"Turuti atau aku tembak!" Suara lembut namun menusuk yang terucap dari bibir seorang wanita cantik dan anggun.
Sebuah kisah pasangan unik, dimana Dimas yang pecicilan mendapatkan jodoh Anita, seorang mantan mafia yang super galak dan selalu mengancam dengan senjata api.
Sanggupkah Mr.Pecicilan menjinakkan Monster Betina?
Ada rahasia apa dibalik kisah hidup Dimas dan Anita?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Titik Terang
"Bagaimana kalian tahu aku disekap di sana?" tanya Anita sambil menikmati hangatnya pelukan sang suami.
"Ceritanya panjang, monster betinaku..." ucap Dimas seraya terkekeh membuat Anita mengerucutkan bibirnya dengan lucu.
"Kau sedang mengejekku, ya?" Dimas hanya senyum-senyum melihat tingkah Anita yang banginya sangat menggemaskan.
"Baiklah, akan aku ceritakan. Beberapa sebelumnya, kakakmu mendatangi bos ke kantor dan memintanya melindungimu. Dia mengatakan semua rencana Kenzo untuk membawamu keluar negeri dan memanfaakan kakakmu untuk memuluskan tujuannya. Karena itulah kami terpaksa mengikuti semua permainan Kenzo. Termasuk kau berangkat ke kantor tanpaku pagi ini. Itu sudah kami atur semua."
"Jadi tadi pagi kau sengaja meninggalkanku? Kak Marco juga membawaku ke sana dan mengikatku. "
"Itu aku yang menyarankannya agar mengikatmu. Maaf, Kami harus menggunakanmu untuk mengelabuinya. Dia bahkan berhasil membuat identitas palsu dan berencana melarikan diri dengan membawamu. Tapi mulai sekarang, kita tidak perlu takut lagi. Kau sudah aman sekarang."
"Kak Marco..." Kedua mata Anita kembali berkaca-kaca mengingat kakaknya. Seseorang yang telah menjualnya tanpa belas kasih.
"Kakakmu menyesali perbuatannya di masa lalu. Karena itulah dia tidak pernah mendatangimu." Dimas menghapus setitik air mata yang menetes di wajah Anita lalu mengecupi keningnya. "Jangan menangis lagi! Kau sudah banyak menangis. Sekarang waktunya kau untuk bahagia."
"Boleh aku tanya sesuatu?" tanya Anita diikuti anggukan oleh Dimas. "
"Aku pikir, kau masih mencintai Mi..." Anita menggantung ucapannya karena langsung dihadiahi ciuman oleh Dimas. Anita berusaha mendorong Dimas agar melepaskannya, namun Dimas menahan tengkuk Anita sehingga tubuhnya seperti terkunci oleh Dimas.
"Kalau kau bicara sembarangan lagi dengan bibirmu ini, aku akan menghukummu seperti itu lagi. Kau mengerti?" ucap Dimas sambil menyeringai. Anita bergidik ngeri menatap sang suami yang seperti memberi ancaman serius. Mana ada orang menghukum dengan memberi ciuman. Begitu pikir Anita.
"Ta-tapi a-ku..."
"Tapi apa? Kau mau bicara begitu lagi? Akan aku tambah hukumanmu kalau kau berani menyebut nama orang lain saat kita sedang berdua!" Anita membulatkan matanya. Merasa heran suaminya yang pecicilan itu berubah menjadi menyeramkan baginya. Dimas membelai wajah Anita dengan sayang. "Kau adalah istriku, dan aku akan menjadi perisaimu seumur hidupmu. Jadi tidak akan kubiarkan kau terluka lagi."
Melayang, itulah yang dirasakan Anita. Matanya berkaca-kaca menatap Dimas. Kini, kata kebahagiaan yang seumur hidupnya hanya bagai mimpi belaka yang tidak akan pernah menjadi nyata, seolah sudah berada dipangkuannya. Seolah takdir telah membayar masa lalu yang kelam itu dengan menghadirkan Dimas ke dalam hidupnya.
