PERNIKAHAN LUAR BIASA

Elvino akhir nya membawa Ghania dan dale ke villa pribadi nya.

"Masuklah," seru El masih dengan memapah ghe.

Terlihat bangunan yang begitu asri dan damai.

"Dale, pilihlah salah satu kamar yang kau suka?!" ucap Elvino.

"Aku akan mengantarkan Mommy mu kekamar?!" tambah Elvino, Ghania pun hanya mengikuti kata Elvino.

Ia membawa Ghania ke kamar, lalu membaringkan nya. Tak lama kemudian ia keluar kamar meninggalkan Ghania, dan masuk kembali dengan membawa kotak bertuliskan P3k.

Ia pun berjongkok untuk melepas sepatu yang Ghania kenakan.

"El, cukup.."

"Aku bisa melakukan nya sendiri," ucap Ghania yang merasa tidak enak, karena sudah banyak merepotkan Elvino.

"Kaki mu sedang terluka Ghe, dan itu karena aku."

"Kau tak perlu merasa tidak enak, karena bagaimana pun kau pernah menjadi bagian keluarga Addison. dan anak yang ada pada mu telah mengalir darah Addison," ucap Elvino sambil membersihkan luka Ghania dengan menggunakan alkohol.

"Kau istirahat lah, aku akan buatkan bubur untuk mu?" seru Elvino.

Tak lama kemudian ia masuk kembali kekamar Ghe dengan semangkuk bubur yang ia bawa.

Dilihat Ghe yang telah tertidur pulas di tepi ranjang. Karena takut Ghania akan terjatuh di lantai. Apalagi saat ini kaki nya pun sedang terluka akibat terjatuh saat Elvino tak sengaja hampir menabrak nya. Ia pun mengangkat tubuh Ghania agar aman berada di tengah-tengah.

Namun saat ia meletakkan tubuh Ghania dengan hati-hati agar ia tak terbangun Namun lutut untuk menumpu berat badan ghania terpeleset kain, mengakibatkan Elvino terjatuh tepat di badan Ghania.

Sontak Ghania pun membelalakkan kedua mata nya, di tambah lagi saat ini posisi wajah Ghania dan Elvino tak lebih dari dua cm.

Entah dapat keberanian dari mana Ghania memejamkan kedua mata nya lalu merapatkan wajah nya ke arah Elvino.

Elvino sendiri pun tak bisa berbuat apa-apa, karena saat ini kedua tangan nya telah tertindih Ghania.

"Ekhm," tiba-tiba suara erangan keluar dari bibir Elvino, yang mengakibatkan Ghania menghentikan aksi nya untuk lebih mendekat kan wajah nya ke arah Elvino. Namun ternyata sia-sia karena bibir ghania saat ini sudah menyentuh tipis kulit bibir elvino.

Kedua mata Ghania pun membelalak,

Berbeda dengan Elvino yang memejamkan kedua mata nya seakan sedang menahan sebuah beban.

"Ghe,"

"Maaf, bisakah kau angkat badan mu sedikit."

"Tangan ku tertindih oleh mu," seru Elvino yang berbicara sambil memejamkan kedua mata nya. hembusan nafas elvino pun terasa hingga ke bibir ghania.

Sontak pipi Ghania pun memerah bak tomat, mendengar penuturan Elvino.

"Ma_maaf, ucap Ghania.

Akhir nya Elvino mengangkat kedua lengan nya yang tertindih saat Ghania mengangkat tubuh nya.

Kecanggungan pun terjadi.

"M_mm bubur nya.."

"Aku.."ucap elvino dengan kata terbolak-balik karena grogi.

"Ekhem..." lalu Elvino mencoba mengusir kecanggungan antara diri nya dan Ghania.

"Aku sudah masakan bubur untuk mu,"

"cobalah." ucap Elvino dengan mencoba tenang.

"Sebentar aku akan ambilkan minum dulu untuk mu?!" tambah nya lagi. Lalu keluar dari kamar Ghania.

Sesampai nya di luar pintu kamar Ghania, Elvino segera mengkibas-kibaskan kedua lengan nya yang seperti mati rasa akibat lumayan lama tertindih badan Ghania.

"ahh," lirih Elvino karena kedua tangan nya seperti mati rasa.

Sedangkan di dalam kamar, Ghania merutuki diri nya sendiri.

"Bodo*h 3x,"

Apa yang kau lakukan Ghe, Dia mantan kakak ipar mu, walaupun belum resmi, gumam ghania.

"Dan lagi, dia sudah beristri,ucap Ghania memaki diri nya sendiri.

