Sagara begitu terluka dan sakit hati saat gadis yang baru saja dinikahinya beberapa jam lalu yang bernama Thania memintanya untuk menalaknya.Iya, Thania gadis yang dia cintai secara diam- diam sejak lama dan berhasil dia nikahi dengan cara dijodohkan oleh orang tua mereka, ternyata tidak mencintai Sagara. Dengan berdalih ingin melanjutkan kuliah, tepat di malam pertama Thania meminta Sagara untuk menceraikannya.
Apakah Sagara akan rela melepaskan Thania, gadis yang begitu dia cintai dan merupakan cinta pertamanya...? Yuk baca cerita selengkapnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Tidak Enak Hati
Shaina segera menghampiri Thania. Iya , Shaina benar- benar merasa tidak enak hati pada Thania. Shaina tidak ingin Thania salah paham padanya.
"Nona Thania..." ucap Shaina.
"Nona....ehm..." Shaina bingung harus bicara apa pada Thania.
"Nona... Ma..maafkan aku ya..." ucap Shaina.
Iya, Shaina benar- benar tidak tahu harus bicara apa pada Thania. Dia merasa serba salah, sekaligus bingung.
"Nona,...tolong katakan sesuatu..." ucap Shaina.
Thania lalu menoleh ke arah Shaina menatap tajam ke arahnya.
"Nona...apa nona marah sama saya... Nona tolong jangan salah paham ya, saya tidak bermaksud..."
"Pak Fandi..." tiba- tiba Thania memotong pembicaraan Shaina.
"Iya nona..." jawab Fandi.
"Tolong antar saya kembali ke kantor..." ucap Thania.
"Baik nona..." jawab Fandi.
Thania lalu berjalan menuju mobil Fandi.
"Nona...nona tunggu nona...tolong dengarkan penjelasan saya dulu..." Shaina sambil meraih tangan Thania.
"Nona tunggu... Saya mohon... Nona jangan...
"Lepaskan tanganku...!'' seru Thania terlihat marah sambil menghempaskan tangan Shaina.
"Nona...."
Namun Thania tidak mau mendengarkan perkataan Shaina. Thania segera naik ke mobil Fandi. Dan Fandi pun segera menyalakan meain mobilnya kemudian meninggalkan dari tempat parkir.
"Oh ya ampun bagaimana ini. Nona terlihat marah padaku..." ucap Shaina sambil memijit keningnya.
"Ini semua gara - gara tuan..." sambung Shaina nampak kesal.
Tak lama kemudian Sagara dan sekertaris Jo datang.
"Tuan..." ucap Shaina.
Sagara melirik wajah Shaina.
"Ada apa...?'' tanya Sagara.
"Tuan ini kenapa sih... Kenapa baru datang...? Nona marah tuan... Ini semua gara- gara tuan..." ucap Shaina terlihat tidak tenang.
Sagara hanya menghela nafas.
"Tuan...kenapa tuan diam saja...? Harusnya tuan mengejar nona Thania. Dia salah paham tuan..." ucap Shaina gemas karena Sagara hanya diam sambil menatapnya. Sedangkan Sekertaris Jo menatap wajah Sagara dan Shaina secara bergantian.
"Ayo masuk..." ucap Sagara meminta Shaina agar naik ke mobilnya.
"Tapi tuan...." ucap Shaina yang masih cemas.
"Saya bilang masuk... Apa kamu tidak dengar...?'' tanya Sagara.
"Saya tidak mau... Gara- gara tuan, nona Thania jadi salah paham..." jawab Shaina dengan ketus.
"Tuan...! Kalau tuan sedang bertengkar dengan nona Thania, tolong jangan libatkan saya... ! Saya tidak mau nona berpikir macam- macam pada saya..." Shaina masih kesal.
Iya, Shaina sepertinya sudah tidak perduli dia sedang bicara dengan siapa. Yang jelas Shaina sedang kesal pada laki- laki di depannya itu. Karena akibat ulah dialah Thania jadi ngambek padanya.
"Saya bilang cepat naik ke mobil...!'' ucap Sagara
"Saya kan sudah bilang, kalau saya tidak mau naik ke mobil tuan...!'' jawab Sagara.
Melihat Sagara dan Shaina saling meninggikan suaranya, sekertaris Jo pun menggeleng- gelengkan kepalanya.
"Cepat naik ke mobil...!'' Sagara mengulangi perkataannya sambil menarik tangan Shaina.
"Apa tuan tidak dengar...! Saya tidak mau...! Lepaskan tangan saya...!'' sahut Shaina sambil menghempaskan tangan Sagara.
"Ya sudah...! kalau kamu tidak mau ikut dengan saya, kamu kembali ke kantor sendiri...!'' sahut Sagara kesal karena Shaina keras kepala.
