap ke arah pak Erlangga dan istrinya.

Bram Kembali duduk ke tempat asalnya.

Burhan pun masih melirik Bram dengan tatapan tidak senang. Karena Bram seenaknya berjalan dengan memunggungi sang Guru.

Kyai Rohim melihat ke arah pak Erlangga dan Bram secara bergantian. Kyai Rohim pun menarik napas dalam dan menghembuskan nya dengan perlahan lalu tersenyum ke arah Bram.

"Burhan, panggilkan Umi untuk kemari."

Burhan pun berjalan dengan posisi berjongkok dan berjinjit keluar dari ruangan itu dengan posisi mundur tanpa membelakangi kyai Rohim dan ketiga tamunya. Membuat 3 pasang mata menatap aneh pemandangan di depannya. Bagi mereka ini adalah hal yang aneh dan baru.

Namun ketiga pasang mata itu kembali dibuat kaget karena ucapan kyai Rohim yang secara tiba-tiba mengalihkan pandangan pak Erlangga sekeluarga dari Burhan ke arah kyai Rohim.

“Bismillahirrahmanirrahim. Nak Bramantyo Pradipta. Hari ini saya Ahmad Rohim pengasuh pondok pesantren Kali Bening melamar mu untuk santriwati ku yang bernama Ayra Khairunnisa binti Bapak Munir. Apakah kamu menerimanya?"

Terpopuler

Comments

Dulkarim Muda

Dulkarim Muda

ga bosan baca ulang nevel ini

2024-10-02

0

Tati Suwarsih

Tati Suwarsih

g pernah bosan membaca cerita ayrabram...walau berkali2 tetap suka,kisah indah penuh pelajaran menambah wawasan tentang ajaran Islam cinta sejati d dasari ke Iman...Masya Allah

2024-09-15

2

Iin Iin

Iin Iin

ntah udh brp x aku baca karyamu thor,,aku ga bosen2 soalnya 😭
sampe anak ku yg ke 3 ku beri nama Ayra Khairunnisa

