NovelToon NovelToon
Legenda Seorang Gus

Legenda Seorang Gus

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual
Popularitas:902
Nilai: 5
Nama Author: David Purnama

Kisah kehidupan seorang Gus yang membawa obor kebenaran di medan gelap perjuangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pelari Berbakat

Hari pertama di kamp pelatihan Gagah

Pol dan Gus bergabung dengan para peserta yang sedang berlatih.

Mereka adalah warga biasa yang tergugah jiwanya untuk membantu perjuangan. Supaya bangsa ini lekas merdeka.

Warga biasa itu adalah para laki-laki ataupun perempuan yang biasanya bekerja bukan sebagai seorang prajurit.

Mereka adalah para buruh, tukang kayu, petani, nelayan, pedagang dan pekerja rumahan.

Dengan bergabungnya Pol dan Gus jumlah orang yang secara sukarela mendaftarkan diri sebagai pasukan pejuang bertambah menjadi dua puluh orang.

Pol dan Gus menjadi yang termuda.

Pelatihan di kamp di dalam hutan ini dilatih langsung oleh Gagah.

"Selamat pagi para pejuang",

"Hari ini ada dua orang baru"

"Mereka datang dari jauh",

"Silahkan kalian berdua perkenalkan diri kalian",

Pol dan Gus maju ke depan barisan. Memperkenalkan diri mereka kepada saudara-saudara baru.

Kamp pelatihan Gagah berhubungan langsung dengan para tentara pejuang yang sedang bertarung di wilayah perang.

"Sebelum kita mulai pelatihan pada pagi hari ini ada yang mau aku sampaikan",

"Di akhir pelatihan nanti akan ada beberapa orang yang terpilih untuk diberangkatkan ke wilayah perang",

Perang adalah sebuah perlawanan karena adanya penindasan dan penjajahan.

Dari kaum pejuang pribumi melawan pasukan penjajah yang datang dari luar.

Pol dan Gus mengikuti latihan rutin para peserta pasukan pejuang.

Mereka digembleng secara fisik dan mental.

Dibekali dengan taktik dan diajari cara menggunakan senjata yang terbatas.

Pasukan sipil berbeda dengan prajurit perang atau tentara militer. Mereka lebih bersifat membantu. Bukan sebagai pasukan tempur di garis depan.

Dalam kategori ini mereka adalah orang-orang kelas dua. Bukan para pemuda yang sudah diniatkan sejak dari hari pertama untuk bergabung menjadi seorang tentara.

Latihan rutin setiap harinya berupa lari-lari di dalam hutan. Kemudian angkat beban dan berlatih seni beladiri.

Dan yang terakhir belajar memakai senjata. Tongkat dan pisau.

Pasukan pejuang yang berlatih di kamp pelatihan yang berada di dalam hutan sengaja tidak memakai senapan angin. Karena suara tembakan akan membongkar keberadaan mereka.

Sesuai janji ketika latihan selesai di sore hari. Gagah mengumumkan siapa saja dari kamp pelatihan Gagah yang bakal diberangkatkan untuk bergabung dengan pasukan pejuang di wilayah peperangan.

Dan yang terpilih adalah enam orang. Mereka adalah empat orang untuk bekerja membantu di bagian medis dan dua orang untuk bekerja membantu di bagian dapur.

Selain itu ada pengumuman tambahan yang disampaikan langsung oleh Gagah sebagai seorang pemimpin.

"Seperti yang sudah kalian semua ketahui",

"Para pejuang kita sedang gencar-gencarnya melakukan perlawanan dengan cara gerilya",

"Strategi perang gerilya adalah melakukan serangan kejutan di malam hari atau pun di tempat gelap",

"Karena itulah sebagian besar tentara pejuang dan pasukan sipil banyak yang bermarkas di dalam hutan",

"Dalam strategi perang gerilya dibutuhkan seorang pelari yang kuat",

"Pelari bertugas sebagai pembawa pesan rahasia",

"Pelari juga harus pintar untuk bertugas sebagai mata-mata",

"Selain kuat pelari juga harus bisa dipercaya",

"Setia kepada pasukan",

"Tidak berkhianat",

Pada pelatihan yang berakhir di sore hari itu ada seorang peserta pasukan pejuang yang menunjukkan performa yang sangat menonjol.

"Siapa nama anak yang baru itu?',

"Yang mana ketua?",

"Itu yang dibawa oleh Tekat kemarin",

"Yang itu namanya Gus"

Gus berlari lebih cepat daripada yang lain.

Gus lebih kuat daripada yang lain.

Nafas Gus sama sekali tidak tersengal-sengal sama seperti yang lain.

Setelah latihan selesai para peserta dibubarkan untuk beristirahat. Tapi tidak dengan Gus.

Gus dipanggil untuk menghadap Gagah.

Di tenda Gagah

"Silahkan duduk Gus",

"Maaf meminta waktu kamu sebentar",

"Tidak apa-apa ketua",

"Silahkan duduk Gus",

"Bagaimana latihan pertama kamu tadi?

"Aku senang bisa bertemu dengan teman-teman baru yang usianya seumuran denganku",

"Ya tentu saja Gus",

"Tapi maksudku bagaimana dengan latihan yang kamu lakukan tadi Gus?",

"Aku sama sekali tidak melihat kamu kelelahan sama seperti yang lainnya",

"Apa rahasianya Gus?",

"Tidak ada yang aku rahasiakan ketua",

"Latihan tadi belum ada apa-apanya dengan kehidupan nyata sehari-hari di dalam hutan",

"Jadi selama ini kamu memang benar-benar hidup dan tinggal di dalam hutan Gus?",

"Ya ketua",

"Apalagi kelebihan yang kamu punya Gus?",

"Jelaskan apa saja keahlian kamu Gus",

"Selain berlari di dalam hutan aku juga bisa memanjat dan berenang",

Gus pun membaca kebiasaan kehidupan bersama kumpulan manusia yang baru dikenalnya.

