Novel ini merupakan karya pertama dari author. Harap dimaklumi jika ada beberapa chapter yang harus di "Revisi"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mas teguh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 4
Meledak!
Meledak!
Pecah!
Pecah!
Tinju Gabriel membentur Void Dragon Devours Stars dengan kekuatan penuh. Dampak dari benturan itu membuat ruang sejauh beberapa tahun cahaya meledak, meninggalkan celah hitam yang menakutkan.
Level Gabriel saat ini berada pada Ranah Star tahap menengah, dengan kekuatannya, hanya dengan pukulannya Gabriel dapat menghancurkan Sistem Tata Surya menjadi puing-puing yang bertebaran di ruang angkasa.
Namun ia terkejut, tinjunya tidak dapat menyentuh tubuh Magical Void Beast ini. Void Dragon Devours Stars menggunakan Barrier Magic untuk menghalangi pukulan penuh dari Gabriel, menciptakan lingkaran sihir biru terang berdiameter sepuluh meter didepannya.
Setelah itu, Gabriel kemudian memilih Mundur beberapa kilometer jauhnya dari binatang masif yang kuat ini untuk menyiapkan serangan yang lebih kuat.
Menarik nafas dalam-dalam Gabriel dengan tenang mengalirkan Energi Mana ke-tangannya. Dengan tekadnya yang kuat, mata yang tajam seperti elang, ia kemudian menciptakan lingkaran sihir berwarna kehijauan berdiameter satu meter.
"Wind Magic: Star-Shattering Fist!"
Melesat dengan cepat Gabriel mengarahkan tinjunya ke arah Barrier Magic yang diciptakan makhluk itu. Tidak hanya membawa kekuatan fisik yang ada pada tinjunya, tetapi juga membawa pusaran destruktif dari sihir angin yang ia ciptakan.
Saat tinjunya menyentuh penghalang, dapat dilihat dengan mata telanjang bahwa Barrier Magic yang di miliki oleh Void Dragon Devours Stars mulai retak.
Retak!
Retak!
Dengan suara yang bisa didengar, sedikit demi sedikit Barrier Magic mulai retak. Kemudian....
Pecah!
Pecah!
Barrier Magic pecah berkeping-keping menjadi bintik-bintik cahaya yang berterbangan, setelah itu bintik-bintik itu menghilangkan menjadi kehampaan.
Tidak berhenti sampai disini, Gabriel kemudian terus melesat maju menuju arah Magical Void Beast itu.
Void Dragon Devours Stars yang melihat dengan tiga kepalanya bahwa Barrier Magic yang ia ciptakan hancur, dan juga Gabriel yang melesat kearahnya dengan kekuatan destruktif, menjadi waspada. Dengan raungan yang memekakkan telinga, kemudian ia mengayunkan cakarnya kearah Gabriel untuk memblokir serangannya.
Ledakan!
Ledakan!
Pecah!
Pecah!
Tinju dan cakar bertemu menciptakan ledakan dahsyat yang menggetarkan jiwa, dimanapun gelombang ledakan menyapu, ruang hampa pecah seperti kaca meninggalkan turbulensi ruang yang menakutkan.
Keduanya mundur lebih dari ribuan kilometer, dihempaskan oleh ledakan yang menakutkan.
Gabriel berhasil men-stabilkan tubuhnya setelah mundur dua ribu kilometer jauhnya, ia terlihat terengah-engah. Melihat armor tangan nya yang hancur dan punggung tangannya yang berdarah, Gabriel merasa seluruh darahnya berdesir, harus diakui bahwa makhluk yang ia lawan saat ini sangat kuat.
Magical Void Beast ini yang hanya berada pada Ranah Star tahap awal, dapat memblokir serangan sihir yang ia ciptakan. Jika seorang Ranah Star tahap awal pada umumnya, bahkan hanya menggunakan tinjunya tanpa teknik sihir, maka dapat dipastikan orang tersebut akan hancur menjadi bubuk.
Namun dengan Magical Void Beast yang bermutasi ini, Gabriel hanya meninggalkan luka pada cakarnya.
Disisi lain, setelah dihempaskan oleh ledakan sejauh ribuan kilometer lVoid Dragon Devours Stars berhasil men-stabilkan tubuhnya. Melihat cakarnya yang berdarah ia kemudian merasa marah, Insting binatangnya mengatakan bahwa makhluk kecil yang tidak sebesar semut dihadapannya itu sangat kuat.
Kemudian dengan raungan yang memekakkan telinga, Void Dragon Devours Stars menuju kearah Gabriel dengan sangat cepat. Membuka ke-tiga mulutnya yang bergigi tajam..
"Dragon's Breath!"
Nafas naga dikeluarkan dari mulut Void Dragon Devours Stars, mengarahkannya kepada Gabriel. Dragon's Breath melesat seperti sinar laser yang yang berdiameter dua kilometer, dimana-pun nafas naga menyapu, ruang hampa pecah meninggalkan robekan ruang yang menakutkan.
Melihat nafas naga semakin dekat ke-arahnya Gabriel kemudian bermanuver menghindari serangan tersebut. Tubuhnya seperti sekelebat bayangan yang menghilang dari tempatnya, setelah itu ia muncul dibawah tubuh Void Dragon Devours Stars, dengan men-sirkulasikan energi Mananya ia mengerahkan tinjunya ke perut binatang itu dengan sekuat tenaga.
"Wind Magic: Star-Shattering Fist!"
