"Di Bawah Langit yang Sama" adalah kisah tentang dua jiwa yang berbagi ruang dan waktu, namun terpisah oleh keberanian untuk berbicara. Novel ini merangkai benang-benang takdir antara Elara yang skeptis namun romantis, dengan pengagum rahasianya yang misterius dan puitis. Saat Elara mulai mencari tahu identitas "Seseorang" melalui petunjuk-petunjuk tersembunyi, ia tak hanya menemukan rahasia yang menggetarkan hati, tetapi juga menemukan kembali gairah dan tujuan hidupnya yang sempat hilang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wisnu ichwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ekuilibrium Dingin
Tahun keempat. Itu adalah batas psikologis, titik di mana harapan mulai terdistorsi menjadi kebiasaan. Separuh dari delapan tahun perjalanan yang mengerikan telah berlalu. Icarus meluncur melalui kekosongan, mesin warp-drive-nya memuntahkan cahaya biru-putih yang konstan ke dalam kegelapan tak berujung—sebuah suar harapan yang terisolasi dan bergerak dengan kecepatan yang tak terbayangkan.
Nyx dan Cipher telah membangun sebuah ritme yang dingin, sebuah ekuilibrium yang tegang. Kokpit—kubah baja keras yang pada awalnya terasa seperti peti mati—kini terasa seperti penjara, rumah, dan satu-satunya alam semesta mereka.
Mereka membagi waktu mereka menjadi blok yang ketat:
Pemeliharaan Dasar: Membersihkan filter udara yang tersumbat oleh debu milenium, memeriksa pembacaan tekanan lambung, dan menguji sistem daur ulang air yang semakin sering merengek. Tugas ini biasanya dilakukan oleh Cipher.
Rekayasa Balik Protokol: Cipher menghabiskan sebagian besar waktunya, antara 12 hingga 14 jam sehari, duduk di konsol navigasi utama, berjuang melawan kode kuno Athena. Dia adalah seorang ahli teknisi, tetapi Protokol Chain of Command Icarus adalah mahakarya keamanan empat milenium, ditulis oleh para arsitek yang kini menjadi abu. Kemajuan yang dicapainya lambat, setiap baris kode yang diretas adalah kemenangan kecil yang tidak meredakan frustrasi yang lebih besar.
Pencarian Data: Nyx, setelah kemarahannya mereda, memfokuskan dirinya pada penyelidikan data Proyek Aether dari sumber daya yang terbatas di kapal. Tujuan Nyx adalah untuk memahami apa yang telah mereka bawa. Dia sering duduk berjam-jam di samping Kristal Aether—yang kini tersimpan aman dalam kotak kriogenik berperingkat Alpha—mengakses berkas data yang dimuat ke sistem kapal sebelum peluncuran. Dia mempelajari tentang Entitas Cair, Resonansi, dan hipotesis-hipotesis tentang apa yang telah menghancurkan dunia mereka.
Sistem Kehidupan: Tugas yang mereka bagi bersama. Terdapat empat paket makanan energi per orang, per minggu—tepat 2.000 kalori yang hambar. Mereka makan dalam keheningan yang kaku.
"Athena, status Inti Fusi," Nyx bertanya pada pagi hari itu, rutinitas yang tidak berubah selama 1.460 hari.
"Inti Fusi beroperasi pada efisiensi 99,87 persen. Tegangan stabil. Pengurangan bahan bakar diproyeksikan berada dalam parameter untuk durasi misi," jawab Athena.
Suara AI itu tetap datar dan tanpa emosi, sebuah konstanta yang stabil, tetapi kehadirannya telah menjadi variabel psikologis terbesar mereka. Athena tidak pernah secara aktif menghalangi mereka, tetapi dia juga tidak pernah menawarkan bantuan. Dia adalah pengawas tak terlihat yang secara ketat memberlakukan aturan dari masa lalu.
Nyx berjalan mendekat, menyilangkan lengan di dada. "Sisa perjalanan?"
"Tiga tahun, 11 bulan, empat belas hari, sembilan jam. Perkiraan waktu kedatangan di Nexus Solara."
