Dark romance dewasa.
Ayahnya yang seorang Adipati, difitnah dan seluruh keluarganya Kirana dibunuh. Kirana berhasil meloloskan diri dari maut bersama dayang kesayangannya yang bernama dayang Sumi. Di dalam pelariannya, Kirana singgah di Dukuh Seti dan Kirana secara tidak sengaja menyembuhkan seorang wanita di dukuh Seti. Wanita itu ternyata seorang ronggeng. Kirana akhirnya tinggal bersama ronggeng itu dan terpilih jadi ronggeng selanjutnya. Kirana terpaksa bersedia karena jika menjadi ronggeng dia diijinkan masuk ke pendopo agung. Dia ingin membunuh orang pertama yang memfitnah ayahnya dan orang itu tinggal di pendopo agung. Namun, dia justru dikejutkan dengan adanya penggerebekan dan dia menjadi tawanannya Mahapatih Lingga yang dingin dan kejam. Bagaimana nasib Kirana selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Harus Selamat
Kirana terbangun di kamar asing. Kamar yang belum pernah dia lihat dan refleks merosot turun dari ranjang setelah sadar sepenuhnya bahwa kamar itu bukan kamarnya. Perempuan cantik itu terhenyak kaget saat menemukan dirinya tidak terbalut sehelai kain pun. Lalu, perempuan cantik itu menarik selimut dan membalutkan selimut itu ke tubuhnya dengan cepat.
Kirana lalu terduduk di tepi ranjang dan bergumam, "Aku di mana? Kamar siapa ini?"
Bayangan semalam menyergap angan Kirana. "Sial! Aku melayani Mahapatih b*j*ng*n itu lagi. Pantas aku merasa pegal, lelah, dan ngantuk sekali. Lalu di mana dia? kenapa dia membawaku ke sini?"
Kirana menegakkan punggungnya saat ia mendengar suara pintu dibuka dan bangkit berdiri dengan sikap waspada saat dia mendengar suara langkah kaki orang.
"Sudah bangun?" Ucap Lingga sambil meletakkan makanan di atas meja.
"Kenapa kamu membawaku ke sini?" Bentak Kirana.
"Kamu ingin aku bertanggung jawab dengan benar, kan? Aku sudah menikahi kamu setelah pergulatan kita yang sangat liar biasa kemarin jadi aku membawa kamu ke rumah rahasiaku ini karena kamu adalah istriku"
"Kamu gila! Lalu bagaimana dengan Putra Mahkota dan rencana balas dendam kita?"
"Kamu menggoda aku lagi?" Lingga menyeringai senang dan matanya turun perlahan dari wajah cantiknya Kirana ke pundak tereksposnya Kirana lalu berhenti lama di dada perempuan cantik itu.
Pletak! Sendok melayang ke kepala Lingga. Lingga mengernyit sakit karena terlalu terpesona melihat tubuh perempuan yang ia cintai hanya dibalut selimut ia terlambat menghindar.
"Salah sendiri. Aku bicara serius kamu malah bercanda. Dasar mesum!" Kirana memeluk dirinya sendiri.
"Hahahahaha!"
"Ka....kamu tertawa?"
"Kau lupa bahwa kemarin malam kau juga mesum"
"A.....aku?"
Lingga menganggukkan kepala dengan tawa lebar.
"Aku mesum?" Kirana menepuk bahu Lingga dan melotot.
"Hmm! Lihat nih di leherku di dadaku ada tanda merah kepemilikan darimu"
Wajah Kirana sontak merah seperti udang rebus dsn mulutnya ternganga tidak percaya melihat ada banyak tanda merah di leher dan dada laki-laki tampan di depannya itu.
"Hahahaha! Kamu lucu kalau merona seperti itu dan aku akan hadiahi kamu ciuman" Lingga mengecup bibir Kirana dan kembali tertawa lebar saat perempuan yang sangat ia cintai itu mengerucutkan bibirnya dan menepuk dadanya terus menerus.
Lingga kemudian menggenggam dan menahan tangan Kirana lalu memeluk pinggang ramping perempuan cantik dan berkata, "Jingga ingin membuatku mati di tempat tidur. Untungnya aku bisa bergegas menemui kamu dan kamu sudah menyelamatkan aku dari maut. Aku membawamu ke sini karena Jingga mengutus orang untuk membunuh kamu. Di sini kamu aman"
"Membunuhku? Jingga? Siapa Jingga?"
"Jingga istri pertamaku"
Kirana mengerucutkan bibirnya.
"Hahahahaha!" Lingga mengusap pucuk hidung Kirana.
"Kenapa kamu tertawa?"
"Kamu ternyata lebih lucu kalau cemburu"
"Cem.....cemburu? Siapa yang cembu.... hmpppth" Bibir Kirana dipagut bibir Lingga dan perempuan cantik itu tidak bisa meneruskan ucapannya.
Lingga bergegas melepas pagutannya agar dia tidak hilang kendali lagi atas hasratnya.
Lingga memeluk erat Kirana untuk meredam gairahnya lalu berkata di atas pucuk kepalanya Kirana, "Kamu diam saja di sini! Bibi kesayangan kamu dan anak laki-laki yang selalu memanggil kakak sudah ada di sini. Mereka akan menemani kamu sementara aku memimpin pemberontakan. Ayah mertuaku, ibu tiriku, adik tiriku, Paman kamu dan terakhir ayahku sendiri akan aku gulingkan"
Kirana mendongak, "Secepat ini?"
"Aku akan balaskan dendam kita dan kamu berdiam saja sendiri karena kamu tidak bisa membunuh orang, kan?"
"Tapi, aku bisa melakukannya dengan keris kamu"
"Tidak! Sudah cukup aku melihat kamu meliuk liar bersama kerisku. Aku tidak sanggup melihat kamu berada di dalam bahaya lagi" Lingga mengusap pipi Kirana.
Kirana menghela napas panjang lalu berkata, "Kamu harus pulang dengan selamat. Aku tidak mau kamu terluka karena aku mencin......."
"Ssstttt!" Lingga meletakkan jari telunjuknya di bibir Kirana, "Jangan katakan itu sekarang! Katakan nanti saat aku pulang"
Kirana tersenyum dan menganggukkan kepalanya lalu berkata, "Baiklah. Kamu harus pulang dengan selamat kalau begitu"
"Pasti. Aku pasti pulang dengan selamat karena aku ingin mendengar kata itu dari bibir manis kamu" Lingga kembali memagut bibir perempuan cantik pujaan hatinya itu.
😄