NovelToon NovelToon
Heavanna

Heavanna

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Smiling27

Karena penghianatan pacar dan sahabatnya, Zianna memutuskan untuk pindah sekolah. Namun siapa sangka kepindahannya ke SMA Galaxy malah mempertemukan dirinya dengan seorang cowok bernama Heaven. Hingga suatu ketika, keadaan tiba-tiba tidak berpihak padanya. Cowok dingin itu menyatakan perasaan padanya dengan cara yang sangat memaksa.

"Apa nggak ada pilihan lain, selain jadi pacar lo?" tanya Zia mencoba bernegosiasi.

"Ada, gue kasih tiga pilihan. Dan lo harus pilih salah satunya!"

"Apa aja?" tanya Zia.

"Pertama, lo harus jadi pacar gue. Kedua, lo harus jadi istri gue. Dan ketiga, lo harus pilih keduanya!" ucap Heaven dengan penuh penekanan.

Follow IG Author : @smiling_srn27

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Smiling27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31. WAHANA BERMAIN

"Aaaaaaaaaaaaaaa...........!"

Suara teriakan menggema memenuhi langit, Zia sungguh menikmati pengalaman naik rollercoaster untuk pertama kalinya. Ini sudah untuk yang ketiga kali putaran, tapi Zia belum juga merasa puas. Padahal pengunjung yang lain ada yang muntah setelah rollercoaster itu berhenti, tapi itu tidak berlaku untuk Zia.

Heaven terpaksa menolak saat Zia meminta untuk yang ke empat kalinya, ia tidak mau sampai Zia sakit karena terlalu lama terpapar angin dan terik matahari. Cowok itu bahkan sampai kewalahan sendiri, karena ternyata setelah selesai dengan rollercoaster, Zia beralih ke wahana permainan yang lain dan terakhir Zia meminta bermain bom bom car.

Zia keluar dari tempat permainan bom bom car dengan wajah sumringah, tapi tidak dengan wajah Heaven. Cowok itu kesal lantaran saat bermain tadi banyak laki-laki yang terang-terangan menyoraki Zia yang terlampau bahagia. Ah mengingatnya lagi hanya membuat Heaven ingin memukul wajah orang-orang itu hingga tak berbentuk.

"Kak mau naik itu!" Zia menunjuk wahana bianglala yang menjulang tinggi, memohon pada Heaven seperti anak kecil yang tengah meminta sesuatu pada ayahnya.

Heaven menghela nafasnya berat, lalu menggelengkan kepala menolaknya dengan tegas. Bukannya apa, Heaven hanya tidak ingin Zia kelelahan karena terlalu banyak bermain. Zia sudah mencoba hampir semua wahana di sana, dan hebatnya masih belum juga kelelahan. Energi dalam tubuh Zia seolah bertambah berkali lipat ketika melihat wahana yang berhasil menarik perhatiannya.

Melihat Heaven menggeleng, Zia mencebikan bibir bawahnya. Kali ini ia sedang tidak menerima penolakan dalam bentuk apapun itu. "Pokonya mau naik, kalo nggak mau ikut ya udah gue naik sendiri!"

"Jangan Anna! Emang nggak capek apa?"

"Nggak!" jawab Zia sambil berjalan menuju bianglala.

"Pokonya nggak boleh! Lo udah kebanyakan main dari tadi!" Heaven segera mencegah Zia yang hendak pergi sendiri, dengan menggenggam pergelangan tangannya.

"Lepasin ih, tinggal satu doang juga!" Zia memberontak, mencoba melepaskan tangannya dari cengkeraman.

"Gue bilang nggak ya enggak! Kenapa susah banget sih dibilangin!" Zia mendengus mendengar nada bicara Heaven yang sedikit meninggi.

"Kak, satu kali ini aja ya! Please!" Zia memohon sambil menunjukkan angka satu dengan jarinya, matanya mengerjap beberapa kali menunjukkan puppy eyes nya.