2024-08-03

1

lihat semua
Episodes
1 1. MELAMAR CEO
2 2. PENOLAKAN BRAMANTYO PRADIPTA
3 3. Gadis itu, Ayra Khairunnisa
4 4. Menerima Lamaran Kyai Rohim
5 5. Sekufu
6 6. Jodoh Ayra
7 7. Dengan atau tanpa Rani.
8 8. Istri Bramantyo Pradipta
9 9 Di balik Kerudung mu
10 10. Pernikahan yang Tak di Inginkan.
11 11. Tiga Orang yang harus Dimuliakan & Dihormati
12 12. Cinta Tanpa Syarat
13 13. Genggam Erat Berlian itu Bram
14 14 Apa ini Namanya Cinta?
15 15 Kecerdasan untuk Menyenangkan Hati Suami.
16 16. Mendidik Hati dan Membersihkan Hati
17 17. Perdebatan di Meja Makan
18 18 Menggoda Ayra
19 19 Keromantisan Pak Erlangga
20 20 Pertemuan Keluarga Pradipta dengan Rani
21 21 Tugas Setiap Manusia Muslim
22 22 Pesona Ayra Khairunnisa di Keluarga Pradipta
23 23 Islam itu MERANGKUL bukan MEMUKUL
24 24 Tampil Cantik Untuk Suami Itu Ibadah
25 25 Cinta Dari Mata Turun Ke Hati #Bram
26 26. Berbelanja
27 27. Hati yang disakiti
28 28 Perjuangan Cinta Ayra
29 29 Satu Nama diantara Kita
30 30 Aku Akan Bersabar Menunggu mu
31 31 Onani dan Masturbasi
32 32 Berhias Tanpa Melanggar Syariat
33 33 Istri CEO
34 34 Ayra Tunjukkan Pesona Mu
35 35 Kecerdasan Ayra bukan Suatu Kesombongan
36 36 Siapa Perempuan Itu?
37 37 Ketakutan Ayra
38 38 Video Berdurasi 44 Detik
39 39 Saling Menerima Masalalu
40 40 Bahagia tak Harus Mengambil Milik Orang Lain
41 41 Jadilah Sahabat untuk Kami
42 42 Tuduhan Pada Bram
43 43 Shela bersama Hoaks dan Buzzer.
44 44. Sebaik-Baik Tempat Curhat Hanya lah Pada Allah.
45 45 Hati-Hatilah Bersuci bagi Perempuan
46 46 Sepele Tapi Membuat Tak Sahnya Wudhu
47 47 Tirakat Sebagai Tanda Cinta Kasih
48 48 Kejujuran Yang Dilarang, Menceritakan Kita Pernah Berbuat Maksiat.
49 49 Kesetiaan Seorang Istri Sedang Diuji
50 50 Lelaki Pertama Dalam Hidup Ayra
51 51 "Ay-Ay-Ayra"
52 52 Limited Edition
53 53 Ulet Berkaki Dua
54 54 Filosofi Lemper
55 55 Air Yang Tenang pun Bisa Menenggelamkan Orang
56 56 Aku Datang Dengan Dosa Aduhai Pencipta POV Ayra
57 57 Apa Aku Pantas Untuk Mu, Ay?
58 58 Jangan Sering Lewat Jalan Pintas
59 59 Pentingnya Menjaga Hati sebelum Menikah
60 60 Debaran Hati Bram
61 61 Ruang Hati CEO MIKEL Group
62 62 Cintai Aku Karena Allah
63 63 Suami istri itu adalah Partner
64 64 Anak-anak Nabi Ada Tujuh Orang
65 65 Pakaiannya Dulu Baru Airnya.
66 66 Ayra dan Suaranya
67 67 Bucin Ayra Bram 1
68 68 Bucin Ayra Bram 2
69 69 Gosip tentang Ayra
70 70 Bucin Ayra Bram 3
71 71 Hoaks Tercipta Karena Buzzer.
72 72 Satu Rasa Dua Hati
73 73 10 Syarat Membaca Surah Al Fatihah
74 74 Liona VS Rani dan Ayra
75 75 Amarah Nyonya Lukis
76 76 Cinta Anak Pada Seorang Ibu
77 77 Masalalu Nyonya Lukis
78 78 Bramantyo Kecil
79 79 Tiga Rasa Tiga Hati
80 80 Video Masalalu Ayra
