Safira, anak kecil yang harus menerima kenyataan kalau orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan, dia yang baru berusia dua tahun di titipkan mendiang ayahnya pada sahabatnya Hendra.
Masa kecilnya di penuhi dengan kebahagiaan, sampai usia remajanya dia menemukan banyak hal dalam hidupnya. Cinta, pengorbanan dan juga kesedihan.
Mampukah dia bahagia dengan banyak pilihan sulit dalam hidupnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hana kembali?
Malam hari di kediaman Adiwinata, Vania sedang membersihkan ikan gurame pesanan Safira untuk bekal sekolah besok untuk disimpan di kulkas. Safira meminta di ajari memasak gurame asam manis dan ikan guramenya dia ambil dari kolam ikan dekat gazebo samping.
"Fira yakin tadi sudah minta izin sama papa?" Tanya Vandra yang merasa curiga karena biasanya Hendra tak akan membiarkan ikan gurame peliharaannya di pancing siapapun.
"Iya Abang, kan tadi Fira telepon papa pake ponselnya mama" jawab Safira yang sedang memperhatikan Vania dan Tari yang sedang membersihkan ikan dan memisahkan dagingnya untuk diolah besok.
"Fira bilang apa sama papa?" Tanya Vandra penasaran
"Fira bilang kalau ikan gurame papa mati tiga ekor dan harus di angkat dari kolam" jawab Safira cuek sambil masih memperhatikan Vania
"Fira bohong sama papa?" Tanya Vania berhenti sejenak dan menatap Safira serius
"Fira nggak bohong mama, itu kan ikannya memang mati tiga ekor" jawab Safira polos sambil menunjuk ikan gurame yang sedang di bersihkan Tari
Vania hanya bisa menghela nafas panjang sambil menatap Vandra memelas sementara yang di tatap hanya cengengesan saja.
"Lain kali jangan begitu ya sayang" pinta Vania mengusap kepala Safira
"Nggak apa apa ma, nanti Fira ganti ikan papa sama ikannya om Angga" jawab Safira tersenyum
"Memangnya om Angga mau ngasih si Popo ke Fira?" Tanya Vandra meledek
"Kata om Angga apapun buat calon menantu om pasti di kasih" jawab Safira polos "memangnya menantu itu apa ma?" Tanya Safira lagi dengan tatapan polos
Vandra menepuk jidatnya sedangkan Vania kembali menghela nafas panjang dan Tari berusaha menahan tawanya melihat kepolosan Safira.
.....................
Keesokan paginya ternyata ikan yang dijanjikan Angga memang dikirim langsung ke kediaman Adiwinata, bahkan lengkap dengan akuariumnya.
"Maaf pak ini dari siapa ya?" Tanya Hendra yang kaget pagi pagi sudah kedatangan orang yang mengantar ikan
"Ini dari pak Angga pak, untuk nona Safira katanya" jawab orang yang diberi tugas mengantarkan ikan tersebut. Hendra masih bengong karena tidak tahu kalau Angga memberikan ikan untuk Safira.
"Ini disimpan dimana ya pak?" Tanya orang suruhan Angga
"Popo" pekik Safira yang sudah turun bersama Vandra dan Vania
"Ini gimana ma?" Tanya Hendra bingung
"Disimpan di ruang keluarga aja pa, yang dekat lorong ke gazebo samping, disana kan ada sudut yang kosong" ucap Vania dan disetujui Hendra
"Ini ko papa nggak tahu ya si Angga mau ngasih ikan?" Tanya Hendra masih shok karena dia tahu harga ikan itu tak main main.
