"Sejak kapan kamu selingkuh sama adikku mas? JAWAB!!!" Bentaknya pada sang suami
"Dua bulan ini." Jawab nya lirih.
Kayla baru saja mengetahui fakta mengejutkan, suaminya selingkuh dengan adiknya sendiri. Orang yang dia tampung di rumahnya, menjadi benalu bagi rumah tangganya.
Anaknya yang baru berumur 4 tahun harus tiada akibat keracunan dan membuat Kayla sangat depresi hingga berakhir dirinya meninggal akibat tertabrak mobil.
Namun siapa sangka, Kayla kembali terbangun 6 bulan sebelum dirinya mengetahui sang suami selingkuh.
"Aku akan mengubah semuanya, masih ada waktu 4 bulan sebelum hal itu terjadi," (- Kayla Meishana Dominique)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tamparan menyakitkan
"Mommy Alvi mau esklim," ujar Arvian saat melihat toko eskrim di perempatan lampu merah.
Kayla melirik, dia melihat toko es krim yang tam jauh dari mereka.
"Baiklah, kita akab beli eskrim." Seru Kayla.
"Yeee!! ayo mommy tancep gasna!" Girang Arvian.
Kayla tersenyum, dia melihat lampu kembali hijau dan memutar balik. Dia menghentikan mobilnya tepat di depan toko es krim.
Kayla memakai kaca mata hitamnya, dia keluar dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk putranya.
"Turun pelan-pelan." Titah nya.
Arvian turun dari mobil, dia berlari masuk ke dalam toko es krim dengan bahagia. Kayla yang melihat itu menggelengkan kepalanya, apa sebahagia itu anaknya hanya karena sebuah es krim?
Kayla mengikuti sang putra, Arvian sudah sampai di kasir dan tengah memilih es krimnya.
"Pilih cup kecil," ucap Kayla.
Mendengar hak itu membuat Arvian mengerucutkan bibirnya.
"Pelit cekali, halgana kan nda mahal. Alvi nda kenyang makan yang kecil," ujar Arvian kesal.
"Kamu mulai banyak mengoceh yah sayang, baiklah untuk hari ini saja tidak lain kali." Gemas Kayla sambil mencubit pelan hidung mancung putranya.
Arvian mengangguk senang, dia meminta es krim rasa vanilla. Sedangkan Kayla hanya mengamati putranya karena dia tak menyukai es krim.
"Kita tunggu di sana, ayo." Ajak Kayla setelah sang putra memesan.
Toko lumayan ramai sehingga mereka harus mengantri lebih dulu, Kayla oun mengajak putranya duduk di meja paling pojok dekat dengan kaca yang mengarah ke luar.
Kayla membuka kaca matanya, dia menaruhnya di dalam tas dan mengambil ponselnya.
Sesaat, Kayla mengecek ponselnya. Banyak sekali notifikasi telfon masuk dari orang tuanya.
"Aku baru ingat, apakah benar Vania anak angkat?" Batin Kayla teringat akan kejadian sebelumnya.
"Pasti anak itu mengadu, jika dia anak angkat kenapa papah lebih sayang dia. Dasar menyebalkan." Gerutu Kayla.
Arvian yang mendengar gerutuan sang mommy pun menjadi bingung, mengapa sang mommy berbicara sendiri?
Tiba-tiba ada seorang pria menghampiri meja mereka, Arvian memandang sinis pria tersebut sedangkan Kayla belum menyadari nya karena sibuk dengan ponselnya.
"Eum permisi ... Kayla bukan?"
Kayla mendongak ketika pria tersebut menyebut namanya, sedetik kemudian dia tersenyum lebar menatap pria itu.
"Bryan! astagaaa ... apa kabar lo?!" Seru Kayla sambil bangkit dari duduknya.
"Hahaha, baik. Masih inget gue ternyata?" Ujar pria yang bernama Bryan itu.
"Masih lah, mantan terindah gue hahaha,"
Bryan pun ikut tertawa, dia mengerti jika Kayla hanya bercanda. Kayla tak pernah punya mantan, bahkan dia menikah karena di jodohkan orang tuanya.
"Bisa aja lo, oh iya ini ... anak lo?" Tanya Bryan.
Kayla mengangguk, dia mengusap kepala sang anak dan beralih menatap Bryan.
"Yah, dia anak pertama gue dan mas Aksa. Doain semoga yang kedua otw," ujar Kayla.
Bryan tersenyum, dia mengamati Arvian yang menatapnya tajam. Apa salah dirinya? mengapa bocah itu seperti sedang memusuhinya.
"Hai tampan, kenalkan nama om Bryan. Boleh kenalan?" Ajak Bryan sambil membungkuk agar mensejajarkan diri dengan bocah itu.
Arvian tak menjawab, dia mengamati Bryan dari atas hingga bawah sampai berulang kali.
"Om pembinol!"
***
Kayla tak tahu lagi harus berkata apa, akibat panggilan Arvian untuk Bryan membuat pengunjung toko tertawa mendengarnya. Apalagi karena suara Arvian yang cukup keras, Kayla benar-benar pusing karena ulah anaknya.