81 81 Ulat-ulat Keket
82 82 Prasangka Rani
83 83 Dua Hati Dalam Balutan Satu Rasa Untuk Satu Hati.
84 84 Istri Rasa Atasan
85 85 Ayra Si Drum Bodol
86 86 Ayra di Kediaman Yeni
87 87 Ayra Terombang-Ambing
88 88 Penyelamatan Ayra
89 89 Pandangan Pertama
90 90 Terkuaknya Masalalu Ayra
91 91 Perpisahan Yeni dan Ayra
92 92 Semua Akan Indah Pada Waktunya
93 93 Puncak Bucin Bram Ayra 1
94 94 Puncak Bucin Bram Ayra 2
95 95 Pesona Cinta Bram
96 96 Jebakan Batman Bram
97 97 Sesal Di Hati Nyonya Lukis
98 98 Puncak Bucin Bram Ayra 3
99 99 Ayra dan Bram Di Kali Bening
100 100 Bram dan Jas Hitamnya
101 101 Welcome to Bali Ayra Bram
102 102 Ayra dan Bram Edisi di Pantai
103 103 Kamu Takkan Terganti Ayra
104 104 Kecemburuan Ayra
105 105 Ayra dan Bram di Kediaman Nenek Indira
106 106 Processor Cinta Ayra
107 107 Tangis Keluarga Pradipta
108 108 Nada Nada Kehidupan
109 109 Beni dan Liona 1
110 110 Beni dan Liona 2
111 111 Kabar Duka untuk Keluarga Pradipta
112 112 Liona Tanpa Sanak Saudara
113 113 Kenyataan Hidup Liona
114 114 Sebuah Kebaikan Yang Disembunyikan
115 115 Sesal di Dada Liona
116 116 Romantisme Ala Ayra dan Bram
117 117 Tangis Penyesalan Liona
118 118 Garis Dua
119 119 Sebuah Keputusan
120 120 Setiap Orang berhak Berubah
121 121 Dua Orang Perempuan berhati Lembut
122 122 Ayra dan Kehamilannya
123 123 Membesuk Bram
124 124 Kerinduan Bram
125 125 Pak Uban dan Lelaki Berkacamata
126 126 Bram Dan Demamnya
127 127 POV Nuaima dan Munir
128 128 Nuaima dan Rasa Dihatinya (POV Nuaima & Munir)
129 129 POV Nuaima dan Munir di kali Bening
130 130 POV Nuaima dan Munir 'Nasihat Umi Laila
131 131 Pak Bagas dan Obsession Love Disorder
132 132 Prasangka Munir dan Rasa Dihati Nuaima
133 133 Rasa Syukur Membuat Hidup menjadi Bahagia
134 134 Kejadian Tragis Nuaima dan Munir
135 135 Ayra Yatim Piatu
136 136 Bram dan Tempe Penyet
137 137 Ayra dan Rasa Mualnya
138 138 Tangis Pak Uban
139 139 Ayra dan Rasa Sesak di dadanya
140 140 Pak Uban dan Taubatnya
141 141 Dua Rasa dari Sepasang Suami Istri
142 142 Bukti Cinta Sebagai Umatnya
143 143 Ayra Bertemu Pak Bagas
144 144 Suka dan Duka Dua Keluarga
145 145 Kembali Bertemu
146 146 Tangis Pak Bagas
147 147 Ikhtiar, Doa dan Tawakal
148 148 Senyum Untuk Bambang
149 149 Pak Bagas VS Pak Uban
150 150 Kecurigaan Bram
151 151 Kebakaran
152 152 Kabar Duka Untuk Ayra
153 153 Kado Untuk Ayra
154 154 Senyum Untuk Ayra
155 155 Melepas Rindu
156 156 Penyesalan Pak Bagas
157 157 Tentang Aisha
158 158 Pesona Ayra
159 159 Ayra dan Duo Jomblo
160 160 Kebebasan Bram
161 161 Shela dan Takdirnya
162 162 Beni dan Liona di Kanada
163 163 Merah Putih Mikel Group
164 164 Rasa Di Hati Beni
165 165 Beni dan Liona di Indonesia
166 166 Isi Hati Seorang Ayah