Melihat Zia yang memohon seperti itu membuat Heaven merasa gemas hingga sangat sulit baginya untuk menolak, mau tidak mau ia akhirnya mengizinkan. Setidaknya ini untuk yang terakhir kali, karena lain kali Heaven tidak akan mau kalau diajak ketempat seperti ini lagi oleh Zia. "Ya udah boleh, tapi ini yang terakhir!"

"Iya ih bawel!" Zia berjalan menuju bianglala dengan semangat, diikuti Heaven dari belakang.

"Pelan-pelan naiknya!" seru Heaven memperingatkan.

Zia duduk sambil memandang keluar, menunggu saat-saat di mana dirinya berada di puncak bianglala. Menurutnya ini akan seru, Zia mulai bisa menikmati pemandangan dari atas sedikit demi sedikit.

"Waaahhh...!" seru Zia menyadari kini dirinya sudah berada di puncak teratas.

Katakanlah Zia lebay, tapi memang ini adalah pengalaman pertamanya setelah hidup selama tujuh belas tahun. Sejak kecil Zia memang tidak pernah pergi ke tempat seperti ini. Masa lalu yang penuh trauma membuat Zianna tidak bisa menikmati masa kecil seperti anak-anak pada umumnya, dan sekarang untuk pertama kalinya Zia bisa menikmati berbagai wahana bermain bersama... Heaven.

"Seneng?" Zia menoleh lalu mengangguk dengan cepat, menjawab pertanyaan Heaven.

Heaven yang melihatnya pun ikut senang, tangannya terangkat mengelus puncak kepala Zia. Ini adalah pengalaman pertama Heaven mengajak seorang perempuan jalan-jalan, ia sama sekali tidak tahu caranya membuat seorang perempuan bahagia. Tapi setelah ini Heaven jadi mengerti, tentang bagaimana membuat seorang Zianna Azkia bahagia.

Selesai menaiki bianglala, Zia dan Heaven menuju food court yang tersedia di sana. Zia menjatuhkan kepalanya di atas meja dengan tangan sebagai bantalan, kini tubuhnya baru menyadari kalau dirinya sudah sangat kelelahan. Kegembiraan benar-benar bisa membuatnya melupakan segalanya, meski hanya untuk sementara waktu.

"Capek?" Zia hanya mengangguk dengan kepala yang masih terkulai di atas meja. Mulutnya tidak mampu menjawab pertanyaan Heaven, setelah banyaknya tawa dan teriakan yang sudah ia keluarkan sejak tadi.

"Tunggu sini bentar, gue beliin minum dulu!" Heaven mengelus puncak kepala Zia yang masih tiduran, sebelum pergi memesan minuman.

Beberapa menit kemudian Heaven kembali dengan membawa satu botol minum rasa jeruk, satu kaleng minuman bersoda dan beberapa cemilan lainnya. Sambil tersenyum melihat wajah Zia yang sedikit memerah, Heaven meletakkan cemilan di atas meja. Membuka penutup botol, lalu menyerahkannya pada Zia.

"Minum dulu!"

Tanpa mengatakan apapun, Zia langsung menyerobot minuman yang diberikan oleh Heaven. Zia langsung meneguk minuman itu, berharap dahaga segera menghilang tersapu dingin dan manisnya minuman. Gadis itu terus meneguk tanpa mau berhenti, rasanya satu botol saja belum mampu menghilangkan dahaga dan lelah di tubuhnya.

"Pelan-pelan minumannya, nggak bakal ada yang minta!" ucap Heaven mengingatkan.

Zia menghentikan minumnya saat di rasa perutnya sudah penuh, menatap Heaven sambil menunjukkan cengirannya. Heaven hanya menggeleng, kemudian membuka minuman soda miliknya lalu meneguk hingga tersisa setengah.

"Kak, itu minuman apa?" Zia menunjuk minuman milik Heaven yang diletakkan di atas meja.

"Ini?" tunjuk Heaven pada minumannya.

Zia mengangguk cepat, memang ia tidak tahu minuman jenis apa itu. Mungkin itu minuman tidak sehat atau semacamnya, karenanya Zia tidak pernah melihatnya. Sejak dulu orang tua Zia selalu memperhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsinya. Hal itu dilakukan demi kesehatan tubuhnya yang ringkih dan gampang sakit, setelah masa kelam yang dilaluinya dulu.

