NovelToon NovelToon
Istri Muda Miliarder Tampan

Istri Muda Miliarder Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis
Popularitas:4.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Ainansih Sharma

Karena desakan sang Mama yang menginginkan cucu sah darinya sebagai penerus keluarga,seorang miliarder tampan terpaksa menyewa seorang gadis untuk mengandung anaknya karena istrinya tidak bisa memberikan keturunan.

Seperti apa polemik yang terjadi dikehidupan mereka selanjutnya?Akankah berakhir happy ending atau malah sad ending?

Kuyyy readers monggo dilirik 😉
Masih amatiran loh yaaa Authornya jangan dibully oke?

Kritik dan saran boleh 😁

cemoga cukkaa yeee.Haturnuhun 😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ainansih Sharma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

IMMT Eps 31

"Aku belum bilang terimakasih padanya.." Livya bicara sendiri menatap kertas pemberian Pria asing yang menolongnya menemukan ruangan Andrea kemarin.

"Apa aku kerumah sakit itu lagi saja ya?Aku akan mentraktir dia makan! Eh, kenapa aku sepeduli ini sih? Kenal juga tidak.Biarkan sajalah! Dia juga pasti sudah lupa padaku kan? Tapi sebagai gadis cantik berhati mulia apa salahnya aku mengucapkan terimakasih? Setelah itu kami impas dan aku tidak akan merasa berhutang budi lagi! Hanya makan apa salahnya? Eh salah tidak ya?"

"Mau makan dengan siapa?" Sebuah suara didekatnya membuat Livya menoleh. Melihat pemilik suara itu adalah Ryuga cepat cepat Livya menyembunyikan kertas ditangannya.

Tanpa permisi Ryuga duduk disebelah Livya.

"Ryu? Kelasmu sudah selesai?" Tanya Livya berbasa basi.

"Berencana pergi makan dengan siapa,hm?"

Ryuga sama sekali tak tertarik menjawab pertanyaan Livya. Hatinya sedikit terganggu begitu sampai didekat Livya tadi Ia mendengar gadis itu membicarakan tentang makan.Apakah ingin mengajaknya? Atau orang lain?

"Oh itu.. Makan ya, aku, emm..sebenarnya aku mau mengajakmu makan, siang... " Livya menggigit bibirnya menahan malu.

Dia akan berpikir aku centil tidak ya mengajaknya makan?

Ryuga mengusap ubun ubun Livya.

"Calon pacar mengajak ku makan? Sungguh hari yang indah! Ayo," Ryuga menarik tangan Livya dengan senyum semangat.

Kenapa wajahmu menggemaskan begitu si?

Baru saja mereka melangkah,Sheril datang menghadang jalan Ryuga dan Livya.

"Ehem!! beraninya!" Wajah Sheril masam menatap tangan dua orang didepannya tertaut.Ia melepaskan dengan segera tangan Livya dari Ryuga, dan berdiri ditengah tengah antara mereka.

"Berani sekali kau pegang pegang tangan calon suamiku?!" Bentak Sheril pada Livya. "Dasar wanita penggoda!!"

Calon suami? Sheril kau bercanda kan? Ryu apa ini??!

"Sheril, apa apaan kau ini?" Ryuga kesal.

"Biar saja! biar dia tau posisinya! Gadis miskin tapi beraninya menggodamu!"

"Sheril hentikan!! jangan membuatku marah!"

"Kenapa kau harus marah?! Oh, atau jangan jangan kau suka padanya iya?!"

"Kalau iya kenapa? Urusannya denganmu apa?"

"Ryu!! Kau lupa kemarin orangtua kita bilang apa?"

"Hentikan Sheril,aku tidak menginginkan itu terjadi sama sekali! Aku dan kau berteman, selamanya akan tetap begitu! Aku mencintai Livya!!"

Hehehe, maaf ya Sheril...

DUAR!!

meledak rasanya larva kemarahan didalam dada Sheril.Ia menggeram melihat Ryuga kembali menggenggam tangan Livya dan membawanya pergi.

"Ryu, ada apa sebenarnya?" Tanya Livya begitu mereka sampai dikantin.

"Tidak ada.Jangan dipikirkan."

"Apa aku tidak boleh tau?"

"Tidak penting.Itu hanya akan mengotori memory otakmu nanti.Kau ingin makan apa?"

"Aku ingin Perkedel dan segelas jus tomat."

"Kau duduklah, biar aku yang pesankan!" Livya menurut, Ia mulai berjalan ingin duduk dikursi paling sudut,dekat dengan sebuah pohon besar membuat sekitarnya bertambah teduh. Baru saja Ia mendudukkan pantatnya, matanya tak sengaja menangkap satu sosok Pria dengan setelan celana dan kemeja serta jas serba hitam berdiri menyandar didekat pohon besar itu.Wajah dengan ekspresi datar itu menatap kearah Livya.

"Ini pesananmu!" Suara Ryuga mengalihkan perhatian Livya.Ryuga duduk didepannya. Saat mata Livya kembali mengarah kepohon besar itu, Pria tadi sudah tidak disana.Livya tertegun.