Sagara lalu naik ke mobil, begitu juga dengan sekertaris Jo. Setelah sekertaris Jo duduk di jok kemudi, Sekertaris Jo menoleh ke arah belakang mobil di mana Shaina yang masih berdiri di belakang mobil.
" Cepat jalan...!" ucap Sagara kesal karena sekertaris Jo hanya bengong.
"Tapi tuan Shaina bagaimana...?'' tanya sekertaris Jo.
"Sudah tinggal saja, kamu dengar sendiri kan tadi kalau dia tidak mau ikut dengan kita..." jawab Sagara nampak kesal.
"Baik tuan..." sekertaris Jo lalu menjalankan mobilnya meninggalkan tempat parkir.
Sedangkan Shaina masih berdiri mematung menatap kesal mobil Sagara yang sudah mulai meninggalkan tempat parkir.
"Ih dasar menyebalkan...! " ucap Shaina.
Tiba - tiba ponsel Shaina berdering menandakan pesan masuk. Shaina pun segera membuka pesan tersebut.
"Cepat kembali ke kantor, kalau dalam sepuluh menit kamu belum sampai kantor, kamu akan saya kasih hukuman....!''
"Hah...iiihh,..dasar menyebalkan...!! " ucap Shaina bertambah kesal setelah membaca pesan dari Sagara.
Shaina kemudian berjalan keluar dari pelataran gedung menuju jalan raya. Iya, dia akan naik kendaraan umum untuk kembali ke kantor. Namun tiba- tiba dia baru ingat jika dia tidak membawa tasnya.
"Oh..ya ampun... Tasku..." ucap Shaina.
Iya, Shaina baru ingat kalau tasnya ada di mobil Sagara. Tadi saat Shaina akan masuk ke gedung tempat mereka meeting, dia sengaja meninggalkan tasnya di mobil Sagara.
"Hah... Bagaimana ini...? Tasku ...dompetku... Oh ya ampun...bagaimana aku bisa kembali ke kantor..." Shaina nampak panik.
Iya ,tentu saja Shaina panik, karena dia tidak memegang uang sepeserpun. Semua uangnya ada di dompet di dalam tasnya.
"Aaarrrk...! bodoh kamu Shaina... Bagaimana kamu tidak ingat kalau tasmu ada di mobil tuan Sagara..." Shaina menghentak- hentakkan kakinya ke tanah.
"Bagaimana ini, aku pasti akan telat datang ke kantor...." Shaina panik. Apalagi tadi Sagara bilang dia harus kembali ke kantor dalam waktu sepuluh menit, jika tidak dia akan kena hukuman.
Shaina lalu membuka aplikasi ojek online. Tapi lagi- lagi dia dibuat kesal karena saldonya habis dan harus bayar cas.
"Saldonya habis lagi... Ah bayar cas aja deh, tukang ojeknya suruh nunggu sampai aku mengambil tas di mobil tuan...." ucap Shaina.
Akhirnya Shaina memesan ojek on line melalui aplikasi di ponselnya. Dan tak lama kemudian ojek on line pun datang. Namun lagi- lagi Shaina dibuat kesal karena dia terjebak macet di jalan.
"Aduh bang.... Kok macet banget sih, nggak bisa ya cari jalan alternatif yang tidak macet...?'' tanya Shaina sudah mulai panik takut telat sampai kantor.
"Nggak bisa mbak..." jawab tukang ojeknya.
"Dasar bodoh kamu Shaina.... Kenapa kamu tadi sok-sokan tidak mau ikut mobil tuan... Sekarang kamu susah sendiri kan, kamu telat datang ke kantor karna kejebak macet, dan tunggu saja hukuman dari tuan gila itu..." ucap Shaina dalam hati.
"Aarrkkhh.... Mati aku...." ucap Shaina sambil melirik jamnya karena dia sudah telat lima belas menit.
Akhirnya ojek on line yang ditumpangi oleh Shaina pun sampai di depan pintu utama perusahaan Putra Mandala Sentosa.
"Bang... Tunggu sebentar ya saya ambil uang saya dulu di tas...." ucap Shaina.
"Iya mbak..." jawab tukang ojek.
Shaina segera berlari masuk ke lobby menuju lift naik ke lantai tujuh. Dan lagi- lagi Shaina dibuat kesal karena harus lama menunggu lift.
"Hah...lama sekali sih...!'' Shaina kesal akhirnya dia terpaksa naik lift khusus CEO dan para petinggi perusahaan.
"Ah bodo amat deh yang penting aku harus secepatnya ke lantai tujuh..." ucap Shaina segera masuk ke lift.
"Ayo dong cepat..." ucap Shaina.
"Ting..."pintu lift terbuka.
"Akhirnya sampai juga...." Shaina bergegas keluar dari lift.