Dan tak lama Elvino masuk kedalam kamar ghania dengan membawa segelas air putih.

"Minumlah?!" seru Elvino sambil menyodorkan gelas berisikan air putih ke arah ghania.

"Istirahatlah,"

"Besok jika masih sakit kita akan ke Dokter," ucap elvino sambil merebahkan tubuh ghania lalu menariknya selimut hingga menutupi pundak nya.

Ghani pun hanya mengikuti apa yang Elvino bilang. tak lama kemudian El mematikan lampu kamar Ghania dan menyisakan lampu tidur nya saja yang menyala.

"Istirahatlah," ucap Elvino lagi dengan mengusap pucuk kepala Ghania. lalu beranjak keluar dari kamar Ghania.

Setelah keluar kamar Ghania, Elvino pun berjalan ke arah kamar Dale.

Ditatap nya dalam-dalam putra kandung dari adik kesayangan nya ini.

Tak terasa ia menitikan air mata nya.

"Dale?!"

"Maafkan aku,"

"Jika bukan kesalahan ku, kalian tak akan seperti ini?!" ucap Elvino.

Hingga Elvino tak terasa tertidur di samping Dale dengan memeluk nya.

*

*

*

Pagi itu Ghania yang terbangun lantas keluar dari kamar nya dengan tertatih. dan dilihat nya ruangan tersebut terlihat sangat sepi.

"Seperti nya El sudah pergi," gumam nya.

Ia pun beranjak ke kamar Dale untuk melihat keadaan putra kesayangan nya tersebut.

Namun saat ia membuka pintu kamar Dale, ia tertegun saat menatap sesosok pria tidur dengan memeluk putra semata wayang nya tersebut. Mereka lebih terlihat seperti seorang ayah dan anak yang sedang tertidur pulas.

Ghania pun tak terasa menitikkan air mata nya. Namun buru-buru ia seka.

Lalu akhir nya ghania putuskan membuatkan sarapan untuk Dale dan Elvino.

*****

Dale yang saat itu telah terbangun lebih dulu dari pada Elvino, merasa seseorang sedang memeluk nya. di lihat nya orang tersebut yang tidak lain adalah Elvino ia pun tersenyum.

"Apakah seperti ini rasa nya di peluk seorang ayah gumam nya dengan tersenyum."

Ia pun menyentuh pipi Elvino dengan lembut agar Elvino tak terganggu tidur nya. Namun El membuka mata nya dan melihat apa yang Dale lakukan.

di peluk nya tubuh seorang anak kecil tersebut. lalu di kecup nya ujung kepala Sale.

"Kau sudah bangun?!" seru Elvino dengan mata terpejam mengumpulkan kesadaran nya sebelum terbangun.

Dale pun menganggukkan kepala nya.

"Apa kau sudah mandi?!" Tambah El, Dale pun menggelengkan kepalanya.

"Mau aku mandikan?!" celetuk nya.

"Aku sudah cukup besar untuk bisa mandi sendiri?!" jawab Dale.

"Baiklah jika begitu mandilah," ucap Elvino lalu mengusap pucuk kepala Dale.

Elvino yang sudah terbangun dari tidur nya keluar dari kamar Dale lalu mengambil mantel yang ia letakkan di kursi tamu.

"El, apa kau akan pergi sekarang?!" ucap Ghania.

Elvino pun melihat kearah Ghania dengan mengumbar senyum.

"Aku harus ke perusahaan, mungkin nanti aku akan pulang lebih cepat dan membawa Luisa kemari untuk menjemput kalian?" ucap nya.

"Menjemput kami??" ucap Ghania pelan.

"Hmm," Elvino menjawab nya dengan anggukan.

"Kita akan membeli bahan makanan, dan peralatan yang kau butuhkan," seru Elvino.

"Aku tak butuh apa pun lagi, kau memberi tempat disini itu pun sudah lebih dari cukup?!" ungkap Ghania.

Elvino pun menjawab nya dengan sebuah senyuman tulus dari bibir nya.

"Makan lah dulu El sebelum pergi?!" ucap Ghania setelah melihat Elvino sudah rapi dengan penampilan nya.

"Baiklah?!" akhir nya Elvino mengalah, karena Ghania sudah membuatkan sarapan untuk nya.

💌 guys just info ya, Alhamdulillah, karya ini udah keterima kontrak, maka nya aku usahain untuk update setiap hari, atau paling telat dua hari sekali.

Makasih bnyk ya, pokok nya ini semua berkat kalian. mksh bnyak 🤗🤗🙏🙏🙏

Ilove U so Much deh pokok nya buat kalian 🤗🤗🤗