167 167 Penyesalan Beni
168 168 Ayra dan Bram Terjebak
169 169 Perangkap Rafi untuk Aisha
170 170 Rafi dan Aisha
171 171 Aisha dan Rasa takutnya
172 172 Penyelamatan Ala Rafi
173 173 Perdebatan Aisha dan Rafi
174 174 Cemburu itu Wujud lain dari Cinta
175 175 Prasangka Aisha
176 176 Keputusan Aisha
177 177 Kekhawatiran Ayra
178 178 Bahagia itu Kita Yang Menciptakan bukan Pasangan
179 179 Ayra Bertemu Aisha
180 180 Aisha bertemu Ibu Panti
181 181 Duka Aisha dan Satu Rasa Di Hati Rafi
182 182 Teriakan Alifah
183 183 Rasa Untuk Aisha
184 184 Tuduhan pada Aisha
185 185 Kepoloson Duo Asisten
186 186 Duo Asisten SAH
187 187 Rafi Menerima Kekurangan Aisha Karena Cinta di Hatinya
188 188 Bersatunya Dua Jomblo
189 189 Kebahagiaan Aisha dan Rafi
190 190 Obrolan Bermakna dari Ayra dan Bram
191 191 Indahnya Cinta Bram Dan Ayra
192 192 Mengantar Lilis dan Nurul ke Kali Bening
193 193 Rencana Nyonya Lukis dan Pak Erlangga
194 194 Shela Kritis
195 195 Kesedihan Liona
196 196 Sepucuk Surat
197 197 Almahyra Mahfuzhah
198 198 Bram Yang Terus Belajar
199 199 Rafi dengan Kegelisahannya
200 200 Ayra Kontraksi
201 201 Perjuangan Seorang Ibu
202 202 Nama Untuk Si Kembar
203 203 Istri dan Ibu
204 204 Kekhawatiran Ayra
205 205 Jagalah Hati
206 206 Ammar Dan Qiya
207 207 Muliakan Orang Tua Kita
208 208 Penyesalan Bram
209 209 Pesta Pernikahan
210 210 Bram Melatih Kesabaran nya
211 211 Rasa dihati Ayra
212 212 Baiti Jannati
213 213 Kebaikan Akan Mendatangkan Kebaikan
214 214 Keluarga Ayra dan Aisha
215 215 Ayra Ziarah
216 216 Takkan Lekang Kebaikan Selama Hidup
217 217 Ada Suka Ada Duka
218 218 Ammar dan Karakternya
219 219 Interaksi Ayra dan Bram
220 220 Interaksi Ayra dan Bram 2
221 221 Kabar tentang Alma
222 222 Ulah Bram
223 223 Tiga Orang Suami untuk Tiga Orang Istri
224 224 Lagi Ingin Dimanja
225 225 Bukan Bram Yang Dulu
226 226 Kekaguman Rafi pada Si Kembar 1
227 227 Kekaguman Rafi Pada Si Kembar 2
228 228 Kekaguman Rafi Pada Si Kembar 3
229 229 Ciplukan
230 230 Ciplukan 2
231 231 Kediaman Kyai Rohim
232 232 Masalah Beni dan Liona
233 233 Hati Ammar yang Masih Keras
234 234 Kediaman Pak Erlangga
235 235 Bertemu Dokter Sarah
236 236 Harapan Liona
237 237 Semua akan Kembali Pulang
238 238 Kepergian Kyai Rohim
239 239 Mengenang Kyai Rohim
240 240 Cinta Ayra dan Bram
241 241 Cinta Ayra dan Bram 2
242 242 Menggoda Bram
243 243. Pertanyaan Si kembar
244 Bayi Ke-tiga Ayra
245 245 Kejutan Untuk Bram dan Keluarga
246 246 Ucapan Ibu Adalah Doa
247 247 Ayra dan Komunitas nya
248 248 Panggilan Untuk Ayra
249 249 Setiap Yang Memiliki Pesona Pasti Penuh Perjuangan
250 250 THE END
251 PENGUMUMAN
252 PENGUMUMAN AMMAR DAN QIYA
253 Promo Novel Because I'm Your Wife
Episodes

