Kembali Ke Masa Lalu

 Nyala Kedua Sang Fajar

Ada masa lalu, yang dingin membeku,

Jatuh terhempas, serpihan asa di tanah.

Luka menganga, bayangan kelabu,

Membuat langkah ini terasa gundah.

Namun di dasar jurang, sunyi dan gelap,

Sebuah bisikan kecil mulai menyala.

Bukan untuk menyerah, bukan untuk terlelap,

Tapi untuk mencari, kekuatan yang tersisa.

Perlahan, kau genggam retaknya diri,

Merangkai kembali, dengan tangan yang gemetar.

Menghapus air mata, menepis sepi,

Mencari cahaya di balik tirai yang pudar.

Lihatlah kini! Kau berdiri tegak perkasa,

Luka itu telah menjadi guratan pengalaman.

Kau bukan lagi yang dulu, penuh duka,

Kau adalah pemenang, dari perjuangan kebangkitan.

Senyum ini merekah, bukan karena mudah,

Tapi karena berhasil melewati badai yang kejam.

Pencapaian terindah, bukan tanpa masalah,

Namun saat jiwa menemukan kembali nyala.

Ini bukan akhir, tapi awal yang megah,

Selamat datang, pada dirimu yang baru.

Kau telah berhasil, berdiri dan melangkah,

Menggenggam fajar, yang menyinari haru.

(Puisi dari Gemini Al)

"Selamat Suami ku kamu telah berhasil.. " sang istri begitu sangat bahagia atas pencapaian sang suami.

Kini mereka akan segera bisa terbebas.. mereka akan segera bertemu dengan putri mereka.

Mereka akan segera mengungkapkan kejahatan orang-orang licik itu, dan mereka akan terus berjuang agar semua nya benar-benar terwujud.

"Aku berhasil Istri ku.. " sang suami memeluk tubuh sang istri penuh haru.

"Yah Suami ku, kamu berhasil" sang istri balas memeluk tubuh sang suami.

" Aku jadi tak sabar.. aku ingin segera bertemu dengan Putri kita" sang istri sudah begitu sangat merindukan putri mereka.

"Bersabar lah sedikit lagi, kita tak bisa langsung keluar dari tempat ini.. penjagaan disini begitu ketat kita harus menunggu waktu yang tepat" sang suami tak ingin tergesa-gesa hingga akhirnya mereka akan berakhir ketahuan.

"Maafkan aku Suami ku, aku menjadi tak sabaran seperti ini.. " sang istri merasa tak enak karna dia selalu saja bersikap impulsif.

"Tidak apa-apa Istri ku.. aku mengerti" sang istri seperti itu karna memang sudah begitu sangat merindukan putri mereka, jadi sang suami memahami perasaan istri nya itu.

"Lalu sekarang apa yang harus kita lakukan??" memulai rencana adalah jalan pertama mereka, jadi sang istri menanyakan tentang rencana selanjutnya.

"Kita lakukan ini... " sepasang suami istri itu terus mengobrol untuk membicarakan rencana mereka, dan mereka tak ingin rencana mereka gagal.

maka mereka merencanakan nya dengan begitu teliti, penuh pertimbangan, dan penuh ketelitian.

………………………………………………

Hati yang Tak Tenang

Di malam hari, mata sulit terpejam,

Bukan karena terang, tapi hati yang ramai.

Ada rasa takut, kecil dan tajam,

Datang tiba-tiba, membuatku tak nyaman.

Kepala ini penuh, seperti awan mendung,

Banyak pikiran berputar, tak bisa diam.

Aku ingin tenang, seperti air di kolam bening,

Tapi hati terus berdetak, keras dan seram.

Aku berjalan pelan, tak tahu mau ke mana,

Mencari tempat, di mana cemas menghilang.

Rasa ini seperti anak kecil yang meronta,

Minta diperhatikan, minta diberi pegangan.

Kapan ini akan berakhir? Aku tak tahu.

Hanya bisa menunggu, sambil menarik napas.

Semoga esok hari, rasa gelisahku layu,

Dan hatiku kembali damai, tanpa batas.

(Puisi tetap dari Gemini Al, kenapa Mak ngambil puisi dari Gemini Al?? karna Mak gak bisa buat puisi tau🤧😅)

"Nona.. mata anda kenapa seperti mata panda?? Ciko terkejut dengan penampilan sang nona, karna kini di mata Ciara terdapat lingkaran hitam begitu dengan jelas terlihat.

