NovelToon NovelToon
My Ustadz My Husband

My Ustadz My Husband

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Contest / Sudah Terbit / Perjodohan / Poligami / Patahhati
Popularitas:21.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: SkySal

(DALAM TAHAP REVISI!)

Di pertemuan pertamanya dengan Ustadz pembimbingnya yang bernama Bilal, putra kiai Khalil pemilik pondok pesantren Al Hikmah di Jakarta. Asma Azzahra hanyalah gadis remaja yg manja, ceria dan ke kenak kanakan sekalipun ia adalah putri dari seorang kiai pemilik yayasan Ar Rahman di desa nya. Asma menjadi dekat dengan Ustadz yg membantunya menyelesaikan ujian kelulusannya itu.
Dan beberapa hari setelahnya, Sang Ustadz memperkenalkan istri nya yang bernama Khadijah, wanita dewasa yg anggun. Asma menyambut perkenalan itu dengan senang hati.
Namun di hari berikutnya, sebuah kenyataan yg tak pernah ia bayangkan menghantam nya, saat sang Ayah mengatakan Bilal adalah suaminya dan Khadijah adalah madunya.

Ig @Skysal
Fb SkySal Alfaarr

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SkySal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 30

"Zahra... apa yg kamu lakukan disana?" teriak Bilal yg baru saja pulang dari kantor nya dan mendapati Asma di halaman rumah nya sedang menggali tanah, ia pun menghampiri nya.

"Ikan ku mati" jawab Asma sedih.

"Hah?"

"Iya, Pak. Ikan nya mati dua ekor" sambung Bi Mina yg juga menemani Asma mengubur ikannya. sementara Khadijah hanya bisa menatap kelakuan konyol madu kecil nya itu.

"Tadi aku fikir kalau di goreng mungkin enak Mas. tapi Asma bilang kasian, jadi dia mengubur nya" Bilal tertawa mendengar ucapan Khadijah itu.

"Lagian kenapa ikannya bisa mati sih?" tanya nya lagi.

"Karena ajal nya sudah sampai " Bilal kembali tertawa mendengar jawaban Asma.

"Iya, Sayang. Maksud ku bagaimana ikannya bisa mati? Tadi ku lihat ikan nya masih sehat"

"Ya mana aku tahu, emang nya aku dokter ikan" jawab Asma yg kembali membuat Bilal tertawa geli, bahkan Khadijah dan Bi Mina pun tak bisa menahan tawa nya dengan jawaban jawaban Asma yg menggelitik tapi masuk akal.

Setelah mengubur ikannya, Asma pun masuk kedalam rumah dengan tangan dan sandalnya yg penuh tanah, Bi Mina yg sudah membersihkan rumah meringis melihat lantai nya yg sudah bersih mengkilat kini ternoda lagi. Ternyata benar kata Tuan nya, Asma akan sedikit merepotkan.

"Oh ya, Bi. Besok saat fajar, liatin kuburan ikan Zahra ya! Siapa tahu tumbuh pohon emas" ucap Bilal kembali membuat Khadijah dan Bi Mina terkikik "Kayak di film itu, apa judul film nya?"

"Pohon ajaib berdaun emas" teriak Asma dari dalam rumah yg mendengar ucapan Bilal.

.

.

.

"Kenapa murung?" tanya Bilal yg melihat Asma menekuk wajahnya sejak tadi.

"Ikan ku tinggal tuju, padahal akuriumnya besar, kalau ada lebih banyak ikan lagi pasti lebih bagus"

"Besok aku belikan lagi, sudah jangan tekuk terus wajah mu itu, nanti cepat tua" Asma memutar bola jengah dengan penuturan Bilal. Bilal segera naik ke atas ranjang dan menyandarkan punggung nya di kepala ranjang, ia memperhatikan Asma yg sedang mengepang rambutnya "sini aku bantu" ucap Bilal.

"Emang kamu bisa mengepang rambut?"

"Enggak sih" jawab Bilal yg membuat Asma mendelik. Setelah mengepang rambutnya, Asma pun berjalan hendak tidur di sisi ranjang yg lain, namun Bilal malah menarik tangannya hingga Asma terjatuh dalam pelukan Bilal, sontak Asma memberontak sekuat tenaga.