Merasakan serangan destruktif dibawah tubuhnya, Void Dragon Devours Stars kemudian menghindari serangan Gabriel dengan sekuat tenaga. Tubuhnya yang berukuran puluhan kilometer menghilang seperti sekelebat bayangan, insting binatangnya mengatakan bahwa jika ia tidak menghindari serangan tersebut kemungkinan tubuhnya yang masif akan terluka cukup parah.
Melihat serangannya yang gagal Gabriel merasa terkejut, Ia tidak menyangka makhluk ini sangat cepat. Bahkan dengan tubuhnya yang sangat besar, Void Dragon Devours Stars dapat berakselerasi dengan sangat mudah. Memikirkan hal ini Gabriel merasa ia harus membunuhnya tidak peduli dengan apapun yang terjadi. Jika makhluk ini dibiarkan hidup, kemungkinan dimasa depan Void Dragon Devours Stars akan mengancam Galaksi Bima Sakti, kemungkinan pada saat itu Galaksi Bima Sakti akan hancur menjadi puing-puing yang bertebaran diluar angkasa.
Dipenuhi dengan Tekad, Gabriel melesat kearah dimana Void Dragon Devours Stars muncul. Memutar tubuhnya ia kemudian mengalirkan energi Mana-nya disekitar kakinya, dengan sekuat tenaga ia mengerahkan tendangan nya kearah binatang itu.
"Wind Magic: Wind Kick of Destruction!"
Void Dragon Devours Stars yang melihat Gabriel melesat ke arahnya dengan teknik sihir tendangan yang menghancurkan, ia kemudian mengayunkan ekornya untuk memblokir serangan. Dimanapun ekornya melintas ruang disekitarnya pecah meninggalkan retak seperti kaca.
Benturan!
Benturan!
Tidak seperti sebelumnya, tidak ada ledakan yang terjadi ketika tendangan dan ekor saling berbenturan. Namun Armor Tempur dikaki Gabriel rusak sangat parah, dikakinya ia merasakan sakit yang tak dapat dibayangkan, seakan-akan kakinya ditimpa oleh benda yang sangat berat. Menggertakkan giginya Gabriel menahan rasa sakit yang luar biasa dengan sekuat tenaga.
Disisi lain Void Dragon Devours Stars merasakan sakit di ekornya, terlebih lagi di ekornya darah berterbangan seperti air mancur yang mengalir dengan deras, kemudian raungan marah memekakkan telinga dapat didengar hingga beberapa tahun cahaya.
Void Dragon Devours Stars membalas serangan Gabriel dengan mengayunkan cakarnya. Gabriel yang melihatnya, mengayunkan tinjunya kembali kearah makhluk itu.
Keduanya bertempur dengan sangat sengit, di manapun mereka berbenturan, gelombang energi Mana menyebar seperti Tsunami yang menghancurkan ruang.
Seperti cahaya yang muncul dan menghilangkan disaat bersamaan, di manapun cahaya benturan menyapu, pertempuran mereka meninggalkan jejak turbulensi ruang yang menakutkan. Darah berceceran mengambang diruang angkasa, yang menandakan pertempuran sengit mereka melukai tubuh masing-masing.
*****
Beberapa tahun cahaya dari medan pertempuran Gabriel dan Void Dragon Devours Stars, para prajurit juga berjuang dengan sengit. Pesawat-pesawat tempur antar bintang melesat dengan cepat, tembakan laser yang berkelap-kelip menghiasi ruang hampa yang kosong.
Setiap gelombang ledakan menyapu, tubuh-tubuh Magical Void Beast dan prajurit-prajurit yang mati mengambang dengan mengenaskan. Tentu saja seperti medan perang pada umumnya, akan ada banyak nyawa yang berjatuhan, tak sedikitpun prajurit yang berguguran.
Banyak pesawat tempur antar bintang meledak dengan hebat, meninggalkan puing-puing di ruang angkasa yang hampa.
Melihat medan perang yang kacau Elly tentu saja merasa sedih, meskipun ini bukan kali pertama ia mengalaminya. Prajurit-prajurit yang gugur pada saat ini merupakan pahlawan bagi Ras Manusia, mereka bahkan rela berkorban untuk menjaga kelangsungan hidup bagi banyak orang.
Namun, meskipun begitu Elly tentu tahu resiko menjadi seorang prajurit, bahkan ia juga tahu bahwa dalam pertempuran ini, jika sesuatu yang tak terduga terjadi ia mungkin akan kehilangan nyawanya.
Apapun bisa terjadi di medan perang yang kacau ini.
Melihat kearah pertempuran Gabriel yang jauh, Elly merasa khawatir. Memejamkan matanya, ia terlihat menggigit bibir bawahnya, setelah itu ia menangkupkan ke-dua tangan nya dengan khusuk.
"Tuan Gabriel, anda harus selamat! Aku disini menunggumu"
Membuka matanya Elly kemudian kembali fokus. Dengan tekad yang kuat, mata yang tajam, ia kemudian menekuk tubuhnya dan melesat kearah Magical Void Beast yang berkerumun.
Mengeluarkan gelombang energi Mana berwarna merah muda dari tubuhnya, Elly menggunakan teknik sihir yang ia ciptakan.
"Mental Magic: Death command!"
Ketika gelombang energi Mana menyapu kearah Magical Void Beast dengan ranah yang lebih rendah, mereka kemudian mati tanpa adanya perlawanan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
(Akan Direvisi)