Hidup dalam kemiskinan tak pernah di harapkan semua orang. Tapi takdirlah yang membawanya kesana tapi kita juga tak tau jika suatu saat takdir itu akan bisa berubah tanpa di sangka - sangka.
Lina gadis belia yang hidup kekurangan terpaksa bekerja sebagai pengasuh bayi seorang pengusaha. Siapa sangka pengusaha yang kesepian malah jatuh cinta pada pengasuh putranya.
Apa yang akan terjadi selanjutnya? apakah cinta mereka kan berjaln mulus?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Lina termenung duduk sambil memandangi bayi yang tengah tertidur di boxnya. Bayi mungil yang begitu damai tidurnya. Ada segaris senyum terkadang muncul di sudut bibirnya.
"Kasihan kamu den, walau pun hidup bergelimang harta tapi kurang mendapat kasih sayang mamamu. Tapi aku janji akan menjaga dan menyayangi kamu.% gumam Lina sambil tersenyum.
Wajah Bima terbilang cukup tampan mirip papanya pak Bagas. Hanya warna kulitnya sedikit berbeda. Mungkin Bima meniru kulit mamanya yang putih bersih seperti foto yang ia lihat.
Lina sama sekali tidak beranjak dari samping box Bima. Ia takut jika ia pergi, Bina akan terbangun dan menangis. Kembali ia teringat wajah dingin pak Bagas pasti akan memarahi dirinya jika ia sampai abai.
"Eh, dek Bima udah bangun ya." mau makan buah ya." rupanya Bima bangun pas di jadwal makan buah. Buah yang sudah di olah khusus bayi berumur tujuh bulan. Lina dengan telaten menyuapi bayi itu hingga buah di tangannya habis tanpa sisa.
"Alhamdulillah, habis ya. Den Bima pintar." puji Lina sambil menoel hidung bangir yang mengemaskan. Bima tertawa mendapat perlakuan itu dari Lina. Rupanya benar yang Lina katakan pada pak Bagas bahwa ia pasti bisa mengurus Bima walau masih gadis.
Lina mengendong Bima keluar dengan kain panjang yang ia minta ke bu Ratna. Ia merasa lebih leluasa mengurus Bima menggunakan kain itu dari pada pakai storel.
"Kenapa kamu gendong den Bima pakai kain gendongan Lina, bukannya den Bima punya storel." tanya seorang karyawan di rumah itu.
"Ga apa - apa, bik. Kayanya begini itu lebih enak dan dan Bima menyukainya." Lina tersenyum pada bocah yang sedari tadi selalu saja tertawa saat di goda oleh beberapa pekerja.
Saat makan siang kembali Bima sudah ada makanan khusus untuk bayi itu. Enak ya jadi orang kaya, makan tinggal makan saja tanpa perlu capek - capek memasak.
Lina mendudukkan Bima di rodanya dan mulai menyuapi bocah itu. Bima makan tak rewel sama sekali, makana di mangkuk habis tanpa sisa.
"Alhamdulillah habis, den. Den Bima bener - bener anak pintar." puji Lina. Ia mengajak Bima bermain dan membiarkan rodanya berjalan kesana kesini mengikuti gerak tubuhnya.
Hari pertama bekerja di lalui dengan hati sepenuh hati sehingga terasa menyenangkan. Ia menganggap Bima layaknyap mengasuh adiknya sendiri.
Rupanya apa yang Lina lakukan pada Bima tak lepas dari pantauan Bagas. Ia memang sengaja memasang CCTV kecil yang tidak di ketahui orang lain sehingga ia bisa mengawasi apa saja yang di lakukan pengasuh putranya pada bayinya.
Ia tersenyum saat melihat putranya cocok dengan pengasuhnya. Rupanya gadis itu benar telaten mengurus Bima. Tadinya ia sangsi perkataan gadis itu hanya bualan semata tapi kenyataan berbeda dengan apa yang ia pikirkan.
Ada secuil senyum di sudut bibirnya. Hatinya tiba - tiba terasa menghangat. Sudah lama ia tak merasa seperti ini. Andai saja istrinya bisa mengurus putranya pasti ia akan jauh merasa bahagia.
Kasihan putranya masih kecil tapi tidak mendapat kasih sayang dari mamanya. Sudah sering ia menyuruh istrinya untuk berhenti bekerja dan fokus mengurus putra mereka tapi istrinya terlalu cinta pada pekerjaan dari pada keluarga nya sendiri.
Kalau materi yang istrinya cari, ia bisa memberikan lebih dari apa yang istrinya dapatkan. Tapi pendirian istrinya tidak bisa di rubah sama sekali.
$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$
Assalamualaikum kk, di tunggu saran dan masukannya kk.
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen dan vote yang banyak biar thor semakin semangat untuk melanjutkannya bab selanjutnya 💪😘🙏
@ima Susanti