Pelan tapi pasti Bilal benar benar akan mengikis jarak di antara mereka, dan memikirkan itu, entah kenapa Asma menjadi takut.

"Zahra..." Bilal mencoba menenangkan Asma yg masih mencoba melepaskan diri, dan tak segan Asma memukul dada Bilal dengan keras.

"Lepasin aku, aku mau tidur, aku ngantuk "

"Ya tidur di pelukan ku aja"

"Enggak mau"

"Kenapa?"

"Ya pokok nya engga mau, cepatan lepasin aku!"

"Oke oke, diam dulu,jangan gerak, oke? Kalau masih mencoba memberontak aku engga akan lepasin sampek besok"

"Ancam aja terus" balas Asma namun ia Benar benar tak lagi memberontak, setelah melepaskan Asma, Bilal menggeser tubuh nya ke tengah ranjang. Asma pun berbaring di samping nya dan tidur miring sembari memeluk boneka kesayangan nya, dan ia di kejutkan saat merasakan tangan Bilal memeluknya dari belakang, saat ia protes Bilal malah semakin mengeratkan pelukannya.

"Aku engga mau di peluk kamu "

"Tapi aku mau meluk kamu"

"Uffff" gerutu Asma yg sudah tak tahu lagi harus melawan Bilal dengan cara apa, memberontak sekuat tenaga pun takkan ada hasil nya, hingga ia menyerah. Dalam pelukan Bilal, ia terus bergerak gelisah dan tak nyaman, ia merasa berada di ruang yg terbatas. Bahkan, ia merasa kesulitan bernafas, bukan karena Bilal memeluknya terlalu erat, tapi hatinya yg berdebar tak karuan, ia gugup dan juga takut. Bahkan jantungnya berdetak kencang, Asma hanya berharap Bilal tidak mendengar detak jantung nya yg seperti drum yg di tabuh.

Beda hal nya dengan Bilal yg tersenyum senang. Bilal sadar Asma tidak akan pernah datang mendekat pada Bilal dan menghapus jarak yg ada, karena itu lah, Bilal yg akan datang mendekat pada Asma dan menghapus jarak di antara mereka. Dia tak bermaksud memaksakan kehendak nya pada Asma, tapi hanya ini cara nya agar hubungan mereka semakin dekat hingga mencapai hubungan suami istri yg sempurna. Bilal akan bersabar menunggu waktu dimana Asma benar benar akan menerima nya sebagai suami, dan menyerahkan dirinya sebagai istri,

kemudian mengarungi rumah tangga yg harmonis.

Untuk saat ini, dia akan menikmati rasanya pacaran bersama Zahra nya.

.

.

.

"Siapa yg datang pagi pagi, Bi?" tanya Khadijah yg melihat Bi Mina sudah membuka pintu karena terdengar suara bel, ia pun pergi ke depan dan melihat siapa yg datang.

"Ini Bu, katanya orang bawakan ikan pesanan bapak"

"pesanan ikan? Ikan apa?" tanya Khadijah lagi.

"Ikan hias, Nyonya. Tadi malam Tuan Bilal meminta saya mencarikan ikan hias dan di suruh segera mengantarnya kesini"

"Oh begitu... masuk aja Pak, langsung letakkan di akuarium nya ya, sebentar lagi Mas Bilal turun" orang itu pun masuk dengan membawa ikan pesanan Bilal, tak lama kemudian Bilal pun turun.

"Tuan, ikan pesanan nya sudah ada, saya hanya bisa dapatkan 20 ekor, dan ini sudah yg paling besar dan paling cantik warna nya"

"Syukurlah, langsung saja masukan ke sana,Pak"

"20 ekor? Banyak amat beli nya, Mas"

"Enggak apa apa, Zahra pasti senang"

"Sebenarnya Tuan Bilal memasan 50 ekor, tapi semuanya sudah pesanan orang dan di ambil pagi ini juga. Bahkan ini pun pesanan orang yg belum di ambil tapi Tuan bersedia membayar 3 kali lipat"

Khadijah tersenyum dan sedikit tercengang melihat perjuangan Bilal menyenangkan Asma.

