HOT MOTHER & MR.BILLIONAIRE

Setibanya di kediaman Dante yang mewah dan besar itu, tiada hentinya membuat Alka begitu takjub.

Apakah benar Dante sang Billionaire adalah suaminya? Satu hal yang mengganjal di dalam hatinya, mengapa tuan muda bersedia menikahinya? Jika berbicara soal sx, bukankah Dante bisa mendapatkan yang lebih dari nya? Wanita mana yang tak bisa memuaskannya?

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Dante seraya menggendong El yang tertidur.

"Tidak ada, biarkan aku yang menggendong El," imbuh Alka namun mendapatkan penolakan dari sang suami.

"Bawakan saja tasnya, hemat tenaga mu untuk nanti malam."

Alka meringis ngilu setiap kali di ingatkan mengenai hal intim seperti itu.

"Tidak bisakah sehari saja kita tidak melakukannya?" keluh Alka dengan lirih, terdengar seperti gumaman di kedua telinga Dante.

Dante yang sudah sudah melangkah masuk setelah pintu di buka oleh dua penjaga, pun, harus menghentikan langkahnya. Dia menoleh ke belakang, "Kau mengatakan sesuatu?"

"Eh, hehehe... ti - tidak ada suamiku," Alka mulai salah tingkah di buatnya.

"Siapkan makan siang, apapun, terserah mu saja. Aku memberi cuti kepada chef di rumah ini, untuk sementara waktu kau yang akan memasak untukku dan El."

Berguna juga status ku sebagai istri, 🤧 , jadi kesannya tidak melulu soal ranjang.

Alka mengangguk, "Baiklah," dia menatap punggung kekar itu menapaki anak tangga menuju kamar utama, sembari menggendong El.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di dapur Alka baru saja menyelesaikan pekerjaannya untuk memasak, saat sedang mencuci perkakas yang kotor, tubuh Alka serasa berat saat Dante memeluknya dari belakang.

"Aku ingin memakan mu lagi, Alka!" suara itu terdengar tegas, tidak sedang merayu apa lagi bercanda.

Dante menggigit pundak Alka, membuat wanita itu meringis kesakitan, "Dante, jangan menggigitku... kita sudah melakukannya tadi pagi, apakah itu masih belum cukup?"

Alka mematikan keran air setelah membersihkan tangannya, lalu berbalik menatap Dante.

Dante, tubuh kekarnya menghimpit tubuh ramping Alka, antara tubuh kekar dengan meja pencuci piring, Alka merinding saat pusaka pria itu menegang dan menekannya, "Da- Dante?"

"Ssssstttt... pejamkan matamu, Alka, aku tahu kau pasti akan sangat menikmati permainan dengan segala teknik yang ku miliki, aku masih belum memperlihatkan semua itu padamu, Alka."

Jemarinya meraba wajah Alka, lalu turun ke leher dan dengan perlahan dia terus menggerakkan tangannya menuju gunung kembar itu, kenyal.

"Alka, aku tak bisa menahan diriku, ku mohon menurutlah agar aku tidak menyakitimu... Alka?" desahnya saat mengudarakan nama Alka.

Panas dingin wanita itu merasakan permainan tangan Dante hingga berhasil membuka kancing bajunya.

"A- aku ... "

"Menurut! Aku sangat membenci penolakan, terutama dari mu... Alka."

Gunung kembar yang masih tertutupi kain berbusa itupun akhirnya terekspos juga.

Dante menjepit pucuk merah itu dengan jari telunjuk dan jari tengahnya, menjepit kuat membuat Alka mulai memasuki kenikmatan fananya. Menjepit kuat lalu memasukkannya ke dalam mulut.

"Ah..." desah Alka memejamkan kedua matanya, tangannya menopang tubuh pada meja pencuci piring itu.

Mendengar sang istri mendesah, lantas Dante tak mau berhenti sampai disitu, Dante pun mensejajarkan tinggi tubuhnya dengan perut bagian bawah Alka, lalu tangannya secara manja merangkak masuk kedalam rok Alka, dengan lihainya dia menarik celana tipis pink dengan bentuk segitiga itu kebawah.

Dante menaikkan rok itu keatas dan memasukkannya ke dalam lingkaran karet pinggang rok itu, di tatapnya rambut halus dan tebal yang sedang menyembunyikan syurga duniawi nya.

Lalu Dante pun kembali berdiri tegap seraya menurunkan seleting celananya.

Besar, dan menegang, "Temuilah Mommy di dalam sana anak-anak Daddy," Jleb! Dengan rakusnya Dante melahap segala kelembutan Alka yang ada di bawah sana.

Genggaman tangan Alka semakin kuat mencengkeram pundak Dante, kenikmatan yang tiada tara Dante berikan kepada Alka, tiada hentinya Alka menggeram nikmat, untung saja tempat itu sepi, para pelayan sedang beristirahat di beskem belakang.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Lima belas menit usai pergumulan panas itu, El pun terbangun, dia sudah berada di lantai satu.

"Mommy... Daddy..."

Suara anak kecil itu mencari keberadaan orang tuanya, sungguh, di dapur Alka masih berusaha mengatur napasnya yang beradu cepat dengan jantungnya.

Begitupun juga dengan Dante yang sedang duduk sembari meneguk segelas air putih di tangannya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Ellard Hansel Barrack ❤️

Punten slur, Aing minta like, komen, sama vottenya ya... biar makin semangat ngetiknya, 😁