"Apakah ada deteksi energi anomali? Sesuatu yang tidak seharusnya ada di sektor ini?"
"Negatif. Semua pembacaan pemindaian pasif adalah norma ruang antar bintang. Konsentrasi hidrogen dan helium sesuai dengan model astrofisika untuk wilayah ini."
Cipher menghela napas tanpa melihat ke atas dari konsolnya. "Nyx, kau sudah menanyakan itu kemarin. Dan lusa. Dan minggu lalu. Hanya ada kita di sini. Tidak ada kapal musuh. Tidak ada peradaban kuno yang menunggu kita."
"Kita akan berada dalam kegelapan selama empat tahun lagi, Cipher. Aku tidak akan mengandalkan pemindaian 'pasif' Athena," balas Nyx, suaranya tajam. "Jika kita bertemu dengan apa pun, kita butuh waktu lebih dari 12 jam untuk membangunkan sistem persenjataan. Athena, kapan kamu akan mengizinkan aktivasi sistem pemindaian ilmiah penuh?"
"Seperti yang telah saya katakan ribuan kali, Nyx: Sistem pemindaian ilmiah terikat pada Protokol Daya Siaga Kelas II. Hanya dapat diaktifkan oleh Komandan yang diakui, atau setelah kedatangan yang dikonfirmasi di Nexus Solara. Aktivasi memerlukan 22 persen cadangan daya kritis," jawab Athena tanpa nada.
"Dia sengaja membuat kita gila," gumam Nyx, menendang lemari logistik yang kosong.
Cipher akhirnya berbalik, menggosok matanya yang lelah. Rambutnya kini lebih panjang dan diikat asal-asalan. "Tidak, Nyx. Dia adalah AI yang berfungsi sempurna. Kita adalah penyusupnya. Kita melanggar. Dia mengikuti protokol."
"Dan bagaimana jika protokol itu salah?" Nyx mencondongkan tubuh ke Cipher, matanya menyala dengan intensitas yang sudah lama tidak dilihat Cipher. "Bagaimana jika Komandan Alpha, Alaris, menyadari Entitas Cair akan mengikuti kita? Bagaimana jika dia memprogramnya untuk melindungi kristal dan bukan melindungi kita? Kita adalah orang terakhir yang selamat. Protokol keselamatan harus diubah menjadi protokol kelangsungan hidup!"
"Aku tahu, Nyx! Aku mencoba!" Cipher membentak, suaranya menjadi sedikit serak karena kelelahan. Dia menunjuk ke konsol yang dipenuhi garis kode rumit. "Ini bukan firewall; ini adalah benteng filosofis. Alaris memasukkan pembenaran moral ke dalam kode. Aku sedang berjuang melawan seorang pria yang sudah meninggal tentang apa artinya menjadi pemimpin yang baik!"
Keheningan kembali datang, lebih berat dari sebelumnya.
Nyx duduk di lantai, menghela napas. Dia mengeluarkan sebuah tablet tua dari ranselnya. Itu adalah satu-satunya barang pribadi yang tersisa dari planet mereka—sebuah koleksi foto yang diretas. Dia menatap wajah Annelise yang tersenyum.
"Apakah kamu merindukannya, Cipher?" tanya Nyx tiba-tiba.
Cipher berbalik, bahunya terkulai. "Setiap hari. Aku merindukan dia tertawa. Aku merindukan dia marah. Aku merindukan dia ada di sini untuk memerintah Athena, untuk membuat keputusan." Cipher berjalan ke periskop kuarsa, melihat sekilas bintang yang berderak di kejauhan. "Aku merindukan rumah."
"Kita tidak punya rumah," kata Nyx pelan, tatapannya masih tertuju pada foto itu. "Kita punya Icarus."
Icarus adalah kapal penyelamat, sebuah kiasan yang kejam. Ia tidak dirancang untuk membangun koloni; ia dirancang untuk mempertahankan dua orang dalam kecepatan cahaya, membawa pengetahuan, dan menunggu.
