NovelToon NovelToon
Pesona Ayra Khairunnisa

Pesona Ayra Khairunnisa

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Perjodohan / Cintamanis / CEO / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:51.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Sebutir Debu

Seorang CEO yang tak sengaja mendapatkan amanah dari korban kecelakaan yang ditolongnya, untuk menyerahkan cincin pada calon pengantin wanita.

Namun Ia malah diminta Guru dari kedua mempelai tersebut untuk menikah dengan mempelai wanita, yang ditinggal meninggal Dunia oleh calon mempelai pria. Akankah sang CEO menikah dengan mempelai wanita itu? Akankah sang mempelai wanita setuju Menikah dengan sang CEO?

Dan sebuah masalalu yang mempelai wanita itu miliki selalu mengganggu pikirannya. Kekhawatiran yang ia rasakan selalu menghantui pikirannya. Apakah masalalu yang menghantui pikiran mempelai wanita itu?

Cerita ini hanya khayalan Author, jika ada kesamaan tokoh, kejadian itu hanya kebetulan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sebutir Debu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4. Menerima Lamaran Kyai Rohim

Pak Erlangga pun cukup kagum dengan gadis yang bernama Ayra ini. Walau wajahnya dihiasi make up yang tipis namun. Kecantikan gadis itu mampu mendapat nilai plus buat seorang lelaki terlebih lagi pengusaha seperti pak Erlangga yang sering bertemu klien atau sekretaris kliennya yang cantik-cantik, namun hampir rata-rata mereka cantik karena make up yang cukup tebal bukan kecantikan yang muncul dari dalam diri wanita itu.

Tiba-tiba Bu Lukis meminta sesuatu kepada Bram, wanita yang mengenakan Blouse coklat itu bisa melihat jelas raut wajah putranya yang masih belum bisa menerima Ayra.

"Kamu bilang di hari ulang tahun pernikahan papa dan mama, kamu akan memberikan kado apapun termasuk kamu akan memberikan menantu untuk mama dan papa. Untuk kado mu tahun ini mama mau Ayra menjadi menantu mama Bram. Bukan wanita lain!"

Bu Lukis menekan kata-kata terakhirnya yang ia tujukan kepada Shela. Pak Erlangga yang merasa satu hati dengan istrinya ikut menimpali perkataan sang istri.

"Janji mu kemarin untuk kado anniversary papa dan mama yaitu seorang menantu. Papa rasa kamu tidak akan mengingkari janji mu Bram. Papa juga menginginkan Ayra menjadi menantu Putra sulung papa."

Bram hanya terdiam mendengar perkataan kedua orang tuanya. Bram menarik napas dalam lalu melihat ke arah Ayra yang masih memandang lantai walau wajahnya dapat dilihat jelas oleh Bram.

"Ehm..... Ehm....."

Bram sengaja mengeluarkan suaranya, bertujuan agar Ayra melirik ke arahnya. Kyai Rohim hanya tersenyum melihat tingkah seorang yang memiliki a good publik speaking ini.

Ayra tak bergeming ia masih menatap lantai tanpa terpengaruh suara yang dikeluarkan Bram.

Penasaran akan gadis yang bernama Ayra ini akhirnya Bram bertanya.

"Ayra, nama mu Ayra kan?"

Ayra hanya mengangguk. Masih tanpa menatap yang bertanya pada nya. Kyai Rohim masih tersenyum simpul dan sang istri pun ikut tersenyum karena paham sebenarnya ada ketertarikan dan penasaran dari lelaki yang bernama Bram pada santriwati nya ini namun rasa sombong dan gengsi lelaki itu lebih tinggi jika harus menerima lamaran dari kyai Rohim.

"Apakah kamu tidak ingin melihat wajah calon suami mu?"

Bram Kembali bertanya pada Ayra. Ayra tak bergeming dan masih menatap lantai yang ada didepannya namun terlihat jika Ayra menarik napas dalam.

"Jawab nduk, calon suami mu ingin mendengar alasan mu. Dia belum menerima lamaran Abi. Abi baru saja melamarnya untuk mu beberapa menit lalu namun sepertinya ia masih ragu."

Kyai Rohim kembali menikmati kopinya setelah meminta Ayra menjawab pertanyaan Bram.

Seketika ada rasa hangat di hati Ayra. Ayra adalah salah satu santri terbaik Kyai Rohim. bukan hanya cantik, tetapi Ayra juga cerdas ditambah lagi adab nya kepada orang tua serta guru begitu ia junjung tinggi hingga ia mendapatkan tempat sendiri di hati sang guru.

Ayra selalu patuh pada sang guru. Ayra yang dari kecil hidup di pondok pesantren selalu manut jika itu sudah kyai atau istri kyai nya yang memerintahkan. Sama halnya dengan perihal jodoh pun Ayra hanya manut karena ia yakin seorang guru tahu kualitas muridnya dan pasti tahu kekurangan dan kelebihan dari muridnya maka sang guru pun akan paham pendamping yang pantas untuk dirinya.