"Iya pa, Safira yang minta si Popo sama om Angga" jawab Safira yang bahagia dengan peliharaan barunya
"Fira nggak maksa om Angga kan?" Tanya Hendra curiga
"Nggak ko pa, Fira cuma bilang mau pelihara Popo di rumah Fira dan Om Angga langsung kasih" jawab Safira polos
"Perasaan papa ko nggak enak ya ma" ucap Hendra melirik Vania dan Vania melirik ke arah Vandra
"Kalian tahu sesuatu kan?" Tanya Hendra memicingkan matanya ke arah Vania dan Vandra
"Harusnya papa tanya om Angga dong jangan curigain kita" jawab Vandra memalingkan wajahnya
"Sudah nanti lagi bahas ininya, sekarang ayo kita makan nanti kalian telat sekolah dan papa telat ke kantor" perintah Vania yang langsung menarik tangan Hendra
"Papa yang punya kantornya jadi bebas mau masuk jam berapa juga" ucap Hendra sombong
"Kebiasaan " balas Vandra sinis
.....................
Di sekolah Safira terlihat Sania dan Fahri sudah berada di ruang kelas mereka.
"Selamat pagi semuanya" sapa Safira kepada teman temannya
"Selamat pagi Fira" jawab semua teman temannya
"Fira ko tumben datangnya nggak bareng Sania?" Tanya Fahri yang berdiri di samping Sania yang sedang duduk
"Iya tadi Fira ngurus si Popo dulu" jawab Safira cuek
"Popo itu siapa?" Tanya Sania penasaran
"Popo itu ikan yang di kasih sama om Angga" jawab Safira antusias
"Wah Fira di kasih ikan sama om Angga? Kalau gitu nanti Sania juga minta ah" ucap Sania berbinar
"Iya Sania minta aja pasti di kasih" jawab Safira polos
"Fira mana teman kamu yang mau di kenalin ke aku?" Tanya Fahri tiba tiba
"Eh Fira pikir Fahri udah lupa hehe" jawab Safira cengengesan
"Tuh kan kamu pasti yang lupa" ketus Fahri memalingkan wajahnya kesal
"Maaf Fahri, nanti pulang sekolah Fira kenalin ya soalnya dia nggak ada disini" bujuk Safira tersenyum manis
"Nggak usah senyum senyum begitu" ketus Fahri
"Memangnya kenapa?" Tanya Safira polos
"Nanti aku culik kamu dan aku kurung di kandang harimau" jawab Fahri asal
"Ish Fahri jahat" desis Sania menjewer telinga Fahri
"Awws.... Sania!" Pekik Fahri
"Lagian Fahri nakal jadi di jewer Sania deh hahaha" balas Safira tertawa puas
.....................
Sementara itu di perusahaan Adiwinata grup Hendra sedang menelepon sahabatnya Angga
"Lo ada niat apa ngasih Safira ikan Lo yang harganya murah itu?" Tanya Hendra pada Angga di sambungan telepon
"Nggak ada niat apa apa ko DRA... Lo suudzon aja Ama gue" jawab Angga terkekeh
"Awas ya kalo Lo macam macam Ama anak gue" ancam Hendra dengan ketus
"Nggak macam macam paling cuma satu macam aja, jadiin dia mantu gue" jawab Angga tertawa puas
"Siap siap Lo di hajar si Hesa kalau gitu" ucap Hendra terkekeh
"Lagian Lo main setuju aja, gue juga kan mau menantu kaya Safira" keluh Angga serius
"Mau gimana lagi, toh dia duluan minta izin ke gue" jawab Hendra enteng
"Oh iya DRA, gue mau peringatin Lo supaya hati hati sama si Hana" ucap Angga serius
"Hana yang mana ya? Yang teman SMA kita bukan?" Tanya Hendra penasaran
"Iya Hana yang itu, yang dulu sempat deketin Lo waktu sekolah" jawab Angga mengingatkan
"Emangnya kenapa?" Tanya Hendra bingung