Sama sekali tidak sama kebiasaannya seperti kehidupan di dalam hutan belantara.

Gus tidak akan pernah bilang kepada siapapun kalau dirinya mampu berbicara dengan binatang.

Keesokan harinya

Gus tidak berlatih dengan para peserta pasukan pejuang yang lain.

Gus berlatih sendiri dibawah bimbingan langsung pemimpin kamp ketua Gagah.

Gagah meminta Gus membuktikan pengakuannya. Bahwasanya Gus ahli memanjat dan kuat berenang.

Gus memperlihatkan kebolehannya di depan mata kepala Gagah.

Gus tidak hanya cekatan dalam memanjat. Ia juga bisa melompat dari satu pohon ke pohon yang lain. Seperti seekor monyet.

Kemudian Gus berenang.

Gus tidak hanya kuat berenang. Tapi ia juga kuat menahan nafas lama saat menyelam.

"Kamu melakukannya lebih baik dariku",

Komentar Gagah yang kagum dengan kemampuan fisik remaja yang bersikap dewasa itu.

Setelah Gus membuktikan kekuatannya. Gagah mengajari pelari berbakat itu untuk membaca sebuah peta hutan.

"Apa kamu pernah melihat ini sebelumnya?",

"Aku belum pernah melihatnya ketua",

"Gambar ini adalah sebuah peta hutan",

"Inilah yang akan digunakan oleh seorang pelari pasukan gerilya sebagai penunjuk arah",

"Aku akan mengajari kamu sampai kamu bisa membacanya dengan baik",

"Perhatikan Gus",

"Garis ini adalah jalan-jalan setapak yang bisa dilalui",

"Garis ini adalah aliran sungai",

"Semakin tebal dan besar gambarnya berarti sungainya semakin besar",

"Sedangkan ini adalah pohon-pohon",

"Sama, semakin tebal dan besar gambarnya berarti semakin besar aslinya",

"Itulah perbandingannya",

"Kemudian simbol segitiga adalah gunung",

"Segitiga yang lebih kecil adalah sebuah bukit",

"Jika ada garis lengkungan seperti ini artinya di sini ada sebuah lembah",

"Dan yang berbentuk seperti atap rumah ini adalah markas para pejuang",

"Bisa berupa kamp pelatihan atau pun tempat pengungsian",

"Hafalkan lah cara membaca sebuah peta hutan Gus",

"Bawa peta ini untuk kamu gunakan sebagai latihan belajar",

"Itu hanya sebuah peta simulasi yang aku gambar subuh tadi",

"Terimakasih ketua",

"Jika kamu sudah bisa membaca peta hutan",

"Buatlah peta dimanan pun kamu berada",

"Kamu tidak perlu menggambarnya lagi",

"Cukup kamu hafalkan di dalam ingatan kamu",

Bergabung dengan Pasukan Pangeran

Belum genap seminggu Gus berlatih di kamp pelatihan Gagah.

Tapi besok Gus sudah harus pergi.

Setelah di hari pertama latihan bersama para peserta pasukan pejuang. Gus menjalani latihan terpisah di hari-hari berikutnya.

Karena bakatnya yang luar biasa Gus dilatih private secara langsung oleh Gagah.

"Besok pagi aku akan pergi",

"Kemana mereka mengirim kamu?",

"Aku akan bergabung dengan pasukan Pangeran",

Malam ini adalah hari terakhir Gus tidur di kamp pelatihan. Besok pagi ia akan pergi ke wilayah perang untuk bergabung dengan pasukan Pangeran.

Gus berpamitan dengan Pol yang lebih dipercaya untuk tetap tinggal di kamp pelatihan.

"Berhati-hatilah Gus",

"Dengarkan kata-kata mereka yang lebih berpengalaman",

"Kita sama-sama berjuang tapi dengan cara yang berbeda",

"Suatu hari aku akan menyusul berangkat ke wilayah peperangan seperti kamu Gus",

"Aku akan menunggu kamu Pol",

"Jangan sampai mati",

"Jangan sampai mati",

Keesokan paginya Gus benar-benar pergi.

Gus bahkan sudah tidak ada di tempat tidurnya ketika subuh Pol dan teman-teman barunya bangun.

Gus sudah berangkat pagi-pagi sekali setelah sholat tahajud.

Gus tidak berangkat sendirian. Gus pergi bersama Gagah.

"Jika ketua pergi siapa yang akan memimpin di kamp pelatihan?",

"Mulai hari ini aku tidak lagi ditugaskan di kamp pelatihan",

"Aku juga akan bergabung dengan pasukan Pangeran",

"Sudah ada yang menggantikan aku untuk memimpin kamp pelatihan",

Gus tidak hanya berdua bersama Gagah.

Fly dan Pir juga masih setia selalu berada di samping Gus.

Burung pipit terbang kesana kemari mengikuti langkah tuannya.

Fly tidak hanya sekedar terbang. Tapi burung pipit berwarna coklat itu juga membaca keadaan.

Demikian juga dengan tupai. Pir tidak hanya berpindah pindah dari satu pohon ke pohon yang lain demi mengikuti Gus.

Tapi tupai juga berjaga-jaga dan mengeja situasi.

Jika ada yang mengancam atau tanda-tanda bahaya mereka berdua akan melapor kepada tuannya.

Binatang dari dalam hutan belantara pulau terpencil memiliki naluri bertarung dan bertahan hidup yang lain. Mereka seperti prajurit tempur.

Berbeda dengan para binatang yang tinggal di dalam hutan pulau-pulau yang lain.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!