Dimas memeluk Anita dengan eratnya. Dalam hati laki-laki itu berjanji akan memberi Anita kebahagiaan yang selama ini tidak pernah dirasakannya.
"Sekarang tidurlah! Kau pasti sangat lelah hari ini," bisik Dimas seraya mengeratkan pelukannya.
****
Kenzo duduk seorang diri dibalik jeruji besi ketika Zian dan Marco datang dan berdiri di luar sel. Zian menatap tajam pada Kenzo seolah mampu membelah tubuh Kenzo menjadi dua bagian. Kenzo pun mengalihkan pandangannya pada dua orang di luar sana. Terutama pada Marco yang telah mengkhianatinya.
"Aku sudah pernah bilang padamu. Jangan coba berurusan denganku," ucap Zian dengan senyum yang bagi Kenzo sangat menyebalkan.
Sedangkan Kenzo masih dipenuhi pertanyaan dalam benaknya, mengapa Zian tidak marah saat dia memberitahu bahwa Dimas adalah orang yang telah menculik adiknya.
Seorang petugas kepolisian yang juga merupakan sahabat Fahri dan Zian datang dan membuka kunci pintu yang terbuat dari besi itu, sehingga Zian dapat masuk ke dalam.
Dengan segera Zian menarik kerah kemeja Kenzo, sehingga kini, Kenzo berdiri tepat di hadapannya. "Katakan! Siapa orang yang telah membunuh adikku!"
Zian menatap Kenzo dengan penuh kemarahan. Sejenak, Kenzo mengalihkan pandangannya pada Marco dengan menerbitkan senyum licik seperti biasanya.
"JAWAB!" teriak Zian menggelegar.
Kekehan kecil pun terdengar di ruangan itu. Kenzo benar-benar seperti sengaja membakar emosi Zian. Kembali teringat pada anak kecil yang diserahkan Dimas padanya lima belas tahun yang lalu. Seorang anak kecil yang ditemukan sudah dalam keadaan membusuk beberapa hari setelah Kenzo menjualnya kembali.
"Apa yang akan kau lakukan kalau kau tahu siapa orangnya? Apa kau akan membunuhnya?" ucap Kenzo seraya tergelak sinis. "Coba kau lihat kakak kandung dari adik kesayanganmu itu." Kenzo menunjuk Marco dengan ekor matanya membuat Zian bagai tersengat listrik.
"Apa maksudmu cepat katakan sebelum aku kehilangan kesabaranku!" Suara teriakan Zian menggema di ruangan itu. Sementara wajah Kenzo sudah berubah mendengar ucapan Kenzo. Laki-laki itu sangat terkejut. Bagaikan sedang berpikir keras dan mencoba mencerna ucapan yang keluar dari mulut Kenzo.
"Marco! Dia adalah orang yang telah membunuh adik perempuanmu. Aku menyerahkan anak itu padanya. Kakak dari orang yang kau lindungi selama ini adalah pembunuh adikmu."
DUARRR
Sama seperti Marco, Zian juga sangat terkejut mengetahui kenyataan itu. Zian menatap tajam pada Marco, berharap apa yang dikatakan Kenzo adalah salah. Dengan penuh emosi, Zian melayangkan pukulan bertubi-tubi pada Kenzo hingga tersungkur, membuat petugas masuk ke sana dan membawa Zian keluar dari ruangan itu. Sementara gelak tawa menyebalkan Kenzo terus menggema di ruangan itu.
Marco mematung ketika Zian mendekat padanya dengan tangan terkepal. Entah apa yang akan dilakukan Zian padanya jika Marco ternyata adalah orang yang telah membunuh adiknya.
"Katakan bahwa kau tidak terlibat dalam pembunuhan adikku!" ucap Zian menggertakkan rahangnya.
Marco belum dapat berkata-kata. Alisnya mengerut dengan mata berkaca-kaca. Ingatannya menerawang pada sesosok anak perempuan berusia delapan tahun yang diserahkan Kenzo padanya untuk diserahkan pada seorang bos mafia lainnya. Dan Marco baru saja tahu bahwa anak perempuan itu adalah adik dari orang yang selama ini melindungi adiknya.
