perjalanan seorang anak yatim yang berusaha menjadi pendekar untuk membalaskan dendam atas kematian pamannya karena perampokan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tantri Anak Ki ludira
" Kamu tak terluka nak Arya,?" tanya ibu Tantri dengan nada khawatir, Arya tersenyum hatinya merasa hangat dengan perhatian si ibu.
" aku tak apa apa ibu, mari kita coba menyelaraskan energi yang kacau di tubuh ibu" sahut Arya ,ia menggenggam suling Naga di tangan nya ,
" tahan Bu" ucap Arya saat akan memulai pengobatan .
tuk
tuk
tuk
tuk
tuk
Tangan Arya bergerak cepat menotok beberapa urat nadi untuk membalikan arus tenaga di tubuh ibunya Tantri .
Arrrgh
aaaaah
sssssh
Ibu Tantri menjerit dan mendesah pelan saat aliran energinya di putar balik perlahan oleh Arya
Tantri menatap sambil berdoa agar sang ibu di beri kesembuhan .
Tuk
Tuk
Tuk
Arya kembali menotok jalan darah di tiga titik .
aaargh
sssssh
Ibu nya Tantri menjerit perlahan, namun tak lama ia mendesah, saat aliran hangat mengalir di sekujur tubuhnya membuat perasaan nyaman.
Tak lama , ia membuka mata, ia mengurut urut kakinya karena terasa kebas
perlahan ia turun dan melangkah pelan Tantri berjaga di sisinya
langkah pertama kalinya limbung, dan hampir jatuh , namun Tantri dengan sigap membantu.
setalah beberapa langkah ia kini mulai terbiasa, ia mencoba mengerahkan ilmu tenaga dalamnya ke seluruh badan .
" aku sembuh, dan tenaga dalamku tak hilang " ucap ibunya Tantri terharu,
" terima kasih nak" ucap ibu itu tulus , Arya mengangguk dan beristirahat sejenak
" ibu jangan di lanjutkan latihan yang kemari, ini pakai latihan ini aja" ucap Arya sambil menyerahkan selembar kitab tipis, kitab latihan tenaga dalam untuk wanita, Arya menemukan itu di cincin sihir dari sang guru.
" apa aku bisa berlatih juga kak?" tanya Tantri berbinar,
" bisa , sini kak Arya bukakan simpul nya agar kamu bisa berlatih dengan lebih cepat " ucap Arya ,ia menyuruh Tantri duduk memunggunginya
tuk
tuk
tuk
Arya menotok tiga tempat , di a di bahu kanan dan kiri satu di tengah punggung di antara kedua tempat yang ia totok jalan darahnya
Tantri merasa satu kekuatan besar merembes dan masuk ke dalam tubuhnya lewat tangan Arya . Setelah beberapa menit Arya menyudahi penyaluran tenaga dalam nya , karena bila di teruskan maka tubuh Tantri tak akan kuat, Tantri harus melatih tubuhnya terlebih dulu untuk menerima lebih banyak penyaluran tenaga dari Arya, namun ia sudah memiliki tenaga dalam setara dengan 3 tahun latihan .
Kamu suka senjata apa ?" tanya Arya pada Tantri
" aku suka pedang kak" jawab Tantri , Arya mengeluarkan dua pedang satu agak panjang dan satu agak pendek, ia memberikan pedang pendek pada Tantri dan yang panjang pada ibu nya.
"Ini buat ibu , dan ini buat kamu" ucap Arya sambil memberikan pedang itu, Tantri berbinar mendapat pedang itu,
" terima kasih kak," ucap Tantri senang ,
" nah ini kita pedang nya, nanti minta bantuan ibu untuk belajar" kata Arya memberikan satu kitab berisi ilmu pedang .
" apa kamu ga rugi membagikan ini nak Arya?" tanya ibu Tantri
" ga kok Bu, cuma pesan saya kitab itu jangan sampai pindah tangan ,akan berbahaya bila jatuh ke tangan orang yang salah" Arya berkata dengan tersenyum
" baik kak, aku akan menjaga kitab itu dengan nyawaku!" seru tantri berjanji.
" oh iya Bu, desa Jati Luhur di mana??" tanya Arya teringat akan Ki ludira
" ini desa jati luhur nak Arya, memangnya kenapa?" tanya ibu Tantri penasaran
" ada keluarga yang saya cari di desa Jati Luhur Bu" jawab Arya .
