NovelToon NovelToon
KEMBALINYA JENDERAL PERANG

KEMBALINYA JENDERAL PERANG

Status: sedang berlangsung
Genre:Kisah cinta masa kecil / Dikelilingi wanita cantik / Percintaan Konglomerat / Bad Boy / Kriminal dan Bidadari / Rebirth For Love
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: SuciptaYasha

Update setiap hari!

Leon Vargas, jenderal perang berusia 25 tahun, berdiri di medan tempur dengan tangan berlumur darah dan tatapan tanpa ampun. Lima belas tahun ia bertarung demi negara, hingga ingatan kelam tentang keluarganya yang dihancurkan kembali terkuak. Kini, ia pulang bukan untuk bernostalgia—melainkan untuk menuntut, merebut, dan menghancurkan siapa pun yang pernah merampas kejayaannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21 RestoBar, MoonClub

Sekali lagi, hening menguasai mereka. Tapi kali ini bukan hening yang berat—melainkan hening yang menenangkan.

Leon perlahan menutup matanya, menarik napas panjang, lalu menghembuskannya. Rasa sesak di dadanya yang selama ini menghantui, terasa sedikit lebih ringan.

“…Mungkin kau benar,” ucapnya pelan. Untuk pertama kalinya, bibirnya membentuk senyum tipis, meski samar. “Aku tidak akan melupakan mereka. Aku hanya… akan belajar berdamai dengan ingatan itu.”

N’Kosi menundukkan kepala singkat, kali ini bukan permintaan maaf, melainkan penghormatan.

“Itu saja yang perlu kau lakukan. Karena hanya dengan begitu… kau bisa melangkah lebih jauh daripada siapa pun.”

Matahari semakin meninggi, menyinari keduanya. Setelah beberapa saat, mereka berpisah—N’Kosi kembali ke bangsalnya, sementara Leon melangkah masuk ke kamar Louis.

Namun di dalam hatinya, Leon tahu satu hal:

Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, beban masa lalunya terasa lebih ringan.

Ia bukan lagi bayangan dari Jenderal Perang… ia adalah dirinya sendiri, dan siap melangkah ke babak berikutnya.

...

Beberapa hari kemudian...

“Kiri, kiri… sedikit lagi, pas!”

Suara teriakan kompak menggema di jalanan depan bangunan baru itu. Beberapa pekerja berdiri di tangga, mengencangkan baut terakhir pada papan besar yang kini menggantung kokoh di atas pintu masuk. Huruf-huruf bercahaya biru keperakan terpampang jelas:

RestoBar – MoonClub

Begitu baut terakhir terpasang, seluruh anak buah Garka bersorak.

Tepuk tangan bergemuruh, tawa pecah, dan beberapa di antara mereka saling berpelukan. Ada yang menyalakan kembang api kecil, ada pula yang hanya menatap papan nama itu dengan mata berkaca-kaca—sebuah mimpi lama yang akhirnya jadi nyata.

Tak ada yang mudah dalam perjalanan mereka. Masih teringat jelas bagaimana mereka pernah terancam dibubarkan karena tunggakan pajak dan catatan pelanggaran. Namun Leon… lelaki itu tanpa banyak bicara membayar semua biaya yang menumpuk. Pajak yang tertunda, denda, bahkan uang tebusan untuk izin usaha—semuanya lunas seketika.

Bukan hanya itu. Bangunan-bangunan di sekitar bar juga dibeli dan digabungkan ke dalam kompleks baru. Kini MoonClub membentang lebih luas, memiliki hall utama dengan interior gemerlap, lounge privat, hingga dapur besar yang dipimpin oleh koki ternama.

Di tengah keramaian itu, Garka berdiri tegak dengan tangan bersedekap. Dadanya bergetar menahan haru. Ia menatap papan nama “MoonClub” lama sekali, sebelum akhirnya tertawa keras.

“HAHAHA! Kalian lihat itu!? Akhirnya! Akhirnya kita punya rumah kita sendiri!”

Sorakan semakin riuh. Anak buahnya langsung mengerubungi, menepuk punggungnya, merangkul bahunya, dan bahkan mengangkatnya ke udara.

Di balik semua keriuhan, terselip kabar baik lain.

N’Kosi telah kembali ke tanah kelahirannya bersama keluarganya—dengan perbekalan yang cukup untuk memulai hidup baru, semua berkat bantuan Leon. Dan adik Garka, yang sekian lama sakit parah, kini sudah berada di tangan dokter terbaik yang direkomendasikan Leon pula. Kondisinya membaik hari demi hari.

RestoBar MoonClub kini bukan sekadar tempat hiburan. Ia adalah lambang kebebasan, mimpi yang terwujud, dan bukti bahwa masa lalu yang kelam bisa ditebus dengan masa depan yang lebih terang.

Seperti namanya, MoonClub bersinar di malam hari, menjadi tempat di mana orang-orang bisa minum-minum, berpesta ria, atau sekadar menikmati makanan lezat.

Tempat yang selama ini hanya mereka bayangkan… kini telah nyata, berdiri kokoh di hadapan semua orang.

....

Tok! Tok! Tok!

Ketukan pelan terdengar di pintu kayu berukir itu.

“Masuk,” suara Leon terdengar tenang.

Pintu terbuka, menyingkap sosok Garka yang melangkah masuk. Tatapannya berkeliling sebentar, menilai ruang pribadi Leon yang begitu kontras dengan hingar-bingar MoonClub di luar.