Ada apa denganku? Kenapa aku jadi berhalusinasi begini?Apa ini karena aku belum mengucapkan terimakasih?Segitunya kah? perasaan banyak orang yang tidak berterimakasih padaku setelah kutolong, tapi tidak ada yang mengeluh selalu membayangkan ku tuh!!

Sheril membanting kasar tas yang dibawanya ke washtafle didalam toilet itu.

"Aaaaaa!! Menyebalkan!!" Jari jari lentiknya mengepal geram.

"Bisa bisanya kau jatuh cinta pada rakyat jelata macam dia!! Jelas aku lebih segala nya dari dia! Dasar Pria bodoh! Wajahmu saja yang tampan! Kenapa bodoh sekali memilih wanita?!"

Sheril tak peduli lagi apakah suaranya didengar orang atau tidak.

"Oh ya Tuhan wajahku..." Sheril mendekatkan wajahnya kecermin sambil sedikit merabanya. "Tidak,tidak,aku harus tetap tenang,aku tidak boleh seperti ini, bisa bisa wajahku keriput nanti, dan kecantikan ku berkurang,Itu tidak boleh sampai terjadi! Gara gara Livya sialan itu aku harus semarah ini sampai melupakan wajahku,huh !! santai saja Sheril, Ryuga hanya akan jadi milikmu,oke?" Sheril mengatur nafas.Menarik sudut sudut bibirnya membentuk senyuman.

"Oke, seperti ini lebih baik.Kau cantik sekali, tidak mungkin Ryuga akan menolakmu,dia pasti hanya jual mahal, pasti begitu.." Sheril bicara sendiri sambil matanya masih fokus kecermin.

"Apa toilet wanita penuh?"

Sheril menoleh kesamping ketika didengarnya sebuah suara lain muncul. Wajah berangnya keluar lagi begitu seraut wajah Pria menghiasi pandangannya.Pria itu nampak menyalakan keran dan mencuci tangannya dengan air yang keluar dari benda itu.

"Hey, apa yang kau lakukan disini?"

Pria itu mengeringkan tangannya dan tersenyum.

"Mencuci tangan, apalagi.." Tersenyum kearah Sheril membuat gadis itu jengah.

"Kau belum menjawab pertanyaan ku, apa toilet wanita penuh?"

"Apa maksudmu?"

"Kenapa kau masuk ke toilet Pria,hm?"

"Jangan kurangajar ya! Kau yang masuk kesini! Ini toilet wanita! Mau kulaporkan dekan kelakuan tidak bermoral mu ini?!"

Pria itu tertawa kecil.

"Apa kau segitu frustasinya putus cinta sehingga membuat pandangan mu kabur? Mau pakai kacamata ku?" Pria itu menyodorkan kacamata minus yang tadi dipakainya.

"Berani sekali kau, jangan membuatku marah ya? Kau tidak tau siapa aku?"

"Aku tau.Kau adalah gadis malang yang cintanya ditolak! Apa aku benar?" Ujar Pria itu sambil mengerlingkan mata. Sheril melotot.

"Kurangajar! Beraninya meledekku!" Mati kau!!" Ditendangnya betis kaki Pria itu. Tapi nampaknya tidak berpengaruh sama sekali.

"Menyebalkan!! Oh ya Tuhan, wajahku.." Sheril kembali menatap wajahnya dicermin seperti yang dilakukannya tadi.

"Kalian orang orang tidak berguna bisanya cuma membuat wajah cantikku keriput!! Akan aku adukan ini pada Papa ku! " sheril berdecak kesal sambil meraih kembali tasnya, kemudian berlalu dari hadapan Pria itu.Pria berkacamata yang tidak dikenalnya,wajah manis Pria itu bertambah manis manakala tersenyum dua buah lesung pipi diwajahnya ikut muncul.Tersenyum menatap kepergian Sheril.Sementara Sheril begitu sampai didepan toilet, menepuk pelan dahinya menatap tulisan yang tertulis disana adalah "Male" .

OMG! Sheril menggigit bibirnya. Cepat cepat Ia kabur dari sana.

~

Dan disinilah Livya sekarang, dengan berbekal sekotak pizza Ia memberanikan diri mengunjungi rumah sakit tempat Andrea pernah dirawat.Livya menyentuh dadanya yang tiba tiba dirasa bergemuruh.Nervous? tapi untuk alasan apa?

Livya mendekati meja resepsionis.

"Permisi..." Sapa Livya ramah.Resepsionis itu nampak tersenyum.

"Ada yang bisa saya bantu Nona?"

"Aku ingin menanyakan tentang petugas yang bekerja menjaga kamar mayat, dia temanku, aku ingin menemuinya, setau ku dia bekerja sift malam..."

"Boleh sebutkan namanya?"

Bagaimana ya, aku kan tidak tau namanya!

"Em,, sebenarnya kami belum sempat berkenalan,kami bertemu disini kemarin saat kakak ku dirawat disini.. Tapi aku ingat ciri cirinya! Dia tampan dan tubuhnya tinggi,tidak terlalu kurus, dia mengenakan celana dan kemeja hitam!"