"Seperti saat saya menerima lamaran dari Kang Amir tanpa saya melihat wajahnya, saya hanya melihat foto nya. Maka hari ini pun saya menyerahkan semua kepada Abi. Jika Abi merasa lelaki yang dipilihkan untuk saya baik buat saya maka saya akan menerima nya. Saya akan patuh dan taat akan titah Abi. Saya akan memandang wajah anda ketika anda telah halal untuk saya pandangi"

"Subhanallah...."

Suara Burhan terdengar mengucapkan kalimat tasbih dengan pelan namun dapat terdengar yang berada di ruangan itu.

Burhan makin membenamkan wajahnya ke arah dadanya ketika tersadar bahwa ia baru saja dilirik oleh kyai Rohim dan Bu nyai Laila.

Ayra masih menatap kebawah seolah ada sesuatu yang menarik di lantai yang ia tatap itu dibanding wajah tampan Bram.

Bram mendengar jawaban itu merasa kesal karena ini kali pertama ada wanita yang mengacuhkannya.

"Lalu bagaimana jika suami mu tidak tampan? apakah kamu tidak akan menyesal!?"

Nada bicara Bram terdengar sedikit membentak. Membuat Ayra yang mendengarnya memejamkan kedua matanya. karena kaget lalu kembali membukanya.

Ayra melirik ke arah kyai Rohim.

"Jawablah setiap pertanyaan calon suami mu nduk."

Ayra menarik napas dalam terlihat dari pundaknya yang bergerak ketika ia menarik napas nya. Tatapan nya tak berpindah dari lantai yang ada di bawahnya.

"Bagi saya, standart ketampanan bukan menjadi patokan dalam berumah tangga. Seagama dan seiman adalah hal yang penting bagi saya, serta keridhoan guru atau orang tua adalah salah satu kunci yang saya harapkan. Insyaallah akan terpancar keberkahan dalam perjalanan rumahtangga yang penuh keridhaan dari kedua orang tua dan guru yang telah mengajari kita banyak hal."

Ayra masih menunduk dan menghembuskan nafasnya ketika mengakhiri kalimatnya.

"Lantas jika suami mu tidak tampan kamu tidak keberatan? atau suami mu punya banyak kekurangan kamu tidak masalah? Karena kita berkenalan begitu singkat aku khawatir kamu akan menyesal menikah dengan ku nanti karena kekurangan ku."

Bram menatap Ayra penuh rasa penasaran akan jawaban apa yang gadis itu berikan. Ia berharap kali ini gadis itu meliriknya atau bahkan menatapnya. Gadis yang ia anggap gadis yang bodoh karena terlihat dari tingkah nya yang hanya menunduk sedari tadi. Namun jawaban nya menunjukkan bahwa gadis ini memiliki kecerdasan.

Ayra kembali menjawab pertanyaan Bram tanpa mengangkat pandangan nya dari arah lantai yang ada di bawahnya.

"Berumahtangga itu adalah kolaborasi untuk menunaikan tanggungjawab dalam bingkai ibadah. Apabila suami istri paham akan hak dan kewajiban nya masing-masing maka sebuah kekurangan tak akan menjadi hal besar, dan kelebihan bukan menjadi sesuatu yang selalu diandalkan."

"Apakah kamu akan patuh dan taat pada ku sama patuhnya seperti kamu patuh pada kyai Rohim?"

Suara Bram terdengar jengkel karena Ayra masih tak melihat ke arahnya yang dari tadi bertanya padanya.

"Bukan tentang patuh dan taat pada suami tetapi lebih ke siapa yang menyuruh seorang istri harus taat pada suami. Maka saya insyaallah akan berusaha sebagai istri untuk taat pada suami saya dan apa yang diinginkan suami saya sesuai dengan syariat Allah."

Bram terdiam mendengar jawaban dari Ayra. Kyai Rohim dan istri tersenyum lega mendengar jawaban dari Ayra. Pak Erlangga dan buk Lukis pun makin kagum dengan Ayra. Dan kembali Bu Lukis menekan Bram untuk menerima lamaran kyai Rohim.

"Lalu bagaimana menurut kamu Ay jika ada orang sudah berjanji?"

Buk lukis seolah ingin kembali membuat putra nya terpojok karena jawaban-jawaban menohok sang calon menantu idaman.

"Jawab Nduk."

Kembali Kyai Rohim seolah mengerti jika Ayra tidak berani berbicara jika tanpa persetujuan dari sang kyai.

"Dalam Hadist Riwayat Bukhari Muslim Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda Tanda orang munafik itu ada tiga: jika berbicara dusta, jika berjanji dia ingkar, dan jika dipercaya (diberi amanat) dia berkhianat. Me-."

"Maksudnya?"

Pak Erlangga terlihat mengerutkan alis nya hingga terlihat lipatan di dahinya. Tanpa sadar pak Erlangga memotong kalimat Ayra yang belum selesai.

"Menurut saya, Seorang Muslim jika menyampaikan suatu janji atau mengikat diri dengan suatu kesepakatan harus menepatinya dengan baik dan melaksanakannya dengan kesadaran dan keinsafan. Salah satu dari tanda kuatnya iman seorang Muslim adalah menepati janji-janji yang telah diucapkannya dan tidak berusaha mengingkari janji atau menariknya kembali."