Updated 253 Episodes

1
1. MELAMAR CEO
2
2. PENOLAKAN BRAMANTYO PRADIPTA
3
3. Gadis itu, Ayra Khairunnisa
4
4. Menerima Lamaran Kyai Rohim
5
5. Sekufu
6
6. Jodoh Ayra
7
7. Dengan atau tanpa Rani.
8
8. Istri Bramantyo Pradipta
9
9 Di balik Kerudung mu
10
10. Pernikahan yang Tak di Inginkan.
11
11. Tiga Orang yang harus Dimuliakan & Dihormati
12
12. Cinta Tanpa Syarat
13
13. Genggam Erat Berlian itu Bram
14
14 Apa ini Namanya Cinta?
15
15 Kecerdasan untuk Menyenangkan Hati Suami.
16
16. Mendidik Hati dan Membersihkan Hati
17
17. Perdebatan di Meja Makan
18
18 Menggoda Ayra
19
19 Keromantisan Pak Erlangga
20
20 Pertemuan Keluarga Pradipta dengan Rani
21
21 Tugas Setiap Manusia Muslim
22
22 Pesona Ayra Khairunnisa di Keluarga Pradipta
23
23 Islam itu MERANGKUL bukan MEMUKUL
24
24 Tampil Cantik Untuk Suami Itu Ibadah
25
25 Cinta Dari Mata Turun Ke Hati #Bram
26
26. Berbelanja
27
27. Hati yang disakiti
28
28 Perjuangan Cinta Ayra
29
29 Satu Nama diantara Kita
30
30 Aku Akan Bersabar Menunggu mu
31
31 Onani dan Masturbasi
32
32 Berhias Tanpa Melanggar Syariat
33
33 Istri CEO
34
34 Ayra Tunjukkan Pesona Mu
35
35 Kecerdasan Ayra bukan Suatu Kesombongan
36
36 Siapa Perempuan Itu?
37
37 Ketakutan Ayra
38
38 Video Berdurasi 44 Detik
39
39 Saling Menerima Masalalu
40
40 Bahagia tak Harus Mengambil Milik Orang Lain
41
41 Jadilah Sahabat untuk Kami
42
42 Tuduhan Pada Bram
43
43 Shela bersama Hoaks dan Buzzer.
44
44. Sebaik-Baik Tempat Curhat Hanya lah Pada Allah.
45
45 Hati-Hatilah Bersuci bagi Perempuan
46
46 Sepele Tapi Membuat Tak Sahnya Wudhu
47
47 Tirakat Sebagai Tanda Cinta Kasih
48
48 Kejujuran Yang Dilarang, Menceritakan Kita Pernah Berbuat Maksiat.
49
49 Kesetiaan Seorang Istri Sedang Diuji
50
50 Lelaki Pertama Dalam Hidup Ayra
51
51 "Ay-Ay-Ayra"
52
52 Limited Edition
53
53 Ulet Berkaki Dua
54
54 Filosofi Lemper
55
55 Air Yang Tenang pun Bisa Menenggelamkan Orang
56
56 Aku Datang Dengan Dosa Aduhai Pencipta POV Ayra
57
57 Apa Aku Pantas Untuk Mu, Ay?
58
58 Jangan Sering Lewat Jalan Pintas
59
59 Pentingnya Menjaga Hati sebelum Menikah
60
60 Debaran Hati Bram
61
61 Ruang Hati CEO MIKEL Group
62
62 Cintai Aku Karena Allah
63
63 Suami istri itu adalah Partner
64
64 Anak-anak Nabi Ada Tujuh Orang
65
65 Pakaiannya Dulu Baru Airnya.
66
66 Ayra dan Suaranya
67
67 Bucin Ayra Bram 1
68
68 Bucin Ayra Bram 2
69
69 Gosip tentang Ayra
70
70 Bucin Ayra Bram 3
71
71 Hoaks Tercipta Karena Buzzer.
72
72 Satu Rasa Dua Hati
73
73 10 Syarat Membaca Surah Al Fatihah
74
74 Liona VS Rani dan Ayra
75
75 Amarah Nyonya Lukis
76
76 Cinta Anak Pada Seorang Ibu
77
77 Masalalu Nyonya Lukis
78
78 Bramantyo Kecil
79
79 Tiga Rasa Tiga Hati
80
80 Video Masalalu Ayra
81
81 Ulat-ulat Keket
82