Sambil berjalan memasuki rumah, Kayla mencoba menasehati putranya.
"Lain kali jangan berkata seperti itu, itu tidak sopan sayang," ujar Kayla.
Arvian hanya cuek sambil memakan eskrim nya, Kayla hanya bisa menggelengkan kepalanya saat melihat tanggapan putranya itu.
"Kenapa kau mirip sekali dengan Aksa." Gemas Kayla.
langkah kaki mereka terhenti saat melihat kedua orang paruh baya yang berdiri di ambang pintu sambil menatapnya.
"Papa, mama?"
"Dari mana saja kamu? kami telfon gak di angkat, chat pun gak di balas. Kamu kemana hah?!" Bentak pria paruh baya yang tak lain adalah papa dari Kayla yang bernama Arga Abraham.
Kayla menatap Vania yang berada di belakang sang ayah yang sedang menunduk sambil menangis, sudah Kayla tebak pasti adiknya itu membuat drama.
"Oh, dia ngadu sama papa?" Seringai Kayla.
"KAMU!"
Kayla menunduk sedikit, dia menyuruh putranya untuk ke kamar. Arvian mengangguk patuh karena dia takut dengan kakeknya itu.
"Jangan meninggikan suara di depan Arvian, dia hanya anak kecil yang gak tau apa-apa." Kesal Kayla.
"Sayang, mamah mau nanya sama kamu. Kenapa kamu usir adek kamu? bukankah kamu yang mengajaknya untuk tinggal di sini?" Tanya wanita paruh baya itu yang tak lain mamah dari Kayla yang bernama Rosalina.
Kayla menghela nafas pelan, beruntung Rosa bertanya padanya dengan lembut. Tak seperti Arga yang membentaknya.
"AKu hanya menyuruhnya pulang," ujar Kayla.
Benar, dia hanya menyuruh Vania pulang. Buat apa dia menyimpan benalu di rumahnya? dia tak ingin rumah tangganya hancur dan kehilangan putranya.
"Adikmu tidak akan pulang, dia tetap disini! lagian, dia mengurus keluargamu dengan baik dan tak merepotkanmu. Bahkan dia mengurus putramu dengan baik, kau kan bekerja dan tak bisa mengurus keluargamu!" Sahut Arga.
Kayla menahan dirinya untuk tidak emosi, berapa lama lagi dia harus merasakan seperti ini? Tidak bisakah sang ayah membelanya sedikit saja? Apa salahnya hingga ayahnya sangat membencinya?
"Itu lah masalahnya, aku sudah resign dari kantor. Aku bisa mengurus suamiku dan anakku sendiri, apakah Vania terlalu betah mengurus suami orang?" Ucap Kayla.
"Jaga ucapanmu Kayla!" Bentak Arga.
"APA? APA YANG HARUS KU JAGA PADA BENALU SEPERTI DIA PAPA?!"
PLAK!
"PAH!" Teriak Rosa histeris kala melihat putrinya tertampar.
Wajah Kayla tertoleh ke samping, bahkan Kayla merasakan sudut bibirnya terluka.
"Jaga ucapanmu! dia adikmu Kayla! dan kau meninggikan suaramu di depan aku papamu!" Sentak Arga dengan melotot ke arah putrinya itu.
Kayla menegakkan kembali kepalanya, hatinya sangat teriris perih. Sakit yang ia dapatkan tak sebanding dengan luka di hatinya.
Rosa menutup mulutnya tak percaya, suaminya berani melayangkan pukulan untum putri mereka.
"Adik? Apakah aku harus merelakan suamiku juga untuk adikku pah? dia akan menjadi benalu rumah tanggaku, aku bodoh karena menaruhnya di rumahku. Setiap saat, dia mendekati suamiku, dia berbohong padaku agar bisa berduaan dengan suamiku. Apa itu hal yang wajar yang di lakukan oleh adik ipar?" Sinis Kayla.
"Halah! Vania hanya ingin mengobrol, apa salahnya? kau saja yang terlalu cemburu!" Seru Arga sambil mengibaskan tangannya.
"Awal hanya mengobrol, lama-lama tidur berdua bukannya itu maksud papa?" Skak! perkataan Kayla membuat Vania menatapnya dengan pandangan tak percaya.
Kayla berjalan mendekat ke arah Vania, dia menyeringai saat Vania balik menatapnya dengan pipi yang masih basah karena air mata.
"Kenapa papa selalu membelamu? sebenarnya, aku yang anak kandung atau kamu yang sebenarnya hanya anak angkat?" ucap Kayla sambil beralih menatap Arga dan Rosa yang terlihat sangat terkejut.
Kayla tersenyum sinis melihat keterkejutan orang tuanya. Sedangkan Vania, dia hanya terdiam sambil menatap bergantian Arga dan juga Kayla.
VOTE, KOMEN AND LIKE JANGAN LUPAAA BESTIEEE
🙏👍❤