Lebih dari 5 tahun menjalin kasih, Ugara terpaksa menikahi sepupu dari kekasih nya.
Meski sudah menerima permintaan kekasih nya namun Ugara ditinggalkan wanita yang dinikahi nya, Vania membuat pernikahan palsu dengan lelaki yang amat adik sepupu nya cintai, hanya demi membalaskan sakit hati nya.
Namun yang tak mereka kira akan identitas Ugara, hingga pada kenyataan nya, Vania istri yang dikira istri Ugara ternyata adalah istri dari calon suami mantan kekasih nya Vanila.
Bagaimana Ugara dapat menangani wanita seperti Vania?....
Apakah cinta dimasa depan dengan wanita baru atau kah dengan kisah lama yang akan berlanjut?
Yuk ikuti kisah Ugara dan lika-liku kehidupan nya mendapatkan kebahagiaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RayY_n, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30
Ugara bergegas ke tempat dimana restoran favorite nya itu ada, memesan makanan kesukaan nya dan Vanila.
"Dia pasti senang ketika aku memesankan nya menu ini",ucap Ugara disertai senyuman yang tak pernah pudar dari bibir nya itu.
Sementara Vanila kini melihat tangan yang bertengger di pundak nya, namun dia hanya diam saja.
"Kenapa?, seperti nya kau sedang sibuk atau sedang berpikir tentang masa depan mu?",ucap seorang wanita yang tak lain adalah Vania.
Meski demikian Vanila tetap diam, tak menggubris ocehan kakak sepupu nya itu.
Vania kemudian duduk meski dengan susah payah, namun dia dengan senang nya memamerkan perut nya yang bulat membuncit.
"Apa yang kakak mau?",tanya Vanila.
Vania menggelengkan kepala nya sambil tersenyum tipis lantas meletakkan tas mahal nya diatas meja.
Duduk dengan anggun, meskipun dengan perut besar, Vania sangat menikmati ekspresi Vanila.
"Aku tahu, kau sangat kecewa dan kesal, tapi saat ini aku sedang senang sekali, coba tebak kenapa?",tanya Vania.
Vanila tetap tenang tak sedikitpun terprovokasi.
"Kabar bahagia nya, kami akan melangsungkan resepsi sekaligus acara tujuh bulanan anak kesayangan kami ini",ucap Vania langsung mengelus perut nya dengan sayang.
Sesekali melirik melalui ekor mata nya memperhatikan Kamil dan mama mertua nya itu asik memilik seragam untuk dikenakan bersama di acara resepsi nanti.
Foodcourt yang Vanila singgahi tak jauh dari butik paling ternama di mall UA CORP ini.
"Maaf ya Nila, jika undangan kami tak sampai karena sibuk mengundang relasi dan keluarga dekat saja",ucap Vania seraya berdiri dan menepuk pundak adik sepupu nya, Vania tak akan Sudi diakui kakak kandung bahkan kakak sepupu pun tidak.
"Tidak apa kak, hati-hati",ucap Vanila lirih.
Vanila sedikit melirik kearah Kamil, mantan ibu mertua tak jadi nya itu, dan mantan sepupu nya.
Jujur mungkin kakak nya sangat bahagia dengan lelaki pilihan nya, tak seperti diri nya yang tak pernah memiliki pendirian yang tegas
"Sudah lah lupakan saja toh tidakk ada arti nya lagi",ucap Vanila yang melihat kearah restoran yang suami nya masuki.
"Lagi ngeliat apa yang?",tanya Ugara yang membuat Vanila kaget.
Nampak Vanila kaget, dan mengikuti kearah pandang Vanila tadi, membuat Vanila menundukkan kepala nya seketika.
"Ada apa?",tanya Ugara yang melihat Vanila meenundukkan kapala nya itu, dia pergi terlalu lama oleh sebabb itu lah mungkin istri nya di ganggu.
"Tidak ada kok",jawab Vanila dengann lirih tak ingin membuat suami nya khawatir dan tak mengindahkan ucapan Vaniaa barusan.
"Ya sudah, ayo kita makan dulu saja",ucap Ugara, dia tahu jika istri nya sudah tidak seceria tadi saat berangkat.
"Apa makanan nya tidak enak?",tanya Ugara, membuat Vanila menggelengkan kepala nya saat itu.
"Aku sudah kenyang",ucap Vanila.
"Ya sudah, ayo mau foto nggak?",ajak Ugara sebenar nya tidak berniat mengajak istri nya berfoto ala ABG sih.