" oh keluarga siapa ?" tanya ibu nya Tantri lagi
" keluarga Ki ludira, ibu Sundari " jawab Arya ,namun tak ada jawaban dari Tantri dan ibunya, saat Arya melihat keduanya menatapnya dengan pandangan menyelidik.
" siapa kamu sebenarnya,!? Dan apa hubungan mu dengan Ludira?" tanya ibu nya Tantri dengan tatapan menyelidik.
" aku muridnya Bu, aku di selamatkan oleh guru dari tangan Tapak merah " jawab Arya .
" katakan di mana kakang ludira sekarang !" tanya ibunya Tantri , tak sabar .
" guru tewas karena terkena racun tapak merah-
" apaaaaaa!"ibunya Tantri berteriak keras lalu pingsan.
" ibu, ibu ..." Tantri kaget melihat ibunya pingsan , ia menggoyang goyang tubuh ibunya namun tak bangun juga.
" biar aku yang menyadarkannya" ucap Arya sambil mendekat, ia menotok beberapa tempat
" ugh" perlahan ibu Tantri membuka matanya, namun sorot matanya mengandung kesedihan mendalam ,
" ibu kenapa?" tanya Tantri, kebingungan.
" ayahmu telah tiada nak, kakang ludira telah berpulang , hu hu hu" ibunya Tantri menangis , Arya terdiam ternyata Tantri anak Ki ludira gurunya sendiri.
" ibu, terima lah hormat muridmu" Arya bersimpuh di depan ibu Sundari istri gurunya .
" bangunlah nak, terima kasih kamu sudah mau menyampaikan berita tentang kakang ludira, tolong beritahu aku di mana kakang ludira di makamkan?" tanya ibu Sundari setelah berhasil menenangkan hatinya .
" guru saya makamkan di jurang kematian ibu, kamu terkurung di sana " jawab Arya memberitahukan.
" katanya di jurang kematian tak ada jalan keluar kenapa kamu bisa keluar?" tanya Bu Sundari heran.
" ada jalan tembus yang tak sengaja ku temukan Bu, dan aku bisa keluar dari sana , hanya saja penuh jebakan" sahut Arya memberitahukan tentang jalan masuk dan keluar jurang kematian.
" kamu bisa antarkan kamu ke sana!?" pinta Bu Sundari penuh harap,
" bisa Bu, tapi tidak sekarang, maaf ibu, aku sedang mencari teratai salju , baiknya ibu dan Tantri memperdalam ilmu pedang dan tenaga dalamnya dulu, nanti sepulang aku mendapatkan teratai salju kita pergi bersama sama" ucap Arya pelan karena tak enak hati menolak ajakan ibu gurunya untuk mengunjungi sang guru.
" ya aku mengerti, kalau begitu besok kita berlatih dengan giat sambil menunggu kepulangan kamu mencari teratai salju." ucap Bu Sundari yang memaklumi akan kesusahan Arya.
" Kak jangan dulu berangkat yah, ajari Tantri" pinta Tantri yang sekarang mulai menganggap Arya sebagai kakaknya
" iya , kakak juga akan mengajari kamu dulu sebelum berangkat , agar kamu bisa menjadi pendekar wanita " sahut Arya
" horeee" Tantri berteriak senang mendengar Arya akan mengajarinya secara langsung
Arya mengeluarkan beberapa barang peninggalan Ki ludira.
" ibu ini barang barang guru yang aku simpan" ucap Arya sambil menyerahkan beberapa kitab dan juga perhiasan yang ia sisihkan dari kotak perhiasan yang ia dapatkan .
" terima kasih nak" ucap Bu Sundari memandang kitab dan juga pedang milik suaminya.
" nah sekarang mau makan apa kita beli bahannya saja, nanti aku yang akan memasak," ucap Arya ,
" kamu beli saja bahannya nanti ibu yang memasak" ucap ibu sundari sambil tersenyum
" kalau begitu ayo kak kita ke desa sebelah , " aja Tantri senang , Arya mengangguk setelah berpamitan pada Bu Sundari mereka berdua melangkah menuju desa sebelah yang memiliki pasar yang lebih lengkap