"Zahra..." panggil Bilal setelah semua ikannya di masukkan ke dalam akuarium. Asma yg mendengar panggilan Bilal pun segera turun.

"Ada apa?" tanya nya, kemudian pandangan nya tertuju pada akuarium nya yg sudah terisi dengan lebih banyak ikan. dengan raut wajah yg sangat gembira Asma berlari menghampiri akuarium nya dan melihat ikan ikannya.

"Wow, ini benar benar cantik" seru nya mengagumi keindahan ikan itu.

"Ini sekalian sama pakan ikan nya, kasih makan itu sedikit sedikit ya, Dek. Kalau terlalu banyak, ikan nya bisa kekenyangan dan cepat mati"

mendengar itu, Khadijah dan Bi Mina saling pandang, kemudian mereka berdua beralih memandang Asma. Sementara Asma hanya cengengesan sambil menggaruk tengkuk nya membuat Bilal menatap mereka curiga.

"adaT apa?" tanya nya.

"Jadi, Mas. Kemaren Asma ngasih makan ikannya banyak banget. Bi Mina sudah bilang jangan banyak banyak, tapi Asma ngeyel, katanya biar cepat tumbuh besar"

"Apa itu benar, Zahra?"

"Y a... Aku engga tahu ikan bisa mati kekenyangan"

"Ya sudah, tapi lain kali jangan begitu lagi. Kasian kan ikan nya mati muda" Asma cepat cepat mengangguk mengerti.

.

.

.

"Aku mau ke sekolah hari ini, mau tes. Aku sudah belajar" ucap Asma sembari menambahkan lauk ke piring nya. Sementara Khadijah tampak sudah menyelesaikan sarapannya.

"Aku lupa memberitahu mu, Zahra. Kamu engga perlu tes"

"Kenapa?" tanya Asma heran.

"Aku sudah lihat mata pelajaran kelas dua dan tiga, aku juga sudah tahu kemampuan mu, jadi aku mendaftarkan kamu masuk kelas tiga"

"Sudah di daftarkan?" Asma terlihat kesal setelah mendengar penjelasan Bilal

"Iya, tapi kenapa kamu terlihat kesal?"

Tiba tiba Asma meletakkan sendok dan garpu nya dengan kasar hingga menimbulkan suara dentingan yg cukup nyaring. Tentu membuat Bilal terkejut begitu juga dengan Khadijah.

"Kenapa engga ngomong dulu sama aku?"

"Aku lupa, Sayang. Maaf ya"

"Kamu... kamu selalu seperti itu" mata Asma tiba tiba berkaca kaca dan ia tampak menahan kemarahan nya "Apa engga bisa apa apa tanya dulu sama aku, bukannya ngambil keputusan sesuka nya" Asma langsung berlari ke kamarnya tanpa peduli Bilal yg memanggilnya.

"Mas, beneran kamu sudah masukin dia di kelas tiga?"

"Iya, tapi apa masalah nya, Khadijah? Kenapa dia marah?"

"Ya Allah, Mas. Ya dia pasti merasa engga di hargai, dia sudah belajar keras untuk mengikuti tes masuk. Dia pasti pengen masuk dengan usahanya sendiri "

"Mengikut tes juga aku yakin dia akan di terima di kelas tiga, Khadijah. Aku tahu kemampuan nya"

"Ini bukan masalah mampu apa engga, Mas. Tapi masalah dia merasa di hargai apa engga. Mas, kehidupan yg sekarang dia jalani juga bukan keputusan nya, dan aku baru menyadari bahwa aku melakukan kesalahan itu, ini tentang apa yg akan Asma jalani. Akan lebih baik jika di bicarakan dengan nya"

"Baiklah, aku akan bicara dulu dengan nya"

Bilal mendatangi Asma ke kamarnya, tampak sekali kemarahan di wajah mungil istri nya itu. Bilal tidak merasa itu masalah yg besar, iya tak habis fikir Asma akan semarah itu hanya karena hal kecil.