Ruangan itu minimalis namun megah—dinding batu dengan aksen kayu gelap, rak buku tinggi menjulang, meja kerja dari marmer hitam, dan kursi kulit sederhana. Hanya ada sedikit perabot, namun tiap detailnya berkelas, menandakan pemiliknya tidak suka berlebihan namun tetap menghargai elegansi.

“Ngomong-ngomong, bagaimana dengan Geng Viper? Mereka tidak mempermasalahkan pembatalan kontrak dagang?” tanya Leon sambil bersandar santai di kursinya.

Garka tertekeh, menyeringai lebar. “Hah! Hanya orang bodoh yang ingin mencari masalah dengan pria yang menghancurkan Grand Hall Lounge milik June D’Arvenne. Percayalah, sekarang seluruh geng di distrik Orvelle tak akan berani mengusik kita.”

Leon mengangguk pelan, ekspresinya nyaris tak berubah. “Baguslah. Aku tidak punya waktu untuk mengurusi geng kecil seperti mereka.”

Hening kembali turun, namun kali ini hening yang sarat makna. Garka akhirnya memanggil nama itu, dengan suara berat: “Leon…”

Ia menarik napas panjang, lalu menatap sahabat sekaligus penyelamat hidupnya itu dengan serius.

“Aku… sudah memutuskannya. Mulai sekarang, tempat ini… aku serahkan sepenuhnya padamu. Atas namamu. Dulu aku keras kepala mempertahankannya, tapi hutang budiku terlalu banyak. Ini sudah saatnya.”

Leon memandangnya lama, tajam, seolah hendak menembus isi hati Garka. Ia kemudian berkata: “Kau sendiri pernah bilang… kalau tempat ini adalah rumah bagi semua orang. Apa itu semua omong kosong?”

Garka terdiam, hampir terbata. “Bukan begitu. Aku hanya merasa… terlalu banyak berhutang padamu. Dulu kau ingin membeli tempat ini yang sangat berharga bagimu, aku terlalu naif dan tetap mempertahankannya. Jadi kupikir—”

“Cukup.” Leon memotong, suaranya tegas. Ia berdiri perlahan, matanya memancarkan keyakinan. “Aku tak peduli siapa yang tercatat sebagai pemilik. Bagiku, ini sudah cukup. Tidak ada majikan dan bawahan di antara kita, Garka. Kita rekan. Selamanya akan terus begitu. Jangan pernah membicarakan hal ini di hadapanku lagi, mengerti?"

Kata-kata itu menusuk, namun sekaligus melegakan. Garka menghela napas berat, lalu tersenyum getir.

"Kau selalu punya cara untuk membuat orang tidak bisa membantah kata-katamu, Leon...”

Leon tidak menjawab. Ia hanya berbalik, mengenakan jasnya dengan tenang sebelum berkata. “Aku akan keluar sebentar. Atur semuanya selagi aku pergi."

Garka menghela nafas panjang sebelum akhirnya mengangguk mantap. "Baiklah, serahkan sisanya padaku!"

Pintu berat itu berderit ringan saat Leon melangkah keluar. Suara musik dan sorak-sorai dari dalam MoonClub meredup perlahan, tergantikan udara segar malam di distrik Orvelle.

Begitu ia menuruni anak tangga, beberapa orang langsung menoleh. Anak buah Garka yang sedang merokok, bercengkerama, atau sekadar berjaga di luar, serentak menyapanya.

“Bos Leon!”

“Selamat malam, Bos!”

“Bos Leon, sehat?”

Sapaan itu datang bertubi-tubi, penuh respek, bahkan ada yang membungkuk.

Leon terhenti sejenak. Alisnya terangkat tipis.

“…Bos?” tanyanya datar.

Louis, yang kebetulan ada di dekatnya, terkekeh sambil menyilangkan tangan di dada.

“Yah, mereka terbiasa memanggil Garka sebagai Bos. Jadi wajar saja kalau mereka memanggilmu juga begitu.”

Leon menghela napas panjang, langkahnya kembali maju. Dalam hatinya, ia bergumam dengan getir: 'Jadi sekarang aku terlihat seperti pemimpin geng… padahal aku tak pernah menginginkan itu...'

1
Hendra Saja
sampai saat ini menarik....MC nya Badas...
Hendra Saja
semangat up Thor.......makin seru
Rudik Irawan
sangat menarik
Kustri
☕semangat UP😍
Cha Sumuk
mantap mc cowok nya ga kaleng2 bnr..
Caveine: makasih kak🥰🥰
total 1 replies
Kustri
kutemani thor☕☕☕untukmu💪
Caveine: makasih bang 🥰🥰
total 1 replies
Kustri
wajib dibaca!!!
Kustri
waduuuh jgn biarkan wanitamu dipermalukan , leon
ayooo muncullah!!!
Kustri
weee... leon curi start
gmn malu'a klu tau angeline anak si komandan🤭😄
Kustri
angeline anak komandan?
Kustri
tambah semangat 💪
Kustri
woii tanggung jwb kau, leon🤭
Kustri
apa edward kakak leon
Kustri
latihlah anak" buah garka spy lbh tangguh
Kustri
uuh.... kalimat"mu, keren
sangtaipan
mantap
Kustri
gaaaas pooll
Kustri
wkwkkkk... victor polisi penjilat, rasakno!!!
ternyata sang komandan telah mengenal leon
Kustri
siap thor!
ah, leon akhir'a dpt sekutu
Kustri
seruuu...!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!