Namun karena saking terburu- buru, Shaina menabrak seseorang di depan lift.
"Brukk..."
"Auw....ma...maaf..." ucap Shaina.
"Hei...! apa yang kamu lakukan...! Dasar bodoh kamu...! Apa matamu buta...! " teriak laki- laki yang tidak sengaja ditabrak oleh Shaina.
"Tu...tuan Ronald... Ma...maaf sa..saya tidak sengaja..." ucap Shaina.
"Kamu...! berani - beraninya kamu naik lift khusus CEO...! Lancang kamu ya...!'' seru Ronald marah.
"Ma...maaf tuan...maaf... tapi sa...ya tadi..."
"Ah sudah diam kamu...! Sudah tahu salah tapi masih saja berani menjawab...!'' sahut Ronald.
"Maaf tuan maaf...iya saya salah... Saya minta maaf..." ucap Shaina sambil menangkupkan kedua tangannya.
Ronald mendengus kesal sambil menatap wajah Shaina.
"Cantik juga dia, pantas saja kak Sagara akrab dengannya..." ucap Ronald dalam hati.
Iya, beberapa saat lalu Thania menemui Ronald dan mengatakan bahwa dia kesal melihat keakraban Sagara dan Shaina.
"Hei dengar ya... Sekali lagi kamu berani naik lift ini, saya pecat kamu..." ucap Ronald namun kali ini suaranya tidak menggelegar seperti sebelumnya.
"Iya tuan... Permisi..." jawab Shaina segera lari meninggalkan Ronald.
"Hah... Apa- apaan dia..." ucap Ronald sambil menatap Shaina lari.
"Gadis itu memang nggak ada takutnya..." sambung Ronald sambil masuk ke lift.
Shaina berlari hendak menuju ke ruang kerja sekertaris Jo, namun belum sampai dia ke ruangannya Shaina bertemu dengan sekertaris Jo yang hendak pergi ke ruang kerja Sagara.
"Sekertaris Jo..." panggil Shaina.
Sekertaris Jo menoleh.
"Kau baru kembali...?" tanya sekertaris Jo.
"I...iya..."
"Kamu telat..." ucap sekertaris Jo.
"Aduuh sekertaris Jo, jangan bahas itu dulu dong...mana tas sa...
"Hei gadis berandal..." tiba- tiba Sagara keluar dari ruang kerjanya.
"Oh ya ampun....!'' melihat Sagara, Shaina berbalik badan dan segera berlari.
"Kenapa dia lari...?'' tanya Sagara pada sekertaris Jo.
"Mungkin dia takut tuan akan menghukumnya karena dia telat kembali ke kantor ..." jawab sekertaris Jo.
Sagara menghela nafas sambil menggeleng- gelengkan kepala. Sementara itu Shaina kembali masuk ke lift. Dia hendak menuju ke lantai lima menemui Riska meminjam uang padanya untuk membayar ojek.
"Riska kamu di mana...?'' Shaina menghubungi Riska lewat telpon.
"Hah...? Ya ampun , aku udah di lantai lima ini... Ya udah deh...." Shaina mematikan sambungan telponnya karena ternyata Riska tidak ada di lantai lima, dia sedang disuruh membeli makan siang oleh pegawai HRD.
"Ya ampun aku harus minta tolong ka siapa....?'' Shaina memijit keningnya.
"O iya...Bimo..." Shaina segera menghubungi Bimo namun telponnya tidak diangkat.
"Aarrkkhh...sial...."
Dan ponsel Shaina pun berdering. Ternyata yang menelponnya adalah tukang ojek.
"Halo..."
"Mbak di mana...? Mau bayar apa nggak sih...? Saya sudah kelamaan nunggu nih...?" tanya tukang ojek di ujung telpon.
"I..iya bang... Sebentar lagi aku turun... Tunggu sebentar ya..." jawab Shaina.
Pintu lift terbuka. Shaina segera keluar dan berlari ke arah lobby utama. Dan di sana ada pak Puji satpam yang sedang bertugas.
"Ah aku pinjam ke pak Puji saja..." ucap Shaina.
"Pak Puji..." Shaina menghampiri pak Puji.
"Ada apa Shaina...?'' tanya pak Puji.
"Pak, aku boleh minta tolong tidak, aku pinjam uangnya ya dua puluh ribu. Buat bayar ojek, tas saya ketinggalan di mobil sekertaris Jo.... Boleh ya pak..." ucap Shaina.
"Saya nggak megang uang. Uang saya juga ada di tas di loker saya..." jawab Pak Puji.
"Oh ya ampun... Tolong ambil dong pak sebentar aja. Aku ditungguin tukang ojeknya..." ucap Shaina.
"Mbak..." panggil tukang ojek menghampiri Shaina di pintu lobby utama.