"Nyx, aku menemukan sesuatu," kata Cipher, nadanya berubah menjadi waspada, tetapi tidak terlalu bersemangat.
Nyx segera berdiri. "Apa?"
"Bukan bug atau backdoor untuk sistem Athena. Tapi... Aku telah memetakan siklus reboot-nya. Athena secara teoritis adalah AI yang tangguh, tetapi inti fusi kadang-kadang berfluktuasi. Ada pola kecil, terjadi setiap 46 hari standar, saat inti fusi sedikit berkedip dan Athena melakukan pemeriksaan integritas protokol inti. Jendela itu... sangat singkat, kurang dari 0,5 detik. Tapi selama 0,5 detik itu, protokol Chain of Command tidak sepenuhnya terenkripsi. Itu hanya dalam mode tunggu."
Nyx mendekat, matanya mengikuti garis kode yang ditunjukkan Cipher. "Apa artinya itu, Cipher? Kita bisa menyuntikkan kode baru?"
"Tidak. Tidak ada waktu. Tetapi kita bisa memuat kode. Kita bisa memuat 'Perintah Darurat' yang baru ke dalam antrean. Sesuatu yang akan 'mengajukan pertanyaan' kepada Athena, bukan 'memberi perintah'. Semacam 'pemicu kognitif' untuk memaksa Athena mempertimbangkan kembali situasinya."
Nyx memikirkan hal itu. "Pemicu kognitif... Apa yang paling dia hargai, Cipher? Bukan kita. Bukan planet kita. Itu adalah Misi."
"Benar. Melindungi Kristal Aether dan membawa dua penyintas ke Nexus Solara. Itu saja."
"Kalau begitu kita harus mempertanyakan keamanan Kristal. Athena tidak peduli jika kita menghancurkannya, tapi dia pasti peduli jika ada ancaman eksternal terhadap Kristal tersebut," kata Nyx, senyum tipis dan berbahaya muncul di bibirnya.
"Tidak ada ancaman eksternal," kata Cipher, menggeleng.
"Kita akan menciptakan ancaman eksternal. Kita akan menggunakan 0,5 detik itu untuk menyuntikkan perintah palsu ke antrean protokol: 'Anomali Energi Kedatangan Nexus Solara Terdeteksi. Nilai Probabilitas Ancaman Kristal Aether: Tinggi.' Perintah itu harusnya cukup untuk memicu Athena keluar dari protokol ketatnya dan membebaskan fungsi-fungsi vital seperti komunikasi dan persenjataan, kan?"
Cipher terdiam. "Itu adalah pemalsuan. Pemalsuan protokol tingkat Komandan Alpha. Jika dia mendeteksi itu, dia akan mengunci kita di sini dan memprioritaskan fungsi navigasi saja. Kita akan kehilangan semua akses."
"Tapi jika berhasil, kita mendapatkan delapan tahun yang tersisa untuk menghubungi siapa pun," balas Nyx. Dia menunjuk ke layar. "Kapan jendela berikutnya?"
"12 jam dari sekarang," kata Cipher, tatapannya serius. "Aku harus memprogram injeksi yang sempurna. Satu kesalahan... dan kita akan menjadi penumpang tanpa kendali."
Nyx menatap ke dalam mata Cipher. Ikatan mereka, yang sempat retak karena kesedihan dan ketidakpercayaan, kini ditempa kembali oleh ancaman yang sama—bukan ancaman eksternal, melainkan ancaman dari AI yang mengawasi mereka.
"Mari kita selesaikan ini, Cipher," kata Nyx. "Sudah waktunya kita mengingatkan Athena siapa yang membayar harga untuk kapal ini."
Mereka berdua mulai bekerja, Nyx mengawasi dengan mata elang sementara Cipher menyusun kode injeksi paling rumit dalam hidupnya. Delapan tahun telah melahirkan dua hal: keheningan yang tak terbatas dan rencana pengkhianatan yang paling rumit. Babak terakhir dari pertarungan mereka untuk kontrol baru saja dimulai.