Haniyah gadis berparas cantik di sebuah pesantren terkenal di kota C. Peraturan pondok nya yang membuat dirinya tak bisa memiliki status hubungan yang jelas harus menerima hubungannya dengan pria yang ia sukai hanya sebatas adik kakak.
Hingga suatu hari Abah nya meninggal dan terpaksa menikah pada saat itu juga di depan jenazah Abahnya.
Ig: @euisrossy_96
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Habeebah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Permintaan Abah
Ke esokan hari nya selesai sholat duha Haniyah menghampiri Abah nya yang tengah duduk di teras rumah.
"Bah, Irfan kata nya pulang sama temen nya ajah gak usah di jemput" tutur Haniyah
"Hmm ya sudah" Haniyah membalikan badan nya hendak ke dalam rumah.
"Han, duduk dulu di sini temani Abah" pinta Abah Haniyah
Haniyah pun duduk di kursi samping Abah nya.
"Umur kamu sekarang berapa Han?" tanya Abah
"Abah masa umur anak sendiri gak tahu" kesal Haniyah
"Hanya memastikan Han"
Haniyah menghela nafas nya "20 tahun Abah, kenapa?" tanya Haniyah penasaran
"Abah pengen lihat Hani nikah sebelum Allah mengambil nyawa Abah"
"Abah apa-apaan sih, gak boleh ngomong kaya gitu. Abah harus panjang umur, sehat, Hani belum bisa berbakti sama ngebahagiain Abah"
Abah menghela nafas nya.
"Kemarin pas Abah besuk Hani ke pondok, Abah ketemu sama santri putra, anak nya baik menurut Abah. Abah pengen suatu saat punya menantu seperti dia, bisa ngelindungin Hani juga ngebimbing Hani" tutur Abah dengan suara nya yang lirih
Pipi Haniyah seketika memerah, jikalau dia berjodoh dengan Zein pasti ia sangat bahagia. Tapi itu hanyalah mimpi.
"Abah, jodoh, rezeki, mati nya seseorang kan udah di atur. Bagaimana pun jodoh Hani itu yang udah Allah tentukan buat Hani. Udah ah ko malah jadi melow gini" Haniyah mengakhiri pembicaraan nya.
Abah nya hanya tersenyum penuh arti. Sementara itu tanpa sepengetahuan Haniyah dan Abah nya, Ibu nya mendengarkan pembicaraan suami dan anak nya. Tak dapat ia pungkiri kini suami nya sering sakit-sakitan.
****
Udah sejauh ini belum ada gambaran pemeran nya. Rasa nya gak seru ya kalau ngebayangin tanpa jelas figur pemeran nya seperti apa.
Oke bayangin ajah Haniyah ini ya
(Dima Bashar, penyanyi asal Timur Tengah)
Untuk figuran Zein, bayangin ajah ini ya
(Mostafa Atef, penyanyi Timur Tengah juga ya. Tapi sering juga ke Indo😊)
Kalo ada yang nanya kenapa figuran nya asal Timur Tengah semua? Jujur saja Mbu lebih syuka yang berwajah Arab, tapi gak munafik ko sama opa korea juga syuka. wkwkwk
******
Benar saja 2 hari kemudian Irfan pulang. Keadaan rumah tampak sepi, melewati ruang tamu dan kamar Haniyah, Irfan langsung masuk ke dalam kamar nya. Langsung saja ia merebahkan tubuh nya di atas tempat tidur nya dan terlelap dalam mimpi.
Ceklek
Pintu terbuka, terlihat Abah dan Ibu Haniyah beriringan masuk dengan membawa beberapa kresek belanjaan.
"Udah hampir magrib ko Irfan belum juga datang ya Bu, apa gak jadi pulang?" tanya Abah
"Coba tanya sama Hani Bah!" titah Ibu
Tok.. tok.. tok..
"Han buka pintu nya!" Abah mengetuk pintu dan meminta Hani keluar.
Tak ada jawaban. Abah mengetuk nya kembali sampai 3x. Barulah muncul Haniyah dengan muka bantal nya.
"Han, apa Irfan gak jadi pulang sekarang?" tanya Abah
"Emm nanti Hani telpon Bah" sambil mengucek-ngucek mata nya
Haniyah kembali masuk ke kamar dan meraih ponsel nya.
Tuutttt..
Masih belum di angkat..
Tuutttt..
Masih sama.
Tuutttt..
Tidak ada jawaban
Sementara itu di kamar Irfan ponsel terus bergetar, namun si empu nya masi terlelap tidur dan tidak merasakan getaran dari ponsel tersebut.
"Gak di angkat Bah, mungkin gak jadi pulang sekarang" jelas Haniyah
"Ya sudah, kamu mandi dulu nanti bantuin Ibu nyiapin buat takjil" titah Abah
Haniyah mengangguk dan kembali masuk ke dalam kamar nya. Selesai membersihkan diri Haniyah menghampiri Ibu nya yang tengah menyiapkan hidangan untuk takjil.
Azan magrib pun berkumandang, keluarga Haniyah pun berbuka puasa. Tanpa sepengetahuan mereka Irfan tengah tertidur lelap di kamar nya.
Irfan mengerjapkan mata nya, melihat sekeliling kamar nya ternyata sudah gelap. Irfan bangkit dan meraih ponsel nya, menunjukan pukul 18.10 berarti sudah waktu nya buka puasa.
"Kenapa gak ada yang bangunin gue?" lirih Irfan
Irfan pun berjalan keluar kamar nya menuju ruang makan. Terlihat Haniyah dan ke dua orang tua nya tengah berbuka puasa. Haniyah terkejut dengan kehadiran Irfan dengan rambut yang acak-acakan dan muka kusut.
"Aaahhhh setaaaannnn" Haniyah terkejut dan hampir memuntahkan makanan di mulut nya.
Abah dan Ibu Haniyah menoleh ke arah Irfan yg berdiri di belakang nya.
"Kapan kamu datang Fan?" tanya Abah selidik
"Tadi jam 4 Ami, kenapa gak ada yang bangunin Irfan" jawab Irfan kesal
"Bukan gak ada yang bangunin, lo nya ajah yang tidur kek orang mati di telpon gak di angkat-angkat" sungut Haniyah
"Oh hp nya di silent" Irfan mengagaruk-garuk kepala nya yang tak gatal
"Ayo makan Fan" ajak Ibu Haniyah
"Iya Ameh"
Irfan pun duduk di sebelah Haniyah.
*****
Selesai sholat tarawih Irfan dan Abah duduk di teras, sedangkan Haniyah langsung masuk ke kamar berkutik dengan ponsel nya.
"Ami, teman Irfan yang kemarin di pondok mau main ke sini boleh?" tanya Irfan hati-hati
"Boleh sekali Fan" jawab Abah terdengar sumeringah
"Kapan mau main nya?" tanya Abah
"Emm kalo gak sekarang besok Ami. Sekarang ada di rumah Ari, nginep di sana" jelas Irfan
"Kenapa gak suruh nginep di sini saja?" pinta Abah
"Kan di sini ada Hani Ami, gimana?" tanya Irfan sedikit ragu
"Hani ya Hani, dia kan jarang keluar kamar kalau sudah main hp. Kalo ketemu juga ya gak papa lah itu kan tamu kamu Fan" jelas Abah
"Nanti Irfan bilang dulu sama Zein nya Ami"
Abah hanya mengangguk mengiyakan.
haniyah yg jatuh diselokan,pingsan terus dipanggilin tukang pijat ma Zein,apa kabarnya??/Left Bah!//Left Bah!//Left Bah!/