"Zahra, sudah jangan marah lagi ya, kalau kamu masih mau mengikuti tes, ya sudah, besok kamu akan tes"

"Emang susah ya kasih tahu aku dulu sebelum mengambil keputusan?"

"Zahra, kenapa kamu se marah itu sih cuma karena hal kecil. Kalau kamu memang masih mau ikut tes, ya sudah. Besok kamu tes, oke? Jangan di perbesar masalah nya" Asma tertawa sinis mendengar ucapan Bilal.

"Hal kecil ya" ucap nya sinis "Ya kamu benar, kenapa aku harus marah karena hal kecil? Ini hanya masalah kelas, bahkan hal yg lebih besar juga sebelum nya di putuskan tanpa sepengetahuan ku"

"Sayang, bukan itu maksud ku"

"Tapi itu kenyataan nya, aku harus selalu menuruti kemauan mu, menyetujui keputusan mu, aku tidak merasa aku ini istri mu, tapi boneka mu"

"Zahra, jangan bicara seperti itu, Sayang. Aku sama sekali tidak bermaksud memaksakan kehendak ku"

"Tapi kamu memang melakukan nya" Asma berkata dan seketika ia langsung menangis, ia sendiri tak mengerti kenapa dirinya menjadi sensitif dan pemarah. Tapi apa yg sudah Bilal lakukan membuat nya kesal. Bilal benar itu hal kecil, tapi hal kecil itu kembali mengingatkan Asma pada hal besar sebelum nya yg membuat dirinya berakhir di sini.

"Zahra..." Bilal mencoba menyentuh pundak Asma, namun Asma menepis nya dengan kasar. Bilal hanya bisa menghela nafas dan menyesali perbuatannya.

"Sayang... aku sama sekali tidak bermaksud mengambil keputusan sesuka hati ku, baik lah, aku melakukan kesalahan. Aku minta maaf ya"

"Bahkan pernikahan ini juga kesalahan " sambung Asma cepat.

"Tidak, Zahra. Ini bukanlah sebuah kesalahan. Aku tahu cara ku salah, dan aku minta maaf"

"Tidak, ini bukan salah mu, tapi salah ku. kamua memberikan kesempatan untuk ku memutuskan tentang hubungan ini, dan aku mengambil keputusan yg salah. Seharusnya aku tidak menerima pernikahan ini, seharusnya aku tidak ikut bersama mu. Kamu tidak bisa menghargai ku, kamu hanya menganggap ku boneka mu."

Bilal merasa hancur mendengarkan kata kata Asma. Ia merasa tersakiti, ia merasa tercabik cabik dan membuat nya tak berdaya. Bilal menatap Asma dengan tatapan penuh luka.

Asma melemparkan diri nya ke tengah ranjang dan ia menangis meringkuk disana, ia menutup kepala nya dengan bantal dan melepaskan tangis nya.

Seandainya Bilal berbicara dulu dengan nya, Asma tidak masalah dia masuk kelas berapa, tapi Bilal yg meminta nya mengikuti tes, meminta nya belajar, dan sekarang dia bilang tidak perlu ikut tes karena Bilal sudah memutuskan dia akan masuk kelas berapa, apa dia bisa seenak nya begitu pada Asma?

Asma tersentak saat merasakan sentuhan di kaki nya, ia langsung duduk dan melihat Bilal yg menangis dan menyentuh kaki nya. Asma tercengang dan seketika menghentikan tangis nya sendiri, air mata Bilal jatuh tepat di kaki nya, membuat Asma semakin tercengang. Bilal mengecup punggung kaki Asma dan membiarkan air mata nya mengalir bebas membawa rasa sakit di hati nya hingga membasahi punggung kaki Asma.

Asma hanya bisa membuka mulut tanpa tahu harus berkata apa. Lama keduanya terdiam dan mencerna apa yg baru saja terjadi.