"Ayo",ucap Vanila.
Mereka segera menuju tempat foto, lalu keluar dari mall itu.
Sebenar nya saat sampai di mall, mama mertua nya mama Mara mengajak Vania segera memilih baju.
"Ma, aku ke toilet dulu ya",ucap Vania.
"Jangan lama ya",ucap mama Mara.
Mereka hanya pergi berdua karena Kamil sedang ada urusan sebentar.
Vania nampak pergi ke toilet, lalu setelah kembali dia melihat Vanila sepupu nya yang sedang duduk seorang diri, nampak ada minuman saja di depan gadis itu.
Vania nampak menghampiri sebenar nya untuk pamer kepada Vanila karena Vania sudah bahagia dengan suami rampasan dan cucu kesayangan keluarga Radaka yang sedang dia kandung.
Vania juga muak dengan sepupu nya yang selalu beruntung itu.
Hingga kedatangan Kamil membuat nya harus kembali meski ingin mempermalukan wanita yang Vania benci sampai ke tulang-tulang nya itu.
"Mas sudah sampai?",tanya Vania.
"Iya, kamu kemana saja, dari tadi ke toilet apa ngeluarin karung ya?",ucap Kamil membuat Vania cemberut.
"Nama nya hamil.berat mas, nggak lincah, sekali lincah takut jatuh ntar gimana?",tanya Vania kesal.
"Sudah Kamil, Van lihat warna ini saja bagaimana?",tanya mama Mara.
"Ini norak ma, warna peach aja sih",ucap Vania.
"Hah, kamu gila ya?",ucap Kamil.
"Mas warna tosca tuh buat kondangan, kita yang Adain acara ini loh, lagian aku pengen rok nya yang mengembang",ucap Vania.
"Atur aja buat nya ma, aku setuju aja lah",ucap Kamil dengan segera pergi melangkah entah kemana.
"Kamu mau kemana mas?", tanya Vania.
"Pulang",ucap Kamil tanpa menoleh lalu segera menghilang.
"Ayo kita pulang nak",ucap mama Mara.
Kamil pun berjalan dari butik menuju lift untuk turun ke. Basement, namun ekor mata nya menangkap sesosok yang tak asing.
Ya dia lah Vanila, wanita cantik yanng urung menjadi istri sah nya, wanita yang selalu mengisi hari indah nya saat ini sedang duduk di suapi makanan oleh seorang lelaki dengan setengah wajah nya di tutupi topeng.
"Apa itu tuan Adrian pewaris UA CORP?",tanya Kamil yang saat ini berdiri tak jauh dari kedua nya.
Ulu hati Kamil seakan tertusuk besi panas, mereka begitu mesra rasa nya tak mungkin itu pernikahan mendadak, apa Vanila pernah mengkhianati nya.
"Seperti nya kau sangat bahagia ya?",ucap Kamil, lelaki itu sudah ada disisi tempat duduk Ugara dan Vanila.
"Lalu apa urusan mu?",tanya Ugara sambil tersenyum sinis sarat akan penghinaan kepada Kamil.
Ketika emosi Kamil memuncak lantas segera Vanila berucap.
"Cukup",Vanila sambil menahan Ugara yang hendak bangkit, Ugara pun menoleh karena Kamil tersenyum sambil mengangkat alis nya sebelah tanda wanita disamping Ugara membela lelaki itu.
"Kau masih membela nya?,"tanya Ugara membuat nya tak senang, namun Vanila menggelengkan kepala nya dengan cepat.
"Aku hanya tak ingin ada keributan saja di tempat umum, mana mungkin aku membela nya",ucap Vanila.
"Mas, kau disini?",tanya Vania yang baru saja tiba.
Kamil menoleh kearah istri dan mama nya yang sudah membawa beberapa paper bag di tangan mereka.
"Aku lapar jadi mau memilih tempat duduk, waktu nya juga makan siang",ucap Kamil lalu memanggil pelayan salah satu restoran.
Mama Mara melihat calon menantu tak jadi nyaa sedang makan bersama seorang lelaki tampan dengan separuh wajah nya bertopeng , meski tegap dan tinggi.
"Apa itu suami nya Vanila?",tanya mama Mara.
"Mungkin mam, karena kita belum pernah kenalan",jawab Vania.
"Kalau begitu, ayo kenalan saja sekarang",ucap mama Mara namun yang tak wanita paruh baya itu sangka, lengan nya di cekal oleh anak nya sendiri.