Resepsionis itu nampak mengerutkan dahi.

"Maaf, tapi sepertinya tidak ada penjaga kamar mayat seperti yang anda sebutkan tadi Nona..Mereka ada beberapa orang tapi tidak ada yang tampan menurut ku, juga para pekerja disini semuanya pasti memakai seragam,tidak mungkin penjaga kamar mayat pakai kemeja..."

"Benarkah? Apa kau yakin? Dia bilang dia masih baru disini, mungkin dia belum punya seragam?"

"Aku yakin.. Aku sudah satu minggu dapat giliran sift malam tapi tidak pernah melihat penjaga dengan ciri ciri seperti yang anda katakan Nona..."

Livya bingung.Lalu kalau bukan penjaga kamar mayat lalu Pria itu siapa? Belum sempat pertanyaan dikepalanya terjawab,mata Livya menemukan sosok yang dicarinya. Pria dengan ekspresi datar itu sedang menatapnya juga dari ujung lorong. Lorong yang mengarah ke kamar mayat. Senyum cerah nya langsung muncul.

"Hey, masih ingat aku?!" Teriak Livya sambil melambaikan tangannya. Membuat resepsionis yang berjaga keheranan.Pandangan Resepsionis itu mengikuti arah mata Livya, tapi dia tidak melihat siapapun.

"Aku sudah menemukan nya!" Ujar Livya pada resepsionis itu.Resepsionis itu melongo menatap Livya yang kini sudah berlalu menuju lorong itu.Kemudian Ia bergidik ngeri.

"Hi, Tuan?" Sapa Livya begitu Ia dan Pria itu berdekatan.

"Apa yang kau lakukan disini?"

livya terkekeh.

"Sebenarnya,aku ingin mentraktir mu makan pizza sebagai ucapan rasa terima kasih ku padamu..."Dimana kita akan duduk?"

"Ikut aku." Livya menurut. Mereka melangkah beriringan menuju taman rumah sakit.Duduk disalah satu kursi disana.Livya membuka kotak pizza ditangannya.

"Makanlah.Ini untukmu."

Pria itu menatap datar makanan disampingnya.

"Aku tidak makan itu." Jawabnya datar.

"Tidak? Kau serius tidak suka pizza? Aish, sayang sekali.." Livya menunduk lesu.

"Sebaiknya kau pulang."

"Cih,kau ini! Niatku kan baik,aku merasa tidak enak karna kemarin belum mengucapkan terimakasih, kenapa kau sangat datar begini sih?Bukankah kau bilang aku cantik disuratmu? Masa kau tidak suka duduk dengan orang cantik?"

Pria itu terdiam.

"Hey Tuan,siapa namamu?" Pria itu menatap Livya yang nampak menunggu jawaban.

"Kenapa kau ingin tahu?"

"Memang kenapa? Apa namamu sangat berharga sampai aku tidak boleh tau? Yasudah kalau kau tidak mau memberitahu nya,aku akan memanggil mu, emm... Apa ya.. Oh, bagaimana kalau Black? Sepertinya kau sangat suka warna hitam, dari kemarin pakaianmu serba hitam! haha!" Livya terkekeh. Pria itu memandanginya masih dengan tatapan datar.

"Namaku Eros."

1
Susi Silitonga
🥰
Rhmad Flash
kok sama suami msh panggil tuan
resia
suka thor, rindu berat sma rea n tuan dariel li
resia
finally thor
☆𝙎𝙊𝙇𝙀𝘿𝘼𝘿☆ ⚫3
wakakaka iya thor bener2 lumutan
sampe2 aku lupa ceritanya
harus ngulang baca lagi
smngat thor,sehat selalu
up nya yang rajin ya mlai sekarang☺☺
☆𝙎𝙊𝙇𝙀𝘿𝘼𝘿☆ ⚫3
thooooooor kemana aja
gimana kabarnya,uuuuh kangen🤗🤗🤗😘😘😘
Balqis Aljamallulay
pantess.. d awal cerita... rea sering mimpi manggil Damian
Us_ waaahh
tetap semangat dan lanjutkan thor ceritanya 😍🥰🥰
Us_ waaahh
aduduh 😍😍😍
Zenecka
ayo di tulis ka... semangat.. dan sehat selalu 😘
Us_ waaahh
SEMANGAT, lanjutkan ceritanya kakak author yg cantik nan baik hati 🤭
Us_ waaahh
hantu tamfan rupawan 🤣🤣
Us_ waaahh
AAUUUUUUTHOOOORRRRR!!!
romantis amat siiih dua makhluk Tuhan ini 😭😭😭
Us_ waaahh
ryuga >< lyvia
Us_ waaahh
next...
Us_ waaahh
......
Us_ waaahh
aduh!!! dua sejoli ini 😍
Us_ waaahh
visualnya bang dariel gimana ya kira² thor 😌
Us_ waaahh
semangat 45 lagi baca dri awal 😎
Us_ waaahh
lophelophe pokoknya😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!