"Kata Dela, kemarin dia ketemu Hana dan sekarang dia jadi janda, kemungkinan besar dia bakal deketin Lo lagi soalnya dia banyak tanya soal Lo dan keluarga Lo ke Dela" jawab Angga serius. Dia khawatir jika sampai Hana mengganggu rumah tangga sahabatnya
"Mungkin dia cuma kebetulan nanya aja Ngga" jawab Hendra yang tak mau berfikiran negatif
"Dela bilang si Hana juga mau ngelamar pekerjaan di kantor Lo DRA" ucap Angga lagi
"Oh ya.. coba nanti gue cek di bagian HRD soalnya kemarin memang buka lowongan pekerjaan di bagian marketing" ucap Hendra yang mulai khawatir
"Ya udah Lo langsung cek deh jangan sampe dia keburu di terima di perusahaan Lo dan bikin masalah" balas Angga memberi saran
"Iya Ngga, makasih infonya gue bakal langsung cek, udah dulu ya assalamu'alaikum" pamit Hendra kepada Angga
"Iya.. wa'alaikumussalam" jawab Angga
"Sam.. Lo tolong cek ke bagian HRD dan tanyakan apa wawancara calon karyawan baru sudah di mulai atau belum?" Pinta Hendra pada Samuel yang memang ruangannya berada satu ruangan dengan Hendra
"Memangnya kenapa DRA?" Tanya Samuel penasaran terlebih tadi dia mendengar nama Hana yang disebutkan Hendra saat ditelepon Angga.
"Kata Angga si Hana melamar pekerjaan di kantor kita, jadi gue mau antisipasi aja jangan sampe dia di terima disini" jawab Hendra serius
"Ya udah gue langsung cek kesana, kalau di telepon kadang responnya suka lambat" jawab Samuel langsung beranjak dari kursinya dan keluar
"Jangan sampai dia ganggu Vania lagi, kalau sampai itu terjadi bisa bahaya, Vania bakal pergi dari gue" gumam Hendra dengan raut wajah serius
....................
"Van Lo bisa baca ayat ayat rukiah ngak?" Tanya Dani serius. Saat ini Vandra dan teman temannya sedang berada di kantin.
"Memangnya kenapa Dan?" Tanya Rayyan khawatir
"Ada yang kesurupan?" tanya Lila serius dan ketakutan
"Ih Dani jangan nakut nakutin" kesal Isabella memukul lengan Dani
"Om Adrian sama papa gue yang bisa" jawab Vandra yang baru selesai makan
"Buat apa memangnya?" Tanya Vandra mengernyitkan alisnya
"Tuh buat temen Lo si Gara sama Raka" tunjuk Dani pada Sagara dan Raka yang dari tadi cuma tersenyum sambil menciumi kalung pemberian Safira dan Sania
Seketika kantin dipenuhi dengan gelak tawa para siswa yang mendengar percakapan mereka.
"Makan Lo keburu masuk" ketus Dani menepuk bahu Sagara dan Raka
"Gue udah kenyang" jawab Raka yang seperti baru jatuh cinta
"Mana makanan gue?" Tanya Sagara menarik kotak bekal Vandra dan mulai makan
"Kalian udah kaya orang stress tau nggak?" Ucap Rayyan terlihat malas
"Harap di maklum Yan" balas Vandra terkekeh
"Kalau Sagara sih gue ngerti dia baru ngerasain jatuh cinta, lah ini si Raka kan udah sering pacaran dia" jawab Dani heran
"Ini juga pertama buat gue dan" jawab Raka tersenyum bahagia
"Iya kah?" Tanya Lila polos
"Iya Lila cantik" jawab Raka tersenyum
"Aisyah ko belum kesini, katanya mau ke toilet sebentar tapi sampai sekarang belum kesini" ucap Isabella yang terus melihat area kantin
"Tanya Leni aja, tadi Aisyah ke toilet bareng Leni" saran Lila dan kebetulan Leni ada di dekat mereka di bangku sebelah.