Bu Lukis tersenyum lebar mendengar jawaban Ayra. Bu Lukis dan pak Erlangga menatap putranya dengan senyum yang terukir tanda sebuah kemenangan atas apa yang mereka inginkan. Karena mereka hapal betul anak lelaki mereka yang lulus cumlaude dari salah satu universitas terbaik di Amerika ini tidak ingin citra dirinya dipandang buruk orang lain apalagi setelah ia menjabat menjadi CEO di salah satu perusahaan yang ada di Yogyakarta.

Bram melihat kedua orang tuanya dan kembali menenangkan hati nya yang bingung. Situasinya makin memojokkan ia untuk menerima lamaran kyai Rohim. Ia menatap Ayra lekat dan bermonolog dalam hatinya.

"Setidaknya, dia gadis yang tidak akan menyusahkan ku dengan rengekan seperti wanita-wanita yang mengejar ku.Dan yang paling penting dia sepertinya mudah diatur karena dia begitu patuh pada kyai itu dan ia pun juga mengatakan akan patuh pada ku. Baik kita akan memulai permainan ini, setidaknya aku bisa melupakan Shela dengan menikahi Santriwati ini. Karena Shela pasti akan mengejar ku setelah ini. Belum lagi gosip yang beredar jika aku menyukai sesama lelaki harus segera dibereskan setidaknya satu dayung dua tiga pulau terlampaui."

"Baiklah, saya adalah lelaki yang memegang teguh janji apalagi kepada orang tua saya. Saya menerima lamaran anda Pak Kyai. Ingat bukan saya yang melamar anda Nona Ayra. Tetapi saya yang dilamar untuk anda!"

Suara Bram terdengar cukup tegas dan jelas serta angkuh.

Ayra masih tak bergeming namun di dalam hatinya ia bermunajat kepada sang pencipta rasa segala rasa yang ada dihati manusia termasuk rasa cinta dan rasa gundah pada setiap insan di dunia ini. Ayra memejamkan matanya ketika Kyai Rohim melafazkan hamdalah mendengar jawaban dari Bram.

"Bismillahirrahmanirrahim. Ya Allâh sesungguhnya saya adalah hamba–Mu, anak hamba–Mu (Adam) dan anak hamba perempuan–Mu hawa, ubun ubunku berada di tangan–Mu, hukum–Mu berlaku terhadap diriku dan ketetapan–Mu adil pada diriku.

Aku mohon kepada-Mu dengan segala nama yang menjadi milik-Mu, yang engkau namai diri-Mu dengannya atau yang engkau turunkan dalam kitab-Mu atau yang engkau ajarkan kepada seseorang dari makhluk-Mu atau yang engkau rahasiakan dalam ilmu gaib yang ada di sisi-Mu,

Maka aku mohon dengan itu agar engkau jadikan al-Quran sebagai penyejuk hatiku, cahaya bagi dadaku, dan pelipur rasa sedihku serta penghilang bagi kesusahan dan kegundahanku.”

.

"

1
Mamahnya Rizka
wah ceritanya bnyk ilmu nih yg bisa di ambil
Fitri Futihah Al Karim
suka ni kalimat semoga para suami yg sdh lelah bekerja masih mau jdi tempat keluh kesah istri
Zulmadewi Wiwiek
Luar biasa
Ita Xiaomi
Ceritanya keren banget. Banyak nasihat dan pembelajarannya. Kesabaran, kesetiaan, perjuangan utk hijrah. Semangat berkarya kk. Berkah&Sukses selalu.
Faris Fahmi
suci itu jika disiram pake air yg mengalir😔😔
Faris Fahmi
ini otor nya orang Jawa timur bukan Thor?
soalnya saya banyak kenal orang dari berbagai daerah meskipun pernah mondok, tp tidak sedetail itu tau tentang najis
Ima Yusnia
balik lagi 2025 tor
Nabila Al Adibah
Luar biasa
Yora Fitriani86
Masya Allah Thor/Heart/
Yora Fitriani86
aamiin
Yora Fitriani86
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Siti Najiah
2025 hadiiir
mau komen keseeell.. ternyata udah ada yg mewakili😆
Al-Vunny Venny
eh ya ampun
Yus Warkop
terima lasih author belajar dari bu ayra caranya bagaimna menjadi seorang anak, istri dan ibu meskipun sudah terlanjur tapi tak ada kata terlsmbat dengan baca novel ini walaupun tertatih tatih aku belajar dari kesalahan dan hijrah, bersabar mengolah rasa meskipun belum bisa seperti yg sebenarnya
Yus Warkop
masih ada lanjutannnya,
Yus Warkop
aku baca novel ini pertama kali waktu abis corrona kalo gak salah sekarang mamfir lagi rindu , perempuan sholehah aku lagi belajar sabar
indah
Maa shaa Allaah Author keren banget 💖
indah
Maa shaa Allaah Keren 👏👏👏
indah
ya iya lah bang😥😥
Dulkarim Muda
/Tongue//Tongue/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!