"Maliq, aku bisa jelaskan. Aku mohon dengarkan aku dulu!" ucap Marco.
Sementara Zian telah dipenuhi kemarahan yang terasa menembus ubun-ubun. "Penjelasan apa yang harus aku dengan darimu?!" bentak Zian.
"Tenanglah dulu. Aku akan jelaskan semuanya." Marco mengajak Zian bicara di sebuah ruangan yang cukup tenang.
*
*
*
Mereka duduk bersama di sebuah ruangan. Zian terus melayangkan tatapan tajam pada kakak kandung Anita itu.
Marco menghela napas panjang, mengingat kejadian 15tahun lalu. "Apakah yang kau maksud adalah anak perempuan berusia sekitar tujuh atau delapan tahun, rambutnya panjang berwarna cokelat? Hari itu dia memakai pakaian berwarna pink dan dia memiliki potongan liontin."
Zian menjatuhkan setitik air matanya mengingat adik kesayangannya itu. Bahkan Zian belum sanggup berkata-kata. Sendi-sendinya terasa lemas.
"Jika benar dia yang kau maksud, anak itu masih hidup. Aku tidak membunuhnya seperti apa yang dikatakan Kenzo."
Zian tersentak kaget mendengar ucapan Kenzo. Tubuhnya terasa meremang. Air matanya semakin deras mengalir. "Apa kau berkata begitu hanya untuk menyelamatkan dirimu dari hukuman? Jelas-jelas adikku sudah terbunuh. Dia ditemukan dalam keadaan yang sangat menyedihkan. Bahkan jasadnya sudah tidak bisa dikenali. Seluruh organnya sudah tidak ada di tubuhnya."
Marco pun mulai menjelaskan pada Zian tentang anak perempuan itu.
"Hari itu, Kenzo menyerahkan seorang anak perempuan padaku. Dia memintaku menyerahkan anak itu pada seorang bos mafia. Anak itu sangat ketakutan saat itu. Walaupun dia tidak menangis, tapi aku bisa melihat ketakutan luar biasa di wajahnya. Pakaiannya lusuh, kotor dan sangat berantakan. Aku membawanya pulang dan memandikannya, mengganti pakaiannya dengan pakaian milik Nara. Saat itu Nara berusia 13 tahun. Setelah itu, demi menghilangkan jejak anak itu, aku meminta salah seorang temanku yang bekerja untuk Kenzo memakaikan pakaian anak itu untuk jasad seorang anak kecil lain yang telah mereka bunuh. Supaya Kenzo mengira anak itu telah terbunuh.
Lalu aku membawanya pada seorang bos mafia yang membelinya. Dan dia adalah Tuan Byon Pyordova. Kau pasti mengenalnya kan? Dia membeli anak itu dengan harga yang mahal untuk menyelamatkannya dari perdagangan anak-anak. Kau bisa tanyakan pada Tuan Byon Pryordova mengenai anak perempuan itu. Hanya dia yang tahu dimana keberadaannya"
Zian mematung, belum percaya sepenuhnya pada apa yang dikatakan Marco. "Maliq, aku bersumpah, aku tidak sedang membohongimu. Kau bisa menanyakan pada Tuan Pyordova tentang adikmu itu. Aku juga tidak tahu kemana dia membawa adikmu."
"Tuan Byon Pyordova, dia saat ini ada di Jerman. Kemana dia membawa Elsa?"
***
BERSAMBUNG
Kalian lebih greget mana???? Nunggu Elsa ketemu apa nunggu jurus ular kobra bongkar gudang??? 😂😂😂
Klaen tahu kan siapa BYon Pyordova???
Yup Bapalnya Leo.
ini adalah bab Colabs antara Kolom langit dan Titin Faya.
Novel Playboy jatuh Cinta.
gk bisa ap y di runding baik2..slg jujur..slg terbuka