"Aku...." Bilal berkata dengan suara bergetar "Aku benar benar menyakiti mu, maafkan aku, Zahra. Aku tidak pernah bermaksud menyakiti mu, tapi aku selalu menyakiti mu, ku mohon maaf kan aku,maafkan ke egoisan ku" Asma menarik kaki nya hingga lepas dari tangan Bilal dan ia memegang pundak Bilal dengan tangan mungilnya, ia membawa Bilal duduk di berhadapan dengan nya.

Bilal langsung memeluk tubuh kecil Asma, ia kaitkan dagu nya di bahu Asma. Sementara Asma hanya diam dan tak tahu harus berbuat apa. Bahkan Bilal masih menangis, Asma bisa merasakan tetesan air mata Bilal di bahu nya.

"Maaf, Zahra. Maaf karena cinta ku begitu menyakiti mu. Maaf... Maaf karena...karena selalu membuat mu bersedih "

Asma mendengar isakan Bilal yg coba di tahannya, hati kecil Asma menjadi tersentuh, ia tak tega. Asma bahkan tidak pernah melihat Adil menangis atau Abi nya. Asma tidak tahu seorah pria dewasa seperti Bilal bisa begitu terluka hingga menangis, ia bahkan merasa kan punggung Bilal yg bergetar.

Asma mengangkat tangannya kemudian ia menepuk nepuk punggung Bilal dengan perlahan.

"sshh sshh sshh sshh sshh " ia bersuara layaknya menenangkan anak kecil sambil terus menepuk punggung Bilal. Bilal yg mendapatkan perlakuan seperti itu mengernyit bingung, ia menghapus air mata yg membasahi pipi nya dan kemudian melepaskan pelukannya dari Asma.

"Apa yg kamu lakukan?" tanya nya dengan suara rendah pada Asma sembari menatap mata Asma yg juga sembab.

"Menenangkan mu" jawab Asma dengan polos nya. Kemudian jari jari kecil Asma menghapus sisa air mata di sudut mata Bilal dengan sangat lembut "Sudah, jangan menangis lagi ya" ucapnya seolah membujuk anak anak. Sudut bibir Bilal tertarik membentuk senyum simpul dan ia pun kembali memeluk Asma.

"Ayo, lakukan lagi" ucap nya sembari mengaitkan dagunya lagi di bahu Asma.

"Apa?" tanya Asma

"Menenangkan ku" Bilal berbisik pelan. Dan sekali lagi, dengan polos nya Asma menuruti permintaan Bilal. Ia mulai menepuk nepuk pelan punggung Bilal, ia lakukan itu karena teringat Ummi nya,. Sejak kecil, jika Asma menangis, maka Ummi nya akan memeluk nya, menepuk punggung nya atau mengusap kepala nya hingga Asma tenang dan kadang tertidur di pelukan sang ibu. Asma hanya berharap Bilal juga merasa tenang sekarang.

"Sshh sshh sshh sshh sshh"

Bilal tak bisa menahan senyum mendapatkan perlakuan seperti itu dari Asma. Hati nya bertanya tanya, apakah dia Zahra nya yg beberapa menit yg lalu ber api api dan bahkan mengatakan hal yg sangat menyakitkan?

Dan sekarang, ia menjadi begitu lembut dan manis, seolah kemarahan nya tak pernah ada.

Bilal teringat ucapan Lita. Lita mengatakan Asma memang ke kanak kanakan tapi ia memiliki hati yg lembut dan mudah tersentuh, dan Bilal merasakan kelembutan hati Asma sekarang.

▪️▪️▪️

Tbc....

1
Ida Sriwidodo
Setelah baca ber bab2 akhirnya tergelitik juga pen' komen disini..

Bilal mungkin benar, Khadijah ngga sengaja mengabaikan wa dan telp Asma.. tapi akibatnya fatal!
2 nyawa melayang!
Dan bagaimana klo andainya.. jiwa Asma juga tidak tertolong karena pendarahan hebat?
Apakah Bilql masih bisa percaya dan memaklumi Khadijah?

Dan gimana.. klo posisisnya dibalik?
Asma di posisi Khadijah dan Sebaliknya.. apakah Bilal masih berpikir sama?