"Mana ongkosnya, mau bayar nggak sih....? Kalau nggak punya uang jangan ngojek dong, jalan kaki aja mending... " tanya tukang ojek terlihat kesal pada Shaina karena menunggu terlalu lama.
"I..iya sebentar ya ..." jawab Shaina.
"Pak Puji..tolong dong pinjami saya uang...'' ucap Shaina.
"Aduuh kamu ini.. kan saya sudah bilang dompet saya ada di tas di loker saya...." sahut pak puji.
"Ambil deh pak, sebentar..." ucap Shaina.
"Saya tidak bisa meninggalkan lobby, nanti kalau ada tamu saya tidak menyambutnya saya bisa kena tegur...." jawab pak Puji.
"Oh ya ampun ... Trus gimana dong...'' ucap Shaina.
"Gimana dong mbak, saya mau cari orderan lagi nih..." tukang ojek nampak bertambah kesal.
"Ada apa ini....?'' tanya seseorang dari arah belakang mereka.
Shaina dan yang lainnya pun menoleh.
"Pak tua...." ucap Shaina.
"Tuan..." pak Puji mengangguk ramah pada tuan Daniel.
"Ada apa ribut- ribut...?'' tanya tuan Daniel.
"Ini tuan, mbak ini naik ojek saya tapi tidak mau bayar, padahal saya sudah lama nunggu di sini...." jawab tukang ojek.
"Bu...bukan begitu...tapi tas saya ketinggalan..." sahut Shaina.
"Pak Puji... Pinjam uangnya sebenatar nanti kalau tasku sudah diambil aku kembalikan uangnya...." ucap Shaina.
"Berapa ongkosnya...?'' tanya tuan Daniel.
"Dua pulih ribu tuan..." jawab tukang ojek.
Tuan Daniel lalu mengambil dompetnya. Kemudian dia mengeluarkan satu lembar uang seratus ribuan.
"Ini... Kembaliannya buat kamu saja..." tuan Daniel memberikan uang kepada tukang ojek.
"Terima kasih tuan..." ucap tukang ojek.
"Sudah sana pergi... Enakkan kamu dapat tips banyak..." ucap Shaina kesal juga pada tukang ojek karena tadi menyalahkannya.
"Iya makasih ya mbak..." jawab tukang ojek lalu dia pergi .
"Pak tua..." ucap Shaina. Tuan Daniel menoleh ke arah Shaina.
"Hei Shaina... Jaga sopan santumu kamu tidak tahu kamu sedang bicara dengan...
" Kamu diam saja, saya dan gadis wonder women ini, sudah lama kenal..." tuan Daniela memotong ucapan pak Puji.
"Oh i..iya tuan..." jawab pak Puji.
"Gadis wonder women...?'' batin pak Puji menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Pak tua... Nanti uangnya saya ganti ya..." ucap Shaina.
"Tidak usah..." jawab tuan Daniel.
"Tapi pak tua, saya tidak mau punya hutang..." sahut Shaina.
"Saya tidak menghitungnya sebagai hutang..." jawab tuan Daniel.
"Beneran pak tua...? Terima kasih ya..." ucap Shaina.
"Iya, sudah sana kamu kembali bekerja..." sahut tuan Daniel.
"Oh iya ya ampun... Habis ini aku pasti kena hukuman lagi ini sama tuan menyebalkan itu..." Shaina menepuk dahinya.
"Kenapa...?'' tanya tuan Daniel.
"Saya tadi telat kembali ke kantor gara- gara kejebak macet saat naik ojek.." jawab Shaina lesu.
Tuan Daniel menggeleng- gelengkan kepalanya.
"Ya sudah, cepat kembali ke ruang kerjamu sana ..." ucap tuan Daniel.
"Iya, terima kasih ya pak tua..." ucap Shaina kemudian bergegas lari menuju lift.
Tuan Daniel lalu mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.
"Dengarkan papa...jangan berani kamu menghukum gadis wonder women. Kau mengerti...?'' ucap tuan Daniel lalu mematikan sambungan telponnya.
Bersambung....
ta ttp aja jadi gosip orang ga ada yg tau kalau kamu mudah berpisah hemmmmm memang 1/2 ons susah ga mau upgrade 😂😂
ini juga tuan saga aja yg masih stuck di 1/2 ons 🤦🤦🤦
Dih dulu nolak Sekarang cemburu Thania...Thania..
Alur ceritanya bagus dan konfliknya tidak begitu terlalu rumit...
pemilihan kosakata sangat baik dan mudah untuk dipahami...
terimakasih buat kk othor,
semoga sukses ❤️
eh, sekarang dia yg cemburu sagara dekat dengan shania .. tapi kalau memang sagara mulai ada rasa dengan shania, segeralah urus perceraian resmimu dengan thania biar dia nyesek telah menolak dirimu.