NovelToon NovelToon
Rain

Rain

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Idola sekolah
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Sayap Sayap Patah

Dia gadis yang periang dan penuh warna, hidup nya selalu penuh dengan kebahagiaan meskipun kenyataan nya dia tidak pernah bahagia.

Nama nya Rain, hanya Rain tanpa nama belakang keluarga besarnya. Karena gadis itu bukan lah terlahir dari keluarga itu.

Rain memiliki Mahendra sebagai ayahnya yang selalu mendukung dan menyanyangi nya dengan penuh kasih sayang tanpa membedakan anak anaknya.

Meski istri nya begitu membenci Rain sejak kedatangan gadis itu dalam kehidupan mereka, Mahendra selalu berusaha menyemangati Rain untuk tetap menjadi anak baik dan menghormati Rekka seperti ibunya sendiri.

Tahun terus berganti gadis itu kini sudah beranjak remaja dan bersekolah di sekolah ternama sama seperti anak anak Rekka.

Dan ini adalah tahun ajaran baru Rain di sekolah menengah atas pertama nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap Sayap Patah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kirana Sahabat Kecil

Di kamar Gio yang bernuansa biru langit cerah

Petikan gitaran merdu pemuda itu di tambah dengan suaranya yang tak kalah merdu.

" Lo suka yah sama gadis itu?. " Gumam Ken pelan.

" Mana ada. " Gio meletakkan gitarnya di ujung sudut kasur king size nya.

Gio merebahkan tubuh nya sembari menatap langit langit kamar nya, Gio dan Ken adalah sahabat sejak kecil. Apa pun yang terjadi dan di lakukan Gio maka disana akan ada Ken yang mengambil alih dan ikut adil di dalam nya.

" Ya elah ngomong aja iya napa sih, lagian Rain cantik kulit nya putih bersih sama bener deh kek Kirana kan?. " Ken menatap Gio yang diam.

" Di mana dia sekarang yah, pasti dia secantik Rain. Seandainya kita gak telat dulu pasti kita tahu di mana dia sekarang?. "

Huft

Ken menghela nafas sembari ikut membaringkan tubuh nya tak jauh dari Gio.

" Seandainya... "

5 Tahun lalu

" Burun woy, ntar kita telat udah jam 10 tahu.. " Gunam Ken kecil berlari di sekeliling komplek perumahan elit di sebuah kota besar surabaya.

" Sabar Ken, gue capek tau. Kirana pasti nunggu kita kok yakali dia pergi gitu aja gak nunggu kita buat pamitan kan. " Gio kecil berlari dengan lelah mengejar langkah Ken yang kian jauh.

" Lama deh.. " Ken kesel menghentakkan kakinya sembari menunggu Gio yang berlari.

Mereka berlari pelan menuju rumah dengan lantai 2 itu.

Mereka menatap kosong rumah yang tertutup rapat dengan pagar tinggi menjualang.

" Kok sepi tutup lagi gerbang nya, apa Kirana dah pergi tanpa menunggu kita? . " Gunam Gio.

" Lo sih lama amat, mungkin dia kelamaan nunggu kita takut ketinggalan pesawat jadi pergi tanpa nunggu kita. " Ucap Ken duduk di depan gerbang rumah Kirana.

Kirana adalah gadis kecil cantik dengan rambut pendek sebahu, wajahnya begitu teduh dan memenangkan.

Mereka bertemu saat Kirana datang ke komplek itu karena ikut orang tuanya pindah karena suatu kerjaan, ibunya adalah seorang dokter anak dan ayahnya seorang dokter ahli bedah suatu pergabungan yang sempurna.

Kirana Ken dan Gio hanya berjarak 2 tahun saat itu umur ken dan Gio 7 tahun sedang kan Kirana berusia 5 tahun, mereka sering bermain bersama bersama dan menjadi teman dekat.

Namun karena suatu urusan Kirana harus ikut orang tuanya pergi keluar kota lagi di mana mereka tidak bisa bertemu dengan nya. Kirana sempat berpamitan pada mereka dan menunggu kedua anak laki-laki itu namun mereka terlambat datang.

" Ya sudah pulang yuk, mungkin Kirana dah jauh. " Gumam Ken lesu berjalan pergi.

" Tunggu Ken, tungguin. " Gio mengejar Ken yang terlihat kesal karena dirinya yang terlambat dan mereka tidak bisa bertemu Kirana untuk terkahir kalinya.

Ken selalu deket dengan Kirana bahkan sering memberikan makanan nya pada Kirana, sedangkan Gio dia lebih suka meratukan garis kecil itu dengan melakukan apa yang dia ingin kan.