82 Prasangka Rani
83
83 Dua Hati Dalam Balutan Satu Rasa Untuk Satu Hati.
84
84 Istri Rasa Atasan
85
85 Ayra Si Drum Bodol
86
86 Ayra di Kediaman Yeni
87
87 Ayra Terombang-Ambing
88
88 Penyelamatan Ayra
89
89 Pandangan Pertama
90
90 Terkuaknya Masalalu Ayra
91
91 Perpisahan Yeni dan Ayra
92
92 Semua Akan Indah Pada Waktunya
93
93 Puncak Bucin Bram Ayra 1
94
94 Puncak Bucin Bram Ayra 2
95
95 Pesona Cinta Bram
96
96 Jebakan Batman Bram
97
97 Sesal Di Hati Nyonya Lukis
98
98 Puncak Bucin Bram Ayra 3
99
99 Ayra dan Bram Di Kali Bening
100
100 Bram dan Jas Hitamnya
101
101 Welcome to Bali Ayra Bram
102
102 Ayra dan Bram Edisi di Pantai
103
103 Kamu Takkan Terganti Ayra
104
104 Kecemburuan Ayra
105
105 Ayra dan Bram di Kediaman Nenek Indira
106
106 Processor Cinta Ayra
107
107 Tangis Keluarga Pradipta
108
108 Nada Nada Kehidupan
109
109 Beni dan Liona 1
110
110 Beni dan Liona 2
111
111 Kabar Duka untuk Keluarga Pradipta
112
112 Liona Tanpa Sanak Saudara
113
113 Kenyataan Hidup Liona
114
114 Sebuah Kebaikan Yang Disembunyikan
115
115 Sesal di Dada Liona
116
116 Romantisme Ala Ayra dan Bram
117
117 Tangis Penyesalan Liona
118
118 Garis Dua
119
119 Sebuah Keputusan
120
120 Setiap Orang berhak Berubah
121
121 Dua Orang Perempuan berhati Lembut
122
122 Ayra dan Kehamilannya
123
123 Membesuk Bram
124
124 Kerinduan Bram
125
125 Pak Uban dan Lelaki Berkacamata
126
126 Bram Dan Demamnya
127
127 POV Nuaima dan Munir
128
128 Nuaima dan Rasa Dihatinya (POV Nuaima & Munir)
129
129 POV Nuaima dan Munir di kali Bening
130
130 POV Nuaima dan Munir 'Nasihat Umi Laila
131
131 Pak Bagas dan Obsession Love Disorder
132
132 Prasangka Munir dan Rasa Dihati Nuaima
133
133 Rasa Syukur Membuat Hidup menjadi Bahagia
134
134 Kejadian Tragis Nuaima dan Munir
135
135 Ayra Yatim Piatu
136
136 Bram dan Tempe Penyet
137
137 Ayra dan Rasa Mualnya
138
138 Tangis Pak Uban
139
139 Ayra dan Rasa Sesak di dadanya
140
140 Pak Uban dan Taubatnya
141
141 Dua Rasa dari Sepasang Suami Istri
142
142 Bukti Cinta Sebagai Umatnya
143
143 Ayra Bertemu Pak Bagas
144
144 Suka dan Duka Dua Keluarga
145
145 Kembali Bertemu
146
146 Tangis Pak Bagas
147
147 Ikhtiar, Doa dan Tawakal
148
148 Senyum Untuk Bambang
149
149 Pak Bagas VS Pak Uban
150
150 Kecurigaan Bram
151
151 Kebakaran
152
152 Kabar Duka Untuk Ayra
153
153 Kado Untuk Ayra
154
154 Senyum Untuk Ayra
155
155 Melepas Rindu
156
156 Penyesalan Pak Bagas
157
157 Tentang Aisha
158
158 Pesona Ayra
159
159 Ayra dan Duo Jomblo
160
160 Kebebasan Bram
161
161 Shela dan Takdirnya
162
162 Beni dan Liona di Kanada
163
163 Merah Putih Mikel Group
164
164 Rasa Di Hati Beni
165
165 Beni dan Liona di Indonesia
166
166 Isi Hati Seorang Ayah
167
167 Penyesalan Beni
168