"Len... Kamu tadi bareng Aisyah kan? Ko dia belum kesini?" Tanya Lila
"Iya tadi bareng, tapi dia di ajak makan di kelas sama kak Kevin" jawab Leni sambil meminum es bobanya
"Oh terima kasih ya" ucap Isabella dan diangguki Leni
"Dipepet terus si Ais kayanya" celetuk Raka
"Bukannya kalau perempuan terlalu di kejar justru malah nggak suka ya?" Tanya Rayyan serius
"Kalau Lila sih nggak suka tapi nggak tahu kalau Aisyah" jawab Lila cemberut
"Aisyah itu tipe orang yang nggak enakan jadi pasti kak Kevin manfaatin itu" kata Dani sambil menatap Vandra serius
"Aisyah juga pasti sedang memastikan perasaannya ke kak Kevin" ucap Vandra menunduk
"Kamu nggak keberatan Van?" Tanya Rayyan mengusap bahu Rayyan
"Itu perasaan Ais Yan, dan gue nggak bisa maksa perasaan dia, gue cuma bisa memperlihatkan ketulusan gue ke dia" jawab Vandra tersenyum kecut
"Aisyah itu masih labil karena umurnya juga masih di bawah kita, jadi dia belum bisa tahu tentang cinta atau cuma rasa suka" ucap Sagara sambil mengusap kalungnya
"Emangnya Lo udah yakin Lo cinta sama Safira?" Tanya Raka meragukan
"Gue bisa pastikan dan gue yakin gue cinta dan sayang sama Safira Anindya Adiwinata dan akan gue pertahankan perasaan ini Sampai gue mati" tegas Sagara berdiri dengan penuh keyakinan
"Bagus, ayo duduk dan lanjutin makan lo nggak usah lebay" pinta Vandra menarik tangan Sagara yang sudah masuk mode bucin.
"Ko aku jadi rindu Sagara mode kulkas ya" keluh Rayyan lesu
"Sabar nunggu dia patah hati baru Lo bisa lihat kulkasnya lagi" bujuk Dani so bijak
"Jangan do'ain gue yang jelek jelek Dan" sinis Sagara memukul bahu Dani
"Hehe maaf keceplosan" jawab Dani cengengesan
"Gue juga mau berusaha ngejar restu om Adrian" ungkap Raka tersenyum ke arah Rayyan
"Katanya kemarin sore kamu ke rumah Rayyan ya?" Tanya Isabella
"Iya dia kemarin ke rumah pake bawa bunga segala lagi" cibir Rayyan menatap Raka sinis
"Terus Lo dapat restu om Adrian?" Tanya Vandra
"Om Adrian bilang, gue harus bisa hafal Al-Qur'an minimal 15 juz dulu baru di restuin" Jawa Raka lesu
"Masuk pesantren aja ka, biar gampang hafalinnya" kekeh Sagara meledek Raka
"Gue akan berusaha buat hafalinnya" jawab Raka serius
"Lo tahu nggak sebenarnya om Adrian bukan cuma nyuruh Lo buat hafalin Al Qur'an doang tapi juga nyuruh Lo belajar sabar dan ikhlas" kata vandra memberi pengertian
"Ko bisa gitu?" Tanya Raka bingung
"Iya lah.. belajar itu kan pasti lama dan untuk mencapainya Lo butuh kesabaran dan keikhlasan juga, nah itu sebenarnya yang lagi Om Adrian terapkan ke Lo" jawab Vandra panjang lebar
"Jadi kalau gue berhasil, berarti om Adrian bakal restuin gue dong?" Tanya Raka dan diangguki Vandra
"Nggak salah gue temenan sama Lo Van, memang lelaki idaman sekali sahabat gue ini" ucap Raka memeluk Vandra tulus
"Sorry gue masih normal" celetuk Vandra mendorong Raka agar menjauh dan menjadi bahan tertawaan teman temannya.
ga kaleng2 group dragon punya kuasa klo ada yg main sm keluarga group dragon pasti akan habis
tp syamg irsyad nya uda ga ada yinggal safira aja
jodohnya ga jauh2
bikin ade aja semia nya biar adiil
saingan. berat sagata
vandra atau siap ya js Ppenasaran