Sebuah persahabatan yang kompak dan terjalin sempurna.

" Mungkin dia sekarang sudah kelas 1 SMA deh, cantik putih sendu dengan tatapan lembut nya itu ah... aku merindukan nya.. " Gumam Ken.

" Suatu saat kita pasti bisa bertemu dengan nya lagi, dunia ini sempit aku atau kau dulu yang akan menemukan nya. " Gumam Gio di sambut tatapan penuh arti dari Ken.

" Iya tentu saja. " Balas nya dengan senyuman.

...

Jam 19.00 Makan malam di rumah Rain

Renatha dan Kanaya sedang berbincang di meja makan sembari menunggu makanan siap di sajikan.

" Sudah siap semua non, silakan makan. " Gumam bik Jum pelan.

Rain yang hendak duduk di meja makan langsung mendapatkan tatapan tajam dari Renatha.

" Heee, siapa yang nyuruh loh makan sama kita?. " Bentak Renatha dengan keras.

Rain langsung mengurung kan niatnya.

" Maaf kak, biasanya kan Rain juga ikut makan bersama?. "

" Itu kalau ada papa di rumah, sekarang pergi deh lo gue mau makan dengan tenang tanpa melihat muka udik lo disini. "

Bentakan Renatha seketika membuat Rain sedih dia yang merasa lapar kini terasa kenyang dengan mendengar kan perkataan kasar Renatha.

Kanaya menatap biasa saja perlakuan kakaknya terhadap Rain yang hanya terdiam dengan tatapan sendu.

Rain mengalah dan pergi ke dapur menemui bik Jum yang juga sedih mendengar perkataan anak majikannya itu.

" Sabar yah cah ayu, bibik nyakin suatu saat mereka akan menerima mu dengan baik. Sekarang Non Rain makan di dapur aja bareng bibik di duduk di sini. " Gumam bik Jum menyemangati Rain yang sedih.

" Makasih yah bik, bibik selalu ada buat Rain jadi Rain gak pernah merasa kesepian dan sendiri. "

" Udah ayo makan, jangan sedih terus abis makan Non Rain belajar biar pinter besok kan sekolah. "

Rain tersenyum dan mengganguk patuh dengan ucapan bik Jum. Mereka makan dengan nikmat duduk di lantai dapur di alasi tikar kecil.

Rain merasa benar benar mendapatkan kasih sayang seorang ibu dari bik Jum meski bik Jum sudah tidak muda lagi tapi bagi Rain dia adalah ibu untuk nya, dari bayi sampai sekarang Rain selalu di urus dengan baik dan penuh kasih sayang oleh bik Jum.

" Suatu saat aku akan bales semua kebaikan bibik, tetap sehat yah bik tunggu Rain besar dan bisa kerja sendiri Rain akan bawa bibik sama Rain kita akan hidup bersama. " Batin gadis itu menatap wanita tua di depannya yang sedang makan.

" Makan yang banyak, jangan ngelamun aja. biar nanti kamu cepat besar.. " Gumam bik Jum dengan suara tawa khasnya.

" Iya bibik juga makan yang banyak, biar kuat menghadapi kehidupan yang keras ini. " Mereka terkekeh pelan sembari menikmati makan malam sederhana mereka.

" Entah sampai kapan bibik bisa nemenin non Rain terus, bibik takut non sendirian di rumah ini dan gak ada yang peduli sama non. "

Rain seketika menghentikan makanan mendengar ucapan sedih bik Sum. Dia juga kadang berpikir seperti itu bagaimana jika bik Sum tidak ada bagaimana dengan dia yang harus sendiri tidak memiliki seorang pun dalam hidup.

Mahendra, dia pasti akan mendukung dan memilih keluarga nya sendiri dari pada Rain yang hanya seorang anak angkat dan entah anak siapa yang dia bawa pulang dan anggap anak.

" Bibik harus sama Rain terus pokoknya, kalau bibik pergi ajak Rain yah bik Rain gak punya siapapun di rumah ini selain Bibik sama papa. "

Bik sum memeluk Rain dengan erat air matanya menetes membayang bagaimana kehidupan gadis itu, mau sampai kapan dia hidup menderita seperti itu terus. Kapan sebuah kebahagiaan menghampiri nya.

1
Musri
sejauh ini bagus cerita nya,smngat thor💪cuman kata2 nya ada beberapa yg salah tapi ok lah🫰
Sayap Sayap Patah: iiiiihhhhh makasih keritik nya kak😊
total 1 replies
Musri
coba mampir mudah2n ceritanya bagus...
Sayap Sayap Patah: ya ampun komen pertama ku, makasih kakkkkkk love 😍😍😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!