168 Ayra dan Bram Terjebak
169
169 Perangkap Rafi untuk Aisha
170
170 Rafi dan Aisha
171
171 Aisha dan Rasa takutnya
172
172 Penyelamatan Ala Rafi
173
173 Perdebatan Aisha dan Rafi
174
174 Cemburu itu Wujud lain dari Cinta
175
175 Prasangka Aisha
176
176 Keputusan Aisha
177
177 Kekhawatiran Ayra
178
178 Bahagia itu Kita Yang Menciptakan bukan Pasangan
179
179 Ayra Bertemu Aisha
180
180 Aisha bertemu Ibu Panti
181
181 Duka Aisha dan Satu Rasa Di Hati Rafi
182
182 Teriakan Alifah
183
183 Rasa Untuk Aisha
184
184 Tuduhan pada Aisha
185
185 Kepoloson Duo Asisten
186
186 Duo Asisten SAH
187
187 Rafi Menerima Kekurangan Aisha Karena Cinta di Hatinya
188
188 Bersatunya Dua Jomblo
189
189 Kebahagiaan Aisha dan Rafi
190
190 Obrolan Bermakna dari Ayra dan Bram
191
191 Indahnya Cinta Bram Dan Ayra
192
192 Mengantar Lilis dan Nurul ke Kali Bening
193
193 Rencana Nyonya Lukis dan Pak Erlangga
194
194 Shela Kritis
195
195 Kesedihan Liona
196
196 Sepucuk Surat
197
197 Almahyra Mahfuzhah
198
198 Bram Yang Terus Belajar
199
199 Rafi dengan Kegelisahannya
200
200 Ayra Kontraksi
201
201 Perjuangan Seorang Ibu
202
202 Nama Untuk Si Kembar
203
203 Istri dan Ibu
204
204 Kekhawatiran Ayra
205
205 Jagalah Hati
206
206 Ammar Dan Qiya
207
207 Muliakan Orang Tua Kita
208
208 Penyesalan Bram
209
209 Pesta Pernikahan
210
210 Bram Melatih Kesabaran nya
211
211 Rasa dihati Ayra
212
212 Baiti Jannati
213
213 Kebaikan Akan Mendatangkan Kebaikan
214
214 Keluarga Ayra dan Aisha
215
215 Ayra Ziarah
216
216 Takkan Lekang Kebaikan Selama Hidup
217
217 Ada Suka Ada Duka
218
218 Ammar dan Karakternya
219
219 Interaksi Ayra dan Bram
220
220 Interaksi Ayra dan Bram 2
221
221 Kabar tentang Alma
222
222 Ulah Bram
223
223 Tiga Orang Suami untuk Tiga Orang Istri
224
224 Lagi Ingin Dimanja
225
225 Bukan Bram Yang Dulu
226
226 Kekaguman Rafi pada Si Kembar 1
227
227 Kekaguman Rafi Pada Si Kembar 2
228
228 Kekaguman Rafi Pada Si Kembar 3
229
229 Ciplukan
230
230 Ciplukan 2
231
231 Kediaman Kyai Rohim
232
232 Masalah Beni dan Liona
233
233 Hati Ammar yang Masih Keras
234
234 Kediaman Pak Erlangga
235
235 Bertemu Dokter Sarah
236
236 Harapan Liona
237
237 Semua akan Kembali Pulang
238
238 Kepergian Kyai Rohim
239
239 Mengenang Kyai Rohim
240
240 Cinta Ayra dan Bram
241
241 Cinta Ayra dan Bram 2
242
242 Menggoda Bram
243
243. Pertanyaan Si kembar
244
Bayi Ke-tiga Ayra
245
245 Kejutan Untuk Bram dan Keluarga
246
246 Ucapan Ibu Adalah Doa
247
247 Ayra dan Komunitas nya
248
248 Panggilan Untuk Ayra
249
249 Setiap Yang Memiliki Pesona Pasti Penuh Perjuangan
250
250 THE END
251
PENGUMUMAN
252
PENGUMUMAN AMMAR DAN QIYA
253
Promo Novel Because I'm Your Wife

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!