Dan 'perbuatan tidak sengaja' Khadijah ini di perparah dengan sikap pengecutnya!
Demi supaya Bilal ngga tau.. wa dan history call Asma di hp Bilal di hapus!
Ngga sengaja okee.. tapi menghilangkan jejak? 😱😱🤔🤔
Berarti sudah ada unsur kesengajaan kan.. supaya Bilal ngga tau klo istri tersayangnya dalang kemalangan Asma! 🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️
Laila Atstanie
novel poligami paling sukses menurut ku bagus untuk dibaca tpi gak sanggup untuk ditiru
Alejandra
Jadi pada akhirnya, saling mengikhlaskan, saling memuji, menghilangkan amarah dan cemburu...
Alejandra
Kadang bingung dengan sikap Bilal, sebenarnya siapa yang dia cintai...
Alejandra
Pertanyaan Bilal seolah" memojokkan Asma. Waktu dia membohongi Bilal ketika dia dirawat di rumah sakit, bukankah itu secara sengaja, dia tidak menginginkan Bilal menghabiskan waktu bersama Asma...
Alejandra
Tulus yang diiringi dengan sifat egois, iri hati, dan serakah...😏😏😏
Alejandra
Bukankah dia memang sengaja mengabaikan pesan Asma. Dia sudah tahu kondisi Asma sebelumnya, seharusnya pas ada pesan Asma, dia langsung mencari Bilal, tapi yang ada dia lebih memilih bersama teman"nya...
Alejandra
Ingat pengorbanan Asma lebih besar darimu, kamu hanya mengorbankan perasaan, sementara Asma mengorbankan masa remajanya, mungkin juga masa depannya, perasaannya, bahkan hal kecilpun dia korbankan. Tapi sekali lagi, hanya pengorbanan Khadijah yang terlihat...
Alejandra
Masih tetap Khadijah yang diutamakan, dan Khadijah masih belum cukup dengan semua pengorbanan Asma. Hanya Khadijah yang melakukan pengorbanan besar, sementara Asma tidak melakukan apapun, perempuan ini benar" egois...
Alejandra
Kenapa Khadijah yang mengatakan kepada Ummi, kesannya disini Asma yang egois jadinya. Sementara Asma tidak pernah mengatakan apa yang terjadi dalam hidupnya, kenapa tidak membiarkan Bilal yang berbicara pada Umminya. Disini masih terlihat sifat egois Khadijah...
Alejandra
Memang itulah kenyataannya...
Alejandra
Masih tetap nggak sadar" nich orang...
Alejandra
Bukankah itu kenyataannya Mbak, Asma tidak pernah main belakang. Kalau dia marah maka dia memperlihatkannya secara langsung, bukan seperti Mbak-nya yang mempunyai banyak topeng...
Alejandra
Dini bukan Mila...
Alejandra
Tidak akan ada yang berubah meskipun tinggal terpisah, masalahnya tetap dihati yang tidak ikhlas. Sekalipun terpisah, akan tetap menyimpan cemburu karena terus"an memikirkan yang tidak" saat suaminya bersama dengan madunya...
Alejandra
Cih, gayamu Mbak, padahal pengen joget saking senangnya...
Alejandra
Astaghfirullah...
Alejandra
Jadi maksudnya Mbak Khadijah yang menempati rumah baru, sementara Asma menempati rumah lama. Benar" egois wanita satu ini, katanya perempuan dewasa,Sholehah, baik, yang rela melakukan pengorbanan besar untuk suaminya, ternyata oh ternyata kelakuannya lebih buruk dari Asma yang masih remaja...
Wahyu Ganteng: Afwan 🙏 ukhty tidak ada yang lebih baik selain dari bacaan Al Quran dan hadits sahih 😊
total 1 replies
Alejandra
Bagaimana dengan Zahra yang kehilangan suaminya lebih dari 2 Minggu, emang dasar munafik nich Mbaknya...
Alejandra
Tetap saja egois, bahkan memanfaatkan sakitnya agar Bilal tidak bisa bersama Asma. Makanya Mbak jangan sok ikhlas dipoligami...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!