"Boleh cobain nggak?" Rasa penasaran Zia kembali muncul, membuatnya ingin sekali mencicipinya meski hanya sedikit. Sampai tidak menyadari setiap kata yang muncul dari bibirnya, malah membuat Heaven tersenyum tipis melihat tingkahnya.

"Nggak!"

"Kenapa?" tanya Zia sedikit kecewa.

"Anak kecil nggak boleh minum minuman kayak gini!"

"Oh!" Zia memakan cemilan sambil mengerucutkan bibirnya. Jawaban Heaven berhasil membuatnya kesal. Bagaimana tidak? Umur Heaven saja mungkin satu tahun lebih tua darinya, tapi dengan entengnya cowok itu mengatakan bahwa Zia hanya seorang anak kecil.

"Kenapa?" tanya Heaven. Melihat Zia makan sambil cemberut, pipinya yang dasarnya sedikit cubby jadi semakin terlihat cubby. Membuat Heaven sedikit gemas hingga ingin kembali mencubitnya hingga puas.

"Nggak papa!" jawab Zia sedikit cuek.

Heaven hanya mengangguk, meski mengetahui saat ini Zia sedang dalam mode ngambek. Kalau diteruskan bisa-bisa Zia semakin kesal padanya.

"Kak!"

"Hm?"

"Ntar malem gue mau nginep!"

"Di mana?"

"Di rumah Icha, katanya Papa nya Icha lagi pergi!"

Heaven mengangguk mengerti. "Ya udah, ntar gue anterin!"

"Nggak usah, gue udah sama Handa!" tolak Zia cepat.

"Mau gue anterin atau nggak nginep sekalian?"

"Ya udah iya ih!" Dengan kesal Zia akhirnya menyetujui, "Bisanya ngancem doang!" gumamnya pelan.

Mendengar gumaman Zia, Heaven menatap dengan wajah dibuat garang. "Ngomong apa tadi, coba ulangi?"

"Eh nggak ngomong apa-apa kok!" Zia menyengir sambil menunjukan jari telunjuk dan jari tengah membentuk huruf v.

*********

Style nya Heaven sama Zianna pas lagi kencan mendadak. 🤭

1
레이디핏
Si Icha ini pen gue tempelenggggg, ziana juga kenapa ikut2an segalaaa
strawberry milk
bagus
Qaisaa Nazarudin
Lumayan
Qaisaa Nazarudin
Dari tadi Drama nabrak mulu..
Qaisaa Nazarudin
Katanya Dia paling berkuasa di sekolah itu,Masa untuk mencari data dan kelas seorang Zea aja gak bisa..ckk patut di curigain...
Qaisaa Nazarudin
Dio emang sengaja berdandan kek cupu gitu..
Qaisaa Nazarudin
Feeling ku mrngatakan kalo mereke ini putus Karna salah paham,Agam menyangka kalo Handa ada yg lain,Dan Handa juga lebih kurang mikir yg sama..
Qaisaa Nazarudin
Mungkin Agam TERPAKSA mutusin Handa takut Handa jadi sasaran musuhnya...
Qaisaa Nazarudin
Imut banget mukanya gak cocok jadi ketua gengster...😂😂😜😜
Qaisaa Nazarudin
Jangan nilang Itu Heaven ya..Heaven hanya untuk Zea...
klmnanara_
Luar biasa
Iyank Nha Rully
/Facepalm//Curse//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Curse//Curse//Curse//Curse//Curse/
Iyank Nha Rully
Luar biasa
Mamay
gala pdhl suka handa,
@ellenlenn`
bikinn Zia sukaa dongg Ama heaven
Angrani
kapan lanjut lagi nih thor😪😭, udh lama tau nunggu nyah huft
Fenti
aku mampir kak😁
Yuli Yanti
gala cita2nya jadi PMR 😁😁
Alif
bagus banget semangat kak untuk novel2 selanjutnyaaa ...
Alif
astagaa nandaaaa .. ngakak abis kalau SMA nandaa .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!