"Kau tau Ciko!! semalam aku tidak bisa tidur" Ciara menjatuhkan dirinya di atas ranjang empuk nya.

"Ada apa Nona? apa ada sesuatu yang mengganggu Nona?" Ciko melompat keluar dari cincin ruang ajaib nya, dan kini duduk manis di samping Ciara.



Gambar dari pinterest.

"Aku tak tau pasti karna apa Ciko.. tapi yang jelas aku sangat merindukan Ibu dan Ayah, entah kenapa juga semalaman aku terus memikirkan mereka" biasa nya Ciara tak terlalu serindu ini, tapi malam tadi semua tentang orang tua nya terus melayang-layang dalam pikiran nya.

Hingga Ciara tak dapat tertidur, yang akhirnya dia begadang sampai saat ini.

"Mungkin mereka juga sedang merindukan Nona.. " hanya jawaban itu saja yang keluar dari bibir Ciko.

"Orang meninggal memang bisa merindukan orang hidup??" Ciara merasa jawaban Ciko itu tak masuk akal.

"Hm.. aku tau mereka juga sangat merindukan Nona" Ciko tersenyum misterius.

"Kalau begitu.. semoga mereka tau, kalau aku juga sangat merindukan mereka" setuju dengan ucapan Ciko juga bukan pilihan sulit, dan Ciara berharap semoga ucapan Ciko benar.

"Nona aku yakin suatu saat rasa rindu Nona akan terobati" Ciko memberikan semangat nya pada Ciara.

"Kau ini.. itu tidak mungkin Ciko" karna menurut Ciara mana bisa bertemu kembali dengan orang yang telah meninggal.

"Di dunia ini tak ada yang tidak mungkin Nona" karna Ciko yakin kerinduan Ciara akan terobati.

"Benar juga apa kata mu.. hah.. semoga saja semua ucapan mu itu nyata Ciko" suatu kebahagiaan besar untuk Ciara jika semuanya terwujud.

……………………………………………

"Pangeran di depan ada Pangeran Yasha, dia meminta untuk bertemu dengan anda" salah satu pengawal Pangeran Jordan datang melapor.

"Biarkan dia masuk.. " meski heran atas kunjungan Pangeran Yasha Pangeran Jordan tetap memberikan nya ijin untuk masuk.

"Selamat pagi Kakak?" sapa Pangeran Yasha pada Pangeran Jordan.

"Hm.. ada hal apa hingga kau datang mengunjungi ku?" Pangeran Jordan tak pernah memanggil Pangeran Yasha dengan sebutan adik.

"Maaf Kakak aku telah mengganggu mu.. hanya saja aku ingin minum teh bersama mu" Pangeran Yasha mengerti mengapa Pangeran Jordan sikap nya dingin.

Pangeran Yasha tau semua jawaban nya, tapi dia tak mau mengambil pusing semua itu.

Dan jika suatu saat Pangeran Jordan mendapatkan bukti atas kejahatan Ibu nya, maka dengan pasrah Pangeran Yasha akan menerima semua hukuman yang di berikan.

"Apa kita sedekat itu??" sedikit pun Pangeran Jordan tak memberikan sikap lembut layaknya seorang kakak.

"Kita memang tidak dekat, tapi setidaknya kita harus menunjukkan pada orang-orang jika kita adalah saudara" sikap dingin Pangeran Jordan bukanlah hal yang asing untuk Pangeran Yasha.

"Kau dan Ibu mu memang pandai bersandiwara" mendengar ucapan Pangeran Yasha Pangeran Jordan jadi mengingat perlakuan selir agung.

"Kakak aku tau kau tak menyukai ku.. tapi bisa kah kau jangan samakan aku dengan wanita itu??" jika Pangeran Yasha boleh menawarkan.. maka dia tak ingin mendapatkan Ibu seperti Ibu nya itu.

Pangeran Jordan menyeringai saat mendengar penolakan Pangeran Yasha kepada Ibu nya sendiri.

Pangeran Jordan tau, jika Pangeran Yasha telah mengetahui semua perbuatan Ibu tercinta nya.

"Lalu kau ingin di samakan dengan siapa?? apakah aku harus menyamakan mu dengan Ayahanda?? jangan harap"

Yah.. bersambung.